Anda di halaman 1dari 14

BAB II

TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Keperawatan Komunitas
Komunitas adalah kelompok sosial yang ditentukan oleh batas-batas wilayah,
nilai keyakinan dan minat yang sama serta adanya saling mengenal dan berinteraksi
anatara anggota masyarakat yang satu dan yang lainnya (Anderson,2001).
Komunitas berarti sekelompok individu yang tinggal pada wilayah tertentu ,
memiliki nilai-nilai keyakinan dan minat yang relative sama, serta berinteraksi satu
sama lain untuk mencapai tujuan (Mubarak & Chayatin , 2009
Menurut ANA (American Nurses Association) 2004 Keperawatan Kesehatan
Komunitas adalah tindakan untuk meningkatkan dan mempertahankan kesehatan dari
populasi dengan mengintegrasikan keterampilan dan pengetahuan sesuai keperawatan
dan kesehatan masyarakat. Praktik yang dilakukan komprehensif tidak terbatas pada
kelompok tertentu, berkelanjutan dan tidak bersifat perawatan episodic (Effendi &
Makhfudli, 2010).
Keperawatan komunitas adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang
didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan yang ditujukan terutama pada kelompok
risiko tinggi (keluarga dengan risiko tinggi) dalam upaya meningkatkan status
kesehatan komunitas dengan penekanan pada peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit serta tidak mengabaikan “care” dan rehabilitas keperawatan. Komunitas
dianggap suatu target pelayanan kesehatan, yang bertujuan mencapai kesehatan
komunitas, untuk itu perlu keterlibatan masyarakat atau komunitas secara aktif. Dalam
pelaksanaannya, upaya pelayanan atau asuhan yang diberikan merupakan upaya yang
esensial atau sangat dibutuhkan komunitas, secara universal upaya tersebut mudah
dijangkau.
Mengacu pada paradigma keperawatan secara umum yaitu manusia atau
kemanusiaan merupakan titik sentral setiap upaya pembangunan kesehatan yang
menunjang tinggi nilai-nilai kemanusiaan sehingga didapat empat komponen dasar
yaitu : manusia, kesehatan, lingkungan dan keperawatan. Oleh sebab itu, keberadaan
mahasiswa kelompok Komunitas di RW 06 RT 006 Kelurahan Sungai Bambu
Kecamatan Tanjung Priuk Jakarta Utara diharapkan dapat membantu masyarakat dalam
upaya pencegahan dan peningkatan kesehatan masyarakat melalui pelayanan kesehatan
langsung (Direct Care) terhadap individu, keluarga dan kelompok dalam konteks
komunitas serta perhatian langsung terhadap kesehatan
seluruh masyarakat yang mempengaruhi keluarga, individu dan kelompok. Sasaran
keperawatan komunitas adalah seluruh masyarakat termasuk individu, keluarga dan
kelompok resiko tinggi. Adapun strategi interaksi keperawatan komunitas meliputi
proses kelompok, pendidikan kesehatan dan kerjasama (partnership).
Berikut ini akan digambarkan model keperawatan komunitas sebagai klien :

Gambar 2.4 Model Keperawatan Komunitas Sebagai Klien (Sumber: Anderson


dan Mc Forlane, 1985)

