Anda di halaman 1dari 8

SGD 3 LBM 3

A. Judul : "Sariawan tak kunjung sembuh dan Berat badan turun drastis”

B. SKENARIO

Seorang laki-laki berusia 34 tahun datang ke Poliklinik umum RS dengan keluhan sariawan
yang tidak sembuh dan bercak keputihan didaerah mulut sejak 2 bulan. Keluhan disertai
diare selama 1 bulan dan berat badan yang semula 70 kg sekarang tinggal 50 kg. Pasien
adalah seorang biseksual dan sering menggunakan narkoba suntik. Pasien sudah menikah
selama 2 tahun dan saat ini istrinya sedang hamil 6 bulan. Setelah dilakukan pemeriksaan di
bagian VCT, didapatkan hasil anti HIV positif. Pasien meminta agar hasil tersebut
dirahasiakan dari istri dan keluarganya. Pada pemeriksaan lanjutan didapatkan hasil CD4:
187 / μL. Dokter merencakan pemberian obat untuk pasien dan istri pasien sebagai populasi
kunci

STEP 1

1. VCT
- Voluntary conseling and testing, bisa untuk mengetahui status HIV (wina)
- Suatu pembinaan 2 arah/dialog yang berlangsung tak trputus antara konseler
dan klien dg tujuan mencegah penularan HIV, beri dukungan moral, informasi,
dan dukungan lainnya (resta)
2. Populasi kunci
- Kelompokmasyarakat yang rentan terhadap penularan HIV = pekerja seks, LGBT,
penggunaan napza (priscylia)
3. CD4
- Salah satu sel T, merupakan sel darah putih dari limfosit yang berguna untuk
melawan infeksi, berikatan dg MHC kls 2 untuk mengenali pathogen. ODHA, HIV
menghancurkan CD4nya (sekar)

STEP 2

1. Mengapa pasien mengeluhkan sariawan yang tidak sembuh dan bercak putih di
daerah mulut sejak 2 bulan
2. Mengapa bisa didapatkan diare selama 1 bulan dan berat badan menurun
3. Bagaimana patofisiologi dari kasus di atas
4. Apa saja pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang berdasarkan scenario di atas
5. Bagaimana alur penegakkan diagnosis, diagnosis utama, dan diagnosis banding pada
kasus di atas
6. Bagaimana tatalaksana, edukasi, dan pencegahan untuk scenario di atas
7. Bagaimana cara transmisi dari HIV AIDS
8. Bagaimana komplikasi (penyebab infeksi opportunistic) dan prognosis dari kasus di
scenario
9. Apa saja factor resiko dan etiologic dari kasus di atas
10. Apa pengaruh dari virus tersebut terhadap kehamilan
11. Stadium HIV
12. Apa hubungan pasien biseksual dan sering menggunakan narkoba suntik

STEP 3

1. Mengapa pasien mengeluhkan sariawan yang tidak sembuh dan bercak putih di
daerah mulut sejak 2 bulan
- Bercak putih = 90% pasien HIV AIDS karna kandidiasis oral, candida menginfeksi
yang dipengaruhi factor virulensi dan kemampuan imun individu, jika imun
pasien rendah (CD4 <500)  rentan terkena infeksi, daerah mulut banyak
bakteri. Virulensi candida  dari his menjadi hifa  hifa melekat, menginvasi,
masuk ke permukaan sel  membentuk bercak putih. Karna CD4 <<  infeksi
sulit untuk hilang  bertahan selama 2 bulan (intan)
- Pada odha terkena infeksi  penurunan sitem kekebalan tubuh, umunya pada
oral. Candida (5) = akut, kronis hiperplasi candida, candida keilosis (merly)
- Kandidiasis jenis candida albicans  kandidiasis orofaring  muncul gejala
seperti rasa terbakar, sensasi rasa berubah, sukar menelan makanan. Bentuk
kandidiasis orofaring ada 3 = pseudomembran (plak putih 1-2 cm tampak jelas di
mukosa buccal,gusi,lidah ), kandidiasis erimatosa (plak kemerahan halus,
ditemukan di bagian palatum, mukosa buccal, dorsum lidah, adanya atrofi dan
peningkatan vaskularisasi), silitis angularis/kandidiasis kronis (terdapat lesi pada
sudut mulut). (wina)

