Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN TUTORIAL

KEPERAWATAN MATERNITAS II
PREGNANCY INDUCE HYPERTENTION
Dosen: Ibu Sarwinanti, S.Kep., Ns,M.Kep.,Sp.Mat

Disusun Oleh :
1. Rizka Kurniawati 2010201097
2. Nguri Dwi Prasetyo 2010201098
3. Singgih Wahyu Wicaksono 2010201099
4. Winda Lutviana Grahence 2010201100
5. Dewi Fatimah 2010201101
6. Ibnu Tegar Laksono 2010201102
7. Eni Indah Sari 2010201103
8. Yani Nurbaiti 2010201104
9. Nita Paradila 2010201105
10. Dwi Widya Putri Damayanti 2010201106
11. Nur Diana Hasanah 2010201107
12. Akbar Hariansyah 2010201108
13. Dian Islamiati Machmud 2010201109

PRODI S-1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2021/2022
Daftar Isi

Pertemuan 1................................................................................................................................3

A. Nama dan Tugas Anggota..........................................................................................................3

B. Deskripsi Kasus..........................................................................................................................3

C. Pembahasan..............................................................................................................................4

Pertemuan 2..............................................................................................................................21

A. Nama dan Tugas Anggota........................................................................................................21

B. Diskusi Hasil Self Study............................................................................................................21

C. Asuhan Keperawatan...............................................................................................................25

I. IDENTITAS..........................................................................................................................25

II. KELUHAN UTAMA..............................................................................................................25

III. DIAGNOSA MEDIS..............................................................................................................25

IV. RIWAYAT KESEHATAN........................................................................................................26

V. PENGKAJIAN FUNGSIONAL................................................................................................26

VI. PEMERIKSAAN FISIK...........................................................................................................27

VII. Format Analisa Data...........................................................................................................32

VIII. Prioritas Diagnosa keperawatan:.......................................................................................33

IX. Format Perencanaan Keperawatan...................................................................................34


Pertemuan 1
(Rabu, 01/ Juni / 2022 )

A. Nama dan Tugas Anggota


Ketua : Rizka Kurniawati 2010201197
Sekertaris : Nita Paradila 2010201105
Anggota :
1. Nguri Dwi Prasetyo 2010201098
2. Singgih Wahyu Wicaksono 2010201099
3. Winda Lutviana Grahence 2010201100
4. Dewi Fatimah 2010201101
5. Ibnu Tegar Laksono 2010201102
6. Eni Indah Sari 2010201103
7. Yani Nurbaiti 2010201104
8. Dwi Widya Putri Damayanti 2010201106
9. Nur Diana Hasanah 2010201107
10. Akbar Hariansyah 2010201108
11. Dian Islamiati Machmud 2010201109

B. Deskripsi Kasus
Ibu hamil berusia 36 tahun G1P0A0 hamil 32 minggu, berat badan 80 kg (BB sebelum
hamil 50 kg), wajah, tangan dan kakinya tampak udema. Mengeluh lemas, headache,
sering mual dan kadang-kadang muntah, sesak nafas terutama dengan posisi tidur
terlentang. Pemeriksaan klinis didapatkan tekanan darah 180/110 mmHg, peningkatan
tekanan darah terjadi sejak usia kehamilan 20 minggu. Respirasi : 32 x/menit, Denyut
Nadi: 88 x/menit dan suhu: 36,5 derajat ccelcius. Pemeriksaan urine tampung didapatkan
350 mg/24 jam. Proteinuria 5 g/24 j, HB : 9 mg/dl. Pemeriksaan refleks patela
menunjukkan hasil hiperekstensi. Ibu tampak lemah, pucat dab sesak nafas. Tidak
terdapat riwayat tekanan darah tinggi pada penderita sejak sebelum kehamilan. Klien
pernah melakukan pemeriksaan kehamilan 2 kali yaitu pada saat terlambat menstruasi
dan pada usia kehamilan 20 minggu. Hal ini karena kesibukannya sebagai karyawati
swasta dengan jam kerja: 07.00 – 17.00 WIB dan suaminya bekerja di luar kota, pulang
setiap 1 bulan sekali.

C. Pembahasan
STEP 1
Mengklarifikasi istilah atau konsep
Pertanyaan
1. Winda Lutfiana Grahence
Apa yang dimaksud Hiperekstensi
2. Yani Nur Baiti
Apa yang dimkasud proteinuria
3. Eni Indah Sari
Apa yang dimaksud dengan headache
4. NurDiana Hasanah
Apa yang dimaksud reflek patela
Jawaban
1. Ibnu Tegar Laksono
Hiperektensi adalah gerakan sendi berlebihan. kondisi ini terjadi ketika sendi tertentu
dibuka atau diluruskan,diluar jangkauan gerak normal dan sehat
2. Winda Lutfiana Grahence
Proteinuria adalah kondisi dimana adanya protein dalam urin manusia yang
melebihi nilai normal yaitu lebih dari 150 mg/24 jam
NurDiana Hasanah
3. headache adalah jenis sakit kepala yang ditandai dengan nyeri dan ketegangan
didahi atau dibelakang epala dan leher.
4. Dwi Widya Putri Damayanti
Refleks patella adalah refleks sistem saraf berupa refleks kontraksi otot di sekitar patella
sehingga kaki akan terlihat seperti menendang. Bila refleks patella positif/baik maka
menunjukkan sistem saraf di area ekstremitas bawah termasuk baik.
STEP 2

Pertanyaan
1. Eni Indah Sari
Apa yang membuat pasien sesak nafas jika tidur terlentang
2. Dwi Widya Putri
Mengapa ibu hamil tersebut mengalami peningkatan tekanan darah
Singgih Wahyu Wicaksono
3. Apa yang menyebabkan pasien hiperektensi

Winda Lutfiana Grahence

Apakah ada keterkaitan mengenai BB klien dengan adanya peningkatan tekanan darah
pada klien dalam kasus tersbut ??
4. Nguri Dwi Prasetyo
Apakah penyakit hipertensi ini umum terjadi pada ibu hamil
6. Dian Islamiati Machmud
Kenapa pada ibu hamil pada ekstremitasnya tampak edema
STEP 3