1. Teori Komunitas
Teori Komunitas menurut D. E. Orem (1971) : “Model Keperawatan
Mandiri (Self Care)”
Self Care adalah, suatu pelaksanaan kegiatan yang diprakarsai dan
dilakukan oleh individu itu sendiri untuk memenuhi kebutuhan guna
mempertahankan kehidupan, kesehatan kesejahteraan rakyat sesuai keadaan baik
sehat maupun sakit (Orem, 1980)
Komponen Kebutuhan Dasar Self Care :
a. Pengambilan udara
b. Pengambilan air
c. Pengambilan makanan
d. Proses eliminasi
e. Keseimbangan antara aktifitas & istirahat
f. Keseimbangan antara kemandirian dengan interaksi social
g. Pencegahan resiko pada kehidupan manusia & keadaan sehat
h. Perkembangan kelompok sosial sesuai potensi, pengetahuan & keinginan.
Kategori Bantuan Dalam Self Care :
a. Wholly compensatory (bantuan secara keseluruhan / total )
b. Partially compensatory (bantuan sebagian)
c. Supportive educative (bantuan untuk mempelajari)
Model Keperawatan Orem Sangat Tepat Untuk Keperawatan Keluarga :
a. Mengenal masalah
b. Mengambil keputusan untuk mengatasi masalah
c. Merawat anggota keluarga yang sakit
d. Memodifikasi lingkungan untuk menunjang kesehatan
e. Menggunakan fasilitas yankesh secara tepat.
2. Mengidentifikasi Karakteristik Komunitas Yang Lebih Luas.
Keperawatan komunitas adalah suatu dalam keperawatan yang merupakan
perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran
serta aktif masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara
kesehatan masyarakat dengan menekankan kepada peningkatan peran serta
masyarakat dalam melakukan upaya promotif dan perventif dengan tidak
melupakan tindakan kuratif dan rehabilitatif sehingga diharapkan masyarakat
mampu mengenal, mengambil keputusan dalam memelihara kesehatannya
(Mubarak, 2009).
Selain menjadi subjek, masyarakat juga menjadi objek yaitu sebagai klien
yang menjadi sasaran dari keperawatan kesehatan komunitas terdiri dari individu
dan masyarakat. Berdasarkan pada model pendekatan totalitas individu dari
Neuman (1972 dalam Anderson, 2006) untuk melihat masalah pasien, model
komunitas sebagai klien dikembangkan untuk menggambarkan batasan
keperawatan kesehatan masyarakat sebagai sintesis kesehatan masyarakat dan
keperawatan. Model tersebut telah diganti namanya menjadi model komunitas
sebagai mitra, untuk menekankan filosofi pelayanan kesehatan primer yang
menjadi landasannya.
Secara lebih rinci dijabarkan sebagai berikut :
a. Tingkat individu
Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu
tersebut mempunyai masalah kesehatan maka perawat akan memberikan
asuhan keperawatan pada individu tersebut. Pelayanan pada tingkat
individu dapat dilaksanakan pada rumah atau puskesmas, meliputi
penderita yang memerlukan pelayanan tindak lanjut yang tidak mungkin
dilakukan asuhan keperawatan di rumah dan perlu kepuskesmas, penderita
resiko tinggi seperti penderita penyakit demam darah dan diare. Kemudian
individu yang memerlukan pengawasan dan perawatan berkelanjutan
seperti ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan balita.
b. Tingkat keluarga
Keperawatan kesehatan komunitas melalui pendekatan keperawatan
keluarga memberikan asuhan keperawatan kepada keluarga yang
mempunyai masalah kesehatan terutama keluarga dengan resiko tinggi
diantaranya keluarga dengan sosial ekonomi rendah dan keluarga yang
anggota keluarganya menderita penyakit menular dan kronis. Hal ini
dikarenakan keluarga merupakan unit utama masyarakat dan lembaga yang
menyakut kehidupan masyarakat. Dalam pelaksanaannya, keluarga tetap
juaga berperan sebagai pengambil keputusan dalam memelihara kesehatan
anggotanya.
c. Tingkat komunitas
Keperawatan kesehatan komunitas di tingkat masyarakat dilakukan
dalam lingkup kecil sampai dengan lingkup yang luas didalam suatu
wilayah kerja puskesmas. Pelayanan ditingkat masyarakat dibatasi oleh
wilayah atau masyarakat yang mempunyai ciri-ciri tertentu misalnya
kebudayaan, pekerjaan, pendidikan dan sebagainya.

B. Tujuan Keperawatan Komunitas

1. Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga tercapai derajat
kesehatan yang optimal agar dapat menjalankan fungsi kehidupan sesuai dengan
kapasitas yang mereka miliki. Tujuan proses keperawatan dalam komunitas adalah
untuk pencegahan dan peningkatan kesehatan masyarakat melalui upayaupaya
sebagai berikut :
a. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu,
keluarga dan kelompok dalam konteks komunitas.
b. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health general
community) dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu kesehatan
masyarakat yang dapat memengaruhi keluarga, individu, dan kelompok.
2. Tujuan Khusus
Selanjutnya, secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat mempunyai kemampuan untuk :
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami
b. Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah tersebut
c. Merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah kesehatan atau
keperawatan
d. Menanggulangi masalah kesehatan atau keperawatan yang mereka hadapi
e. Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi, yang
akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan
secara mandiri (self care).
f. Penilaian hasil kegiatan dalam memecahkan masalah kesehatan atau
keperawatan.
g. Mendorong dan menigkatkan partisipasi masyarakat dalam pelayanan
kesehatan atau keperawatan.
h. Meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara mandiri.
i. Menanamkan perilaku sehat melalui upaya pendidikan kesehatan.

C. Fungsi Keperawatan Komunitas


a. Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi
kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah klien
melalui asuhan keperawatan.
b. Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai dengan
kebutuhannya dibidang kesehatan.
c. Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan masalah,
komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran serta masyarakat.
d. Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan
permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan dan
pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat mempercepat proses
penyembuhan (Mubarak, 2006).
D. Ruang Lingkup Keperawatan Komunitas

Ruang lingkup praktik keperawatan komunitas meliputi : upaya upaya peningkatan


kesehatan (promotif), pencegahan (preventif) dan mengemblikan serta memfungsikan
kembali baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat ke lingkungan sosial dan
masyarakatnya (resosialisasi). Dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas,
kegiatan yang ditekankan adalah upaya preventif dan promotif dengan tidak
mengabaikan upaya kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif.

E. Sasaran Keperawatan Komunitas

Sasaran yang dituju untuk keerawatan komunitas dibagi menjadi beberapa,


diantaranya :
a. Individu
Individu adalah bagian dati anggota keluarga. Apabila individu tersebut mempunyai
masalah kesehatan/keperawatan karena ketidakmampuan merawat diri sendiri oleh
suatu hal dan sebab, maka akan dapat mempengaruhi anggota keluarga lainnya baik
secara fisik, mental maupun sosial.
b. Keluarga
Merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus menerus dan
terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun secara bersama-
sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan (Ariani,
Nuraeni, & Supriyono, 2015).
c. Kelompok Khusus
Kelompok hkusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis
kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan
terhadap masalah kesehatan. Termasuk diantaranya adalah:
1. Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat perkembangan dan
pertumbuhannya, seperti;
a) Ibu hamil
b) Bayi baru lahir
c) Balita
d) Anak usia sekolah
e) Usia lanjut
2. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan
bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah:
a) Penderita penyakit menular, seperti TBC, lepra, AIDS, penyakit kelamin
lainnya.
b) Penderita dengan penynakit tak menular, seperti: penyakit diabetes mellitus,
jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental dan lain sebagainya.
3. Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya:
a) Wanita tuna susila
b) Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba
c) Kelompok-kelompok pekerja tertentu, dan lain-lain.
4. Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah:
a) Panti wredha
b) Panti asuhan
c) Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial)
d) Penitipan balita

F. Prinsip Keperawatan Komunitas

Memberikan dukungan serta merawat, bukan hanya kepada invididual, namun juga
keluarga. Dengan demikian, dilihat dari pengertian serta tujuan di atas bisa disimpulkan
bahwa penekanan keperawatan komunitas terletak pada ‘health promotion, health
maintenance, disease, prevention and treatment of minor illments and restoration of
health and rehabilitation (MN, 2012)
a. Pelaksanaannya berdasarkan kebutuhan dan fungsi dalam program kesehatan yang
menyeluruh
b. Maksud dan tujuannya hendaknya jelas dalam pelayanan
c. Kelompok yang terorganisasi atau perwakilannya adalah bagian integral dari
program kesehatan komunitas
d. Keperawatan komunitas tersedia bagi seluruh lapisan masyarakat tanpa
membedakan asal, sosial budaya, ekonomi, umur, jenis kelamin, politik serta
bangsa
e. Keperawatan komunitas mengakui keluarga dan komunitas adalah bagian dari unit
pelayanan
f. Pendidikan kesehatan dan pelayanan konsultasi adalah bagian integral dari
keperawatan komunitas
g. Penerima jasa pelayanan kesehatan perlu diikut-sertakan dalam perencanaan terkait
dengan tujuan bagi pemeliharaan kesehatan
h. Perawat komunitas harus kualified
i. Keperawatan komunitas harus dilandaskan pada kebutuhan pasien dan
kelangsungan pelayanan kepada pasien yang tepat
j. Evaluasi pelayanan kesehatan ini harus dikerjakan secara periodic dan kontinyu
k. Perawat komunitas berfungsi sebagai bagian terpenting dari tim kesehatan
l. Perawat komunitas membantu mengarahkan pasien yang membutuhkan dukungan
finansial
m. Community health agency perlu menyediakan program kelangsungan pendidikan
bagi perawat (MN, 2012)

