Di Susun Oleh:
KATA PENGANTAR
Kami mengucapkan puja dan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas berjudul “Laporan Kasus Hipertensi Pada Ny.S Di PPSLU
Cepiring Kendal” ini dengan baik. Tugas ini tidak dapat selesai tanpa dukungan
moral dan materi yang diberikan dari berbagai pihak, maka penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Allah SWT. Yang telah meridhoi pembuatan makalah dengan baik.
2. Ns. Rina Anggraeni,M.Kep selaku dosen pembimbing pengampu keperawatan
gerontik.
3. Orang tua penulis yang telah memberikan dorongan dan motivasi.
4. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak
membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan makalah ini. Penulis
menyadari bahwa penulisan tugas ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu,
kritik dan saran yang membangun dari rekan- rekan pembaca sangat
dibutuhkan demi penyempurnaan tugas ini.
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL....................................................................................................... i
KATAPENGANTAR................................................................................ ii
DAFTARISI.............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Tujuan................................................................................................. 2
BAB II TEORI PENUNJANG
2.1 Hipertensi............................................................................................ 3
2.1.1 Pengertian........................................................................................ 3
2.1.2 Klasifikasi Hipertensi....................................................................... 4
2.1.3 Etiologi Hipertensi .......................................................................... 6
2.1.4 Faktor Risiko Hipertensi ................................................................. 7
2.1.5 Patofisiologi Hipertensi.................................................................... 7
BAB III TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian ......................................................................................... 20
3.2 Analisa Data ...................................................................................... 27
3.3 Diagnosa Keperawatan ...................................................................... 28
3.4 Rencana Asuhan Keperawatan .......................................................... 29
3.5 Implementasi Keperawatan ............................................................... 30
3.6 Evaluasi Keperawatan ....................................................................... 44
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi merupakan kondisi yang paling umum dijumpai dalam perawatan
primer. Hipertensi menurut World Health Organization (WHO) adalah suatu
kondisi dimana pembuluh darah memiliki tekanan darah tinggi (tekanan darah
sistolik ≥140 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg) yang menetap.
Tekanan darah adalah kekuatan darah untuk melawan tekanan dinding arteri
ketika darah tersebut dipompa oleh jantung ke seluruh tubuh. Semakin tinggi
teknan darah maka semakin keras jantung bekerja (WHO, 2013).
Pada orang yang berusia diatas 50 tahun, tekanan darah sistolik lebih besar
dari140 mmHg dan lebih beresiko terjadinya penyakit kardiovaskuler bila
dibandingkan dengan tekanan darah diastolik, namun pada tahun 2008 terdapat
sekitar 40% orang dewasa di seluruh dunia berusia 25 tahun ke atas didiagnosa
mengalami hipertensi. Angka kejadian hipertensi begitu meningkat, dari sekitar
600 juta jiwa pada tahun 1980 menjadi 1 milyar jiwa pada tahun 2008 (WHO,
2013).
Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi Penyakit Tidak Menular mengalami
kenaikan jika dibandingkan dengan Riskesdas 2013, antara lain kanker, stroke,
penyakit ginjal kronis, diabetes mellitus, dan hipertensi. Prevalensi hipertensi naik
dari 25,8% menjadi 34,1%. Kenaikan prevalensi penyakit tidak menular ini
berhubungan dengan pola hidup, antara lain merokok, konsumsi minuman
beralkohol, aktivitas fisik, serta konsumsi buah dan sayur (Riskesdas, 2018).