1. NurDiana Hasanah
Penyebab sesak napas saat berbaring bisa karena persebaran cairan di dalam tubuh.
Ketika Anda berbaring, cairan dalam tubuh akan berkumpul pada area sekitar dada
sehingga meningkatkan tekanan pada pembuluh darah paru.
2. Ibnu Tegar Laksono
pemicu ibu hamil tersebut mengalami tekanan darah karena obsetisas yang berat badan
nya sebelumnya 50 kg sekaarang menjadi 80 kg dan gaya hidupnya tidak sehat
3. Rizka Kurniawati
Penyebab hiperekstensi yang utama adalah melakukan perubahan gerakan yang
mendadak dan mengalami tekanan berlebihan pada sendi. Kondisi ini dapat memicu
kerusakan jaringan lunak, pembengkakan, dan berpotensi membuat sendi robek atau
tegang
4. Dian Islamiati Machmud
Semakin banyak kenaikan berat badan seseorang, semakin tinggi juga risikonya terkena
hipertensi. Sementara itu, penurunan berat badan juga bisa menyebabkan penurunan
tekanan darah secara signifikan
5. Winda Lutfiana Grahence
Hipertensi adalah salah satu masalah kesehatan yang paling banyak dialami selama
masa kehamilan. Meskipun terbilang umum, hipertensi pada ibu hamil tidak boleh
disepelekan karena kondisi ini dapat meningkatkan risiko gangguan perkembangan janin
hingga berakibat fatal pada ibu dan bayi, kasus Hipertensi dapat terjadi pada 10% dari
seluruh kasus kehamilan dan tergolong sering jika dibandingkan dengan masalah
kesehatan lain, jadi bisa dibilang hipertensi umum terjadi pada ibu hamil.
6. Yani Nur Baiti
Gangguan ini terjadi akibat adanya penumpukan cairan di dalam jaringan tubuh. Risiko
ini umum terjadi saat hamil karena tubuh memproduksi darah dan cairan lebih dari 50
persen saat tubuh normal untuk memenuhi kebutuhan bayi
STEP 4

1. Winda Lutfiana Grahence


Pada kasus tersebut bisa dikatan mengalami hipertensi pada kehamilan (Pre-eklamsia)
dimana pada kasus tersbut di dukung oleh peningkatan BB yang signifikan yang
ditunjukkan dalam kasus yaitu peningkatan BB klien yang sebemum hamil 50 kg menjadi
80 kg saat hamil yang dimana peningkatan tersebut mempengaruhi IMT yang meningkat
dan juga sebagai faktor resiko Hipertensi dan tekanan darah yang tinggi yaitu 180/110
mmHg. Hipertensi adalah salah satu masalah kesehatan yang paling banyak dialami
selama masa kehamilan. Meskipun terbilang umum, hipertensi pada ibu hamil tidak boleh
disepelekan karena kondisi ini dapat meningkatkan risiko gangguan perkembangan janin
hingga berakibat fatal pada ibu dan bayi
2. Dian Islamiati Machmud
Izin menyampaikan analisis diagnosa kasus tersebut, pasien dalam kasus di diagnosa
mengalami PIH atau Pregnancy Induced Hypertension, atau dalam bahasa Indonesia
Kehamilan yang menginduksi hipertensi atau disebut juga Hipertensi Dalam Kehamilan
(HDK).
Dalam kasus disebutkan bahwa pasien mengalami hipertensi semenjak masuk usia 20
minggu kehamilan, dan sebelum hamil tidak mempunyai riwayat hipertensi, hal tersebut
menjadi bukti bahwa hipertensi yang dialami oleh pasien merupakan hipertensi yang
disebabkan oleh kehamilan atau PIH.
STEP 5

1. Definisi PIH
2. Etiologi PIH
3. Manifestasi Klinis PIH
4. Rencana tindakan / Penatalaksanaan PIH
5. Farmakologi PIH
6. Fatofisiologi PIH
7. Klasifikasi PIH
8. Komplikasi yang akan terjadi PIH
9. Pemeriksaan penunjang PIH
10. Islamic Knowladge PIH
11. WOC PIH
Pertemuan 2

A. Nama dan Tugas Anggota


Ketua : Rizka Kurniawati 2010201197
Sekertaris : Nita Paradila 2010201105
Anggota :
1. Nguri Dwi Prasetyo 2010201098
2. Singgih Wahyu Wicaksono 2010201099
3. Winda Lutviana Grahence 2010201100
4. Dewi Fatimah 2010201101
5. Ibnu Tegar Laksono 2010201102
6. Eni Indah Sari 2010201103
7. Yani Nurbaiti 2010201104
8. Dwi Widya Putri Damayanti 2010201106
9. Nur Diana Hasanah 2010201107
10. Akbar Hariansyah 2010201108
11. Dian Islamiati Machmud 2010201109

B. Diskusi Hasil Self Study


1. Rizka Kurniawati
Hipertensi berasal dari bahasa latin yaitu hiperdantension. Hiperartinya yang
berlebihan dan tensionartinyatekanan. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah
suatu kondisi medis dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah secara
kronis (dalam waktu yang lama) yang mengakibatkan angka kesakitan dan angka
kematian. Seseorang dikatakan menderita tekanan darah tinggi atau hipertensi yaitu
apabila tekanan darah sistolik >140 mmHg dan diastolik >90 mmHg.Hipertensi karena
kehamilan yaitu hipertensi yang terjadi karena atau pada saat kehamilan, dapat
mempengaruhi kehamilan itu sendiri biasanya terjadi pada usia kehamilan memasuki
20 minggu(Rukiyah & Yulianti, 2010). Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan
darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik
diatas 90 mmHg. Pada populasi lanjut usia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan
sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg (Smeltzer, 2002).Hipertensi
merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang abnormal tinggi di
dalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal
jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal dan merupakan penyebab
2Hipertensi Dalam Kehamilan utama gagal jantung kronis (Muhaimin. 2008).Hipertensi
juga dapat didefenisikan sebagai gangguan pada system peredaran darah, yang cukup
mengganggu kesehatan masyrakat. Pada umumnya, terjadi pada manusia yang sudah
berusia setengah umur, diatas 40 tahun, (Gunawan, 2008). Jadi hipertensi adalah
suatu keadaan yang menunjukkan gangguan sistem peredaran darah dengan tekanan
sistolik di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg pada orang
dewasa dan tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90mmHg pada kelompok
lanjut usia

Hipertensi dalam kehamilan didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik


>140 mmHg dan tekanan darah diastolik >90 mmHg (Elizabeth, 2008).
Hipertensi dalam kehamilan sering ditemukan dan dapat merupakan salah satu dari
tiga besar (selain perdarahan dan infeksi) penyebab kematian internal,
diagnosis hipertensi pada kehamilan ditegakkan bila TD systole >140 mmHg dan
TD distole >90 mmHg (Obgynacea, 2009). Hipertensi dalam kehamilan adalah
tekanan sistol > 140 atau tekanan diastol > 90 mmHg. Kenaikan tekanan sistolik 15
mmHg dibandingkan tekanan darah sebelum hamil atau pada trimester pertama
kehamilan (WHO, 2012).Penyakit hipertensi dalam kehamilan merupakan
kelainan vaskuler yang terjadi sebelum kehamilan atau timbul dalam
kehamilan atau pada permulaan nifas (Obstetri Patologi, Univ. Padjajaran
Bandung, 1984).

