SANITASI
Nama Kelompok: 04
SMKN 3 SUKAWATI
Om swastyastu.
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga kami dapat menganalisis
makalah mata pembelajaran SANITASI yang berisikan materi tentang MENGANALISIS PENYAKIT
AKIBATNYA KERJA ini tepat pada waktunya menganalisis makalah ini semaksimal mungkin kami
upayakan dan didukung dengan bantuan anggota kelompok yang lainnya sehingga dapat
melancarkan proses penganalisisan makalah ini. Untuk itu tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih bagi anggota kelompok yang sudah membantu penyusunan dan pembuatan
makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat banyak
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu, dengan
lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberi
saran maupun kritikan untuk memperbaiki kekurangan dalam makalah ini.
ii
DAFTAR ISI
BAB I
KATA PENGANTAR................................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................iii
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
1.3 TUJUAN...........................................................................................................................1
BAB II
PEMBAHASAN.......................................................................................................................2
BAB III
PENUTUP...............................................................................................................................6
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan, alat kerja, bahan,
proses maupun lingkungan kerja. Dengan demikian Penyakit Akibat Kerja merupakan penyakit
yang artifisial atau man made disease. Penyakit Akibat Kerja menurut OSHA (Occupational
Safety & Health Association) adalah beberapa kondisi atau gangguan abnormal dikarenakan
oleh pekerjaan yang disebabkan pajanan pada faktor lingkungan tempat kerja yang
berhubungan dengan pekerja.
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui apa itu penyakit akibat kerja mulai dari pengertiannya, Jenis-jenis,
penyebab,dan pencegahan nya.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan/atau lingkungan
kerja. Penyakit akibat kerja didiagnosis dan ditetapkan melalui tujuh langkah diagnosis yang
mencakup penentuan diagnosis klinis, mengidentifikasi pajanan yang dialami pekerja di tempat
kerja, penentuan hubungan antara pajanan dengan diagnosis klinis, besarnya pajanan, adakah
faktor dari individu yang berperan, pastikan tidak ada faktor lain yang berpengaruh diluar
pekerjaan utama, dan terakhir adalah penentuan diagnosis okupasi.
1. Asma
Para pekerja yang sering terpapar asap kimia, gas, dan debu rentan mengalami kondisi ini.
Keluhan biasanya semakin cepat timbul jika pekerja tidak memakai alat pelindung berupa
masker wajah. Pekerja yang berisiko mengalami asma adalah pekerja di pabrik tekstil, penata
rambut, tukang kayu, dan tukang las. Asma yang dipicu oleh pekerjaan memiliki gejala yang
sama dengan penyakit asma pada umumnya, yaitu mengi, sesak napas, dan batuk. Hanya saja,
gejala asma yang muncul biasanya akan memburuk saat sedang bekerja dan membaik ketika
sedang libur.
2
2. Carpal tunnel syndrome (CTS)
CTS rentan dialami oleh pekerja yang sering menggunakan tangannya untuk gerakan yang
sama dan berulang-ulang. Pekerja yang rentan terkena kondisi ini adalah pekerja kantoran yang
sering mengetik, pengemas barang, pekerja bangunan, dan penjahit. CTS ditandai dengan gejala
berupa sensasi kesemutan, mati rasa, atau kelemahan pada tangan. Keluhan ini bisa diredakan
dengan mengistirahatkan tangan sejenak saat bekerja, mengompres tangan dengan es, dan
mengonsumsi obat pereda nyeri.
3. Dermatitis kontak
Dermatitis kontak dapat terjadi pada pekerja yang sering bersentuhan dengan zat kimia,
pestisida, bahan pengawet, nikel, parfum, pewarna rambut, hingga perhiasan yang dapat
mengiritasi kulit atau menimbulkan reaksi alergi. Dermatitis kontak ditandai dengan ruam
merah yang gatal, kering, dan bersisik. Kulit juga bisa mengeras, pecah-pecah, dan terasa nyeri
ketika disentuh. Pekerja dapat menghindari keluhan ini dengan menggunakan alat pelindung
saat bekerja, misalnya sarung tangan karet.
Seseorang yang bekerja di tempat tambang batu bara, pabrik tekstil, pabrik bahan bangunan,
bengkel, atau pengelas, berisiko terkena penyakit paru kronis. Salah satu contoh penyakit ini
adalah asbestosis. Keluhannya bisa berupa batuk kronis, sesak napas, atau nyeri dada.
3
Selain penyakit di atas, masih banyak penyakit lain yang dapat disebabkan oleh pekerjaan,
misalnya gangguan pendengaran, tetanus, vitiligo, hingga kanker. Umumnya, penyakit-penyakit
ini berawal dari kurangnya kesadaran akan pentingnya menggunakan alat pelindung diri selama
bekerja. Setiap pekerjaan memiliki risiko kesehatan masing-masing. Agar Anda tidak mengalami
penyakit akibat kerja, jangan lupa untuk selalu memakai alat pelindung diri yang sesuai dan
beristirahatlah jika merasa lelah. Lakukan juga pemeriksaan kesehatan secara rutin ke dokter,
terlebih jika Anda bekerja di lingkungan yang rentan terkena penyakit akibat kerja.
Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan/atau
lingkungan kerja. Penyakit akibat kerja didiagnosis dan ditetapkan melalui tujuh langkah
diagnosis yang mencakup penentuan diagnosis klinis, mengidentifikasi pajanan yang dialami
pekerja di tempat kerja, penentuan hubungan antara pajanan dengan diagnosis klinis, besarnya
pajanan, adakah faktor dari individu yang berperan, pastikan tidak ada faktor lain yang
berpengaruh diluar pekerjaan utama, dan terakhir adalah penentuan diagnosis okupasi.
1. penyebab fisik (antara lain bising, getaran, radiasi pengion, radiasi non pengion, tekanan
udara, suhu ekstrem)
4. penyebab ergonomik (antara lain seperti posisi janggal, gerakan berulang dll)
5. penyebaban psikososial (antaral ain beban kerja yang terlalu berat, pekerjaan monoton,
stress kerja dll).
penyakit akibat kerja dapat didiagnosis oleh dokter Spesialis Okupasi sebagai rujukan di fasilitas
kesehatan rujukan tingkat lanjut (FKRTL) yaitu Rumah Sakit. Hal ini tercantum dalam Konsensus
Tatalaksana Penyakit Akibat Kerja di Indonesia yang bekerjasama dengan beberapa multidisiplin
ilmu kedokteran dan profesi.
Dengan kata lain, penyakit ini timbul disebabkan oleh adanya pekerjaan. Penyakit akibat kerja
juga sering diberi nama penyakit buatan manusia (manmade diseases).
4
2.4 Pencegahan Penyakit Akibat Kerja
Pencegahan adalah hal prinsip yang harus dilakukan untuk mengatasi Penyakit Akibat Kerja.
Pencegahan yang dilakukan harus berdasarkan 5 Level of Pevention yang dibuat oleh Level and
Clark. Saat ini penggolongannya dimodifikasi menjadi pencegahan primer, pencegahan
sekunder dan pencegahan tersier.
1. Pencegahan Primer
Prinsip dari pencegahan ini adalah mencoba meningkatkan daya tubuh pekerja, dengan
Health Promotion. Kegiatan yang dilakukan antara lain penyuluhan tentang perilaku kesehatan,
faktor bahaya ditempat kerja dan perilaku kerja yang baik. Kegiatan yang lain adalah olahraga
dan makan dengan gizi yang seimbang.
2. Pencegahan Sekunder
Prinsip dari pencegahan ini adalah mencoba mengurangi kontak pajanan dengan tubuh
atau mengurangi masuknya pajanan ke dalam tubuh, dengan Specific Protection. Kegiatan yang
dilakukan adalah Pengendalian teknik seperti melakukan substiusi pajanan, isolasi pajanan,
membuat ventilasi ruang kerja yang sesuai.
3. Pencegahan tersier
Prinsip dari pencegahan ini adalah melakukan deteksi dini tentang adanya pajanan yang
sudah masuk ke dalam tubuh pekerja dan memberikan efek dalam tubuh. Selain itu mencoba
mengurangi efek dari gangguan kesehatan yang ditimbulkan dan bila sudah ada efeknya dicoba
untuk mengembalikan fungsi tubuh secara optimal agar pekerja tetap dapat melakukan
pekerjaannya.
5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam mempelajari Penyakit Akibat Kerja perlu mengetahui pajanan di lingkungan kerja dan
pekerjaan yang dilakukan. Selain itu perlu mengetahui gangguan kesehatan yang mungkin
terjadi akibat pajanan tersebut, serta perlu mengetahui pencegahan apa yang harus dilakukan
dengan prinsip pengendalian teknis, pengendalian administrasi dan penggunaan alat pelindung
diri.
3.2 Saran
Para pekerja lebih sadar mengenai permasalahan PAK (Penyakit Akibat Kerja) terutama tentang
kesadaran terhadap peralatan keamanan kerja, agar terhindar dari penyakit yang ditimbulkan
oleh PAK (Penyakit Akibat Kerja)
1. https://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-8286-BABI.pdf
2. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/787/penyakit-akibat-kerja
pak#:~:text=Penyakit%20akibat%20kerja%20adalah%20penyakit,pekerjaan%20dan%2Fatau%2
0lingkungan%20kerja.
3. https://www.alodokter.com/penyakit-akibat-kerja-yang-patut-diwaspadai
4. . https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/787/penyakit-akibat-kerja
pak#:~:text=Penyakit%20akibat%20kerja%20adalah%20penyakit,pekerjaan%20dan%2Fatau%2
0lingkungan%20kerja.