Stres dapat memicu timbulnya hipertensi melalui aktivasi sistem saraf simpatis
yang mengakibatkan naiknya tekanan darah secara intermitten (tidak menentu)
(Andria, 2013). Pada saat seseorang mengalami stres, hormone adrenalin akan
dilepaskan kemudian akan meningkatkan tekanan darah melalui kontraksi arteri
(vasokontriksi) dan peningkatan denyut jantung. Apabila stres berlenjut, tekanan
darah akan tetap tinggi sehingga orang tersebut akan mengalami hipertensi
(Suoth, 2014).Mengatasi hipertensi dapat dilakukan pengobatan farmakologi dan
non
farmakologi (Nirmawati, 2014). Pengobatan farmakologi yang diberikan
padaklien adalah dengan obat, obat-obatan standar hipertensi adalah obat yang
meliputi golongan diuretik, menekan simpatetik (simpatolitik), vasodilator
arteriol, antagonis angiotensin (ACE inhibitor), penghambat saluran kalsium
(blocker calsium antagonis) (Muttaqin, 2012). Penggunaan obat pada penderita
hipertensi memiliki beberapa kelemahan, antara lain biaya mahal, membutuhkan
kepatuha karena membutuhkan waktu yan relatif lama untuk dapat menurunkan
tekanan darah serta sering timbul kebosanan mengkonsumsi obat pada pasien
hipertensi (Udijianti, 2011).
Penatalaksanaan hipertensi non farmakologi dapat dilakukan dengan cara:
mengurangi berat badan bila kelebihan berat badan, hindari merokok, hindari
minum kopi, hindari minum alkohol, kurangi konsumsi garam berlebih, hindari
makanan berlemak tinggi (gajih, usus, kulit ayam), melakukan senam secara
teratur dan melakukan terapi relaksasi (Nuraini, 2015). Berbagai macam bentuk
relaksasi yang sudah ada adalah relaksasi nafas dalam, guided imagery, relaksasi
progresif, terapi musik, distraksi, massage, dan terapi relaksasi benson (Nurman,
2017). Berdasarkan fenomena di atas penulis tertarik untuk melakukan studi kasus
dengan pemberian asuhan keperawatan terhadap pasien hipertensi.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Penulis mampu untuk dapat memberikan asuhan keperawatan medikal
bedah pada Ny.S dengan Hipertensi Krisis di RSI Muhammadiyah Kendal.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khususnya :
a) Penulis mampu melakukan pengkajian data pada klien dengan
Hipertensi.
b) Penulis mampu menganalisa dan menegakkan diagnosa atau
masalah keperawatan pada klien dengan Hipertensi.
c) Penulis mampu menentukan intervensi keperawatan secara
enyeluruh pada klien dengan Hipertensi.
d) Penulis mampu mengimplementasikan rencana tindakan
keperawatan yang nyata pada klien dengan Hipertensi.
e) Penulis mampu mengevaluasi dan mendokumentasikan asuhan
keperawatan pada klien dengan Hipertensi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hipertensi
1. Definisi
Hipertensi adalah suatu keadaan ketika seseorang mengalami peningkatan tekanan
darah di atas normal yang mengakibatkan peningkatan angka kesakitan
(morbiditas) dan angka kematian (mortalitas) (Smeltzer, 2016). Hipertensi adalah
peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik dengan konsisten di atas 140/90
mmHg. Tekanan darah harus diukur dalam posisi duduk dan berbaring
(KemenkesRI, 2013).
Hipertensi merupakan keadaan ketika tekanan darah sistolik lebih dari 120 mmHg
dan tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg (Muttaqin, 2012). Hipertensi atau
tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan darah dalam
pembuluh darah arteri secara terusmenerus lebih dari suatu periode. Hal ini terjadi
bila arteriole-arteriole konstriksi. Kontriksi arteriole membuat darah sulit mengalir
dan meningkatkan tekanan melawan dinding arteri (Udijianti, 2011).
