KEPERAWATAN MATERNITAS II
PREGNANCY INDUCE HYPERTENTION
Dosen: Ibu Sarwinanti, S.Kep., Ns,M.Kep.,Sp.Mat
Disusun Oleh :
1. Rizka Kurniawati 2010201097
2. Nguri Dwi Prasetyo 2010201098
3. Singgih Wahyu Wicaksono 2010201099
4. Winda Lutviana Grahence 2010201100
5. Dewi Fatimah 2010201101
6. Ibnu Tegar Laksono 2010201102
7. Eni Indah Sari 2010201103
8. Yani Nurbaiti 2010201104
9. Nita Paradila 2010201105
10. Dwi Widya Putri Damayanti 2010201106
11. Nur Diana Hasanah 2010201107
12. Akbar Hariansyah 2010201108
13. Dian Islamiati Machmud 2010201109
Pertemuan 1................................................................................................................................3
B. Deskripsi Kasus..........................................................................................................................3
C. Pembahasan..............................................................................................................................4
Pertemuan 2..............................................................................................................................21
C. Asuhan Keperawatan...............................................................................................................25
I. IDENTITAS..........................................................................................................................25
V. PENGKAJIAN FUNGSIONAL................................................................................................26
B. Deskripsi Kasus
Ibu hamil berusia 36 tahun G1P0A0 hamil 32 minggu, berat badan 80 kg (BB sebelum
hamil 50 kg), wajah, tangan dan kakinya tampak udema. Mengeluh lemas, headache,
sering mual dan kadang-kadang muntah, sesak nafas terutama dengan posisi tidur
terlentang. Pemeriksaan klinis didapatkan tekanan darah 180/110 mmHg, peningkatan
tekanan darah terjadi sejak usia kehamilan 20 minggu. Respirasi : 32 x/menit, Denyut
Nadi: 88 x/menit dan suhu: 36,5 derajat ccelcius. Pemeriksaan urine tampung didapatkan
350 mg/24 jam. Proteinuria 5 g/24 j, HB : 9 mg/dl. Pemeriksaan refleks patela
menunjukkan hasil hiperekstensi. Ibu tampak lemah, pucat dab sesak nafas. Tidak
terdapat riwayat tekanan darah tinggi pada penderita sejak sebelum kehamilan. Klien
pernah melakukan pemeriksaan kehamilan 2 kali yaitu pada saat terlambat menstruasi
dan pada usia kehamilan 20 minggu. Hal ini karena kesibukannya sebagai karyawati
swasta dengan jam kerja: 07.00 – 17.00 WIB dan suaminya bekerja di luar kota, pulang
setiap 1 bulan sekali.
C. Pembahasan
STEP 1
Mengklarifikasi istilah atau konsep
Pertanyaan
1. Winda Lutfiana Grahence
Apa yang dimaksud Hiperekstensi
2. Yani Nur Baiti
Apa yang dimkasud proteinuria
3. Eni Indah Sari
Apa yang dimaksud dengan headache
4. NurDiana Hasanah
Apa yang dimaksud reflek patela
Jawaban
1. Ibnu Tegar Laksono
Hiperektensi adalah gerakan sendi berlebihan. kondisi ini terjadi ketika sendi tertentu
dibuka atau diluruskan,diluar jangkauan gerak normal dan sehat
2. Winda Lutfiana Grahence
Proteinuria adalah kondisi dimana adanya protein dalam urin manusia yang
melebihi nilai normal yaitu lebih dari 150 mg/24 jam
NurDiana Hasanah
3. headache adalah jenis sakit kepala yang ditandai dengan nyeri dan ketegangan
didahi atau dibelakang epala dan leher.
4. Dwi Widya Putri Damayanti
Refleks patella adalah refleks sistem saraf berupa refleks kontraksi otot di sekitar patella
sehingga kaki akan terlihat seperti menendang. Bila refleks patella positif/baik maka
menunjukkan sistem saraf di area ekstremitas bawah termasuk baik.
STEP 2
Pertanyaan
1. Eni Indah Sari
Apa yang membuat pasien sesak nafas jika tidur terlentang
2. Dwi Widya Putri
Mengapa ibu hamil tersebut mengalami peningkatan tekanan darah
Singgih Wahyu Wicaksono
3. Apa yang menyebabkan pasien hiperektensi
Apakah ada keterkaitan mengenai BB klien dengan adanya peningkatan tekanan darah
pada klien dalam kasus tersbut ??
4. Nguri Dwi Prasetyo
Apakah penyakit hipertensi ini umum terjadi pada ibu hamil
6. Dian Islamiati Machmud
Kenapa pada ibu hamil pada ekstremitasnya tampak edema
STEP 3
1. NurDiana Hasanah
Penyebab sesak napas saat berbaring bisa karena persebaran cairan di dalam tubuh.
Ketika Anda berbaring, cairan dalam tubuh akan berkumpul pada area sekitar dada
sehingga meningkatkan tekanan pada pembuluh darah paru.
