Anda di halaman 1dari 15

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Otitis Eksterna

a. Pengertian

Otitis eksterna adalah suatu proses peradangan atau infeksi yang

terjadi pada canalis acusticus externus (liang telinga) (Lalwani, 2008).

Otitis eksterna disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, dan virus. Faktor

yang mempermudah terjadinya peradangan tersebut adalah perubahan pH

di liang telinga, yang biasanya normal atau asam. Bila pH menjadi basa,

proteksi terhadap infeksi menurun. Pada keadaan udara yang hangat dan

lembab, kuman dan jamur mudah tumbuh. Predisposisi otitis eksterna

yang lain ialah trauma ringan ketika mengorek telinga (Soepardi et al.,

2012).

b. Etiologi

Otitis eksterna disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, dan virus

(Soepardi et al., 2012; Lee, 2012) :

1) Bakteri : Paling sering yaitu Pseudomonas aeruginosa 20% – 60%

(terutama pada otitis eksterna maligna) dan Staphylococcus aureus

commit to user
5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id6

10% - 70%. Organisme lain yaitu spesies stafilokokus lainnya,

Microbacterium spp., Streptococcus pyogenes, Streptococcus

pneumoniae, Escherichia coli, Hemophilus influenzae, Kleibseila,

dan bakteri gram negatif lainnya.

2) Jamur : Candida albicans, Aspergillus niger, dan Aspergillus

versicolor. Otitis eksterna yang disebabkan jamur lebih sering terjadi

pada otitis eksterna kronis atau otitis eksterna akut setelah perawatan

menggunakan antibiotik topikal.

3) Virus : Herpes Simplex Virus (infeksi akut dan herpes zoster) dan

Varicella.

Faktor predisposisi otitis eksterna, yaitu (Sander, 2009) :

1) Struktur anatomis

Penimbunan serumen dapat diperberat oleh adanya susunan

anatomis berupa lekukan pada liang telinga.

2) Kelembaban lokal

Udara panas dan lembab memudahkan kuman bertambah

banyak.

3) Derajat keasaman (pH) liang telinga

pH basa mempermudah terjadinya otitis eksterna. pH asam

memproteksi terhadap kuman infeksi.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id7

4) Trauma mekanik

Trauma lokal dan ringan pada epitel liang telinga, misalnya

setelah mengorek telinga menggunakan cotton bud atau benda

lainnya.

5) Berenang dan terpapar air

Perubahan warna kulit liang telinga dapat terjadi setelah terkena

air. Hal ini disebabkan adanya bentuk lekukan pada liang telinga

sehingga menjadi media yang bagus untuk pertumbuhan bakteri.

Otitis eksterna sering disebut sebagai Swimmer’s ear.

6) Benda asing

Benda asing menyebabkan sumbatan pada liang telinga,

misalkan manik-manik, biji-bijian, serangga, dan kapas yang

tertinggal.

7) Bahan iritan (misalnya hair spray dan cat rambut).

8) Alergi

Alergi obat (antibiotik topikal dan antihistamin), metal (nikel),

dan dermatitis.

9) Penyakit psoriasis

10) Penyakit diabetes mellitus

11) Penyumbat telinga dan alat bantu dengar

Terutama jika alat tersebut tidak dibersihkan dengan baik.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id8

c. Klasifikasi

Otitis eksterna diklasifikasikan atas :

1) Otitis eksterna akut

Otitis eksterna akut dapat bersifat difus yaitu mengenai seluruh

kulit meatus eksternus atau hanya setempat sebagai furunkel (Ludman,

2012).

a) Otitis eksterna difus

Otitis eksterna difus merupakan otitis eksterna yang

mengenai kulit telinga dua pertiga dalam dengan kulit liang telinga

tampak hiperemis dan edema yang tidak jelas batasnya. Kuman

penyebabnya biasanya golongan Pseudomonas sp. Kuman lain

yang dapat sebagai penyebab ialah Staphylococcus albus,

Escherichia coli dan sebagainya (Soepardi et al., 2012).

