Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

SEJARAH PANCASILA

“UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH PANCASILA”

DOSEN PEMBIMBING ;

MUHELLIS ANSHORY,S.H., M.H

DISUSUN OLEH;

IQBAL FARIQI
( 33412001142 ) ID KEPERAWATAN

JURUSAN KESEHATAN

PRODI DIII KEPERAWATAN

POLITEKNIK NEGRI MADURA

TAHUN 2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
karunia-Nya penulis masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Semoga
shalawat serta salam selalu dilimpahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW
beserta sahabat dan keluarganya, serta pengikutnya hingga akhir zaman. Amin.
Alhamdulillah penulis telah berhasil menyelesaikan makalah “ PANCASILA DALAM
ASPEK ”. Makalah ini disusun agar dapat menambah informasi kepada para pembaca.
Semoga makalah ini memberi wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun
makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan, namun penulis menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun
sangat diperlukan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi yang membutuhkan dan
mendapat ridho Allah. Amin.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii
BAB I..............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................................1
C. Tujuan....................................................................................................................................1
BAB II............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.............................................................................................................................3
A. Pengertian Ideologi Pancasila...............................................................................................3
B. Sejarah Pancasila...................................................................................................................4
C. Pancasila sebagai Ideologi Bangsa........................................................................................4
D. Pancasila sebagai Ideologi Terbuka......................................................................................6
E. Macam-macam ideologi di dunia..........................................................................................7
F. Hubungan pancasila dengan UUD 1945..............................................................................10
G. Pancasila sebagai sistem Etika............................................................................................12
H. Etika Pancasila....................................................................................................................13
BAB III.........................................................................................................................................14
PENUTUP....................................................................................................................................14
A. Kesimpulan..........................................................................................................................14
B. Saran....................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................15

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Seluruh negara-negara didunia ini pasti memiliki suatu landasan atau dasar yang kita
kenal dengan Ideologi. Karena ideolgi merupakan merupakan dasar atau ide atau citacita
negara tersebut untuk semakin berkembang dan maju.Presiden dalam memimpin bangsa
Indonesia dia tidak bisa mengandal visi dan misinya sendiri untuk mencapai cita-cita
bangsa, oleh karena itu harus memiliki suatu dasar atau landasan yang dapat dijadikan
sebagai patokan. Ideologi negara Indonesia adalah Pancasila, pancasila bukan Ideologi
negara bagi sebagian atau daerah-daerah tertentu saja tetapi menyuluruh, terkadang
perbedaan pendapat dalam mengartikan dasar negara maka terjadilah pertikaian. Ideologi
merupakan sebuah konsep yang fundamental dan aktual dalam sebuah negara.
Fundamental karena hampir semua bangsa dalam kehidupannya tidak dapat dilepaskan
dari pengaruh ideologi. Aktual, karena kajian ideologi tidak pernah usang dan ketinggalan
jaman. Harus disadari bahwa tanpa ideologi yang mantap dan berakar pada nilai-nilai
budaya sendiri, suatu bangsa akan mengalami hambatan dalam mencapai citacitanya.
Menurut Syafiie (2001:61), ideologi adalah “sistem pedoman hidup yang menjadi cita-
cita untuk dicapai oleh sebagian besar individu dalam masyarakat yang bersifat khusus,
disusun secara sadar oleh tokoh pemikir negara serta kemudian menyebarluaskannya
dengan resmi.

B. Rumusan Masalah

1. Pengertian ideologi.
2. Bagaimana sejarah Pancasila.
3. Pancasila sebagai ideology bangsa.
4. Pancasila sebagai ideology terbuka.
5. Macam-macam Ideologi dunia.
6. Hubungan Pancasila dengan UUD 1945.
7. Pancasila sebagai system filsafat.
8. Pancasila sebagai sistem etika.
9. Etika Pancasila.

C. Tujuan

1. Mengetahui arti penting ideology bangsa Indonesia.


2. Mengetahui bagaimana perkembangan sejarah terbrntuknya Pancasila.
3. Mengetahui bahwa Pancasila sebagai ideologi Bangsa Indonesia.
4. Mengetahui bahwa Pabcasila sebagai ideologi terbuka.
5. Mengetahui berbagai macam ideologi- ideologi di dunia.

1
6. Mengetahui hubungan Pancasila dengan UUD 1945.

