Anda di halaman 1dari 12

KESEHATAN KERJA

Muhammad Vialli Mahardikha


Rami Andika Gumelar
2.1 Pengertian kesehatan kerja

Menurut WHO (World Health Organization) pengertian sehat


senantiasa digambarkan sebagai suatu kondisi fisik, mental dan
sosial seseorang yang tidak saja bebas dari penyakit atau
gangguan kesehatan melainkan juga menunjukan kemampuan
untuk berinteraksi dengan lingkungan dan pekerjaannya.
Sedangkan menurut UU No 23 / 1992 tentang kesehatan,
pengertian kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa
dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara
sosial dan ekonomis.”
• Status kesehatan seseorang ditentukan oleh empat faktor yakni :
1. Lingkungan, berupa lingkungan fisik (alami, buatan) kimia (organik /
anorganik,logam berat, debu), biologik (virus, bakteri, microorganisme) dan
sosial budaya (ekonomi, pendidikan,pekerjaan).
2. Perilaku yang meliputi sikap, kebiasaan, tingkah laku.
3. pelayanan kesehatan: promotif, perawatan, pengobatan, pencegahan
kecacatan,rehabilitasi, dan
4. genetik, yang merupakan faktor bawaan setiap manusia.
Menurut Suma’mur (1976) Kesehatan kerja merupakan spesialisasi ilmu
kesehatan/kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan agar pekerja/
masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya baik fisik,
mental maupun sosial dengan usaha preventif atau kuratif terhadap penyakit/
gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor pekerjaan dan lingkungan
kerja serta terhadap penyakit umum,konsep kesehatan kerja dewasa ini
semakin banyak berubah, bukan sekedar “kesehatan pada sektor industri” saja
melainkan juga mengarah kepada upaya kesehatan untuk semua orang dalam
melakukan pekerjaannya (total health of all at work).
Kesehatan kerja memiliki sifat sebagai berikut :
a. Sasarannya adalah manusia
b. Bersifat medis.
2.2 Kondisi-kondisi kesehatan yang menyebabkan rendahnya
produktivita kerja
Lembaga Nasional Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja, Departemen Tenaga Kerja, telah
mencoba mengumpulkan data-data kesehatan yang berhubungan dengan produktivitas kerja,
data kondisi kerja yang mempengaruhi rendahnya produktivitas kerja antara lain :
1. Penyakit umum, penyakit yang paling banyak terdapat adalah penyakit infeksi, penyakit
endemic dan penyakit parasit, contoh penyakit yang paling terbanyak flu, bronchitis, penyakit
perut, T.B.C dan paru-paru.
2. Penyakit akibat kerja, penyakit seperti pneuconioses, dermatoses, keracunan bahan kimia.
Dll.
3. Keadaan gizi
4. Lingkungan kerja, suhu, kelembaban, gerak udara, debu, uap, gas lain, penerangan,
kebisingan, dll.
5. Fisiologis (ergonomic), cara kerja, keserasian manusia dan mesin.
6. Mental psikologis
2.2.1 Pneuconioses

Pneuconioses adalah segolongan penyakit yang disebabkan oleh penimbunan


partikel debu dalam paru-paru. Partikel debu selalu terdapat dalam udara yg
diisap waktu pernafasan, akan tetapi tidak selalu menimbulkan
pneumoconiosis. Beberapa pneuconioses yang sering terjadi diakibatkan oleh :
1. Anthracosis, yg disebabkan oleh debu arang (coal).
2. Byassunosis, karena debu kapas (cotton).
3. Stannosis, disebabkan oleh debu bijih timah putih (SnO2)
4. Siderosis, paru-paru disebabkan oleh debu yg mengandung Fe2O3
5. Silicosis, yg disebabkan oleh debu silica (SiO2) bebas
6. Asbestosis, karena debu yg mengandung serabut (serat) asbes
7. Berylliosis, karena debu beryllium (Be)
2.2.2 Dermatoses

Dermatoses adalah segala kelainan kulit yang timbul pada waktu bekerja atau
biasa disebut allergi. Penyebab-penyebab dermatoses sangat tergantung dari
kekebalan setiap tenaga kerja, satu sama lain akan berbeda terhadap penyebab
dermatoses.
Penyebab-penyebab termatose yang sering terjadi adalah :
1. Faktor fisik, yaitu tekanan, kelembaban, panas, suhu dingin, sinar matahari,sinar
X dan sinar-sinar lainnya.
2. Bahan-bahan berasal dari tanaman, yaitu daun-daunan, ranting-ranting, getah,
akar-akaran, umbi-umbian,, bunga-bungaan, buah-buahan, sayur-sayuran, debu
kayu dll.
3. Mahluk-nahluk hidup, yaitu bakteri-bakteri, virus-virus, jamur-jamur, cacing,
serangga, dll.
4. Bahan-bahan kimia, yaitu asam, senyawa hydrocarbon, oli, bahan pewarna, dll.
2.2.3 Keadaan gizi