G. Starategi Keperawatan Komunitas

Strategi inervensi keperawatan komunitas meliputi :


a. Proses Kelompok
b. Pendidikan kesehatan
c. Kerja sama (partnership)

H. Asuhan Keperawatan Komunitas


1. Pengkajian
Pengkajian komunitas dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi status kesehatan masyarakat (Anderson & Mc. Farlane, 2011).
Pengkajiam komunitas dilakukan dengan mengaplikasikan beberapa teori dan
konsep model keperawatan yang relevan. Informasi atau data ini dapat diperoleh
secara langsung atau tidak langsung di komunitas.
a. Jenis Data Komunitas
Dalam pengkajian komunitas ada beberapa data yang perlu
dikumpulkan meliputi data.
1) Data Inti Komunitas
Data inti komunitas yang dikaji terdiri dari : 1) sejarah/riwayat
(riwayat daerah ini, perubahan daerah ini); 2) demografi (usia,
karakteristik jenis kelamin, distribusi ras dan distribusi etnis); 3) tipe
keluarga (keluarga/bukan keluarga,kelompok); 4) status perkawinan
(kawin, janda/duda, single); 5) statistik vital (kelahiran, kematian
kelompok usia dan penyebab kematian); 6) nilai-nilai dan keyakinan,
dan agama.
2) Data Subsistem Komunitas
Data subsistem yang perlu dikumpulkan dalam pengajian
komunitas meliputi.
a) Lingkungan Fisik
Lingkungan fisik: kualitas air, pembuangan limbah,
kualitas udara, flora, ruang terbuka, perumahan, daerah hijau,
musim, binatang, kualitas makanan dan akses.
b) Pelayanan Kesehatan dan sosial
Pelayanan kesehatan dan sosial perlu dikaji di komunitas
puskesmas, klinik, rumah sakit, pengobatan tradisional agen
pelayanan kesehatan di rumah, pusat emergensi, rumah
perawatan, fasilitas pelayanan sosial, pelayanan kesehatan
mental, apakah ada yang mengalami sakit akut atau kronis.
c) Ekonomi
Data yang perlu dikumpulkan terkait dengan ekonomi
meliputi karastestik keuangan keluarga dan invidu, status
pekerja, katagori pekerjaan dan jumlah penduduk yang tidak
bekerja, lokasi industri, pasar dan pusat bisnis.
d) Transportansi dan keamanan
Data yang perlu di kumpulkan terkait dengan transportasi
dan keamanan meliputi alat transportansi penduduk datang dan
keluar wilayah, transportasi umum (bus, taksi, angkot, dll dan
transportansi, transportansi untuk penyandung cacat). Layanan
perlindungan kebakaran, polisi, sanitasi dan kualitas udara.
e) Politik dan pemerintahan
Data yang perlu dikumpulkan meliputi: pemerintahan
( RT, RW, desa/kelurahan, kecamatan, dsd); kelompok
pelayanan masyarakat (posyandu, PKK, karang, taruna,
posbindu, poskesdes, panti, dll); politik (kegiatan politik yang
ada di wilayah tersebut, dan peran peserta partai politik dalam
pelayanan kesehatan).
f) Komunitas
Data yang dikumpulkan terkait dengan komunikasi dapat
di kelompokan menjadi dua yaitu: 1) komunikasi formal
meliputi surat kabar, radio, televisi, telepon, internet, dan
hotliner, 2) komunikasi informal meliputin papan pengumuman
poster, brosur pengerasi suara dari mesjid, dll.
g) Pendidikan
Data terkait dengan pendidikan meliputi sekolah yang ada
di komunitas, tipe pendidikan, perpustakaan, pendidkan,
khusus, pelayanan kesehatan di sekolah, program makan siang
di sekolah, akses pendidikan yang lebih tinggi.
h) Rekresi
Data terkait dengan rekreasi yang perlu dikumpulkan
meliputi: tanam, area bermain, perpustakaan, rekreasi umum
dan privat, fasilitas khusus.
3) Data Persepsi
a) Data Persepsi Yang Dikaji
Persepsi masyarakat yang dikaji terkait tempat tinggal
yaitu bagaimana perasaan masyarakat tentang kehidupan
bermasyarakat yang dirasakan di lingkungan tempat tinggal
mereka, apa yang menjadi kekuatan mereka, permasalahan,
tanyakan pada masyarakat dalam kelompok yang berbeda
(misalnya, lansis, remaja, pekerja, profesional, ibu rumah
tangga, dll).
b) Persepsi Perawat