http://ejournal.stikesmajapahit.ac.id/index.php/EBook/article/view/308/295

2. Nita Paradila
Prawirohardjo (2013), menjelaskan penyebab hipertensi dalam kehamilan belum
diketahui secara jelas. Namun ada beberapa faktor risiko yang menyebabkan terjadinya
hipertensi dan dikelompokkan dalam faktor risiko. Beberapa faktor risiko sebagai
berikut :
a. Primigravida, primipaternitas
b. Hiperplasentosis, misalnya : mola hidatidosa, kehamilan multipel, diabetes melitus,
hidrops fetalis, bayi besar.
c. Umur
d. riwayat keluarga pernah pre eklampsia/ eklampsia
e. penyakit- penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum hamil
f. obesitas
Sumber:
http://pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_HIPERTENSI_DALAM_KEHAMILA
N_pdf.pdf

3. Winda Lutfiana Grahence


Jhonson (2014), menjelaskan beberapa manifestasi klinis dari hipertensi dalam kehamilan
adalah sebagai berikut : Gejala yang timbul akan beragam, sesuai dengan tingkat PIH dan
organ yang dipengaruhi.
1) Spasme pembuluh darah ibu serta sirkulasi dan nutrisi yang buruk dapat
mengakibatkan kelahiran dengan berat badan dan kelahiran prematur.
2) Mengalami hipertensi diberbagai level.
3) Protein dalam urin berkisar dari +1 hingga +4.
4) Gejala neurologi seperti pandangan kabur, sakit kepala dan hiper refleksia mungkin
akan terjadi.
5) Berpotensi gagal hati.
6) kemungkinan akan mengalami nyeri di kuadran kanan atas.
7) meningkatnya enzim hati.
8) jumlah trombosit menurun.
Perubahan Sistem dan Organ pada Preeklampsia
a. Volume plasma
Volume plasma pada kehamilan normal akan meningkat dengan bermakna guna
memenuhi kebutuhan pertumbuhan janin. Sebaliknya pada preeklampsia terjadi
penurunan volume plasma antara 30-40% dibanding hamil normal disebut hipovolemia.
Hipovolemia diimbangi dengan vasokonstriksi, sehingga terjadi hipertensi.
b. Hipertensi
Hipertensi merupakan tanda terpenting dalam menegakkan diagnosis hipertensi dalam
kehamilan. Tekanan diastolik menggambarkan resistensi perifer, sedangkan tekanan
sistolik menggambarkan besaran curah jantung.Peningkatan reaktivitas vaskuler pada
preeklampsia terjadi pada umur kehamilan 20 minggu, tetapi hipertensi dideteksi
umumnya pada trimester II.
c. Fungsi ginjal
1) Perubahan fungsi ginjal disebabkan oleh hal-hal berikut :
a) Menurunnya aliran darah ke ginjal akibat hipovolemia, sehingga terjadi oliguria,
bahkan anuria
b) Kerusakan sel glomerulus mengakibatkan meningkatnya permeabilitas membran
basalis sehingga terjadi kebocoran dan mengakibatkan terjadinya proteinuria.
c) Gagal ginjal akut terjadi akibat nekrosis tubulus ginjal. Bila sebagian besar kedua
korteks ginjal mengalami nekrosis, maka terjadi nekrosis korteks ginjal yang bersifat
irreversibel.
d) Dapat terjadi kerusakan intrinsik jaringan ginjal akibat vasopasme pembuluh darah.
2) Proteinuria
Proteinuria merupakan syarat untuk diagnosis preeklampsia, tetapi proteinuria umumnya
timbul jauh pada akhir kehamilan, sehingga sering dijumpai preeklampsia tanpa
proteinuria, karena janin sudah lahir lebih dulu. Pengukuran protein dapat dilakukan
dengan urin dipstik, yaitu 100 mg/l atau +1, sekurang-kurangnya diperiksa dua kali urin
acak selang 6 jam dan bisa juga dengan pengumpulan proteinuria dalam 24 jam.
Dianggap patologis bila besaran proteinuria ≥ 300 mg/ 24 jam.
3) Asam urat serum Umumnya meningkat ≥ 5 mg/cc. Keadaan ini disebabkan oleh
hipovolemia yang menimbulkan menurunnya aliran darah filtrasi aliran darah, sehingga
menurunnya sekresi asam urat. Peningkatan asam urat terjadi karena iskemia jaringan.
4) Kreatinin Kadar kreatinin serum pada preeklampsia juga meningkat, hal ini disebabkan
oleh hipovolemia, maka aliran darah ginjal menurun, mengakibatkan menurunnya filtrasi
glomerulus, sehingga menurunnya sekresi kreatinin, disertai peningkatan kreatinin
plasma. 5) Oliguria dan anuria Oliguria dan anuria terjadi karena hipovolemia sehingga
aliran darah ke ginjal menurun yang mengakibatkan produksi urin menurun (oliguria),
bahkan dapat terjadi anuria.
d. Elektrolit Kadar elektrolit total menurun pada waktu hamil normal. Sama halnya
dengan preeklampsia kadar elektrolit normal sama dengan hamil normal, kecuali jika
diberi diuretikum banyak, restriksi konsumsi garam atau pemberian cairan oksitosin yang
bersifat anti diuretik. Preeklampsia berat yang mengalami hipoksia dapat menimbulkan
gangguan keseimbangan asam basa. Kadar natrium dan kalium pada preeklampsia sama
dengan kadar hamil normal, yaitu sama dengan proporsi jumlah air dalam tubuh.
e. Viskositas darah Viskositas darah ditentukan oleh volume plasma, molekul
makro: fibrinogen dan hematokrit. Pada preeklampsia viskositas darah meningkat,
mengakibatkan meningkatnya resistensi perifer dan menurunnya aliran darah ke organ.
f. Hematokrit Terjadi peningkatan hematokrit pada ibu hamil dengan hipertensi
karena hipovolemia yang menggambarkan beratnya preeklampsia.
g. Edema Edema terjadi karena hipoalbuminemia atau kerusakan sel endotel kapiler.
Edema yang patologik adalah edema yang nondependen pada muka, dan tangan atau
edema generalista, dan biasanya disertai dengan kenaikan berat badan yang cepat.
h. Neurologik Perubahan dapat berupa :
1) Nyeri kepala disebabkan hiperperfusi otak, sehingga menimbulkan vasogenik
edema.
2) Akibat spasme arteri retina dan edema retina dapat terjadi gangguan visus, dapat
berupa: pandangan kabur, skotomata, amaurosis yaitu kebutaan tanpa jelas adanya
kelainan dan ablasio retina.
3) Kejang eklamptik, penyebabnya belum diketahui dengan jelas. Faktor-faktor yang
menyebabkan kejang eklamptik yaitu edema serebri, vasopasme serebri, dan iskemia
serebri.
4) Perdarahan intrakranial juga dapat terjadi pada PEB dan eklampsia.
(Prawirohardjo, 2013).

