Anda di halaman 1dari 19

Penilaian

Risiko
Kelompok B (Penilaian
Risiko)
Power Point yang berjudul “Penilaian Risiko” ini disusun guna memenuhi tugas
praktikum mata kuliah KPKK (Keselamatan Pasien dan Keselamatan Kerja)

Disusun Oleh :

1. RIZKA KURNIAWATI (2010201097)


2. NGURI DWI PRASETYO (2010201098)
3. DWI WIDYA PUTRI DAMAYANTI (2010201106)
4. NURDIANA HASANAH (2010201107)
5. AKBAR HARIANSYAH (2010201108)
6. DIAN ISLAMIATI MACHMUD (2010201109)
Table of Contents

Mars Venus
0 Here you could describe 0 Here you could describe

1 the topic of the section


2 the topic of the section

0 Jupiter
Here you could describe 0 Mercury
Here you could describe

3 the topic of the section


4 the topic of the section
Definisi Penilaian Risiko
• Penilaian Risiko adalah kegiatan penilaian atas kemungkinan kejadian yang
mengancam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi/instansi.
• Penilaian Resiko adalah pendekatan sistematis untuk mengidentifikasi dan
mengendalikan bahaya yang mungkin terjadi.

Penilaian risiko bukanlah proses untuk menghilangkan semua bahaya di tempat


kerja. Bukan pula berarti melarang kegiatan yang cenderung “berbahaya” namun
kegiatan tersebut perlu dan biasa dilakukan.
Kita semua hidup dengan beberapa resiko, beberapa kegiatan yang kita
lakukanbisa digolongkan berbahaya, maka dilakukan penilaian resiko untuk
memastikan apa yang bisa kita lakukan untuk mengurangi risiko cedera ke
tingkat yang rendah secara praktis.
Tujuan Penilaian Risiko
Tujuan penilaian risiko adalah menetapkan kemunginan terjadinya dan
dampak suatu kejadian yang menghambat pencapaian tujuan atau sasaran
organisasi supaya dapat dilakukan penanganan risiko secara tepat. Tujuan
tersebut dapat dicapai melalui identifikasi risiko dan analisis risiko.

Contoh: Seorang anak harus menyeberang jalan dengan lalu lintas yang
sibuk saat berangkat ke sekolah. Apakah kita memberitahu anak-anak
untuk tidak pernah menyeberang jalan karena itu terlalu berbahaya?
Tidak! Kita perlu menilai risiko dan melakukan tindakan pengendalian yang
sesuai, misalnya meminta anak tersebut untuk selalu menyeberang di
zebra cross saat lampu merah lalu lintas berwarna merah, atau
menyeberang pada jembatan penyeberangan yang tersedia.
Manfaat Penilaian Risiko
Manfaat penilaian risiko antara lain :
● Membantu pencapaian tujuan organisasi,
● Menjaga kesinambungan pelayanan kepada para stakeholder,
● Melakukan pelayanan secara efektif dan efisiensi
● Menjadi dasar penyusunan rencana strategis, dan
● Menghindari terjadinya pemborosan.
Langkah-Langkah Penilaian
Risiko
Ada 5 langkah yang bisa dilakukan dalam penilaian resiko :
1. Identifikasi bahaya
2. Identifikasi siapa yang dapat terkena bahaya
3. Identifikasi pengendalian saat ini dan tetapkan apakah diperlukan
tambahan?
4. Rekam hasil/temuan penilaian resiko
5. Lakukan tinjauan

Untuk penjelasan secara rinci di slide-slide berikutnya


Langkah 1 : Identifikasi
Bahaya
Salah satu cara untuk melakukan identifikasi bahaya adalah dengan menggunakan konsep "PEME":
People - Equipment - Materials - Environment (Manusia - Peralatan - Bahan - Lingkungan)

