Anda di halaman 1dari 8

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional yang bertujuan untuk

mengidentifikasi strategi koping dengan stres orang tua dengan anak retardasi mental

serta mengidentifikasi hubungan antara strategi koping dengan stres orang tua dengan

anak retardasi mental di SDLB Negeri 097707 Perumnas Batu VI Kecamatan Siantar

Kabupaten Simalungun.

3.2. Lokasi dan Waktu penelitian

3.2.1. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di SDLB Negeri 097707 Perumnas Batu VI

Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun. Lokasi ini dipilih karena sekolah ini

merupakan sekolah untuk mendidik anak retardasi mental dan di sekolah ini

mempunyai program pertemuan orang tua sebulan sekali sehingga memungkinkan

peneliti untuk memperoleh kemudahan dalam melakukan penelitian ini.

3.2.2. Waktu

Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan pada bulan Januari 2016

minggu ke III dan IV.

31
32

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah orang tua yang memiliki anak retardasi

mental yang berada di SDLB Negeri 097707 Perumnas Batu VI Kecamatan Siantar

Kabupaten Simalungun yang berjumlah 35 orang.

3.3.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang dijadikan subjek penelitian

(Notoatmodjo, 2005). Sampel diambil dengan cara menggunakan teknik Total

sampling yaitu semua populasi dijadikan sampel penelitian (Notoatmojo,2002).

Kriteria yang telah ditentukan untuk subjek penelitian adalah orang tua

dengan anak yang menderita retardasi mental, dapat berkomunikasi dalam bahasa

indonesia dengann baik, dan bersedia menjadi responden.

3.4. Defenisi Operasional

1. Strategi koping

Strategi koping yaitu usaha yang dilakukan orang tua dalam mengurangi atau

menghilangkan stres yang berfokus pada masalah dan emosi di SDLB Negeri 097707

Perumnas Batu VI Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun, Kategori strategi

koping yaitu adaptif dan maladaptif

2. Stres

Stres yaitu respon atau ketegangan secara psikologi yang berkaitan dengan

masalah-masalah yang dihadapi oleh orang tua dengan anak retardasi mental di
33

SDLB Negeri 097707 Perumnas Batu VI Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun.

kategori rendah, sedang, tinggi.

3. Anak Retardasi Mental

Anak yang mengalami gangguan perkembangan mental sehingga

mengakibatkankan gangguan interaksi sosial, komunikasi, serta adanya pola-pola

perilaku yang unik yang berada di SDLB Negeri 097707 Perumnas Batu VI

Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun

4. Orang Tua

Orang tua adalah ayah kandung atau ibu kandung yang mengasuh anak

retardasi mental yang berada di SDLB Negeri 097707 Perumnas Batu VI Kecamatan

Siantar Kabupaten Simalungun

3.5. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dibuat dalam bentuk

kuesioner. Pada bagian pertama instrumen penelitian ini berisi data demografi yang

meliputi usia, jenis kelamin, agama, suku bangsa, pendidikan terakhir, pekerjaan,

status perkawinan, jenis kelamin anak retardasi mental, usia anak, dan penghasilan

perbulan.

Bagian kedua instrumen dimodifikasi dari peneliti Ways of Copyng

Questionnaire (Folkman & Lazarus, 1988 dikutip dari Henderson, fogel, & Edwards,

2002) ddengan mengambil 2 pernyataan dari setiap skala pada Ways of Copyng
34

Questionnaire dan berdasarkan tinjauan pustaka.bagian instrumen ini berisi

pernyataan yang bertujuan untuk mengidentifikasi strategi koping yang digunakan

oleh orang tua dengan anak retardasi mental. Bagian ini terdiri dari 16 pernyataan

dengan menggunakan skala likert dimana disajikan dalam bentuk 4 pilihan alternatif

jawaban yang terdiri dari tidak dilakukan, jarang dilakukakan, dilakukan, sering

dilakukan. Bobot nilai yang diberikan bagi pernyataan positif untuk jawaban tidak

dilakukan (TD) = 0, jarang dilakukakan (JD) = 1, dilakukan (D) = 2, sering dilakukan

(SD) = 3. Sedangkan bagi pernyataan negatif untuk jawaban tidak dilakukan (TD) =

3, jarang dilakukakan (JD) = 2, dilakukan (D) = 1, sering dilakukan (SD) = 0.

Penilaian strategi koping pada orang tua dengan anak retardasi mental dalam

penelitian ini dikategorikan sebagai strategi koping adaptif dan maladaptif.

Kemudian untuk penilaian terendah yang mungkin dicapai adalah 0 dan nilai

tertinggi yang mungkin dicapai adalah 48.

Menurut sudjana (1992) untuk menghitung jumalah skor digunakan rumus

statistik

P= Rentang
Panjang kelas

Dimana P merupakan panjang kelas dengan rentang nilai tertinggi dikurangi

nilai terendah. Sehingga nilai rentang kelas 48 dan banyak kelas adalah 2 untuk

kategori adaptif dan maladaptif. Dengan menggunkan P=24 dan nilai terendah 0

sebagai batas bawah kelas interval pertama, dataa strategi koping orang tua dengan

anak retardasi mental dikategorikan atas kelas interval sebagai berikut :


35

0– 24 = strategi koping orang tua dengan anak retardasi mental maladaptif

25 – 48 = strategi koping orang tua dengan anak retardasi mental adaptif

Bagian ketiga instrumen berdasarkan tinjauan pustaka (Harowitz dan Simon,

2001). Bagian instrumen ini berisi pernnyataan untuk mengidentifikasi stres pada

orang tua dengan anak retardasi mental. Bagian ini terdiri dari 18 pernyataan dengan

bentuk skala likert. Bagian ini disajikan dalam bentuk pernyataan dengan 4 pilihan

alternatif jawaban yang tediri dari sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangaat tidak

setuju. Untuk pernyataan positif, bobot nilai yang diberikan untuk jawaban sangat

setuju (SS) = 1, setuju (S) = 2, tidak setuju (TS) = 3, sangat tidak setuju (STS) = 4.

Sedangkan untuk pernyataan negatif, bobot nilai yang diberikan untuk jawaban

sangat setuju = 4, setuju = 3, tidak setuju = 2, sangat tidak setuju = 1.

Penilaian stres pada orang tua dengan anak retardasi mental dalam penelitian

ini akan dikategorikan sebagai stres rendah, sedang, dan tinggi. Dimana nilai rentang

kelas sebesar 58 dan banyak kelas adalah 3 untuk kategori rendah, sedang, tinggi.

Dengan menggunakan P = 19 dan nilai terendah 18 sebagai batas bawah kelas

interval pertama. Data stres pada orang tua dengan anak retardasi mental

dikategorikan atas kelas interval sebagai berikut :

18 – 37 = stres orang tua dengan anak retardasi mental rendah

38 – 57 = stres orang tua dengan anak retardasi mental sedang

58 – 77 = stres orang tua dengan anak retardasi mental tinggi


36

3.6. Metode Pengumpulan Data

Tahapan Penelitian dilakukan dengan cara :

1. Rekomendasi izin penelitian dari STIKES SUMUT dan SDLB Negeri 097707

Perumnas Batu VI Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun.

2. Peneliti menentukan responden sesui dengan kriteria.

3. Menjelaskan pada responden tentang tujuan, manfaat dan proses pengisian

kuesioner. Calon responden yang bersedia diminta untuk menandatangani surat

persetujuan atau dengan memberikan persetujuan secara lisan atau verbal.

4. kemudian responden mengisi kuisioner yang difasilitasi oleh peneliti bila ada

pertanyaan yang tidak dipahami.

5. Peneliti mengumpulkan data untuk dianalisa.

3.7. Etika Penelitian

Peneliti memperkenalkan terlebih dahulu serta menjelaskan maksud dan

tujuan penelitian kepada responden. Jika responden bersedia, maka terlebih dahulu

harus menandatangani lembar persetujuan (informed consent) yang telah

dipersiapkan peneliti. Bila responden tidak bersedia menandatangani lembar

persetujuan maka responden dapat memberikan persetujuan secara lisan (verbal).

Responden berhak menolak ataupun mengundurkan diri selama proses penelitian

tanpa adanya tekanan. Peneliti tidak akan memaksa dan tetap meghormati haknya

sebagai responden.

Untuk menjaga kerahasiaan responden, peeneliti tidak akan mencantumkan

nama responden pada lembar pengumpulan data (kuesioner) yang diisi oleh
37

responden. Lembar tersebut hanya diberi nomor dan kode tertentu. Kerahasiaan

informasi yangg diberikan oleh responden dijamin oleh peneliti dan hanya digunakan

dalam penelitian ini

3.8. Pengolahan Teknik Analisa Data

Setelah semua data pada kuesioner terkumpul, maka dilakukan analisa

melalui beberapa tahap. Pertama mengecek kelengkapan identitas dan data responden

serta memastikan bahwa semua jawaban telah telah diisi. Dilanjutkan dengan.

menganalisis variabel independen (koping orang tua dengan anak retardasi mental)

dan variabel dependen (stres orang tua dengan anak retardasi mental) .

Untuk menganalisa hubungan antara dua variabel yaitu untuk melihat

hubungan antara strategi koping dan stres orang tua dengan anak retardasi mental

diuji dengan menggunkan uji statistik korelasi Spearmen’rho dengan menggunakan

sistem komputerisasi program SPSS yang ditampilkan dalam tabel hasil uji uji

interpretasi yang terdiri dari nilai r, nilai p dan arah korelasi. Nilai r

menginterpretasikan kekuatan hubungan dengan level 0,000 sampai dengan 1,000

Uji Spearmen dapat digunakan untuk uji korelasi antar variabel numerik dan

ordinal dan sebagai alternatif untuk uji numerik-numerik bila uji spearmen tidak

memenuhi syarat (Dahlan, 2004).


38

Tabel 3.1. Panduan interpretasi hasil uji hipotesis berdasarkan kekuatan korelasi
(Dahlan, 2004)

No Parameter Nilai Interpretasi


1 0,00-0,199 Sangat lemah
0,20-0,399 Lemah
Kekuatan
0,40-0,599 Sedang
korelasi (r)
0,60-0,799 Kuat
0,80-1,000 Sangat kuat
2 P< 0,05 Terdapat korelasi yang bermakna
antara dua variabel yang diuji
Nilai p p> 0,05 Tidak terdapat korelasi yang
bermakna antara dua variabel yang
diuji
3 + (positif) Searah, semakin besar nilai suatu
vriabel, semakin besar pula nilai
variabel lainnya.
Arah korelasi
-(negatif) Berlawanan arah, semakin besar bnilai
suatu variabel semakin kecil nilai
variabel lainnya.

Anda mungkin juga menyukai