Sumber :
http://pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_HIPERTENSI_DALAM_KEHAMILA
N_pdf.pdf
4. Singgih Wahyu Wicaksono
Manuaba dkk(2013), menjelaskan beberapa penatalaksanaan yang dapat dilaukan pada
pasien dengan hipertensi dalam kehamilan diantaranya :
a. Hipertensi ringan
Kondisi ini dapat diatasi dengan berobat jalan. Pasien diberi nasehat untuk menurunkan
gejala klinis dengan tirah baring 2x2 jam/hari dengan posisi miring. Untuk mengurangi
darah ke vena kava inferior, terjadi peningkatan darah vena untuk meningkatkan
peredaran darah menuju jantung dan plasenta sehingga menurunkan iskemia plasenta,
menurunkan tekanan darah, meningkatkan aliran darah menuju ginjal dan meningkatkan
produksi urin.Pasien juga dianjurkan segera berobat jika terdapat gejala kaki bertambah
berat (edema), kepala pusing, gerakan janin terasa berkurang dan mata makin kabur.
b. Hipertensi Berat
Dalam keadaan gawat, segera masuk rumah sakit, istirahat dengan tirah baring ke satu
sisi dalam suasana isolasi. Pemberian obat-obatan untuk menghindari kejang (anti
kejang), antihipertensi, pemberian diuretik, pemberian infus dekstrosa 5%, dan pemberian
antasida.
c. Hipertensi kronis
Pengobatan untuk hipertensi kronis adalah di rumah sakit untuk evaluasi menyeluruh,
pemeriksaan laboratorium lengkap serta kultur, pemeriksaan kardiovaskuler pulmonal
(foto thorax, EKG, fungsi paru). Penatalaksanaan terhadap hipertensi dalam kehamilan
tersebut juga dijelaskan oleh Purwaningsih dan Fatmawati (2010) dan Prawirohardjo
(2013), beberapa penatalaksanaan hipertensi dalam kehamilan diantaranya :
a. Anjurkan melakukan latihan isotonik dengan cukup istirahat dan tirah baring.
b. Hindari kafein, merkok, dan alkohol.
c. Diet makanan yang sehat dan seimbang, yaitu dengan mengkonsumsi makanan
yang mengandung cukup protein, rendah karbohidrat, garam secukupnya, dan rendah
lemak.
d. Menganjurkan agar ibu melakukan pemeriksaan secara teratur, yaitu minimal 4
kali selama masa kehamilan. Tetapi pada ibu hamil dengan hipertensi dianjurkan untuk
melakukan pemeriksaan kehamilan yang lebih sering, terutama selama trimester ketiga,
yaitu harus dilakukan pemeriksaan setiap 2 minggu selama 2 bulan pertama trimester
ketiga, dan kemudian menjadi sekali seminggu pada bulan terakhir kehamilan.
e. Lakukan pengawasan terhadap kehidupan dan pertumbuhan janin dengan USG.
f. Pembatasan aktivitas fisik.
g. Penggunaan obat- obatan anti hipertensi dalam kehamilan tidak diharuskan,
karena obat anti hipertensi yang biasa digunakan dapat menurunkan perfusi plasenta dan
memiliki efek yang merugikan bagi janin. Tetapi pada hipertensi berat, obat-obatan
diberikan sebagai tindakan sementara. Terapi anti hipertensi dengan agen farmakologi
memiliki tujuan untuk mengurangi tekanan darah perifer, mengurangi beban kerja
ventrikel kiri, meningkatkan aliran darah ke uterus dan sisitem ginjal serta mengurangi
resiko cedera serebrovaskular.
Referensi :
https://pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/
KTI_HIPERTENSI_DALAM_KEHAMILAN_pdf.pdf
5. NurDiana Hasanah
Farmakologis terdiri dari pemberian antihipertensi lebih dari 140/80 mmHg, apabila
tekanan darah terlalu rendah maka turunkan perfusi uteroplasenta, target penurunan
tekanan darah pada kehamilan adalah 140/90 mmHg dan tidak ada keuntungan yang
didapatkan dengan menurunkan tekanan darah lebih rendah lagi, tekanan darah lebih dari
170/110 mmHg akan dianggap suatu kedaruratan medis dan dianjurkan untuk
mendapatkan perawatan di rumah sakit dimana tekanan darah harus diturunkan secepat
mungkin, hipertensi ringan pada ibu menyusui dapat dipertimbangkan untuk penghentian
obat sementara dengan pemantauan ketat tekanan darah, setelah menghentikan menyusui
maka akan dilakukan terapi antihipertensi yang dapat diajukan kembali.