Keadaan gizi yang kurang pada tenaga kerja sering tidak menguntungkan ditinjau dari
sudut produktivitas kerja. Keadaan gizi yang kurang disebabkan oleh beberapa hal,
diantaranya penyakit-penyakit endimis dan parasitis, kurangnya pengertian tentang
gizi, kemampuan pengupahan yang rendah dan beban kerja yang terlalu berat. Dari
hasil penelitian yang paling besar pengaruhnya terhadap kekurangan gizi adalah
beban kerja yang terlalu berat dan pengupahan yang minimum, sehingga produktivitas
tenaga kerja sangat rendah.
Gizi yang baik harus memenuhi unsur-unsur sebagai berikut :
• 1. Hidrat arang, berasal dari tumbuhan (umbi-umbian, buah-buahan)
• 2. Lemak berasal dari tumbuhan dan hewan (minyak, mentega)
• 3. Protein, berasal tumbuhan dan hewan.
• 4. Vitamin, berasal dari tumbuhan dan hewan.
• 5. Mineral, berasal dari tumbuhan, hewan dan alam sekitar.
2.2.4 Fisiologis (ergonomi)

Ergonomi berasal dari bahasa Yunani, ergon yang artinya kerja, dan nomos artinya
peraturan atau hukum. Sehingga secara harfiah ergonomi diartikan sebagai peraturan
tentang bagaimana melakukan kerja, termasuk menggunakan peralatan kerja.
Selanjutnya seirama dengan perkembangan kesehatan kerja ini, maka hal-hal yang
mengatur antara manusia sebagai tenaga kerja dan peralatan kerja atau mesin juga
berkembang menjadi cabang ilmu tersendiri. Sehingga dewasa ini, batasan ergonomi
adalah ilmu penyesuaian peralatan dan pelengkapan kerja dengan kondisi dan
kemampuan manusia, sehingga mencapai kesehatan kerja dan produktivitas kerja
yang optimal.
• Dua misi pokok ergonomi adalah:
1. Penyesuaian antara peralatan kerja dengan kondisi tenaga kerja yang
menggunakan.Cara meletakkan dan penggunaan mesin harus disesuaikan
dengan tenaga kerja yang akan mengoperasikan mesin tersebut, baik dari segi
tinggi badan dan kemampuannya. Dalam hal ini yang ingin dicapai oleh
ergonomi adalah mencegah kelelahan tenaga kerja yang menggunakan alat-
alat tersebut.
2. Apabila peralatan kerja dan manusia atau tenaga kerja tersebut sudah cocok,
maka kelelahan dapat dicegah dan hasilnya lebih efisien. tujuan utama
ergonomi ialah: mencegah kecelakaan kerja dan mencegah ketidak efisienan
kerja Di samping itu, ergonomi juga dapat mengurangi beban kerja, karena
apabila peralatan kerja tidak sesuai dengan kondisi dan ukuran tubuh pekerja
akan menjadi beban tambahan kerja.
Misalnya bagaimana cara mengangkat beban berat secara ergonomis dapat
dilakukan menurut prosedur sebagai berikut:
a. Beban yang akan diangkat harus dipegang tepat dengan semua jari-jari.
b. Punggung harus diluruskan, beban harus diambil otot tungkai keseluruhan.
c. Kaki diletakkan pada jarak yang enak, sebelah kaki di belakang beban sekitar
60 derajat ke sebelah, dan kaki yang satunya diletakkan di samping beban
menuju ke arah beban yang akan diangkat.
d. Dagu ditarik ke belakang agar punggung dapat tegak lurus.
e. Berat badan digunakan untuk mengimbangi berat badan.
f. Lengan harus dekat dengan badan
2.2.5 Mental Psikologis
Faktor-faktor yang sering menjadi penyebab stres di lingkuingan kerja dapat
dikelompokkan menjadi dua, yakni :
1. Faktor internal, yakni dari dalam diri pekerja itu sendiri, mislanya: kurangnya
percaya diri dalam melakukan pekerjaan, kurangnya kemampuan atau
keterampilan dalam melakukan pekerjaan, dan sebagainya.
2. Faktor eksternal, yakni faktor lingkungan kerja. Lingkungan kerja ini
mencakup lingkungan fisik dan lingkungan sosial (masyarakat kerja).
Lingkungan fisik yang sering menimbulkan stres kerja antara lain: tempat kerja
yang tidak higienis, kebisingan yang tinggi, dan sebagainya. Sedangkan
lingkungan manusia (sosial) yang sering menimbulkan stres adalah pimpinan
yang otoriter,persaingan kerja yang tidak sehat, adanya klik-klik di lingkungan
kerja, dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai