DI SUSUN
OLEH :
NAMA : TONY HENDRIK NANLOHY, S.Kep
NIM : 7121801920
CI LAHAN CI INSTITUSI
NIP : NIDN :
A. Definisi
Otitis eksterna adalah peradangan pada liang telinga. Dirasakan sangat nyeri
oleh penderita, apalagi bila daun telinga tersentuh atau dipegang. Tampak
pembengkakan yang terlokalisasi di liang telinga (iskandar,2018)
Otitis eksterna tersering disebabkan air yang masuk ke dalam telinga selama
berenang atau atau akibat abrasi di kulit liang telinga yang terjadi pada waktu telinga
dibersihkan dengan benda logam. Tampak liang telinga sempit, dindingnya edema
dan hiperemis. Sangat dirasakan nyeri oleh penderita dan kadang – kadang terdapat
demam. Bila infeksi bersifat unilateral, ia mudah menyebar ke telinga lain melalui
jari – jari. Infeksi yang tidak diterapi bisa menyebar ke aurikula dan kemudian ke
wajah. Bila otitis esterna akibat jamur, sering nyeri terlihat tidak sesuai dengan
gambaran fisik. Kulit liang telinga berwarna merah, tetapi biasanya edema lebih
ringan dibandingkan dengan yang terjadi pada infeksi bakteri dan mungkin terjadi
eksudat jernih yang menimum. Mungkin terlihat miselia, dan biasanya terlihat bila
liang telinga diperiksa dengan pembesaran (iskandar,2018).
Radang telinga luar atau otitis eksterna dibagi atas :
a. Otitisksterna Akut terlokasi (Furunkel)
Merupakan infeksi folikel rambut, sehingga terjadi furunkel (bisul).
Penyebabnya biasanya karena sering mengorek liang telinga, sehingga terjadi
trauma yang mengenai folikel rambut.
Dirasakan sangat nyeri oleh penderita apalagi daun telinganya tersentuh atau
dipegang. Tampak pembengkakkan yang terlokalisasi di liang telinga.
b. Otitis Eksterna Difus Akut
Sering terjadi setelah berenang. Tampak liang telinga sempit, dindingnya
edema dan hiperemis. Sangat dirasakan nyeri oleh penderita, dan kadang-kadang
terdapat demam.
b. Trauma.
Trauma merupakan penyebab umum disebabkan oleh garukan karena gatal
pada telinga dengan menggunakan ( kuku jari, batang korek api, kertas, kep rambut
dan pengorek telinga ). Meskipun memberikan kepuasan pada penderita, yang dapat melukai
kulit, misalnya terjadi infeksi sekunder. Pada keadaan lain juga menyebabkan
iritasi atau reaksi alergi.
c. Iritasi.
Bahan kimia saat dipakai ke kulit menyebabkan iritasi yang kemudian
menimbulkan reaksi alergi. Perbedaan antara kedua reaksi ialah terjadi jika
pemakaian dari bahan iritan secara lama dan pada konsentrasi yang cukup tinggi.
Reaksi iritasi lebih berat pada permukaan kulit yang lembab dan mekanisme
pertahanan secara alami terganggu. Reaksi alergi hanya terjadi pada beberapa
individu dengan munculnya reaksi hipersensitivitas tipe 4 setelah periode
sensitisasi terhadap alergen. Zat iritansering kali masuk ke dalam telinga setelah
periode sensitisasi terhadap alergen.
d. Alergi.
Pada kebanyakan alergi antibiotik (misalnya: neomisin, framisetin,
gentamisin, polimiksin), antibakterial (misalnya: clioquinol) dan anti histamin.
Bahan sensitif lainnya yang sering dipakai untuk menggaruk telinga seperti
bahan-bahan dari logam, kertas dan kep rambut. Sebagai tambahan, reaksi alergi
dapat disebabkan oleh kuku jari, kosmetik dan ramuan obat-obatan rambut.
e. Bakteri.
Bakteri yang umumnya menyebabkan otitis eksterna akut difusa adalah
Pseudomonasaeruginosa, Proteus mirabilis, Staphylococc , Streptococci dan Bacillus
Gramnegatif.
Untuk infeksi yang ringan atau tidak mengalami komplikasi, kultur
mikroorganisme pada liang telinga tidak dilakukan, karena biasanya menunjukkan
pertumbuhan pola kuman yang beragam. Untuk infeksi yang berat, kultur
diperlukan untuk mengidentifikasi mikroorganisme yang dominan dan membantu
dalam pemilihan terapi antibiotik.
f. Faktor iklim/lingkungan.
Faktor resiko yang paling sering menyebabkan terjadinya otitis eksterna adalah
yangbekerja pada daerah dengan iklim panas dan lembab dibandingkan yang
bekerja pada iklim yang dingin. Terdapat beberapa hal yang berpotensi
menyebabkan terjadinya otitis eksterna, seseorang yang berenang pada cuaca yang panas,
menyebabkan mekanisme pertahanan kulit liang telinga terganggu, telinga menjadi
basah yang dapat menimbulkan iritasi dan erupsi disebabkan oleh adanya zat
kimia didalam kolam renang.