https://sardjito.co.id/2019/08/28/penatalaksanaan-hipertensi-pada-kehamilan-dan-laktasi/.
6. Eni Indah Sari
Patofisiologi Prawirohardjo (2013), menjelaskan beberapa teori yang mengemukakan
terjadinya hipertensi dalam kehamilan diantaranya adalah : a. teori kelainan
vaskularisasi plasenta kehamilan normal, rahim dan plasenta mendapat aliran darah dari
cabang-cabang arteri uterina dan arteri ovarika. Kedua pembuluh darah tersebut
menembus miometrium berupa uteri arkuarta dan memberi cabang arteri radialis. Arteri
radialis menembus endometrium menjadi arteri basalis dan artrei basalis memberi cabang
arteri spiralis. Kehamilan normal akan terjadi invasi trofoblas ke dalam lapisan otot arteri
spiralis yang menimbulkan degenerasi lapisan otot tersebut sehingga terjadi dilatasi arteri
spiralis. Invasi trofoblas juga memasuki jaringan sekitar arteri spiralis, sehingga jaringan
matriks menjadi gembur dan memudahkan arteri spiralis mengalami distensi dan dilatasi.
Keadaan ini akan memberi dampak penurunan tekanan darah, penurunan resistensi
vaskular, dan peningkatan tekanan darah pada daerah utero plasenta.
b. Teori iskemia plasenta, radikal bebas, dan disfungsi endotel Plasenta yang
mengalami iskemia dan hipoksia akan menghasilkan oksidan yang disebut juga radikal
bebas. Iskemia plasenta tersebut akan menghasilkan oksidan penting, salah satunya
adalah radikal hidroksil yang sangat toksis, khususnya terhadap membran sel endotel
pembuluh darah. Radikal hidroksil tersebut akan merusak membran sel yang
mengandung banyak asam lemak tidak jenuh menjadi peroksida lemak. Peroksida lemak
tersebut selain akan merusak membran sel, juga akan merusak nukleus, dan protein sel
endotel.
c. Teori intoleransi imunologik antara ibu dan janin HLA-G (human leukocyte
antigen protein G) merupakan prakondisi untuk terjadinya invasi trofoblas kedalam
jaringan desidua ibu, disamping untuk menghadapi sel natular killer. HLA-G tersebut
akan mengalami penurunan jika terjadi hipertensi dalam kehamilan. Hal ini menyebabkan
invasi desidua ke trofoblas terhambat. Awal trimester kedua kehamilan perempuan yang
mempunyai kecendrungan terjadi pre-eklampsia, ternyata mempunyai proporsi helper sel
yang lebih rendah bila dibanding pada normotensif.
d. Teori adaptasi kardiovaskuler Daya refrakter terhadap bahan konstriktor
akanhilangjika terjadi hipertensi dalam kehamilan, dan ternyata terjadi peningkatan
kepekaan terhadap bahan-bahan vasopresor. Artinya daya refrakter pembuluh darah
terhadap bahan vasopresor hilang hingga pembuluh darah menjadi sangat peka terhadap
bahan vasopresor.
e. Teori Genetik Genotip ibu lebih menentukan terjadinya hipertensi dalam
kehamilan secara familial jika dibandingkan dengan genotipe janin. Telah terbukti bahwa
pada ibu yang mengalami pre-eklampsia, 2,6% anak perempuannya akan mengalami
preeklampsia pula, sedangkan hanya 8% anak menantu mengalami preeklampsia.
f. Teori defisiensi gizi Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kekurangan
defisiensi gizi berperan dalam terjadinya hipertensi dalam kehamilan. Misalnya seorang
ibu yang kurang mengkonsumsi minyak ikan, protein dan lain-lain.
g. Teori stimulus inflamasi Teori ini berdasarkan fakta bahwa lepasnya debris
trofoblas di dalam sirkulasi darah merupakan rangsangan utama terjadinya proses
inflamasi. Plasenta juga akan melepaskan debris trofoblas dalam kehamilan normal.
Sebagai sisa-sisa proses apoptosis dan nekrotik trofoblas, akibar reaksi steress oksidatif.
Sumber:
http://pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_HIPERTENSI_DALAM_KEHAMILA
N_pdf.pdf

7. Ibnu Tegar Laksono

Klasifikasi Hipertensi Dalam Kehamilan


Ada beberapa jenis hipertensi dalam kehamilan, antara lain hipertensi kronik, hipertensi
kronik dengan preeklamsia, hipertensi gestasional, preeklamsia dan eklamsia.

Hipertensi kronik. Didapatkan sebelum kehamilan, usia kehamilan < 20 minggu, dan
tidak menghilang setelah 12 minggu pasca persalinan.
Preeklamsia-eklamsia. Hipertensi dan proteinuria yang didapat setelah usia kehamilan 20
minggu.
Hipertensi kronik dengan preeklamsia. Hipertensi kronik ditambah proteinuria.
Hipertensi gestational. Timbulnya hipertensi pada kehamilan yang tidak disertai
proteinuria hingga 12 minggu pasca persalinan.
Sumber: https://spesialis1.obsgin.fk.unair.ac.id/tekanan-darah-tinggi-hipertensi-dalam-
kehamilan.html
8. Yani Nur Baiti
Menurut Mitayani (2011) beberapa komplikasi yang mungkin terjadi
akibat hipertensi dalam kehamilan pada ibu dan janin yaitu :
a. Pada ibu :
1) Eklampsia
2) Pre eklampsia berat
3) Solusio plasenta
4) Kelainan ginjal
5) Perdarahan subkapsula hepar
6) Kelainan pembekuan darah
7) Sindrom HELLP (hemolisis, elevated, liver, enzymes, dan low
platellet count).
8) Ablasio retina.

b. Pada janin :
1) Terhambatnya pertumbuhan janin dalam uterus
2) Kelahiran prematur
3) Asfiksia neonatorum
4) Kematian dalam uterus
5) Peningkatan angka kematian dan kesakitan perinatal.

http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/5788/4/4.chapter%202.pdf

9. Dwi Widya Putri Damayanti


Pemeriksaan Penunjang HDK :
Mitayani (2011), mengatakan beberapa pemeriksaan penunjang
hipertensi dalam kehamilan yang dapat dilakukan adalah :
Pemeriksaan laboratorium
a) Pemeriksaan darah lengkap dengan hapusan darah
1) Penurunan hemoglobin (nilai rujukan atau kadar normal untuk
wanita hamil adalah 12-14 gr%)
2) Hematokrit meningkat (nilai rujukan 37-43 vol%)
3) Trombosit menurun (nilai rujukan 150-450 ribu/mm3
b) Urinalisis
Untuk menentukan apakah ibu hamil dengan hipertensi tersebut
mengalami proteinuria atau tidak. Biasanya pada ibu hipertensi
ringan tidak ditemukan protein dalam urin.
c) Pemeriksaan fungsi hati
1) Bilirubin meningkat (N=< 1 mg/ dl)
2) LDH (Laktat dehidrogenase) meningkat
3) Aspartat aminomtransferase (AST) > 60 ul.
4) Serum glutamat pirufat transaminase (SGPT) meningkat (N:
15-45 u/ml).
5) Serum glutamat oxaloacetic trasaminase (SGOT) meningkat
(N: < 31 u/l).
6) Total protein serum normal (N: 6,7-8,7 g/dl).
d) Tes kimia darah
Asam urat meningkat (N: 2,4-2,7 mg/ dl).
2. Radiologi
a) Ultrasonografi : bisa ditemukan retardasi pertumbuhan janin
intrauterus, pernapasan intrauterus lambat, aktivitas janin lambat, dan volume cairan
ketuban sedikit
b) Kardiotografi
Diketahui denyut jantung janin lemah
3. Data sosial ekonomi
Hipertensi pada ibu hamil biasanya lebih banyak terjadi pada wanita
dengan golongan ekonomi rendah, karena mereka kurang mengonsumsi makanan yang
mengandung protein dan juga melakukan perawatan antenatal yang teratur.
4. Data Psikologis
Biasanya ibu yang mengalami hipertensi dalam kehamilan berada
dalam kondisi yang labil dan mudah marah, ibu merasa khawatir
akan keadaan dirinya dan keadaan janin dalam kandungannya, dia
takut anaknya nanti lahir cacat ataupun meninggal dunia, sehingga ia
takut untuk melahirkan (Prawihardjo, 2013).
Sumber : https://pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/
10. Nguri Dwi Prasetyo
Al-Qur’an merupakan salah satu metode pengobatan yang memiliki semua jenis program
dan data yang diperlukan untuk mengobati berbagai macam gangguan pada sel
tubuh.Murottal (mendengarkan bacaan Al-Qur’an adalah salah satu metode penyembuhan
dengan menggunakan Al-Qur’an. Mendengarkan murottal Al-Qur’an dapat memberikan
pengaruh terhadap kecerdasan emosional, (EQ) kecerdasan intelektual (IQ), serta
kecerdasan spiritual (SQ) seseorang. Mendengarkan murottal akan menimbulkan efek
tenang dan rileks pada diri seseorang, sehingga akan turut memberikan kontribusi dalam
penurunan tekanan darah (Kartini et al., 2017). Perasaan rileks dari mendengarkan
murottal juga dapat mempengaruhi kecemasan, seperti laporan dari salah satu hasil
penelitian bahwa, ada perbedaan rerata skor kecemasan sebelum dan sesudah
mendengarkan murottal (Handayani et al., 2014). Telah banyak penelitian yang dilakukan
terkait dengan tema pengaruh terapi murottal terhadap kecemasan dan tekanan darah. Hal
tersebut merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan teknik pengobatan
nonfarmakologis sebagai pendamping pengobatan farmakologis dalam dunia kesehatan.
Salah satunya adalah penerapan terapi murottal untuk menurunkan kecemasan dan
tekanan darah pada ibu hamil.
Sumber: https://ejournal.poltekkes-smg.ac.id/ojs/index.php/jurkeb/article/view/3738/920