7. Mengetahui Pancasila sebagai system filsafat.


8. Mengetahui Pancasila sebagai system etika 9. Mengetahui Etika Pancasila

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Ideologi Pancasila

Ideologi Pancasila adalah pandangan atau nilai-nilai luhur budaya dan religius
yang digunakan bangsa Indonesia. Hal itu berarti setiap nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.Ideologi merupakan gabungan
dari bahasa Yunani 'ideos' dan 'logos' yang berarti tujuan, cita-cita, sudut pandang,
pemikiran, dan pengetahuan. Ideologi merupakan seperangkat ide atau keyakinan yang
menentukan cara pandang seseorang untuk mencapai tujuan dengan berdasar kepada
pengetahuan.
Selain dari pengertian umum pancasila, terdapat pendapat beberapa ahli atau
tokoh dalam memberikan pendapat mengenai pengertian pancasila antara lain sebagai
berikut:

1. Ir. Soekarno
Pengertian pancasila menurut Soekarno ialah isi jiwa bangsa Indonesia secara
turun-temurun yang sekian abad lamanya terpendam bisu oleh kebudayaan barat,
dengan demikian Pancasila tidak saja falsafah negara, tetapi lebih luas lagi yakni
falsafah bangsa Indonesia.
2. Prof. Dr. Drs. Raden Mas Tumenggung Notonagoro S.H.
Pengertian pancasila menurut Notonegoro adalah dasar falsafah negara
Indonesia, sehingga dapat diartikan kesimpulan bahwa Pancasila merupakan dasar
falsafah dan ideologi negara yang diharapkan menjadi pandangan hidup bangsa
Indonesia, sehingga dasar pemersatu, lambang persatuan dan kesatuan serta bagian
pertahanan bangsa dan negara.
3. Muhammad Yamin
Pengertian pancasila menurut Muhammad Yamin adalah lima dasar yang
berisi pedoman atau aturan tentang tingkah laku yang penting dan baik. Pancasila
berasal dari kata panca yang berarti lima dan sila berarti sendi, asas, dasar atau
peraturan tingkah laku yang penting dan baik.
4. Pancasila secara Etimologis Secara etimologis istilah “Pancasila” berasal dari bahasa
Sansekerta dari India (bahasa kasta Brahmana). Bahasa rakyat biasa disebut dengan bahasa
Prakerta.
5. Menurut Prof. Dr. Nurcholish Majdid
Pancasila adalah modal untuk mewujudkan demokrasi Indonesia, pancasila
memberi dasar dan prasyarat asasi bagi demokrasi dan tatanan politik Indonesia,
pancasila menyumbang beberapa hal penting. Menurut Nurcholish, adanya Pancasila
dan UUD 1945 telah diterima oleh umat Muslim Indonesia.

3
Sejauh ini, kedua pilar itu telah mampu menjamin kebaikan konstitusional bagi
keseluruhan bangsa. Pada hakekatnya, Pancasila dan UUD 1945 diterima masyarakat
Muslim karena dua pertimbangan:….“Pertama, nilai-nilainya dibenarkan oleh ajaran
agama Islam. Kedua, fungsinya sebagai poin kesepakatan antar berbagai golongan untuk
mewujudkan kesatuan politik bersama.”

B. Sejarah Pancasila

Hari lahir Pancasila jatuh pada tanggal 1 Juni yang ditandai oleh pidato yang
dilakukan oleh Presiden pertama Indonesia, Soekarno pada 1 Juni 1945 dalam sidang
Dokuritsu Junbi Cosakai (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan). Pidatonya
pertama kali mengemukakan konsep awal Pancasila yang menjadi dasar negara
Indonesia.

Adapun sejarahnya berawal dari kekalahan Jepang pada perang pasifik, mereka
kemudian berusaha mendapatkan hati masyarakat dengan menjanjikan kemerdekaan
kepada Indonesia dan membentuk sebuah Lembaga yang tugasnya untuk mempersiapkan
hal tersebut. Lembaga ini dinamai Dokuritsu Junbi Cosakai. Pada sidang pertamanya di
tanggal 29 Mei 1945 yang diadakan di Gedung Chuo Sangi In (sekarang Gedung
Pancasila), para anggota membahas mengenai tema dasar negara.

Kronologi dan Sejarah Hari Lahir Pancasila Sidang berjalan sekitar hampir 5 hari,
kemudian pada tanggal 1 Juni 1945, Soekarno menyampaikan ide serta gagasannya
terkait dasar negara Indonesia, yang dinamai “Pancasila”. Panca artinya lima, sedangkan
sila artinya prinsip atau asas. Pada saat itu Bung Karno menyebutkan lima dasar untuk
negara Indonesia, yakni Sila pertama “Kebangsaan”, sila kedua “Internasionalisme atau
Perikemanusiaan”, sila ketiga “Demokrasi”, sila keempat “Keadilan sosial”, dan sila
kelima “Ketuhanan yang Maha Esa”.

Untuk menyempurnakan rumusan Pancasila dan membuat Undang-Undang Dasar


yang berlandaskan kelima asas tersebut, maka Dokuritsu Junbi Cosakai membentuk
sebuah panitia yang disebut sebagai panitia Sembilan. Berisi Ir. Soekarno, Mohammad
Hatta, Abikoesno Tjokroseojoso, Agus Salim, Wahid Hasjim, Mohammad Yamin, Abdul
Kahar Muzakir, Mr. AA Maramis, dan Achmad Soebardjo.

