Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN DISKUSI TUTORIAL

KASUS 1 : SKIZOFRENIA

Tanggal : 26 Maret 2022

Pukul : 13.00 – 14.45 WIB

Dosen : Ns. Slamet Riyanto, S.Kep

Kelas : 4 /B4

Ketua : Ibnu Tegar Laksono (2010201102)

Sekretaris : Dian Islamiati Machmud (2010201109)

Anggota : Rizka Kurniawati (2010201197)

Nguri Dwi Prasetyo (2010201098)

Singgih Wahyu Wicaksono (2010201099)

Winda Lutviana Grahence (2010201100)

Dewi Fatimah Anggraini (2010201101)

Eni Indah Sari (2010201103)

Nita Paradila (2010201105)

Dwi Widya Putri Damayanti (2010201106)

NurDiana Hasanah (2010201107)

Akbar Hariansyah (2010201108)


KASUS :

Seorang pria usia 32 tahun, 3 hari yang lalu dibawa ke unit gawat darurat RS, dengan diagnosis
medis axis 1: F20, riwayat perilaku amuk. Saat ini pasien masih sering tampak bicara sendiri,
dan bersikap menyerang jika didekati. Saat pengkajian pada keluarga, keluarga mengatakan
bahwa di rumah pasien berteriak-teriak akan membunuh seseorang yang katanya bersembunyi
di rumahnya, tetapi keluarga merasa tidak ada orang asing yang bersembunyi di rumah. Pasien
mengalami perubahan perilaku tersebut sejak 2 tahun yang lalu, pernah dirawat sebelumnya 1x
dengan gejala yang sama. Kekambuhan kali ini karena putus minum obat. Dari penghitungan
skore kategori pasien jiwa diperoleh: 129.

STEP 1 : Clarifying unfamiliar terms. Mengklarifikasi istilah atau konsep, istilah-istilah dalam
skenario yang belum jelas atau yang menyebabkan banyak interpretasi ditulis dan diklarifikasi
terlebih dahulu.

No Pertanyaan Jawaban
1 Eni Indah Sari/2010201103 Nita Paradila/2010201105
Apa yang dimaksud dengan diagnosis Diagnosis kondisi klinis yang bersifat
medis axis? psikologis kecuali gangguan kepribadian
dan keterbelakangan mental.
2 Singgih Wahyu Wicaksono/2010201099 Nguri Dwi Prasetyo/2010201098
Apa yang dimaksud dari pasien jiwa di Pasien sudah masuk dalam kategori pasien
per oleh : 129? 4 atau menuju tingkat krisis, yang mana jika
pasien tidak mengikuti perintah
halusinasinya maka pasien berfikir bahwa
hal itu akan mengancam dirinya sendiri.
3 Yani Nurbaiti/2010201104 Dwi Widya Putri Damayanti/2010201106
Bagaimana cara menghitung skor 1. Mencederai diri/orang lain
kategori pasien jiwa? 2. Komunikasi
3. Interaksi sosial
4. ADL ( Makan, Mandi, Berpakaian)
5. Tidur/istirahat
6. Pengobatan oral /injeksi
7. Aktivitas terjadual ( Makan, Mandi,
Berpakaian)

Hasil observasi
a) Kategori I : Skor 0-30 : Health
promotion
b) Kategori II : Skor 31-59 :
Maintenance
c) Kategori III : skor 60-119 : Akut
d) Kategori IV : skor 120-200 : crisis

4 NurDiana Hasanah/2010201107 Yani Nurbaiti/2010201104


Bagaimana riwayat perilaku amuk itu? Perilaku amuk adalah respon marah yang
diekspresikan dengan melakukan ancaman
menciderai orang lain, dan merusak
lingkungan yang dapat menimbulkan
kerugian untuk diri sendiri, orang lain, dan
juga lingkungan.

STEP 2 : Problem definition. Masalah yang ada dalam skenario diidentifikasi dan dirumuskan
dengan jelas (bisa dalam bentuk pertanyaan).