2. Mengapa bisa didapatkan diare selama 1 bulan dan berat badan menurun
- Penyebab = HIV membuat tubuh butuh banyak nutrisi 
- Diare kronis = diare tidaks embuh berhari-hari (infeksi jamur, bakteri, virus)
- Kondisi Kesehatan semakin buruk  berpengaruh pada nafsu makan 
penurunan berat badan
- Sariawan dan bercak putih  kesulitan makan dan kesakitan  nafsu makan
berkurang
- Obat-obatan antitretoviral
- BB turun drastic = HIVinfeksi oportunistik dibabg GIT  malabsorbsi  TNF
alpha  anoreksia  penurunan nafsu makan. Selain sitokin proinf, >> metabolit
rate , ganguan endokrin (lemak dan jar adiposa dipecah, protein dipecah 
breakdown)
- Diare dan << BB = wasting syndrome (demam, << nafsu makan)

(luthfiyana)

3. Apa hubungan pasien biseksual dan sering menggunakan narkoba suntik


- HIV dari seluruh penderita 69% adalah gay dan biseksual pria, karna
 Kurangnya kewaspadaan diri terhadap HIV = asimtomatik
 Pada gay dan biseksual = STD, terkait dengan seksual behavior. Oral seks
meningkatkan kerentanan infeksi HIV dan tidak memakai proteksi.
Adanya socio-culture  menghindari cek up ke fasilitas Kesehatan.
 Penggunaan narkoba suntik (pada jarum suntiknya) = kurang peduli
higienitas, jarum digunakan banyak orang  jika sudah digunakan pada
seseorang yg sudah terinfeksi dan digunakan ke yang lain  penularan
(sekar)

4. Bagaimana cara transmisi dari HIV AIDS


- Hubungan seksual
- transmisi darah (penggunaan jarum suntik)
- post natal (ASI)
- penularan didalam Rahim dan persalinan

(priscylia)

- bisa terdapat di cairan mani, secret vagina  ditularkan ke sel,


homo/heteroseksual tdk berpengaruh  kerusakan mukosa genital karna sifilis
 mudah terinfeksi virus tersebut
- transmisi darah = jarum yang terkontaminasi jika digunakan secara bersamaan,
jarum kurang hiegenis  terinfeksi  kemungkinan penularan virus
- 15-40% ibu dengan HIV  menularkan melalui plasenta, ASI, dll
(wina)
- Darah dan cairan tubuh = air mani, ketuban, ASI
- Air yang tidak emngandung HIV = air mata, kerinat, air liur, tidak bercampur
darah
(dicky)

5. Apa pengaruh dari virus tersebut terhadap kehamilan


Bagaimana terhadap ibu hamil dan terhadap janinnya
Apa yang dilakukan saat melahirkan
- Pengaruh virus tersebut terhadap kehamilan = bisa tertular HIV 50%. Infeksi
terjadi beberapa fase = antenatal (transmisi vertical lewat plasenta), intranatal
(melalui secret vagina, darah ibu), postnatal (ASI)  Ketika BBL terkena virus
sedngkan imun belum terbentuk  rentan terinfeksi HIV. Pada anak dan balita
dan bBL (system imun belum berkembang tetapi sudah terinfeksi virus yang
menyerangnya sendiri). (sekar)

6. Apa saja pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang berdasarkan scenario di atas
Pemeriksaan penunjang
- Screening HIV
- Tes serologi = rapid test dan ELISA
- Western blot
- IFA (indirect FLUOrescent antibody)
(rafid)
- Tes serologi = DNA dan RNA HIV  untuk diagnosis HIV bayi <.
- Tes antibody (-) tetapi
- Konfirmasi 2 hasil px lab berbeda. (+) = 3 px serologis  hasil relative (3 reagen
yang berbeda)
- Kuantitatif = DNA dan RNA HIV
(intan)
- Viral load = PCR
- Kultur virus = eklemahan  mahal, lemah, sulit terdeteksi jika viral rendah pada
px kultur ini
Pemeriksaan fisik
- Suhu = demam
- Berat badan = jika kehilangan >10%  sindrom wasting tanda HIV AIDS
- Mulut = infeksi jamur/tidak  HIV = infeksi jamur
- Pemeriksaan fisik lain = needle..
(resta)