Persepsi perawat berupa pernyataan umum tentang
kondisi kesehatan dari masyarakat apa yang menjadi kekuatan,
apa masalahnya atau potensial masalah yang dapat
diidentifikasi.
Sumber data pada data primer berasal dari masyarakat
langsung yang didapat dengan cara:
1) Survei epidemiologi;
2) pengamatan epidemiologi;
3) dan skrining kesehatan sedankan data sekunder, data
didapatkan dari data yang sudah ada sebelumnya. Sumber data
sekunder didapat dari:
(1) Sarana pelayanan kesehatan, misalnya rumah sakit,
Puskesmas, atau balai pengobatan.
(2) Instansi yang berhubungan dengan kesehatan, misalnya
Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan atau Biro Pusat
Statistik
(3) Absensi sekolah, industri, dan perusahaan
(4) Secara internasional, data dapat diperoleh dari data WHO,
seperti : laporan populasi dan statistik vital, population
bulletin, dll.
(5) Data yang dikumpulkan dalam pengkajian keperawatan
komunitas dapar diperoleh dengan metode wawancara,
angket, observasi dan pemeriksaan. Setelah data
terkumpul, analisis data komunitas dapat dilakukan dalam
beberapatahap yaitu kategorisasi, ringkasan,
perbandingin, dan kesimpulan.
2. Diagnosis Keperawatan Komunitas
Sesuai hasil Munas IPKKI II di Yogyakarta ditetapkan formulasi diagnosis
keperawatan menggunakan ketentuan Diagnosis Keperawatan NANDA (2015-
2017) dan ICNP. Formulasi diagnosis tersebut digunakan tanpa menuliskan
etiologi. Penulisan tersebut sesuai dengan label diagnosis sesuai NANDA (2015-
2017) mencakup diagnosis aktual, promosi kesehatan/ sejahtera atau resiko.
3. Perencanaan Keperawatan Komunitas
Perencanaan yang disusun dalam keperawatan kesehatan komunitas
berorientasi pada promosi kesehatan, pencegahan penyakit, pemeliharaan
kesehatan, dan manajemen kritis. Dalam menyusun perencanaan keperawatan
kesehatan komunitas melalui langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menetapkan Prioritas
Penetapan prioritas masalah perlu melibatkan masyarkat/komunitas
dalam suatu pertemuan musyawarah masyarakat. Masyarakat/ komunitas
akan memproritaskan masalah yang ada dentgan bimbingan atau perawat
kesehatan komunitas. Perawat dalam menentukan prioritas masyarakat akan
masalah memperhatikan emam kriteria yaitu: 1) kesadaran masyarakat
terhadap masalah 2) motivasi masyarakat untuk menyelesaikan masalah 3)
kemampuan perawat dalam mempengaruhi penyelesaian masalah 4)
ketersediaan ahli atau pihak terkait terhadap solusi masalah 5) beratnya
konsekuensi jika masalah tidak terselesaikan 6) mempercepat penyelesaian
masalah dengan resolusi yang dapat dicapai (Stanhope & Lancester, 2016).
b. Menetapkan sasaran (Goal)
Setelah menetapkan prioritas masalah kesehatan, langkah selanjutnya
adalah menetapkan sasaran. Sasaran merupakan hasil yang diharapkan.
Dalam pelayanan kesehatan sasaran adalah pernyataan situasi ke depan,
kondisi atau status jangka panjang belum bisa diukur. Berikut ini adalah
contoh dari penulisan sasaran:
1) Meningkatkan cakupan imunisasi pada bayi
2) Memperbaiki komunikasi antara orang tua dan guru
3) Meningkatkan proporsi individu yang memiliki tekanan darah
c. Menetapkan tujuan
Tujuan adalah pernyataan hasil yang diharapkan dan dapat diukur,
dibatasi waktu berorientasi pada kegiatan. Berikut ini merupakan
karakteristik dalam penulisan tujuan : 1)menggunakan kata kerja
2)menggambarkan tingkah laku akhir, kualitas penampilan, kuantitas
penampilan, bagaimana penampilan diukur 3) berhubungan dengan sasaran
(goal) 4) adanya batasan waktu. Penulisan tujuan mengacu pada Nursing
Outcome Classification (NOC).
d. Menetapkan Rencana Intervensi
Dalam menetapkan rencana intervensi keperawatan kesehatan
komunitas maka harus dicakup : Hal apa yang dilakukan