No Pertanyaan
1 Nita Paradila/2010201105
Mengapa pria tersebut sering mengalami kambuh jika putus minum obat?
2 NurDiana Hasanah/2010201107
Manakah yang lebih buruk, kanker atau skizofrenia?
3 Eni Indah Sari/2010201103
Apakah penderita skizofrenia bisa sembuh total?
4 Nguri Dwi Prasetyo/2010201198
Hal apa yang membuat pasien tersebut mengalami halusinasi sampai-sampai
mendapatkan skor kategori jiwa 129?
5 Yani Nurbaiti/2010201104
Terapi apa saja yang dijalani pasien skizofrenia?
6 Singgih Wahyu Wicaksono/2010201099
Apa saja faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko untuk mengalami terjadinya
skizofrenia?
7 NurDiana Hasanah/2010201107
Apakah skizofrenia itu sebuah penyakit kejiwaan atau kerasukan syaitan?
8 Yani Nurbaiti/2010201104
Komplikasi apa saja yang disebabkan jika skizofrenia tidak ditangani?
9 Winda Lutviana Grahence/2010201100
Bagaimana manifestasi klinis dari Skizofrenia?
10 Rizka Kurniawati/2010201197
Apa saja faktor yang bisa menyebabkan kekambuhan dari skizofrenia?
11 Rizka Kurniawati/2010201197
Apa etiologi dari Skizofrenia?
12 Winda Lutviana Grahence/2010201100
Apa saja diagnosis keperawatan yang mungkin ditegakkan dalam kasus tersebut?
13 Nguri Dwi Prasetyo/2010201198
Bagaimana penatalaksanaan medis dari penyakit Skizofrenia?
14 Dwi Widya Putri Damayanti/2010201106
Apakah penderita skizofrenia, harus minum obat seumur hidup?
Step 3 : Brainstorming. Pada langkah ini setiap anggota kelompok melakukan brainstorming
mengemukakan penjelasan tentatif terhadap permasalahan yang sudah dirumuskan di step 2

No Jawaban
1 Rizka Kurniawati/2010201197
Karena Skizofrenia membutuhkan pengobatan antipsikotik secara rutin untuk
mengontrol berbagai gejala yang muncul, akibat ketidakseimbangan kandungan
dopamin di otak.