7. Bagaimana alur penegakkan diagnosis, diagnosis utama, dan diagnosis banding pada
kasus di atas
Alur
- Anamnesis, tentukan factor resiko, tes diagnostic (elisa,rapid test,PCR), diagnosis
aids kriteria WHO untuk survey epidemiologi  gejala mayor dan minor
Mayor  BB turun <10%, kronik >1bulan, demam >1bulan, << kesadaran,
demensia,
Minor  batuk menetap >1bulan, dermatitis generalisata, herpes zoster
multisegmen dan berulang, kandidiasis orofaring, herpes simleks kronis progresif,
infeksi jamur berulang pada alat kelamin
- Stadium HIV  1 (tidak ada penurunan BB, tanpa gejala/hanya limfadenopati), 2
(penurunan BB <10%, ispa berulang, herpes zoster dalam 5 tahun terakhir, luka
disekitar bibir, ruam kulit, jamur pada kuku), 3 (penurunan Bb >10%, diare,
demam tidak diketahui peneybabnya, kandidiasis oral, TB paru dalam 1 tahun
terakhir, infeksi bakteri berat  pneumonia), 4 (sindrom wasting, herpes
simpleks >1bulan, encepalopati HIV, kanker serviks invasive, limfoma)
(resta)
- Pendekatan konseling VCT = sukarela, pasien dalam kondisi asimptomatis
- VICT = inisiatif petugas Kesehatan. Apsien dating karna adanya penyakit yang
terkait HIv misalnya TB (dicky)
8. Apa saja factor resiko dan etiologic dari kasus di atas
Factor resiko
- Hubungan seksual anal/oral tidak menggunakan pelindung
- Adanya infeksi menular
- Transfuse darah dengan prosedur tidak steril
(merly)
- Hugungan seksual tanpa pelindung
- Penggunaan narkotika intravena
- Hubungan seksual yang tidak aman = multipartner, kontak seks peranal
- Hubungan seksual dengan individu terinfeksi =
- Perlukaan kulit dari tato atau tindik
- Orang yang melakukan sirkumsisi dengan alat tidak steril
(intan)
- Kelompok =pengguna napza suntik dg jarum bergantia, pekerja seks,
homoseksual laki-laki, narapidana, migran worker, biasanya tanpa pelindung.
Melakukan hub seksual dengan individu terinfeksi, kelompok beresiko tinggi =
laki-laki homo/biseksual, orang tua, orang yang ketagihan obat Iv, pemenrima
tranfusi dari individu terinfeksi ( resta)

Etiologic

- HIV dengan imunodefisiensi viru = retroviridae, RNA


(intan)

9. Bagaimana patofisiologi dari kasus di atas


- Bisa terjadi karna hubungan seksual, yang terinfesi HIV, transfuse, jarum bekas
HIV, ibu hamil penderita HIV. Pada hubungan seks dan = sperma terinfeksi, anus
lecet  virus HIV menyerang limfosit CD4+, makrofag, limfosit B  perubanhan
structural  terbentuk virus. Sel pejamu  lumpuh  << system kekebalan
tubuh  infeksi oportunistik  kerusakan pada beberapa system = GIT
(salmonella, klostridium, candida)  invasi mukosa sal cerna integument (herpes
zoster, herpes simpleks, ruam, kulit kering, kerusakan integritas kulit), reproduksi
(ulkus genitalnyeri), respirasi (pneumonia, pneumoctis  obstruksi jalan
nafas), neurologi (streptokokus- perub status mental, elmah, pusing 
intoleransi aktivitas) (luthfiyana)
- Fase 1 = 1-6 bulan  individu terpapar  belum terlihat pada tes darah, gejala
ringan 2-3 hari. Fase 2 = 2-10 tahun  individu terinfeksi (+), gejala belum
tampak/gejala ringan. Fase 3 = gejala aids keringat, pembengkakan KGB, tidak
nafsu makan. Fase 4 = fase aids  diagnosis (+), << BB, penyakit infejksi
oportunistik (merly)
- Stadium 1 tanpa gejala, st 2 penyakit ringan, st 3 penyakit lanjut, st 4 penyakit
berat

10. Bagaimana tatalaksana, edukasi (pasien dan keluarga), dan pencegahan untuk
scenario di atas
11. Bagaimana komplikasi dan prognosis dari kasus di scenario
STEP 4
STEP 7

1. Mengapa pasien mengeluhkan sariawan yang tidak sembuh dan bercak putih di
daerah mulut sejak 2 bulan
2. Mengapa bisa didapatkan diare selama 1 bulan dan berat badan menurun
3. Apa hubungan pasien biseksual dan sering menggunakan narkoba suntik
4. Bagaimana cara transmisi dari HIV AIDS
5. Apa pengaruh dari virus tersebut terhadap kehamilan
Bagaimana terhadap ibu hamil dan terhadap janinnya
Apa yang dilakukan saat melahirkan
6. Apa saja pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang berdasarkan scenario di atas
7. Bagaimana alur penegakkan diagnosis, diagnosis utama, dan diagnosis banding pada
kasus di atas
8. Apa saja factor resiko dan etiologic dari kasus di atas
9. Bagaimana patofisiologi dari kasus di atas
10. Bagaimana tatalaksana, edukasi (pasien dan keluarga), dan pencegahan untuk
scenario di atas
11. Bagaimana komplikasi dan prognosis dari kasus di scenario
12. Stadium HIV

Anda mungkin juga menyukai