11. Dian Islamiati Machmud

Sumber :
http://pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_HIPERTENSI_DALAM_K
EHAMILAN_pdf.pdf

C. Asuhan Keperawatan
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN (LENGKAP)
Tgl. Pengkajian : 8 Juni 2022 No. Register : 889034
Jam Pengkajian : 16.00 Tgl. Masuk : 8 Juni 2022
Ruang/Kelas : Dahlia 1

I. IDENTITAS
Identitas pasien Identitas Penanggung
Jawab
1. Nama : Ny. T 1. Nama : Tn. R
: 36 tahun 2. Umur : 38 Tahun
2. Umur : Perempuan : Laki-laki
3. Jenis Kelamin : Islam 3. Jenis Kelamin : Islam
: SMA 4. Agama : Manager
4. Agama
: Karyawan swasta : Gamping
5. Pendidikan 5. Pekerjaan
: O : Suami
6. Pekerjaan : Gamping 6. Alamat
::: 7. Hubungan dengan
7. Gol. Darah
8. Alamat Klien

II. KELUHAN UTAMA


1. Keluhan utama saat masuk Rumah Sakit
Jawab : Pasien mengeluh lemas, headache, sering mual,kadang-kadang muntah, serta
sesak napas terutama dengan posisi tidur terlentang
2. Keluhan Utama saat Pengkajian
Jawab : Pasien tampak edema pada bagian wajah, kaki dan tangan

III. DIAGNOSA MEDIS


Jawab : Pre-eklamsia
IV. RIWAYAT KESEHATAN
1. Riwayat Penyakit Sekarang
Jawab : Hipertensi

2. Riwayat Kesehatan Yang Lalu


Jawab : Tidak memiliki riwayat kesehatan yang lalu

3. Riwayat Kesehatan Keluarga


Jawab : Tidak memiliki riwayat kesehatan keluarga

V. PENGKAJIAN FUNGSIONAL
1. Aktivitas sehari-hari (ADL)
a. Pola nutrisi dan cairan
Jawab : Pasien sering merasakan mual dan terkadang muntah

b. Pola eliminasi
Jawab : terdapat protein lebih dalam urinnya sebesar 5 gram/24 jam

c. Pola aktifitas dan latihan


Jawab : Pasien tampak lemah, tangan dan kakinya mengalami edema serta
mengalami hiperrefleksi

d. Pola istirahat tidur


Jawab : Pasien merasakan sesak napas saat posisi tidur terlentang

e. Pola kebersihan diri (Personal Hygiene)


Jawab : Pasien dapat menjaga kebersihan dirinya dengan baik selama kehamilan

f. Pola seksual dan reproduksi


Jawab : Sedang hamil 32 minggu
2. Kondisi Psikologi, Sosial dan Spriritual
a. Pola kognitif dan persepsi
Jawab : Pasien memiliki daya berfikir dan daya ingat yang baik karena ingat kalau
tidak memiliki riwayat penyakit tekanan darah tinggi sejak sebelum kehamilan.

b. Pola persepsi diri dan konsep diri


Jawab :
- Ideal diri : Pasien tampak lemah dan pucat dengan kondisinya saat ini
- Identitas diri : Pasien merupakan seorang perempuan berusia 36 tahun sebagai
karyawati swasta dan sedang hamil usia kandungan 32 minggu

c. Pola hubungan dan peran


Jawab : Pasien merupakan istri dari suaminya yang bekerja diluarkota dan ramah
dengan perawat serta lingkungan sekitar

d. Pola koping da toleransi stress


Jawab : Pasien cemas dengan kondisinya karena mengalami hipertensi

e. Pola nilai dan kepercayaan


Jawab : Pasien beragama muslim dan aktif dalam kegiayan keagamaan

f. Dampak perawatan di rumahsakit


Jawab : Saat di rumah sakit pasien dilakukan pemeriksaan TTV dan urine serta
pemeriksaan refleks patela

VI. PEMERIKSAAN FISIK


A. Survey keadaan umum
1. Penampilan dan perilaku:
a. Tingkat kesadaran secara kualitatif
Jawab : compos mentis

b. Gender dan ras


Jawab : Perempuan
c. Usia
Jawab : 36 Tahun

d. Ekspresi wajah
Jawab : terlihat menahan mual, sakit kepala dan sesak napas

e. Jenis tubuh
Jawab : endomorph

f. Postur
Jawab : tubuh tegak dengan perut terlihat menggembung

g. Gaya berjalan
Jawab : lemas tidak berdaya

h. Gerakan tubuh
Jawab : pasien apabila beraktivitas turun dari tempat tidur menjadi pusing

i. Higiene dan dandanan


Jawab : tubuh tampak bersih dan rapi

j. Afek dan mood


Jawab : mood berubah sesuai suasana hati

k. Komunikasi
Jawab : dapat berkomunikasi dengan baik

l. Kekerasan terhadap klien


Jawab : tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada pasien

2. Tanda-tanda Vital
- Tekanandarah (TD) : 180/110 mmHg
- Nadi : 88 x/menit
- Suhu : 36,5 oC
- Respiratory Rate (RR) : 32 x/menit