Gejalanya adalah nyeri tekan tragus, liang telinga sangat

sempit, kadang kelenjar getah bening regional membesar dan nyeri

tekan, serta terdapat sekret yang berbau. Sekret ini tidak

mengandung lendir (musin) seperti sekret yang keluar dari kavum

timpani pada otitis media (Soepardi et al., 2012).

b) Otitis eksterna sirkumkripta (furunkel)

Furunkel merupakan suatu pembengkakan yang sangat sakit

(seperti bisul) yang terjadi di sepertiga luar liang telinga (Ludman,

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id9

2012). Hal ini karena kulit di sepertiga luar liang telinga

mengandung adneksa kulit, seperti folikel rambut, kelenjar

sebasea, dan kelenjar serumen, maka di tempat itu dapat terjadi

infeksi pada pilosebaseus. Kuman penyebab biasanya

Staphylococcus aureus atau Staphylococcus albus (Soepardi et al.,

2012).

Gejalanya ialah rasa nyeri yang hebat, tidak sesuai besar

bisul. Hal ini disebabkan karena kulit liang telinga tidak

mengandung jaringan longgar di bawahnya, sehingga rasa nyeri

timbul pada penekanan perikondrium. Rasa nyeri dapat juga

timbul spontan pada waktu membuka mulut (sendi

temporomandibula). Selain itu terdapat juga gangguan

pendengaran, bila furunkel besar dan menyumbat telinga (Soepardi

et al., 2012).

2) Otitis eksterna kronik

Otitis eksterna kronik adalah otitis eksterna yang tidak kunjung

sembuh atau terjadi inflamasi yang berlangsung lama yaitu lebih dari 3

bulan (Lalwani, 2008) dan ditandai dengan terbentuknya jaringan

parut (sikatriks) yang menyebabkan liang telinga menyempit

(Soepardi et al., 2012).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id10

d. Patofisiologi

Otitis eksterna adalah infeksi superfisial kulit pada liang telinga.

Proses yang terlibat dalam perkembangan otitis eksterna dapat dibagi ke

dalam empat kategori berikut (Waitzman, 2016):

1) Obstruksi (misalnya penumpukan serumen dan liang telinga sempit

atau berliku), yang mengakibatkan retensi air.

2) Tidak adanya serumen, yang mungkin terjadi akibat paparan air secara

berulang atau terlalu sering membersihkan telinga.

3) Trauma.

4) Perubahan pH saluran telinga.

Jika liang telinga lembab, dapat menyebabkan maserasi kulit dan

menjadi tempat yang baik bagi bakteri untuk berkembang biak. Hal ini

dapat terjadi setelah berenang (terutama air yang terkontaminasi) atau

mandi, maka dapat juga disebut Swimmer’s ears. Dapat juga terjadi pada

cuaca panas yang lembab. Trauma pada liang telinga memungkinkan

terjadinya invasi bakteri ke dalam kulit yang rusak. Hal ini sering terjadi

setelah membersihkan telinga dengan kapas, klip kertas, atau alat lain

yang bisa masuk ke dalam telinga (Waitzman, 2016).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id11

e. Manifestasi Klinis

Gejala otitis eksterna dapat bervariasi, tergantung keparahan

penyakit. Diagnosis klinis berupa adanya otalgia, otorrhea, telinga terasa

penuh, pruritus, nyeri saat palpasi, dan beragam derajat oklusi dari liang

telinga. Mungkin terdapat gangguan pendengaran yang dihasilkan dari

oklusi liang telinga oleh edema dan debris. Tanda otitis eksterna adalah

nyeri pada daun telinga, eritema liang telinga, edema, otorrhea,

pembentukan krusta, dan dapat berlanjut menjadi limfadenopati

periauricular dan cervical anterior. Selulitis juga bisa ditemukan. Dalam

tahap kronis, kulit liang telinga mengalami penebalan (Lalwani, 2008).

f. Diagnosis

Menurut Ngan dalam Mustofa (2011), diagnosis otitis eksterna

dapat ditegakkan dengan melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik.

Jika terdapat demam dan gejala toksisitas, dapat dilakukan pemeriksaan

laboratorium. Pemeriksaan penunjang lain seperti pewarnaan gram dan

kultur discharge dapat dilakukan jika diduga suspek infeksi jamur atau

bakteri.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id12

g. Diagnosis Banding

Diagnosis banding otitis eksterna adalah furunkulosis, otitis

eksterna akut dengan perforasi, mastoiditis, eksantema virus, dan

dermatitis kontak atau alergi (Stone dan Serwint, 2007).

h. Tatalaksana

Pengobatan otits eksterna sirkumkripta (furunkel) dan otitis eksterna

difus adalah sebagai berikut (Imanto, 2016) :

1) Otitis eksterna sirkumkripta

Terapi tergantung keadaan furunkel. Bila sudah menjadi abses,

diaspirasi secara steril selanjutnya dilakukan insisi drainase. Lokal

diberikan antibiotik dalam bentuk salep, seperti polymixin B atau

bacitracin atau antiseptik (asam asetat 2-5% dalam alkohol).

2) Otitis eksterna difus

a) Pembersihan telinga

Pembersihan telinga merupakan faktor utama yang sangat

penting dalam pengobatan otitis eksterna difus. Seluruh sekret dan

debris harus dikeluarkan secara gentle. Perhatian khusus harus

diberikan pada bagian resesus anteroinferior yang membentuk

“blind pocket” dimana sekret sering tertumpuk. Pembersihan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id13

telinga dilakukan dengan penyedot (suction clearance) atau irigasi

liang telinga dengan normal saline steril hangat.

b) Tampon telinga

Setelah telinga dibersihkan, diberikan tampon kasa yang

dibasahi dengan preparat steroid-antibiotik yang dimasukkan ke

liang telinga dan diberikan nasihat pada pasien untuk menjaga

kelembaban dengan menetaskan obat tersebut 2-3 kali sehari.

Tampon diganti 2-3 hari sekali. Obat tetes steroid lokal membantu

meringankan edema dan menghilangkan gatal. Aluminium asetat

(8%) atau silver nitrat (3%) adalah astrigen ringan yang dapat

digunakan dalam bentuk tampon sehingga membentuk koagulum

protektif untuk mengeringkan telinga.

c) Antibiotik

Golongan antibiotik sistemik berspektrum luas adalah yang

paling sering digunakan terutama pada keadaan selulitis dan

limfadenitis akut.

d) Analgesik

Digunakan untuk mengurangi nyeri.

Tujuan pengobatan pada fase kronis adalah :

1.) Mengurangi bengkak liang telinga sehingga pembersihan telinga dapat

dilakukan secara efektif.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id14

2.) Menghilangkan gatal sehingga kebiasaan menggaruk atau mengorek

telinga dapat dihentikan sehingga rekurensi dapat terkontrol di

kemudian hari.

i. Komplikasi

Jika otitis eksterna tidak diobati, infeksi akan meluas secara

progresif ke lapisan subkutis, tulang rawan dan ke tulang di sekitarnya,

sehingga timbul kondritis, osteitis dan osteomielitis yang menghancurkan

tulang temporal. Keadaan inilah yang terjadi pada otitis eksterna maligna,

terutama bila terdapat faktor immunocompromize dan mikroangiopati.

Gejala otitis eksterna maligna adalah rasa gatal di liang telinga yang

dengan cepat diikut oleh nyeri, sekret yang banyak serta pembengkakan

liang telinga. Kemudian rasa nyeri terebut akan semakin hebat, liang

telinga tertutup oleh jaringan granulasi yang cepat tumbuhnya. Saraf

fasial dapat terkena, sehingga menimbulkan paresis atau paralisis fasial

(Soepardi et al., 2012).

j. Pencegahan

Sejumlah langkah-langkah pencegahan telah direkomendasikan,

termasuk penggunaan penutup telinga saat berenang, kepala dimiringkan

untuk menghilangkan air dari saluran telinga, dan hindari menggaruk

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id15

atau membersihkan sendiri liang telinga. Larutan asam asetat 2%

digunakan dua kali sehari masing-masing dua tetes atau 2-5 tetes setelah

terpapar air (Schaefer dan Baugh, 2012).

2. Canalis Acusticus Externus

Telinga luar terdiri dari auricula dan canalis acusticus externus (liang

telinga) sampai membran timpani. Auricula terdiri dari tulang rawan

(kartilago) dan kulit. Liang telinga berbentuk seperti huruf S, dengan kartilago

pada sepertiga lateral, sedangkan dua pertiga medial adalah tulang.

Panjangnya sekitar 2,5 – 3 cm pada dewasa. Batas-batas liang telinga adalah

(Chan dan Goddard, 2016) :

a. Anterior : fossa mandibula dan glandula parotis

b. Posterior : mastoid

c. Superior : recessus epitymphani (medial) dan cavitas cranial (lateral)

d. Inferior : glandula parotis

Pada sepertiga lateral kulit liang telinga terdapat banyak kelenjar

serumen (modifikasi kelenjar keringat = kelenjar serumen) dan rambut.