1) Waktu dan kapan melakukannya


2) Jumlah
3) Target
4) Tempat atau lokasi
Hal yang perlu diperhatkan dalam menetapkan rencan intervensi
meliputi:
1) Program pemerintah terkait dengan masalah kesehatan yang ada
2) Kondisi atau situasi
3) Sumber daya yang ada didalam dan luar komunitas yag dapat
dimanfaatkan
4) Program yang lalu yang pernah dijalankan
5) Menekankan pemberdayaan masyarakat
6) Penggunaan teknologi yang tepat
7) Mengedepankan upaya promotif dan prepentif
4. Implementasi Keperawatan Komunitas
Tahap kegiatan selanjutnya setelah perencanaan kegiatan keperawatan
komunitas dalam proses keperawatan komunitas. Fokus pada tahap implementasi
adalah bagaiamana mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan
sebelumny, hal yang sangat penting dalam implementasi adalah melakukan
berbagai tidakan berupa promosi kesehatan, memelihara kesehatan atau
mengatasi kondisi tidak sehat, encapai penyakit dan dampak pemulihan. Tahap
implementasi keperawatan komunitas memiliki beberapa srategi implementasi
diantaranya proses kelompok, promosi kesehatan dan kemitraan.

5. Evaluasi Keperawatan Komunitas


Evaluasi adalah suatu proses untuk membuat penilaian secara sistematis
mengenai suatu kebijakan, program dan kegiatanberdasarkan informasi dan
analisis dibandingkan terhadap relefansi, keefektifan biaya dan keberhasilan
untuk keperluan pemangku kepentingan.
Jenis-jenis evaluasi menurut waktu pelaksanaan
a. Evaluasi formatif
Evaluasi ini dilaksanakan pada waktu pelaksanaan program yang
bertujuan memperbaiki pelaksanaan progran dan kemungkinan adanya
temuan utama berupa berbagai masalah dalam pelaksanaan program
tersebut.
b. Evaluasi somatif
Evaluasi ini dilaksanakan pada saat pelaksanaan program sudah
selesai, yang bertujuan untuk menilai hasil pelaksanaan program dan
temuan utama berupa pencapaian apa saja dari pelaksanaan program.
c. Prinsip – prinsip evaluasi meliputi
1) Penguatan program
2) Menggunakan berbagai pendekatan
3) Desain evaluasi untuk kriteria penting dikomunitas
4) Menciptakan proses partisipasi
5) Diharapkan lebih fleksibel
6) Membangun kapasitas
7) Proses Evaluasi Meliputi
8) Menentukan tujuan evaluasi
9) Menyusun disain evaluasi yang kredible
10) Mendiskusikan rencana evaluasi
11) Menentukan pelaku evaluasi
12) Melaksanakan evaluasi
13) Mendeseminasikan hasil evaluasi
14) Menggunakan hasil evaluasi
15) Kriteria Penilaian Dalam Evaluasi
Relevansi : Apakah tujuan program mendukung tujuan
kebijakan?
Keefektifan : Apakah tujuan program dapat tercapai?
Efisiensi : Apakah tujuan program teercapai dengan
biaya paling rendah?
Hasil : Apakah indikator tujuan program
membaik?
Dampak : Apakah indikator tujuan kebijakan
membaik ?
Keberlanjutan : Apakah perbaikan indikator terus berlanjut
setelah program selesai

Anda mungkin juga menyukai