2. Klasifikasi
Hipertensi dapat di bagi menjadi tiga golongan yaitu hipertensi sistolik, hipertensi
diastolik, dan hipertensi campuran. Hipertensi sistolik (isolated sistolic
hypertension) merupakan peningkatan tekanan sistolik tanpa diikuti peningkatan
tekanan diastolik dan umumnya ditemukan pada usia lanjut. Tekanan sistolik
berkaitan tekanan dengan tingginya pada arteri apabila jantung berkontraksi
(denyut jantung). Tekanan sistolik merupakan tekanan maksimum dalam arteri
tercermin pada hasil pembacaan tekanan darah sebagai tekanan atas yang nilainya
lebih besar (Garnadi, 2012).
Hipertensi diastolik (diastolic hypertension) merupakan peningkatan tekanan
diastolik tanpa diikuti pengkatan tekanan sistolik, biasanya ditemukan pada anak-
anak dan dewasa muda. Hipertensi diastolik terjadi apabila pembuluh darah kecil
menyempit secara tidak normal, sehimgga memperbesar tahanan terhadap aliran
darah yang melaluinya dan meningkatkan tekanan diastolik. Tekanan darah
diastolit berkaitan dengan tekanan arteri bila jantung berada dalam keadaan
relaksasi diantara dua denyutan. Hipertensi campuran merupakan pengingkatan
pada tekanan sistolik dan diastolik.
Berdasarkan penyebabnya hipertensi terbagi menjadi dua, yaitu hipertensi esensial
(primer) dan hipertensi sekunder. Hipertensi esensial (primer) merupakan
hipertensi yang disebabkan oleh gaya hidup yang tidak baik seperti makan yang
tidak terkontrol sehingga menyebabkan berat badan berlebih atau bahakn terjadi
obesitas dimana hal tersebut dapat mencetus terjadinya hipertensi. Hipertensi
sekunder merupakan tekanan darah tinggi yang akibat dari seseorang yang
mengalami penyakit seperti gagal jantung, gagal ginjal, dan kerusakan sistem
hormon dalam tubuh (Pudiastuti, 2011). Kehamilan, tumor, serta penyempitan
arteri renalis atau penyakit parenkim ginjal juga dapat mengakibatkan terjadinya
hipertensi sekunder (Hall & Guyton, 2014).
3. Etiologi
Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Hipertensi
terjadi sebagai respons peningkatan curah jantung atau peningkatan tekanan
perifer. Akan tetapi, ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya
hipertensi:
a. Genetik : Respons neurologi terhadap stres atau kelainan ekskresi atau transpor
Na.
b. Obesitas : Terkait dengan tingkat insulin yang tinggi yang mengakibatkan
tekanan darah meningkat.
c. Stres karena lingkungan.
d. Hilangnya elastisitas jaringan dan aterosklerosis pada orang tua serta pelebaran
pembuluh darah. Pada orang lanjut usia, penyebab hipertensi disebabkan
terjadinya
perubahan pada elastisitas dinding aorta menurun, katup jantung menebal dan
menjadi kaku, kemampuan jantung memompa darah, kehilangan elastisitas
pembuluh darah, dan meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer. Setelah
usia 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun 1% tiap tahun
sehingga menyebabkan menurunnya kontraksi dan volume. Elastisitas pembuluh
darah menghilang karena terjadi kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer
untuk oksigenasi (Aspiani, 2014).
Sekitar 90% hipertensi dengan penyebab yang belum diketahui pasti disebut
dengan hipertensi primer atau esensial, sedangkan 7% disebabkan oleh kelainan
ginjal atau hipertensi renalis, dan 3% disebabkan oleh kelainan hormonal atau
hipertensi hormonal dan penyebab lain (Muttaqin, 2012). Sebagai faktor
predisposisi dari hipertensi esensial adalah penuaan, riwayat keluarga, asupan
lemak jenuh atau natrium yang tinggi, obesitas, ras, gaya hidup yang menuntut
sering duduk dan tidak bergerak, stress, merokok (Kowalak, 2014)
3. Faktor-Faktor Risiko Hipertensi
Faktor risiko terjadinya hipertensi antara lain:
a) Usia
Tekanan darah cendrung meningkat dengan bertambahnya usia. Pada laki-
laki meningkat pada usia lebih dari 45 tahun sedangkan pada wanita
meningkat pada usia lebih dari 55 tahun.