Ketika penderita skizofrenia berhenti mengonsumsi obat-obatannya, maka gejala-


gejala psikosis tadi bisa kembali muncul, serta daya menilai realitasnya juga kembali
terganggu. Bahkan, derajat gejala yang datang lagi tersebut bisa lebih parah, disertai
dengan gangguan otot yang menyebabkan kesulitan dalam bergerak.
2 Rizka Kurniawati/2010201197
Sama-sama buruk dengan perbandingan 1 : 1, karena kanker mematikan secara fisik
sedangkan skizofrenia mematikan secara mental/psikis.
3 Nita Paradila/2010201105
Bisa sembuh total , asalkan rajin minum obat, terapi, rutin kontrol ke dokter, serta
yang tak kalah penting adalah mendapatkan dukungan dari keluarga terdekat.
4 Rizka Kurniawati/2010201197
Dalam kasus disebutkan, pasien putus obat sehingga pasien kambuh.
5 Eni Indah Sari/2010201103
1) Psikoterapi Individu
Psikoterapi individu untuk mengobati skizofrenia melibatkan beberapa sesi
terjadwal yang dilakukan secara teratur antara pengidap dengan ahli kesehatan
mental, seperti psikiater atau psikolog.
2) Terapi Perilaku Kognitif
Terapi perilaku kognitif bisa membantu pengidap skizofrenia mengubah pemikiran
dan perilakunya.
3) Terapi Peningkatan Kognitif
Jenis terapi ini disebut juga remediasi kognitif. Terapi ini mengajarkan pengidap
bagaimana untuk lebih mengenali isyarat sosial, atau pemicu, dan meningkatkan
konsentrasi, memori, dan kemampuan untuk mengatur pikiran mereka.
6 Rizka Kurniawati/2010201197
Faktor yang dapat meningkatkan peluang seseorang untuk mengalami Skizofrenia,
antara lain adalah infeksi virus dan malnutrisi pada janin, usia ketika mengandung,
stres pada usia muda, rasa trauma saat masih anak-anak, adanya penyalahgunaan
obat-obatan.
7 Yani Nurbaiti/2010201104
Skizofrenia adalah gangguan mental yang dapat memengaruhi tingkah laku, emosi, dan
komunikasi. Penderita skizofrenia dapat mengalami halusinasi, delusi, kekacauan
berpikir, dan perubahan perilaku.
8 Dwi Widya Putri Damayanti/2010201106
o Percobaan bunuh diri
o Depresi
o Obsessive
o Compulsive disorder (OCD)
o Perilaku melukai diri sendiri
o Kecanduan alkohol
o Penyalahgunaan NAPZA
o Perilaku agresif atau gaduh gelisah.
Penderita skizofrenia juga dapat bermasalah dalam hubungan dengan keluarga dan
lingkungan sekitarnya. Disamping itu, gejala yang dialami dapat membuat
penderita sulit bekerja sehingga berdampak buruk pada kondisi keuangannya.
9 Yani Nurbaiti/2010201104
Manifestasi klinis Skizofrenia ditandai oleh gejala psikopatologi; gejala positif (delusi
dan halusinasi), gejala negatif (gangguan motivasi, pengurangan kata-kata secara
spontan, dan sosial sosial), serta gangguan kognitif. Secara umum penderita
Skizofrenia menampilkan distorsi cara berpikir, persepsi, emosi, bahasa, dan perilaku.
Gejala positif cenderung kambuh dan timbul sedangkan gejala negatif dan kognitif
cenderung bersifat kronis dan dikaitkan dengan efek jangka panjang pada sosial fungsi
penderita (Owen, Sawa, dan Mortensen, 2016).
10 Nguri Dwi Prasetyo/2010201198
Penyebab kekambuhan pada subjek penderita skizofrenia yaitu :
 Tekanan peristiwa kehidupan, diantaranya ditinggalkan pasangan, memikirkan
persiapan pernikahan dengan mantan istri (rujuk) dan gagal menikah
 Kurangnya peran keluarga karena kurangnya pengetahuan, dan kurangnya
ekonomi keluarga
 Ketidakpatuhan dan ketidakteraturan minum obat
 Keterbatasan obat dan pendampingan tenaga medis.
11 Yani Nurbaiti/2010201104
Penyebab pasti skizofrenia tidak diketahui, namun kombinasi genetika, lingkungan,
serta struktur dan senyawa kimia pada otak yang berubah mungkin berperan atas
terjadinya gangguan.
12 NurDiana Hasanah/2010201107
1. Gangguan Rasa Aman dan Nyaman
2. Resiko Perilaku Kekerasan Kepada Orang Lain dan Lingkungan
13 Nita Paradila/2010201105
Penatalaksanaan harus dilakukan seumur hidup, mencakup pemberian
medikamentosa dan terapi psikososial. Dalam beberapa kasus, pasien mungkin
dirawatinap, misalnya bila kondisi membahayakan diri sendiri atau orang lain.
14 Winda Lutviana Grahence/2010201100
Skizofrenia merupakan gangguan yang bersifat kronis sehingga
untuk pengobatannya memerlukan waktu yang panjang. Ada berbagai macam terapi
yang bisa kita berikan pada pasien skizofrenia. Hal ini diberikan dengan kombinasi satu
sama lain dengan jangka waktu yang lama. Terapi skizofrenia terdiri dari pemberian
obat-obatan, psikoterapi dan rehabilitasi. Terapi psikososial pada skizofrenia meliputi;
terapi keluarga, terapi kelompok, terapi individu, rehabilitasi psikiatri, latihan
keterampilan sosial dan manajemen kasus

NurDiana Hasanah/2010201107
Harus, pasien harus tetap mengonsumsi obat antipsikotik untuk seumur hidup nya,
karena meskipun yang dialami pasien sudah membaik, karena obat antipsikotik dapat
diberikan dengan bentuk table atau pun suntikan untuk pasien, yang terkena penyakit
skizofrenia.

Step 4 : Analyzing the problem. Mahasiswa memberikan penjelasan secara sistematis terhadap
jawaban pada step 3, bisa juga dengan saling menghubungkan antar konsep , klasifikasikan
jawaban atas pertanyaan, menarik kesimpulan dari masalah yang sudah dianalisis pada step 3.