Setelah melalui beberapa proses persidangan, Pancasila akhirnya dapat disahkan


pada Sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945. Pada siding tersebut, disetujui bahwa
Pancasila dicantumkan dalam Mukadimah Undang-Undang Dasar 1945 sebagai dasar
negara Indonesia yang sah.

C. Pancasila sebagai Ideologi Bangsa

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa sebenarnya merupakan perwujudan


dari nilai-nilai budaya milik bangsa sendiri yang diyakini kebenarannya. Pancasila digali
dari budaya bangsa yang sudah ada, tumbuh, dan berkembang berabad-abad lamanya.

4
Oleh karena itu, Pancasila adalah khas milik bangsa Indonesia sejak keberadaannya
sebagai sebuah bangsa. Pancasila merangkum nilai-nilai yang sama yang terkandung
dalam adat-istiadat, kebudayaan, dan agama yang ada di Indonesia. Dengan demikian,
Pancasila sebagai pandangan hidup mencerminkan jiwa dan kepribadian bangsa
Indonesia.
Pancasila adalah ideologi dasar bangsa Indonesia, yaitu sebagai nilai-nilai yang
mendasari segala aspek kehidupan bermasyarakat rakyat Indonesia. Pancasila terdiri dari
lima sendi utama, yaitu:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh khidmat kebijaksaan dalam permusyawaratan perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pancasila yang lahir pada tanggal 1 Juni 1945 ini resmi ditetapkan sebagai dasar
Negara Indonesia dan masih terus digunakan hingga saat ini. Penerapannya berbeda
sesuai dengan masa yang ada. Di setiap masa, Pancasila mengalami perkembangan
terutama dalam mengartikan Pancasila itu sendiri. Dalam masa-masa tersebut, terdapat
banyak hal yang belum relevan dalam penerapan nilai-nilai luhur Pancasila sebagai
ideologi bangsa Indonesia. Banyak penyimpangan yang terjadi.
Oleh karena itu, menarik rasanya untuk dibahas mengenai sejarah Pancasila
sebagai ideologi bangsa Indonesia serta perkembangan ideologi Pancasila pada masa
Orde Lama, pada masa Orde Baru, dan pada Era Reformasi.
Dari gambaran umum yang telah dijelaskan pada latar belakang masalah di atas,
maka dapat dirumuskan beberapa pokok masalah yang akan dibahas pada penelitian ini,
antara lain yaitu:
1. Bagaimanakah sejarah dan perkembangan Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia?
2. Bagaimanakah perkembangan ideologi Pancasila pada masa Orde Lama?
3. Bagaimanakah perkembangan ideologi Pancasila pada masa Orde Baru?
4. Bagaimanakah perkembangan ideologi Pancasila pada Era Reformasi?

D. Pancasila sebagai Ideologi Terbuka

5
Disebut sebagai ideologi terbuka, Pancasila bisa menyesuaikan diri menghadapi
berbagai zaman tanpa harus mengubah nilai fundamentalnya. Lantas, apa arti sebenarnya
dari Pancasila sebagai ideologi terbuka? Dengan kata lain, Pancasila bisa hidup di
berbagai zaman dan mampu mengatur kondisi dinamika masyarakat yang sering
mengalami perubahan. Akan tetapi, keterbukaan ideologi Pancasila bukan berarti
mengubah nilai yang ada di dalamnya.
Namun, hanya mengembangkan konsep penerapan dari nilai tersebut agar bisa
memecahkan masalah yang berkembang dan terjadi di kehidupan masyarakat Indonesia.
Kaelan dalam Negara Kebangsaan Pancasila : Kultural, Historis, Filosofis, Yuridis dan
Aktualisasinya (2013) menjelaskan mengenai beberapa nilai yang terkandung di Pancasila
sebagai ideologi terbuka.

1. Nilai dasar yang mencakup ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan.
Kelima hal ini adalah pedoman fundamental yang sifatnya universal, mengandung cita-cita
negara, dan tujuan yang baik dan benar.
2. Nilai instrumental yang mencakup arahan, kebijakan, strategi, sasaran, dan lembaga yang
melaksanakannya.Konsep ini merupakan perkembangan dari yang sebelumnya dasar.
Berkatnya, penyesuaian pelaksanaan dari sesuatu yang dasar akan lebih jelas untuk bisa
menyelesaikan masalah yang terjadi.
3. Nilai praksis,meliputi realisasi dari instrumental yang sifatnya nyata dan bisa digunakan utuk
kehidupan bernegara.Dengan nilai terakhir ini,Pancasila bisa melakukan pengembangan serta
perubahan agar bisa sesuai jika diterapkan dalam kondisi masyarakat Indonesia yang
berubah.