b) Ras
Hipertensi bisa mengenai siapa saja. Bagaimanapun, biasa sering muncul
pada etnik Afrika Amerika dewasa dari pada Kaukasia atau Amerika
Hispanik.
c) Jenis kelamin
Pria lebih banyak mengalami kemungkinan menderita hipertensi dari pada
wanita.
d) Kebiasaan gaya hidup tidak sehat
Gaya hidup yang tidak sehat yang dapat meningkatkan hipertensi, antara
lain minum-minuman beralkohol, kurang berolahraga, mengkonsumsi
makan- makanan yang berlebih dan merokok
4. Patofisiologis
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di
pusat vasomotor pada medula otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf
simpatis, yang berlanjut kebawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna
medula spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat
vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak kebawah melalui
sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron pre-ganglion
melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke
pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan
konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor, seperti kecemasan dan ketakutan
dapat mempengaruhi respons pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriktor.
Klien dengan hipertensi sangan sensitif terhadap norepinefrin, meskipun tidak
diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut dapat terjadi.Pada saat bersamaan
ketika saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respons rangsang
emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas
vasokonstriksi. Medula adrenal menyekresi epinefrin, yang menyebabkan
vasokonstriksi. Korteks adrenal menyekresi kortisol dan steroid lainnya, yang
dapat memperkuat respons vasokonstriksi pembuluh darah. Vasokonstriksi yang
mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal, menyebabkan pelepasan renin.
Renin yang dilepaskan merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian
diubah menjadi angiotensin II, vasokonstriktor kuat, yang pada akhirnya
merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan
retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume
intravaskuler. Semua faktor tersebut cenderung mencetuskan hipertensi (Kowalak,
2014).
FORMAT PENGKAJIAN
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK DENGAN HIPERTENSI
A. RIWAYAT KESEHATAN
a. Nama : Ny. S
b. Alamat : Karangayu
c. Umur : 68 Tahun
d. TTL : Kendal, 12 Juli 1952
e. Pcndidikan terakhir : SD
f. Orang yang paling dekat dan dapat dihubungi : saudara
g. Alamat dan telepon :-
h. Tanggal masuk ke panti wreda : 04 April 2022
B. RIWAYAT KELUARGA
Dalam keluarga PM mempunyai riwayat keluarga yang menderita penyakit
serupa yaitu hipertensi.
C. RIWAYAT LINGKUNGAN HIDUP
PM tinggal di panti dengan bangunan semi permanen, yang terdiri dari kamar
mandi, kamar tidur dan ruang konseling, kondisi panti yang di tempati PM
dengan lantai keramik dan sirkulasi udara di peroleh dari pintu depan dan
jendela penerang, yang memounyai tempat tidur 18 dengan keadaan panti PM
bersih dan bersanitas, PM sudah lama tinggaldi panti sudah lama dan sudah
merasa nyaman dan PM Kegiatan dipanti hanya berbaring ditempat tidur,
beribadah dan tidur
D. RIWAYAT REKREASI
Tidak ada
E. SUMBER / SYSTEM PENDUKUNG YANG DIGUNAKAN
Sumber pendukung pelayanan dari perawat panti
F. DESKRIPSI HARI KHUSUS
Tidak ada
G. RIWAYAT KESEHATAN LALU
Ny. S mengatakan dulu sering pusing
H. TINJAUAN SISTEM
1. Tanda – Tanda Vital:
a. Tekanan Darah : 200/120 mmHg
b. Nadi : 90 x/menit
c. Suhu : 36,3oC
d. RR : 20 x/menit
2. Pemeriksaan kulit
a. Inspeksi : Kulit keriput
b. Palpasi : Tidak nyeri tekan
3. Pemeriksaan kuku:
b. Inspeksi : Tampak bersih, kuku bersih
c. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
4. Pemeriksaan kepala:
a. Inspeksi : Rambut beruban
b. Palpasi : Tidak ada benjolan dikepala
c. Auskultasi : Tidak terkaji
5. Pemeriksaan muka:
a. Inspeksi: Wajah simetris
b. Palpasi: Tidak ada nyeri tekan
c. Tes sensasi wajah: Elastisitas berkurang
6. Pemeriksaan mata:
a. Inspeksi: Mata sedikit keruh, sclera berwarna sedikit kuning
b. Palpasi: Tidak ada nyeri tekan
c. Tes ketajaman visual: ketajaman penglihatan kurang
d. Tes lapang pandang: Luas lapang pandang kurang
7. Pemeriksaan telinga:
a. Inspeksi: Bersih tidak ada serumen
b. Palpasi: Tidak ada benjolan
c. Tes ketajaman pendengaran: Mendengar berbicara dengan nada sedikit
keras
Kemampuan makan/minum v
Kemampuan toileting V
Kemampuan Mandi v
Kemampuan berpindah V
Kemampuan berpakaian v
Diagnosa keperawatan
1. Hambatan mobiltas fisik
2. Gangguan perfusi jaringan serebral
FORMAT RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama Klien : Ny.S
Nama Mahasiswa : Dian fazira
Alamat :-
Diagnosa keperawatan Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)
Hambatan Mobilitas Fisik Setelah dilakukan tindakan keperawatan Perawatan Jantung (4040)
berhubungan dengan selama 3 x Hambatan Mobilitas Fisik dapat Monitor
hipertensi (00200) berkurang dengan kriteria hasil: 1. Monitor tanda-tanda vital
Mandiri
Outcomes: Pergerakan (0208) 2. Evaluasi perubahan tekanan darah
1. Berjalan ditingkatkan dari cukup 3. Susun waktu latihan dan istirahat untuk
terganggu (3) menjadi sedikit terganggu mencegah kelelahan
(4) 4. Identifikasi metode pasien dalam menangani
2. Bergerak dengan mudah ditingkatkan stres
dari cukup terganggu (3) menjadi sedikit 5. Berikan dukungan teknik yang efektif untuk
terganggu (4) mengurang stres
Edukasi
Outcomes: Keparahan Hipertensi (2112) 6. Berikan pendkes mengenai cara pencegahan
1. Tekanan darah sistol ditingkatkan dari
160-179 (2) menjadi ringan (4) hipertensi dan diit rendah garam untuk
2. Sakit kepala diturunkan dari sedang (3) penderita hipertensi
menjadi ringan (4) 7. Ajarkan teknik relaksasi benson
3. Pusing diturunkan dari s\edang (3) Kolaborasi
menjadi ringan (4) 8. Pemberian Amlodipin 1 x 5 mg oral
Dukungan mobilisasi
Monitor
14. Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah
sebelum memulai mobilisasi
15. Monitor kondisi umum selama melakukan
mobilisasi
Mandiri
16. Kaji tingkat mobilisasi pasien dengan (tingkatan
0-4) secara berkala.
17. Kaji kekuatan otot/kemampuan fungsional
mobilitas sendi dengan menggunakan (skala
kekuatan otot 0-5) secara teratur.
18. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik
lainnya
19. Identifikasi toleransi fisik melakukan
pergerakan
20. Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu
(mis; duduk diatas tempat tidur
21. Fasilitasi melakukan pergerakan
Edukasi
22. Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
23. Anjurkan melakukan mobilisasi dini
24. Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus
dilakukan (mis: duduk diatas tempat tidur).
Kolaborasi
25. Kolaborasi dengan ahli terapi fisik (Fisioterapi)
atau okupasi dan atau rehabilitasi spesialis.
FORMAT CATATAN PERKEMBANGAN