Kelenjar keringat terdapat pada seluruh kulit liang telinga. Pada dua pertiga

medial hanya sedikit dijumpai kelenjar serumen (Imanto, 2016). Serumen

adalah hasil produksi kelenjar sebasea, kelenjar seruminosa, epitel kulit yang

terlepas dan partikel debu. Pada keadaan normal, serumen terdapat di

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id16

sepertiga luar liang telinga karena kelenjar tersebut hanya ditemukan di

daerah ini. Konsistensinya lunak, tetapi kadang-kadang kering. Dipengaruhi

oleh faktor keturunan, iklim, usia dan keadaan lingkungan (Seopardi et al.,

2012). Secara bersama-sama rambut dan serumen akan mencegah masuknya

partikel-partikel mengganggu seperti debu agar tidak sampai ke membrana

tympani dan telinga dalam (Sherwood, 2010).

3. Membersihkan Telinga

Tindakan membersihkan telinga dilakukan untuk membersihkan

serumen (ear wax) yang dianggap sebagai kotoran di liang telinga (Amutta et

al., 2013). Liang telinga secara normal memiliki mekanisme pembersihan

sendiri, sehingga tidak perlu dibersihkan (Olaosun, 2013). Serumen dapat

keluar sendiri dari liang telinga akibat migrasi epitel kulit yang bergerak dari

arah membran timpani menuju ke luar serta dibantu oleh gerakan rahang saat

mengunyah (Soepardi et al., 2012). Serumen berfungsi untuk membersihkan,

melumasi, dan melindungi liang telinga dari bakteri dan jamur karena efek

bakterisidal atau bakteriostatik dari lisozym, glikoprotein, imunoglobulin,

lipid dan unsur-unsur yang terkandung di dalamnya. Serumen yang terlalu

sedikit dapat meningkatkan faktor risiko terjadinya infeksi. Terlalu banyak

produksi serumen juga meningkatkan insidensi infeksi dan penurunan

pendengaran (Eziyi et al., 2011).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id17

Kebiasaan membersihkan liang telinga dengan menggunakan kapas

telinga atau benda lain dilakukan masyarakat sebagai upaya dalam perawatan

telinga. Beberapa orang secara rutin mencoba membersihkan serumen dengan

cotton bud, bulu, dan bermacam-macam benda lainnya (Amutta et al., 2013).

Membersihkan telinga berulang-ulang akan mengganggu fungsi

pembersihan sendiri dari liang telinga dan serumen akan terdorong masuk

lebih dalam ke arah medial menuju membran timpani (Amutta et al., 2013).

Menurut Onghalai dalam Mustofa (2011), membersihkan telinga berulang-

ulang dapat menimbulkan trauma mekanik, dapat berupa trauma lokal dan

ringan pada epitel liang telinga. Faktor ini menyebabkan berkurangnya lapisan

protektif yang menyebabkan edema dari epitel liang telinga. Keadaan ini

menimbulkan trauma lokal yang mengakibatkan bakteri masuk melalui kulit,

inflamasi dan menimbulkan eksudat.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id18

B. Kerangka Pemikiran

Canalis acusticus
externus

Produksi serumen

Mekanisme Membersihkan
pembersihan sendiri telinga berulang-
ulang
Migrasi epitel dibantu
gerakan rahang
Berkurangnya
Mengeluarkan lapisan protektif
serumen, liang telinga
deskuamasi,
keratinosit, debris,
dan bakteri Bakteri, virus, dan
jamur masuk

Faktor risiko :
- Sering - Struktur Inflamasi dan
terpapar air anatomis eksudat dalam liang
- Benda asing liang telinga telinga
di liang yang sempit
telinga dan berliku
- Bahan iritan - Kelembaban Otitis eksterna
- Alergi lokal
- Penyakit - Derajat
Diabetes keasaman
Mellitus (pH) liang
- Penyakit telinga
psoriasis

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id19

C. Hipotesis

Terdapat hubungan frekuensi membersihkan telinga dengan kejadian otitis

eksterna di RSUD dr. Moewardi Surakarta.

commit to user

Anda mungkin juga menyukai