Syarat Pancasila sebagai Ideologi Terbuka


Selain nilai, terdapat tiga dimensi yang merupakan syarat Pancasila diklaim sebagai
gagasan atau ideologi terbuka. Berikut ini beberapa dimensi yang terdapat dalam
Pancasila.
1. Dimensi Idealistis
Bagian ini menyangkut nilai dasar yang sebelumnya disebutkan, yakni
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan.Keberadaan
Pancasila disebutkan Soeryanto dalam Pancasila sebagai Ideologi Ditinjau dari
Segi Pandangan Hidup Bersama.Dalam “Pancasila Sebagai
Indonesia” (1991:59) sebagai ideologi yang bersumber pada nilai filosofis. Selain
itu, Koento Wibisono dalam Pancasila sebagai Ideologi Terbuka, Makalah pada
Lokakarya Dosen-dosen Pancasila di PTN dan PTS se Kopertis Wilayah V (1989)
menerangkan, idealistis dari Pancasila mampu memberikan harapan, optimisme,
dan memotivasi masyarakat sesuai cita-cita bangsa.
2. Dimensi Normatif
Nilai dasar yang terdapat dalam Pancasila musti diperjelas dengan aturan
atau sistem norma negara. Masih menurut Soeryanto, bagian ini mengartikan
bahwa Pancasila bisa mengatur sesuatu secara mendalam untuk pelaksanaannya
melalui norma yang dibuat atau diubah.

6
3. Dimensi Realistis
Poin ini mencerminkan Pancasila bisa hidup dalam segala keadaan yang
sedang terjadi di Indonesia. Berkat dimensi ini, realita yang ada di Indonesia bisa
diselesaikan dengan keterbukaan ideologi negara.

Dengan nilai dasar (yang disebutkan universal) dan norma-norma normatif yang
bisa diubah, Pancasila bisa diterapkan dalam kehidupan nyata menghadapi berbagai
dinamika masyarakat Indonesia.
E. Macam-macam ideologi di dunia

Pengertian ideologi adalah seperangkat ide yang membentuk keyakinan dan


paham untuk mewujudkan sebuah cita-cita. Macam-macam ideologi di dunia ada sekitar
dua belas.

Dari dua belas macam-macam ideologi ini pernah diterapkan di seluruh dunia
sampai sekarang. Banyak dari macam-macam ideologi ini yang masih bertahan, tetapi
banyak pula yang mendapat kecaman.

Orang pertama yang menggunakan istilah ideologi dalam konteks modern adalah
filsuf Prancis Destutt de Tracy yang pada 1796 menulis tentang Revolusi Prancis. Untuk
bisa lebih memahami macam-macam ideologi, simak penjelasannya.

1. Ideologi Marxisme

Ideologi Marxisme adalah salah satu dari macam-macam ideologi yang dibuat
berdasarkan bentuk perlawanan Karl Marx terhadap ketidakadilan sistem ideologi
kapitalisme.Ideologi marxisme lahir berkat anggapan ideologi kapitalisme yang
dianggap sebagai kesalahan yang besar karena akan semakin memperkaya pemilik
modal dengan mengorbankan nasib kaum buruh yang menyedihkan.Pada sistem
kapitalisme, buruh dipaksa bekerja berjam-jam dengan upah yang minim. Hal itu
karena prinsip kapitalisme yaitu profit sebanyak banyaknya dan modal seminimal
mungkin.

2. Ideologi Sosialisme

Ideologi sosialisme adalah salah satu dari macam-macam ideologi yang dapat
diidentikkan dengan ideologi komunisme.Hal ini karena prinsip yang mendasar yaitu
sama-sama akan mengutamakan segala kepemiliknnya secara bersama-sama dan
tidak mengakui adanya kepemilikan individu.Seluruh aset dan modal akan dikuasai
secara bersama-sama demi kepentingan suatu bangsa dan negara.

3. Ideologi Fasisme

7
Ideologi fasisme adalah salah satu dari macam-macam ideologi yang mirip
dengan sistem kerajaan zaman. Ideologi ini lebih menekankan pada kepemimpinan
tunggal. Kekuasaan ini khusus dipegang oleh seseorang yang dianggap kuat dan
mampu mengatur sistem bernegara.Salah satu macam-macam ideologi ini dikenal
kuat dan keras, sudah pasti membuat ruang gerak setiap orang terbatas untuk bisa
memenuhi hak-haknya.Ideologi fasisme membuat kekuasaan dan wewenang
mengatur tidak ada yang mengganggu dan mengawasi. Orang yang menganut paham
ini akan percaya dengan pemimpin tunggal kuat.

4. Ideologi Nasionalisme

Ideologi nasionalisme adalah salah satu dari macam-macam ideologi yang


menitikberatkan kepada kedaulatan negara. Hal yang mutlak dan tidak boleh
diganggu oleh pihak manapun.Setiap warga negara haruslah memiliki rasa mencintai
negara lebih dari apapun dengan berjuang dan berkorban secara bersama-sama demi
menjaga kedaulatan negara. Pada saat ini nasionalisme dibagi menjadi tiga bentuk
yaitu nasionalis kewarganegaraan, nasionalis etnis, dan nasionalis romantic.
Nasionalis kewarganegaraan menunjukkan bahwa warga negara merupakan
komponen yang berperan sangat penting di dalam tatanan sistem bernegara. Jadi
kekuatan utama dari suatu negara bertumpu kepada warga negara.Nasionalis etnis
menitikberatkan kepada budaya dan etnis sebagai komponen yang berperan dalam
suatu negara. Sedangkan nasionalis romantic adalah suatu kondisi di mana budaya,
ras, dan etnik sebagai sumber kebenaran politik.

5. Ideologi Kapitalisme

Ideologi kapitalisme adalah salah satu dari macam-macam ideologi yang


cukup dikenal di dunia. Ideologi kapitalisme ini dipopulerkan oleh bapak ilmu
ekonomi dunia yaitu Adam Smith.Salah satu dari macam-macam ideologi ini digagas
oleh Adam Smith karena tidak setuju dengan ideologi merkantilisme yang
berkembang pada saat itu. Teori Adam Smith mengenai ideologi kapitalisme yang
cukup dikenal luas yaitu teori invisible hand (tangan yang tidak terlihat).Ideologi
kapitalisme menekankan kepada penguasaan modal oleh pihak swasta yang di mana
negara tidak berhak mengatur dan membuat undang-undang yang dapat mempersulit
jalanya usaha mereka.

6. Ideologi Liberalisme

Ideologi liberalisme adalah salah satu dari macam-macam ideologi yang


menekankan pada kebebasan. Terutama kepada setiap golongan untuk dapat
mengekspresikan keinginannya sendiri tanpa ada larangan dari pihak lainnya.Asal
katanya yaitu liberal yang berarti kebebasan. Ideologi ini menganggap bahwa setiap
orang harus memperoleh kesempatan yang sama dalam mencapai sesuatu.Setiap
individu berhak untuk menentukan sendiri berbagai hak umum seperti hak politik,
hak beragama, dan berbagai hak lainnya.

8
7. Ideologi Demokrasi

Ideologi demokrasi adalah salah satu dari macam-macam ideologi yang dianut
pemerintah Indonesia sebagai sistem pemerintahannya. Demokrasi terdiri dari dua
kata yaitu demos dan kratos. Demos berarti rakyat dan kratos berarti kekuasaan.Jadi
bisa disimpulkan bahwa demokrasi adalah kekuasaan tertinggi ada di tangan rakyat.
Suara rakyat akan diwakili oleh dewan yang diberi nama dewan perwakilan
rakyat.Selain itu, dalam proses berjalannya suatu negara maka akan diadakan
pemilihan umum yang berfungsi untuk memilih legislatif (Perwakilan rakyat) dan
eksekutif (pemerintah) yang akan saling bersinergi dalam membangun
negara.Beberapa negara yang menganut sistem demokrasi yaitu, Norwegia, Denmark,
Amerika, Swedia, Venezuela, Australia, Belgium, Selandia Baru, dan masih banyak
lagi.

8. Ideologi Feminisme

Ideologi feminisme adalah salah satu dari macam-macam ideologi yang


menitikberatkan kepada kesetaraan hak serta kewajiban bagi perempuan. Kesetaraan
tersebut meliputi hak ekonomi, politik, sosial, budaya, ruang pribadi, dan ruang
publik.Tujuan utama dari ideologi ini adalah memperjuangkan hak perempuan yang
dahulu kala tidak boleh bersekolah, berpolitik, dan lain sebagainya.

9. Ideologi Anarkisme

Ideologi anarkisme adalah salah satu dari macam-macam ideologi yang


menganggap bahwa negara merupakan sebuah gangguan dan tidak perlu ada.
Sebagian wilayah di Spanyol menganut menganut ideologi.Ideologi ini
menitikberatkan kepada kebebasan setiap individu, di mana sebuah tatanan negara
dan politik dianjurkan untuk dibubarkan dan digantikan dengan tindakan sukarela dari
setiap warga negara.Di dalam sistem ini tidak ada hierarki di mana setiap orang dapat
memainkan perannya sesuai kehendak masing-masing. Ideologi ini mulanya dianggap
relevan namun pada praktiknya banyak terjadi kebingungan dan akhirnya bubar.

10. Ideologi Konservatisme

Ideologi konservatisme adalah salah satu dari macam-macam ideologi yang


menitikberatkan pada sistem tata kelola dan nilai-nilai ajaran tradisional serta
kuno.Salah satu dari macam-macam ideologi ini anti sekali dengan segala bentuk
globalisasi dan modernisasi yang berkembang di seluruh dunia. Popularitas ideologi
konservatisme ada sejak revolusi perancis.Menurut pandangan penganut ideologi ini,
globalisasi dan modernisasi merupakan hal yang sia-sia dan memberikan dampak

9
buruk bagi kehidupan mereka.Globalisasi menurut mereka dianggap dapat
menumbuhkan perpecahan, persaingan tidak sehat, dan adanya kesenjangan.

11. Ideologi Libertarianisme

Ideologi libertarianisme adalah salah satu dari macam-macam ideologi yang


kombinasi antara ideologi liberalisme dan sosialisme. Setiap orang memiliki
kebebasan baik politik dan ekonomi.Akan tetapi kepemilikkan pada berbagai sektor
strategis salah satu dari macam-macam ideologi ini lebih dibebankan kepada negara.
Pemerintah adalah alat mengatur dan mengawasi sistem tatanan negara.

12. Ideologi Nazizme

Ideologi Nazizme adalah salah satu dari macam-macam ideologi yang identik
dengan seorang tokoh asal Jerman, Adolf Hitler. Singkatan Nazizme adalah nasional
sosialisme.Salah satu dari macam-macam ideologi ini bukan hasil gagasan dan ide
original. Akan tetapi dari penggabungan ideologi dan yang paling terlihat adalah anti
yahudi.Pada masa kejayaa Adolft Hitler banyak orang yahudi yang dipenjarakan dan
dibunuh di seluruh dunia. Paham ideologi yang satu ini sangat kejam, keras, dan kuat.

F. Hubungan pancasila dengan UUD 1945

HUBUNGAN PANCASILA DENGAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945


Pancasila dan UUD 1945 adalah dasar negara bahkan disebut prioritas negara. Pancasila
merupakan ideologi dasar negara sedangkan UUD sebagai bingkai kita dalam bernegara.

Disini penulis akan menyebutkan 3 hubungan pancasila dengan UUD;

1. Pancasila merupakan kaidah negara


Ketika suatu negara telah menyatakan kemerdekaannya,maka negara tersebut
harus mempunyai tujuan atau kebijakan yang dapat disebut dengan kaidah untuk
tujuan negara tersebut kedepannya. Maka dari itu negara kita membuat pancasila
sebagai dasar negara, serta pasal dan ayat yang terkandung dalam UUD, sehingga
dinyatakan juga sebagai dasar negara.
2. Dalam pembukaan UUD terdapat Pancasila
Kita semua tau bahwa di alinea ke-4 pada pembukaan UUD terdapat rumusan
pancasila, maka secara tidak langsung tujuan UUD adalah yang terdapat dalam
pancasila sehingga keduanya saling berhubungan.
3. Kesimpulan dari UUD adalah pancasila
Ketika kita mulai mempelajari pasal serta setiap ayat dari UUD, maka kit dapat
menyimpulkan bahwa apapun isi didalam UUd tetap saja kembali lagi kepada
pancasila sebagai dasar kita bernegara.

10
2.7 Pancasila sebagai sistem filsafat

Pancasila sebagai Sistem Filsafat adalah kesatuan dari berbagai unsur yang
memiliki fungsi tersendiri, tujuan yang sama, saling keterikatan dan ketergantungan.
Filsafat adalah upaya manusia mencari kebijaksanaan hidup dalam membangun
peradaban manusia. Pancasila adalah ideologi dasar dalam kehidupan bernegara
Indonesia.

Pancasila dalam filsafat digunakan sebagai objek dan subjek. Objek untuk dicari
landasan filosofi nya dan subjek untuk mengkritisi aliran filsafat yang berkembang. Maka
dari itu Pancasila harus menjadi orientasi pelaksanaan sistem politik dan pembangunan
nasional.

Kita sebagai warga negara Indonesia seharusnya mempelajari betul apa makna
landasan filosofi Pancasila dan juga mengkritisi prinsip-prinsip kehidupan kita dengan
melihat Pancasila, bukan ketika ada prinsip hidup kita yang berlawanan dengan Pancasila
kita malah ingin mengganti ideologi Pancasila tersebut.

Pancasila memiliki 3 landasan pijak filosofis yaitu Ontologis, Epistemologis, dan


Aksiologis. Ontologis dalam filsafat adalah tentang hakikat yang paling mendalam dan
paling umum(mendasar). Epistemologis adalah tentang sifat dasar pengetahuan.
Aksiologis adalah tentang penelitian tentang nilai-nilai.

Landasan Ontologis Pancasila adalah pemikiran filosofis atas sila-sila Pancasila


sebagai dasar filosofis negara Indonesia. Menurut Sephen W. Littlejohn dan Karen A.
Foss, ontology bergadapan dengan sifat makhluk hidup, dimana ada 3 mainstream utama
yaitu determinisme, pragmatism, dan kompromisme. Pancasila sebagai dasar filosofis
negara Indonesia sebagai Ontologis, pada sila ke:

1. Hal kebebasan beragama dan menghormati satu sama lain.


2. Setiap orang memiliki martabat, HAM, keadilan yang sama.
3. Ada perbedaan tapi tetap satu (rasa kebangsaan Indonesia)
4. Sistem demokrasi melalui musyawarah demi tercapainya mufakat untuk menghindari
dikotomi mayoritas dan minoritas.
5. Seharusnya, tidak ada kemiskinan dalam negara merdeka (adil secara social).

Landasan Epistemologis Pancasila artinya nilai-nilai Pancasila digali dari


pengalaman bangsa Indonesia yang kemudian disintesiskan melalui pandangan
komprehensif kegidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Menurut Littlejohn dan Foss, pengetahuan muncul melalui rasionalisme dan atau
empirisme, yang memiliki 2 tingkatan yaitu pengetahuan mutlak dan pengetahuan
relative.

Berdasarkan Epistemologi (pengetahuan), Filosofi Pancasila pada sila ke:

11
1. Pengalaman kehidupan beragama bangsa Indonesia.
2. Pengalaman ditindas penjajah selama berabad-abad.
3. Pengalaman terpecahbelah nya bangsa atas adu domba Belanda melaluit politik Devide et
Impera.
4. Pengalaman budaya turun menurun bangsa Indonesia dalam bermusyawarah mufakat.
5. Pengalaman budaya turun menurun bangsa Indonesia dalam bergotong royong.
Landasan Aksiologis Pancasila artinya nilai atau kualitas yang terkandung dalam
sila-sila Pancasila. Pancasila mengandung spiritualitas, kemanusiaan, solidaritas,
musyawarah, dan keadilan.

Pancasila merupakan sumber nilai untuk memahami hidup berbangsa dan


bernegara secara utuh. Nilai-nilai dari Pancasila berdasarkan filosofinya yaitu sila ke:

1. Kualitas monoteis, spiritual, kekudusan, dan sakral.


2. Martabat, harga diri, kebebasan, dan tanggung jawab.
3. Solidaritas dan kesetiakawanan.
4. Demokrasi, musyawarah, mufakat, dan berjiwa besar.
5. Kepedulian dan gotong royong.

G. Pancasila sebagai sistem Etika

Etika merupakan hal yang sangat diperlukan dalam menjalankan kehidupan


berbangsa dan bernegara, karena dengan memiliki etika maka kita mampu menjalankan
kehidupan bernegara dengan baik sebagai masyarakat yang mempunyai perilaku yang
baik, kebiasaan hidup yang baik ini dianut dan diwariskan dari satu generasi ke generasi
yang lain. Dalam artian ini, etika sama maknanya dengan moral.

Nilai-nilai Pancasila, meskipun merupakan kristalisasi nilai yang hidup dalam


realita sosial, keagamaan, maupun adat kebudayaan bangsa Indonesia, namun sebenarnya
juga nilai-nilai yang bersifat universal dapat diterima oleh siapa pun dan kapan pun. Etika
Pancasila berbicara tentang nilai-nilai yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia.

Etika juga merupakan suatu pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran
dan pandangan-pandangan moral. Etika adalah suatu ilmu yang membahas tentang
bagaimana dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran moral tertentu, atau bagaimana kita
harus mengambil sikap yang bertanggung jawab berhadapan dengan berbagai ajaran
moral (Suseno, 1987).

Etika dibagi menjadi dua kelompok yaitu etika umum dan etika khusus. Etika
umum mempertanyakan prinsip-prinsip yang berlaku bagi setiap tindakan manusia,
sedangkan etika khusus membahas prinsip-prinsip itu dalam hubungannya dengan
berbagai aspek kehidupan manusia (Suseno, 1987).

Pancasila sebagai dasar filsafat negara serta sebagai filsafat hidup bangsa
Indonesia pada hakikatnya merupakan suatu nilai-nilai yang bersifat sistematis. Oleh

12
karena itu sebagai suatu dasar filsafat maka sila-sila pancasila merupakan suatu kesatuan
yang bulat, hierarkhis dan sistematis. Pancasila memberikan dasar-dasar yang bersifat
fundamental dan universal bagi manusia baik dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.

di dalam etika Pancasila terkandung nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan,


persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Kelima nilai tersebut membentuk perilaku manusia
Indonesia dalam semua aspek kehidupannya. Pentingnya pancasia sebagai sistem etika
bagi bangsa Indonesia ialah menjadi rambu normatif untuk mengatur perilaku kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia. Dengan demikian, pelanggaran
dalam kehidupan bernegara, seperti korupsi (penyalahgunaan kekuasaan) dapat
diminimalkan.