C. Manifestasi Klinis
a. Nyeri
b. Gangguan pendengaran
c. Rasa penuh pada telinga
d. Gatal-gatal
e. Terdapat secret/cairan yang berbau busuk
f. Liang telinga tampak bengkak
g. Hiperemis
h. Adanya edema (Kapita Selekta Kedokteran, 2018).
i. Jika saluran telinga membengkak atau terisi oleh nanah dan sel- sel kulit yang
mati, maka bisa terjadi gangguan pendengaran.
j. Biasanya jika daun telinga ditarik atau kulit didepan saluran telinga ditekan akan
timbul nyeri.
k. Dengan menggunakan otoskop, kulit pada saluran telinga tampak merah,
membengkak dan penuh dengan nanah dan sel-sel kulit yang mati. (Anonymus,
2017)
l. Nyeri spontan timbul saat membuka mulut (sendi temporoman dibularis)
(Suparyanto, 2017)
D. Komplikasi
a. Perikondritis dan kondritis.
Perikondritis, inflamasi dari perikondrium, dan kondritis , inflamasi dari
kartilago, merupakan komplikasi dari infeksi pada liang telinga luar atau hasil
dari trauma yang tidak disengaja atau trauma akibat pembedahan pada daun
telinga. Gambaran klinis rasa nyeri, dan penderita sering mengeluhkan rasa gatal
yang hebat di dalam liang telinga. Seiring berjalannya waktu, kulit pada daerah
yang terinfeksi menjadi krusta dengan debris, dan melibatkan kartilago. Dapat
menyebabkan pembengkakan dan kemerahan pada liang telinga.
b. Selulitis.
Selulitis dari telinga secara khas merupakan hasil dari perluasan otitis
eksterna atau luka tusuk. Selulitis berbeda dengan perikondritis oleh
pembengkakan yang minimal. Manifestasi selulitis sebagai eritema pada telinga.
Pengobatan selulitis dengan antibiotik anti staphylococcal sistemik.
c. Erisipelas.
Erisipelas adalah infeksi yang disebabkan oleh Streptococcus pada kulit
yang menyebabkan kemerahan, edema dan erupsi dengan batas tepi yang jelas.
Daun telinga menjadi merah dan bengkak dan penyebaran infeksi ke dalam kulit
dari wajah yang biasanya ditandai oleh gejala sistemik dengan temperatur yang
tinggi dan nadi yang cepat.
E. Patofisiologi dan Pathway
a. Patofisiologi
Saluran telinga bisa membersihkan dirinya sendiri dengan cara membuang sel-
sel kulit yang mati dari gendang telinga melalui saluran telinga. Membersihkan
saluran telinga dengan cotton bud (kapas pembersih) bisa mengganggu
mekanisme pembersihan ini dan bisa mendorong sel-sel kulit yang mati ke arah
gendang telinga sehingga kotoran menumpuk disana.
Penimbunan sel-sel kulit yang mati dan serumen akan menyebabkan
penimbunan air yang masuk ke dalam saluran ketika mandi atau berenang. Kulit
yang basah dan lembut pada saluran telinga lebih mudah terinfeksi oleh bakteri
atau jamur.
Infeksi oleh kuman pada kulit disepertiga luar liang telinga yang mengandung
adneksa kulit, seperti folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar serumen
membentuk furunkel.
Stadium prainflamasi timbul bila lapisan lipid meatus akusticus eksternus
terlepas karena lembab atau trauma menimbulkan edema epitel skuamosa.
Keadaan ini menimbulkan trauma lokal yang memudahkan bakteri masuk melalui
kulit, terjadi inflamasi dan cairan eksudat. Rasa gatal memicu terjadinya iritasi,
berikutnya infeksi lalu terjadi pembengkakan dan akhirnya menimbulkan rasa
nyeri.
Proses infeksi menyebabkan peningkatan suhu lalu menimbulkan perubahan
rasa nyaman dalam telinga. Selain itu, proses infeksi akan mengeluarkan cairan /
nanah yang bisa menumpuk dalam liang telinga (meatus akustikus eksterna)
sehingga hantaran suara akan terhalang dan terjadilah penurunan pendengaran.
Bakteri patogen yang sering menyebabkan otitis eksterna yaitu Pseudomonas
(41%), Streptokokus (22%), Stafilokokus aureus (15%) dan Bakteroides (11%)
(Oghalai, 2003).
Infeksi pada liang telinga luar dapat menyebar ke pinna, peri aurikuler dan
tulang temporal.
b. Pathway
F. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
1. Jumlah leukosit
Jumlah leukosit biasanya normal atau sedikit meninggi
2. Laju endap darah
Laju endap darah meningkat bervariasi dengan rata-rata 87 mm/jam. Laju
endap darah dapat digunakan untuk mendukung diagnosis klinik dari otitis
eksternal akut atau keganasan pada telinga yang tidak menyebabkan
peningkatan tes ini.