No Analisis
1 Winda Lutviana Grahence/2010201100
Skizofrenia merupakan gangguan yang bersifat kronis sehingga
untuk pengobatannya memerlukan waktu yang panjang. Diagnosa keperawatan yang
biasa muncul pada pasien dengan perilaku kekerasan, risiko mencederai diri, orang lain
dan lingkungan.
1. Gangguan Rasa Aman dan Nyaman didukung oleh pasien menyerang jika
didekati oleh orang lain.
2. Resiko Perilaku kekerasan kepada orang lain dan lingkungan, didukung oleh
data kasus bahwa pasien berteriak-teriak akan membunuh seseorang yang
katanya bersembunyi di rumahnya, tetapi keluarga merasa tidak ada orang
asing yang bersembunyi di rumah.
2 Winda Lutviana Grahence/2010201100
Dalam diskusi sebelumnya dikatakan penderita Skizofrenia dapat berperilaku normal
dan sembuh total, asalkan rajin minum obat, terapi dan rutin kontrol ke dokter, serta
yang tak kalah penting adalah mendapatkan dukungan dari keluarga terdekat, jika
pada kasus dapat kita lihat bahwa pasien putus obat hingga kambuh pada skor crisis.
Ketidakpatuhan dalam meminum obat akan meningkatkan risiko kekambuhan hingga
92%. Harus dikatakan bahwa pasien yang teratur minum obat selama 1 tahun pun
tetap dapat jatuh dalam kondisi kekambuhan, walaupun kekambuhan baru bisa terjadi
setelah putus obat selama beberapa minggu hingga bulan, hanya saja jika pasien patuh
terhadap pengobatan maka waktu remisi atau bebas gejala dapat bertahan lebih lama
dan gejala kekambuhan tidak akan seburuk episode pertama skizofrenia.
3 Nita Paradila/2010201105
Dalam diskusi sebelumnya dikatakan bahwa pasien skizofrenia dapat sembuh total,
namun hal itu tidak bisa di sama ratakan kepada seluruh level skizofrenia, ketika
diagnosa skizofrenia dibuat berarti sudah tidak ada harapan lagi bagi orang yang
bersangkutan, kepribadiannya selalu akan menuju ke arah kemunduran mental
(detoriasi mental). Seseorang dengan gangguan skizofrenia kemudian menjadi
sembuh, maka diagnosanya harus diragukan.
Kesembuhan yang dapat terjadi dialami sepertiga dari pasien gangguan skizofrenia
dapat diartikan bila pasien gangguan skizofrenia itu datang berobat dalam tahun
pertama setelah mengalami serangan pertama, maka mereka akan mengalami
kesembuhan total (full remission atau recovery). Sepertiga yang lain dapat
dikembalikan ke masyarakat walaupun masih didapati sedikit kelainan dan mereka
masih sering diperiksa dan diobati selanjutnya (social recovery). Sepertiga sisanya
cenderung memiliki prognosis yang buruk, dimana mereka tidak mampu berfungsi di
dalam lingkungan masyarakat dan biasanya menjadi pasien rawat inap di rumah sakit
jiwa.

Step 5 : Formulating learning issues. Menetapkan tujuan belajar (learning objective); informasi
yang dibutuhkan untuk menjawab permasalahan dirumuskan dan disusun secara sistemastis
sebagai tujuan belajar.

No Learning Objective
1 Rizka Kurniawati/2010201197
Definisi Skizofrenia
2 Nguri Dwi Prasetyo/2010201198
Etiologi Skizofrenia
3 Singgih Wahyu Wicaksono/2010201099
Tanda dan Gejala Skizofrenia
4 Winda Lutviana Grahence/2010201100
Klasifikasi Skizofrenia
5 Dewi Fatimah Anggraini/2010201101
Faktor Penyebab Skizofrenia
6 Eni Indah Sari/2010201103
Penatalaksanaan Farmakologi dan Non-Farmakologi Skizofrenia
7 Yani Nurbaiti/2010201104
Komplikasi Skizofrenia
8 Nita Paradila/2010201105
Patofisiologi Skizofrenia
9 Dwi Widya Putri Damayanti/2010201106
Pemeriksaan Penunjang Skizofrenia
10 NurDiana Hasanah/2010201107
Faktor Risiko Skizofrenia
11 Akbar Hariansyah/2010201108
Discharge Planning Skizofrenia

Anda mungkin juga menyukai