H. Etika Pancasila

Pancasila adalah sumber dari segala sumber hukum, artinya selain Pancasila
masih ada sumbersumber hukum yang lain. Sumber hukum belum tentu merupakan
hukum dalam arti peraturan perundang-undangan. Hukum nasional yang bersumber dari
Pancasila merupakan hasil eklektisasi dari berbagai sukmber hukum itu. Oleh sebab itu,
hukum nasional Indonesia merupakan produk eklektik antar berbagai sumber hukum
materiil yang ada di dalam masyarakat seperti Hukum Islam, Hukum Adat, Hukum Barat,
dan konvensikonvensi internasional.Etika pada umumnya dimengerti sebagai pemikiran
filosofis mengenai segala sesuatu yang dianggap baik atau buruk dalam perilaku
manusia.Sedangkan hukum negara yakni hukum yang menjadi pijakan beberapa cabang
pemerintahan dan yang harus mereka patuhi dalam menjalankan kekuasaan.

Etika Pancasila adalah cabang filsafat yang dijabarkan dari sila-sila Pancasila
untuk mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di
Indonesia. Oleh karena itu, dalam etika Pancasila terkandung nilai-nilai ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan.Peran sentral terhadap cita demokrasi
yang beriringan dengan cita nomokrasi adalah suatu keniscayaan. Pembangunan politik
hukum melalui Peraturan Perundang-Undangan di Indonesia harus sesuai dengan
Pancasila dan etika politik yang dibangun oleh para elite politik adalah suatu keharusan
untuk memberikan sebuah gambaran besar untuk menghadapi persoalan bangsa saat ini.

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Pada masa Orde Lama, yaitu pada masa kekuasaan Presiden Soekarno, Pancasila
mengalami ideologisasi. Artinya, Pancasila berusaha untuk dibangun, dijadikan sebagai
keyakinan dan kepribadian bangsa Indonesia. Kenyataannya, Pancasila hanya dijadikan

13
sebagai alat untuk melanggengkan kekuasaan dengan diangkatnya presiden dengan masa
jabatan seumur hidup. Pada masa Orde Baru, yaitu pada masa kekuasaan Presiden
Soeharto, bangsa Indonesia kembali menjadikan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945 sebagai dasar negara. Kenyataannya, Pancasila lagi-lagi hanya dijadikan sebagai
alat untuk melanggengkan kekuasaan otoriter Presiden Soeharto yang berkuasa selama
lebih kurang 32 tahun. Era Reformasi yang diharapkan sebagai era pembaruan
memberikan angin segar bagi bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia diharapkan kembali
mengamalkan nilai-nilai luhur Pancasila sebagai pedoman berbangsa dan bernegara.
Akan tetapi, faktanya justru pada Era Reformasi ini bangsa Indonesia dirasakan semakin
jauh dari nilai-nilai luhur Pancasila. Rakyat Indonesia mengalami degradasi moral dan
cenderung liberalis karena pengaruh globalisasi. Tindak pidana korupsi dilakukan secara
terangterangan seolah-olah telah membudaya di Indonesia.

B. Saran

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa sebenarnya merupakan perwujudan


dari nilai-nilai budaya milik bangsa sendiri yang diyakini kebenarannya. Pancasila digali
dari budaya bangsa yang sudah ada, tumbuh, dan berkembang berabad-abad lamanya.
Oleh karena itu, bangsa Indonesia wajib mengamalkan nilai-nilai luhur Pancasila karena
Pancasila mencerminkan jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA
http://syuekri.blogspot.com/2012/10/hubungan-pancasila-dengan-uud-1945.html ( diakses pada
Jum’at, 14 Mei 2021 pukul 18.30 )

https://etikaterapan.filsafat.ugm.ac.id/category/etika-pancasila/ ( diakses pada Jum’at, 14 Mei


2021 pukul 19.40 ) Imam Syaukani dan A. Ahsin Thohari. 2011. Dasar-dasar Politik Hukum.
Jakarta: Rajawali Pers.

Kaelan. 2004. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma.

Kokom Komalasari. 2007. Pendidikan Pancasila. Jakarta: Lentera Cendikia.

14
Komaruddin Hidayat dan Azyumardi Azra. 2012. Pancasila Demokrasi, HAM, dan Masyarakat
Madani. Jakarta: Kencana.

Laurensius Arliman S, Pendidikan Kewarganegaraan, Deepublish, Yogyakarta, 2020. Laurensius


Arliman S, Ilmu Perundang-Undangan Yang Baik Untuk Negara Indonesia, Deepublish,
Yogyakarta, 2019

Moh. Mahfud M.D. 2012. Politik Hukum di Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers. Oetojo Oesman.
1993. Pancasila sebagai Ideologi Bangsa. Surabaya: Karya Anda.

R. Warsito. 2012. Pendidikan Pancasila Era Reformasi. Banten: Ombak. Salam. 1996. Filsafat
Pancasilaisme. Jakarta: Rineka Cipta.

Subandi Al Marsudi. 2003. Pancasila dan UUD 1945 dalam Paradigma Reformasi. Jakarta:
Rajawali Pers.

Syahrial Syarbani. 2004. Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi. Jakarta: Ghalia Indonesia.

https:journal.unja.ac.idEtikaPancasila

15

Anda mungkin juga menyukai