1. People hazard (Bahaya Manusia)


Bahaya manusia mencakup sejumlah isu. Beberapa bahaya dilakukan oleh individu terkait.
lainnya adalah dilakukan dengan sistem yang mengharuskan orang menggunakan. Ketika
berpikir tentang bahaya manusia, kata-kata seperti; Pelatihan, Kemampuan /Pembatasan,
Pengawasan, Komunikasi, Jumlah yang memadai dan Kesalahan manusia, semua harus
dipertimbangkan.
Bahaya manusia:
- Apakah mereka mengikuti prosedur yang benar ?
- Apakah orang-orang ini dilatih ?
- Apakah secara fisik mampu melakukan pekerjaan ?
- Apakah cukup orang untuk melakukan pekerjaan ?
- Apakah ada orang yang mengawasi pekerjaan ?
- Bagaimana jika orang ini membuat kesalahan ?
- Bagaimana mereka berkomunikasi (selama pekerjaan dan dalam situasi darurat) ?
Langkah 1 : Identifikasi
Bahaya
2. Equipment hazard (Bahaya Peralatan)

Bahaya peralatan akan berhubungan dengan peralatan yang digunakan, dan juga
mencakup pekerjaan yang terkait dengan; Perbaikan, Pemeliharaan, Penanganan,
Pembersihan, Penyimpanan dan Pengoperasian peralatan.

Bahaya peralatan:
- Berat peralatan
- Bagian yang tajam
- Getaran peralatan
- Noise peralatan
- Kurangnya pemeliharaan
- Penyimpanan yang sembarangan saat tidak digunakan
- Menggunakan sarung tangan / Sarung tangan yang digunakan sesuai untuk
memegang?
Langkah 1 : Identifikasi
Bahaya
3. Material hazard (Bahaya Material)
Bahaya material mencakup material padat, cair atau gas yang berhubungan dengan
pekerjaan. Hal ini tidak hanya mencakup zat-zat yang dibutuhkan untuk tugas
tertentu, tetapi juga setiap produk atau limbah yang dihasilkan oleh pekerjaan atau
aktifitas.

4. Environment hazard (Bahaya Lingkungan)


Bahaya lingkungan adalah semua bahaya di lingkungan Anda bekerja. Tergantung
pada lokasi dan aktivitas, bahaya bisa mencakup; Kurang cahaya, Panas dan
Ventilasi, Kurangnya akses/jalan keluar, Bahaya tersandung/tergelincir, Ruang
terbatas/visibilitas dan kegiatan lain di sekitar lokasi aktifitas.
Langkah 2 : Identifikasi Siapa yang
Bisa Terkena Bahaya
Identifikasi siapa yang dapat terkena bahaya. Setelah melakukan identifikasi bahaya,
kita harus memiliki daftar bahaya yang berhubungan dengan pekerjaan yang
berpotensi mengakibatkan cedera bagi mereka yang berisiko. Jadi, siapa yang
berisiko? Meskipun pekerjaan tampaknya telah dikelola dengan baik, jika langkah-
langkah pengendalian gagal, maka beberapa orang terkait bisa terluka, misalnya;
• Pekerja permanen di lokasi
• Personil yang mengunjungi lokasi
• Pejalan kaki yang melintas di lokasi
• Penyusup dan anak-anak yang masuk ke lokasi
Langkah 3 : Identifikasi
Pengendalian Saat Ini
Identifikasi Pengendalian Saat Ini, Tetapkan apakah perlu Pengendalian Tambahan?
Kita perlu melihat tindakan pengendalian apa yang telah tersedia saat ini, untuk
setiap bahaya yang telah diidentifikasi. Dalam beberapa kasus, bisa jadi tidak
terdapat pengendalian, atau bisa jadi karena bahaya memang belum
dipertimbangkan. Namun demikian, bisa pula telah tersedia pengendalian yang baik di
lokasi karena bahaya yang jelas dan mudah dikendalikan.
Langkah 4 :Rekam Penilaian
Risiko
Dengan merekam temuan, diharapkan hasil rekaman tersebut dapat menjadi
suatu sistem yang jelas dan menjadi acuan untuk sosialisasi atau refreshing
training ke personel-personel terkait. Terkait rekaman penilaian resiko, perlu
diperhatikan;
a. Kejelasan lokasi dan pekerjaan
b. Pastikan bahwa bahaya dan pengendalian secara jelas tercantum.
c. Pertimbangkan semua orang yang berpotensi dirugikan.
d. Pastikan bahwa personil terkait memahami rekaman (misal bahasa)
e. Pastikan bahwa penilaian risiko tersedia bagi mereka yang mungkin
membutuhkannya - Jangan hanya disimpan dalam file!
Langkah 5 : Tinjauan Reguler
Penilaian risiko harus ditinjau secara teratur. Periode tinjauan perlu ditetapkan.
Tinjauan harus dilakukan jika terdapat perubahan yang berpotensi berpengaruh
terhadap perubahan bahaya dan resiko yang saat ini telah diidentifikasi. Ingat,
penilaian risiko harus merupakan dokumen dinamis, yang dapat berubah sesuai
keadaan
Manajemen Risiko
Manajemen risiko adalah bagian yang tidak terpisahkan dari manajemen proses.
Manajemen risiko adalah bagian dari proses kegiatan di dalam organisasi dan
pelaksananya terdiri dari multi disiplin keilmuan dan latar belakang, manajemen
risiko adalah proses yang berjalan terus menerus.