3. Antropometri
Tinggi badan : 155 cm
Berat badan : Sebelum hamil 50 kg, setelah hamil 80 kg
LLA : 29 cm

B. Pemeriksaan fisik sistem tubuh (head to toe)


1. Kulit, rambut dan kuku
Jawab :
- Kulit : tampak berwarna merah
- Rambut : berwarna hitam, lebat, bersih, dan tidak berbau
- Kuku : berwarna merah muda, bersih, tidak ada ruam

2. Kepala dan leher


a. Kepala
Jawab : Bentuk kepala simetris, tidak ada caput succedenum , tidak
ada cepal hematoma, sutura tidak teraba penyusupan, rambut berwarna
hitam, distribusi rambut merata, kulit kepala bersih, tidak ada benjolan/tumor.
tidak ada luka
b. Mata
Jawab : simetris, sklera tidak ikterik, pupil isokor, konjungtiva tidak anemis, tidak
ada pembengkakan kelopak mata, tidak ada perdarahan subkonjungtiva, mata
jernih dan tidak ada gangguan penglihatan
c. Telinga
Jawab : bersih, tidak ada serumen, daun telinga sejajar dengan mata.
d. Hidung dan sinus
Jawab : simetris, bersih, tidak ada luka, tidak ada secret, tidak ada pernafasan
cuping hidung.
e. Mulut
Jawab : bibir simetris
f. Leher
Jawab : tidak ada benjolan, tidak ada luka, tidak terjadi hiperpigmentasi, tidak ada
pembesaran kelenjar limfe.

g. Kelenjar Tiroid
Jawab : tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid

3. Wajah
Jawab : terdapat edema pada wajah

4. Dada dan paru


Jawab :
- Inspeksi : Bentuk dada simetris kiri kanan, frekuensi pernafasan 32 x/mnt, tidak ada
retraksi dinding dada.
- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan , tidak ada massa pada dinding dada.
- Perkusi : Terdengar bunyi sonor pada area paru-paru.
- Auskultasi : Bunyi nafas vaskular, tidak ada bunyi nafas tambahan

5. Kardiovaskuler dan sistemvaskuler peripheral


Jawab :
- Inspeksi : tidak ada pembesaran pada salah satu dinding dada
- Palpasi : ictus cordis teraba ICS V
- Perkusi : terdengar suara peka pada area dada sebelah kiri
- Auskultasi : tidak ada suara jantung tambahan

6. Payudara
Jawab : tidak ada benjolan, tidak ada kemerahan, tidak ada luka.

7. Abdomen
Jawab :
- inspeksi : tidak ada asites
- palpasi : tidak ada nyeri tekan
- perkusi : tymphani
- asukultasi : terdengar bising usus.
8. Muskuloskeletal
Jawab : Pemeriksaan ekstremitas bawah dan atas : jari-jari tangan dan kaki lengkap,
terdapat edema

9. Genito-urinari
Jawab : Pada Regio anus tidak ada kelainan

10. Neurologis
Jawab : rangsangan patella hipekstensi, tidak ada gangguan pengelihatan maupun
pendengaran.

Yogyakarta, 8 Juni 2022


Ttd

(Perawat B3)
VII. Format Analisa Data
Hari/ Sign and Sympton/
No Problem/ Masalah Etiology/ Penyebab
Tanggal Data
1. Rabu, 8 Juni Ds: Kategori : Psikologis b/d agen pencedera
2022 - Pasien mengeluh Subkategori : Nyeri dan biologis d/d pasien
Pukul 08.00 kenyamanan mengeluh sakit
headache
kepala dan
Do: Nyeri Akut didapatkan
- TD : 180/110 proteinuria tinggi
mmHg
- Pemeriksaan urine
tamping
didapatkan
350mg/24 jam
- Proteinuria 5 gr/24
jam
2. Rabu, 8 Juni Ds: Kategori : Fisiologis
2022 - Pasien Subkategori : respirasi b/d
Pukul 08.00 ketidakseimbangan
mengeluhkan sesak
Gangguan Pertukaran ventilasi perfusi d/d
napas terutama Gas sesak napas Ketika
dengan posisi tidur posisi pasien tidur
terlentang
terlentang
Do:
- Pasien tampak
lemah, pucat dan
sesak napas
- RR : 32 x/menit
- N : 88 x/menit
3. Rabu, 8 Juni Ds: - Kategori : Fisiologi
2022 Do: Subkategori : Nutrsi b/d kelebihan asupan
Pukul 08.00 - BB : 80 kg dan cairan cairan d/d pasien
terdapat edema pada
- Wajah, tangan dan
Hipervolemia wajah, tangan dan
kakinya tampak kaki
edema
- Pemeriksaan
refleks patella
menunjukkan hasil
hiperrefleksi
- HB : 9 mg/dL
4. Rabu, 8 Juni DS : - Kategori : Lingkungan
2022 Do : Subkategori : b/d usia ibu dan pola
Pukul 08.00 - pasien berusia 36 Keamanan dan makan yang tidak
tahun Proteksi sehat ditandai dengan
- TD : 180/110 umur pasien lebih
mmHg Risiko Cedera pada dari 35 tahun dan
- pemeriksaan urine Janin didapatkan
tampung proteinuria tinggi
didapatkan 350
mg/24 jam
- proteinuria : 5
g/24 j

VIII. Prioritas Diagnosa keperawatan:


1. Nyeri akut b/d agen pencedera biologis d/d pasien mengeluh sakit kepala dan didapatkan
proteinuria tinggi
2. Gangguan Pertukaran Gas b/d ketidakseimbangan ventilasi perfusi d/d sesak napas Ketika
posisi pasien tidur terlentang
3. Hipervolemia b/d kelebihan asupan cairan d/d pasien terdapat edema pada wajah, tangan
dan kaki
4. Risiko Cedera pada Janin b/d usia ibu dan pola makan yang tidak sehat ditandai dengan
umur pasien lebih dari 35 tahun dan didapatkan proteinuria tinggi
IX. Format Perencanaan Keperawatan
Perencanaan
N Hari/ Diagnosa
Tujuan
o Tanggal Keperawatan Intervensi (NIC) Rasionalisasi
(NOC)
1. Rabu, 8 Juni Nyeri akut b/d Setelah Manajemen Nyeri
2022 agen pencedera dilakukan (I.08238) - untuk
Pukul 08.00 biologis d/d tindakan O: mengetahui
pasien mengeluh keperawatan lokasi dan
- Identifikasi
sakit kepala dan selama 2x24 durasi dan
didapatkan jam, masalah lokasi, frekuensi dari
proteinuria tinggi teratasi karakteristik, nyeri yg
dengan dirasakan oleh
kriteria hasil : durasi, pasien
Nyeri Akut. frekuensi, - untuk
LU : Tingkat kualitas, membantu
nyeri dalam
(L.08066) intensitas nyeri mengetahui
1. Keluhan - Identifikasi seberapa sakit
nyeri rasa nyeri yang
menurun skala nyeri dirasakan oleh
dengan skala - Identifikasi psien dengan
5 memberikan
faktor yang
2. Gelisah skala 1-10
menurun memperberat - untuk
dengan skala dan mengetahui
5 faktor apa
3. kesulitan memperingan yang dapt
tidur menurun nyeri memperberat
dengan skala dan
5 memperingan
N: rasa nyeri yang
- Berikan teknik di rasakan oleh
psien
nonfarmakolog - untuk
i untuk membantu
memberikan
mengurangi
teknik
rasa nyeri nonfarmakoko
- Kontrol gi seperti
terapi musik,
lingkungan imajinasi
yang terbinbing atau
terapi aromatik
memperberat untuk
nyeri meringankan
rasa nyeri yang
dialami pasien
E: - bantu untuk
mengontrol
- Jelaskan
lingkungan
penyebab, dan ruangan
periode, dan yang membuat
nyeri pasien
pemicu nyeri bertambah
- Jelaskan sakit
- agar pasien
strategi dapat
meredakan mengontrol
nyeri penyebab nyeri
secara mandiri
- Anjurkan dan bisa
memonitor meredakan
nyeri secara
nyeru secara mandiri
mandiri - untuk
Tindakan lebih
- Ajarkan teknik
lanjut Ketika
nonfarmakolog nyeri pada
is untuk pasien belum
teratasi
mengurasi rasa
nyeri