3. Kimia darah
Pasien yang diketahui dengan diabetik perlu pemeriksaan kimia darah untuk
menentukan intoleransi glukosa basal. Pasien tanpa riwayat diabetes perlu
diperiksa toleransi glukosanya
4. Kultur dan tes sensivitas dari liang telinga
Kultur dari drainase telinga perlu dilakukan sebelum pemberian antibiotic.
Organisme penyebab utama otitis eksterna maligna adalah P. Aeruginosa (95
%). Organisme ini anaerobik, gram negatif. Spesies pseudomonas mempunyai
lapisan mukoid untuk fagositosis. Eksotoksin ( yaitu eksotoksin A,
kolagenase, elastase) dapat menyebabkan nekrosis jaringan, dan beberapa
strain menghasilkan neurotoksin yang menyebabkan neuropati kranial.
b. Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan ini penting untuk menentukan adanya osteomielitis, perluasan
penyaki, dan respond terapi,antara lain :
1. Technetium Tc 99 metylene diphosphonate bone scan
2. Gallium citrate Ga 67 scan
3. Indium In 111-labelled leucocyte scan
4. CT scan dan MRI keduanya berguna untuk memeriksa perluasan inflamasi
terhadap anatomi jaringan lunak, pembentukan abses, komplikasi intracranial
I. IDENTITAS
1. IDENTITAS PASIEN
Nama,Umur/jenis kelamin,Status,Pendidikan,Pekerjaan,Agama,Alamat
II. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
3. Riwayat Kesehatan Dahulu :
4. Riwayat Kesehatan Keluarga :
III. PENGKAJIAN POLA FUNGSI GORDON
1. Pola Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan
2. Pola Nutrisi dan Metabolik
Antropometri
BB :
TB :
IMT : BB
3. Pola Eliminasi
a. BAB
b. BAK
Setelah Sakit : Pasien hanya tidur ± 3-5 jam/hari, tidak bisa tidur
a. Kepala
- Bentuk Kepala : Bulat/Mesocephal, Simetris
- Kulit kepala : Terlihat kotor, tidak ada luka
- Rambut : Bersih, potongan pendek, tidak ada
kutu, rambut lurus, warna hitam, tidak ada
uban.
b. Muka
- Mata : Reflek terhadap cahaya baik, Ikterik (-),
warna mata coklat, diameter ka/ki sama,
konjungtiva pucat.
- Hidung : Bersih, mukosa hidung tampak merah,
setretnya (+)
- Mulut : Bersih, kemampuan berbicara baik, bibir
kering.
- Gigi : Gigi berlubang (-), tidak ada karang gigi.
- Telinga : Simetris, kotor, serumen (+), luka/iritasi
c. Leher : Tonsil tampak berwarna merah dan bengkak.
d. Dada
- Paru –Paru
I : Tidak nampak retraksi dada, bentuk dada simetris,
Tidak nampak penggunaan alat bantu nafas, tidak
ada masa, pola nafas normal, tidak ada luka.
P : Vokal premitus normal, tidak ada nyeri tekan, tidak
teraba masa
P : Suara paru sonor
A : Suara paru vesikuler, tidak terdengar wheezing dan
ronkhi
- Jantung
I : Tidak nampak retraksi dada, bentuk dada simetris,
tidak nampak otot bantu nafas, tidak ada masa,
ictus cordis tampak pada intercosta ke-5
P : Tidak ada nyeri tekanan, tidak teraba masa, pulse
terasa kuat
P : Batas-batas jantung normal, suara redup
A : Suara paru reguler, tidak terdengar gallop
e. Abdomen
I : Abdomen flat, Simetris, Pernapasan Perut, Tidak Ada
Pembersaran
P : Tidak ada nyeri tekan, tidak terasa pembesaran hepar
P : Suara lambung timpani
A : Tidak ada bising usus
f. Genitalia : Bersih, tidak nampak terpasang DC, anus bersih
tidak ada feses, tidak ada hemoroid.
g. Ekstremitas
Atas
Bawah
II 2. Mengkaji 2. S = klien
gangguan mengatakan
pendengaran pendengarannya
menurut dan
telinganya terasa
penuh
O=
2. Menganjurkan 2. S = klien
klien untuk mengatakan
mengunakan pakaian sudah memakai
yang tipis baju tipis
O = klien sudah
menggunakan
pakaian yang
tipis tanpa lengan
dan menyerap
keringat
1. Memberikan S = pasien
I pengetahuan tentang mengatakan
rasa nyeri memahami apa
yang disampaikan
O = klien
mendengarkan
dengan baik dan
memahami
tentang
pengetahuan yang
disampaikan
DAFTAR PUSTAKA