Elemen Utama dari Manajemen Risiko :

1. Penetapan tujuan; Menetapkan strategi, kebijakan organisasi dan ruang lingkup


manajemen risiko yang akan dilakukan.
2. Identifikasi bahaya; Mengidentifikasi apa, mengapa dan bagaimana faktor- faktor
yang mempengaruhi terjadinya risiko untuk analisis lebih lanjut.
Manajemen Risiko
3. Analisa risiko: Dilakukan dengan menentukan tingkatan probabilitas dan konsekuensi yang akan
terjadi.
• Menentukan tingkatan risiko yang ada dengan mengalikan kedua variabel tersebut (Probabilitas x
Konsekuensi) atau (Peluang x Akibat).

4. Evaluasi Risiko :
• Membandingkan tingkat risiko yang ada dengan kriteria standar.
• Menetapkan tingkatan risiko yang ada untuk beberapa hazards dibuat tingkatan prioritas
manajemennya.
• Jika tingkat risiko ditetapkan rendah, maka risiko tersebut masuk kedalam kategori yang dapat
diterima dan mungkin hanya memerlukan pemantauan pengendalian.
Manajemen Risiko
5. Pengendalian Risiko
• Melakukan penurunan derajat probabilitas dan konsekuensi yang ada dengan menggunakan
berbagai alternatif metode, bisa dengan transfer risiko, dan lain-lain.

6. Monitor dan Review


• Monitor dan review terhadap hasil sistem manajemen risiko yang dilakukan serta mengidentifikasi
perubahan-perubahan yang perlu dilakukan.

7. Komunikasi dan Konsultasi


• Komunikasi dan konsultasi dengan pengambil keputusan internal dan eksternal untuk tindak lanjut
dari hasil manajemen risiko yang dilakukan.
Kategori Tingkat Risiko

1. Risiko Tinggi, mencakup pekerjaan yang pelaksanaannya berisiko sangat


membahayakan keselamatan umum, harta benda, jiwa manusia, dan lingkungan
serta terganggunya kegiatan.
2. Risiko Sedang, mencakup pekerjaan yang pelaksanaannya dapat berisiko
membahayakan keselamatan umum, harta benda dan jiwa manusia serta
terganggunya kegiatan.
3. Risiko Kecil, mencakup pekerjaan yang pelaksanaannya tidak membahayakan
keselamatan umum dan harta benda serta terganggunya kegiatan.
TERIMAKASIH
Semoga Bermanfaat
Ada yang ingin ditanyakan?

Anda mungkin juga menyukai