C:
- Kolaborasi
pemberian
analgetik, jika
perlu

2. Rabu, 8 Juni Gangguan Setelah Pemantauan - Untuk


2022 Pertukaran Gas dilakukan Respirasi ( l.01014) mengetahui
Pukul 08.00 b/d tindakan Observasi lebih lanjut
ketidakseimbang keperawatan - Monitor masalah
an ventilasi selama 2x24 frekuensi, irama, pernafasan
perfusi d/d sesak jam, masalah kedalaman dan pada pasien
napas Ketika teratasi upaya napas agar bisa
posisi pasien dengan - Monitor pola memanajemen
tidur terlentang kriteria hasil : napas masalah
Gangguan - Monitor tersebut lebih
pertukaran kemampuan batuk lanjut
gas. LU : efektif - agar bisa
Pertukaran - Monitor adanya menentukan
Gas produksi sputum Tindakan yang
(L.01003) - Monitor adanya akan dilakukan
1. Dispnea sumbatan jalan selanjutnya
menurun napas - agar pasien
dengan skala - Palpasi bisa
5 kesimetrisan mengetahui
2. Pola napas ekspansi paru Tindakan apa
membaik - Auskultasi bunyi yang akan
dengan skala napas dilakukan
5 - Monitor saturasi untuknya
oksigen sehingga
pasien akan
Terapeutik merasa nyaman
- Atur interval selama
pemantauan Tindakan
respirasi sesuai tersebut
kondisi pasien berlangsung.
- Dokumentasi
hasil pemantauan

Edukasi
- Jelaskan tujuan
danprosedur
pemantauan
- Informasikan
hasil pemantauan

3. Rabu, 8 Juni Hipervolemia b/d Setelah Manajemen


2022 kelebihan asupan dilakukan Hipervolemia - untuk
Pukul 08.00 cairan d/d pasien tindakan mengetahui
terdapat edema keperawatan (I.033114) adanya tanda
pada wajah, selama 2x24 dan gejala apa
tangan dan kaki jam, masalah O: yg muncul
teratasi - Periksa tanda pada pasien
dengan dan gejala sehingga
kriteria hypervolemia menyebabkan
hasil : hypervolemia
Hipervolemia - Identifikasi - untuk
. Luaran penyebab mengetahui
Utama : penyebab dari
Keseimbanga hypervolemia hypervolemia
n cairan - Monitor intake pada pasien
(L.03020) - untuk
dan output
1. Edema mengecek
menurun cairan selalu cairan
dengan skala N: yg masuk dan
5 - Timbang berat cairan yg
keluar dari
badan setiap tubuh pasien
hari pada - untuk
mengetahui
waktu yang
berat badan
sama pasien stbil
- Batasi asupan atau tidak
- untuk
cairan dan membantu
garam mencegah
terjadinya
hypervolemia
E: - untuk
- Anjurkan membantu
melapor jika mengambil
tindakan
pengeluaran pengobatan
urine <0,5 lebih cepat
sebelum parah
mL/kg/jam
- untuk
dalam 6 jam membantu
- Anjurkan cara mengajarkan
agar pasien
membatasi dapat
cairan membatasi
cairan yg
C:
masuk dalam
- Kolaborasi
tubuhnya
pemberian - untuk
diuretic membantu
- Kolabrodai memberikan
pengobatan
penggantian
menggunakan
kehilangan teknik
kalium akibat farmakologi
yaitu dengab
diuretic pemberian
diuretik
4. Rabu, 8 Juni Risiko Cedera Setelah Pemantauan
2022 pada Janin b/d dilakukan Denyut Jantung - untuk
Pukul 08.00 tindakan Janin (I.02056) membantu
usia ibu dan pola keperawatan mengetahui
makan yang selama 2x24 O: bagaimana
jam, masalah - Identifikasi status status obstetrik
tidak sehat
teratasi obstetrik pada pasien
ditandai dengan dengan - identifikasi - untuk dapat
umur pasien kriteria hasil : riwayat obstetrik mengetahui
Resiko - peeiksa denyut apakah pasien
lebih dari 35 Cedera pada jantung janin sebelumnya
tahun dan janin. LU : selama 1 menit memiliki
Tingkat - monitor denyut riwayat
didapatkan
cedera jantung janin obstetrik
proteinuria tinggi (L.14136) monitor tanda vital - untuk
1. Toleransi ibu membantu
meningkat mengetahui
dengan skala N: denyut jantung
5 - atur posisi pasien janin selama 1
2. Kejadian - Lakukan manuver menit
cedera leopod untuk - mengamati
menurun menentukan posisi dan memantau
dengan skala janin denyut jantung
5 pada janin dan
3. Gangguan E: TTV ibunya
mobilitas - jelaskan tujuan & - untuk
menurun prosedur membantu
dengan skala pemantauan memberikan
5 - informasukan posisi yang
4. Frekuensi hasil pemantauan, nyaman untuk
napas jika perlu pasien
membaik - untuk
dengan skala membantu
5 mengetahui
posisi janin
dengan
menggunakan
manuver
leopod
- membantu
memberikan
edukasi atau
penjelasan
mengenai
tujuan dan
langkah-langka
- untuk
membantu
memberikan
informasi dari
hasil
pemantauan
kepada pasien
jika perlu

Anda mungkin juga menyukai