2. Ibnu Tegar Laksono
pemicu ibu hamil tersebut mengalami tekanan darah karena obsetisas yang berat badan
nya sebelumnya 50 kg sekaarang menjadi 80 kg dan gaya hidupnya tidak sehat
3. Rizka Kurniawati
Penyebab hiperekstensi yang utama adalah melakukan perubahan gerakan yang
mendadak dan mengalami tekanan berlebihan pada sendi. Kondisi ini dapat memicu
kerusakan jaringan lunak, pembengkakan, dan berpotensi membuat sendi robek atau
tegang
4. Dian Islamiati Machmud
Semakin banyak kenaikan berat badan seseorang, semakin tinggi juga risikonya terkena
hipertensi. Sementara itu, penurunan berat badan juga bisa menyebabkan penurunan
tekanan darah secara signifikan
5. Winda Lutfiana Grahence
Hipertensi adalah salah satu masalah kesehatan yang paling banyak dialami selama
masa kehamilan. Meskipun terbilang umum, hipertensi pada ibu hamil tidak boleh
disepelekan karena kondisi ini dapat meningkatkan risiko gangguan perkembangan janin
hingga berakibat fatal pada ibu dan bayi, kasus Hipertensi dapat terjadi pada 10% dari
seluruh kasus kehamilan dan tergolong sering jika dibandingkan dengan masalah
kesehatan lain, jadi bisa dibilang hipertensi umum terjadi pada ibu hamil.
6. Yani Nur Baiti
Gangguan ini terjadi akibat adanya penumpukan cairan di dalam jaringan tubuh. Risiko
ini umum terjadi saat hamil karena tubuh memproduksi darah dan cairan lebih dari 50
persen saat tubuh normal untuk memenuhi kebutuhan bayi
STEP 4
1. Definisi PIH
2. Etiologi PIH
3. Manifestasi Klinis PIH
4. Rencana tindakan / Penatalaksanaan PIH
5. Farmakologi PIH
6. Fatofisiologi PIH
7. Klasifikasi PIH
8. Komplikasi yang akan terjadi PIH
9. Pemeriksaan penunjang PIH
10. Islamic Knowladge PIH
11. WOC PIH
Pertemuan 2
http://ejournal.stikesmajapahit.ac.id/index.php/EBook/article/view/308/295
2. Nita Paradila
Prawirohardjo (2013), menjelaskan penyebab hipertensi dalam kehamilan belum
diketahui secara jelas. Namun ada beberapa faktor risiko yang menyebabkan terjadinya
hipertensi dan dikelompokkan dalam faktor risiko. Beberapa faktor risiko sebagai
berikut :
a. Primigravida, primipaternitas
b. Hiperplasentosis, misalnya : mola hidatidosa, kehamilan multipel, diabetes melitus,
hidrops fetalis, bayi besar.
c. Umur
d. riwayat keluarga pernah pre eklampsia/ eklampsia
e. penyakit- penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum hamil
f. obesitas
Sumber:
http://pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_HIPERTENSI_DALAM_KEHAMILA
N_pdf.pdf
Sumber :
http://pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_HIPERTENSI_DALAM_KEHAMILA
N_pdf.pdf
4. Singgih Wahyu Wicaksono
Manuaba dkk(2013), menjelaskan beberapa penatalaksanaan yang dapat dilaukan pada
pasien dengan hipertensi dalam kehamilan diantaranya :
a. Hipertensi ringan
Kondisi ini dapat diatasi dengan berobat jalan. Pasien diberi nasehat untuk menurunkan
gejala klinis dengan tirah baring 2x2 jam/hari dengan posisi miring. Untuk mengurangi
darah ke vena kava inferior, terjadi peningkatan darah vena untuk meningkatkan
peredaran darah menuju jantung dan plasenta sehingga menurunkan iskemia plasenta,
menurunkan tekanan darah, meningkatkan aliran darah menuju ginjal dan meningkatkan
produksi urin.Pasien juga dianjurkan segera berobat jika terdapat gejala kaki bertambah
berat (edema), kepala pusing, gerakan janin terasa berkurang dan mata makin kabur.
b. Hipertensi Berat
Dalam keadaan gawat, segera masuk rumah sakit, istirahat dengan tirah baring ke satu
sisi dalam suasana isolasi. Pemberian obat-obatan untuk menghindari kejang (anti
kejang), antihipertensi, pemberian diuretik, pemberian infus dekstrosa 5%, dan pemberian
antasida.
c. Hipertensi kronis
Pengobatan untuk hipertensi kronis adalah di rumah sakit untuk evaluasi menyeluruh,
pemeriksaan laboratorium lengkap serta kultur, pemeriksaan kardiovaskuler pulmonal
(foto thorax, EKG, fungsi paru). Penatalaksanaan terhadap hipertensi dalam kehamilan
tersebut juga dijelaskan oleh Purwaningsih dan Fatmawati (2010) dan Prawirohardjo
(2013), beberapa penatalaksanaan hipertensi dalam kehamilan diantaranya :
a. Anjurkan melakukan latihan isotonik dengan cukup istirahat dan tirah baring.
b. Hindari kafein, merkok, dan alkohol.
c. Diet makanan yang sehat dan seimbang, yaitu dengan mengkonsumsi makanan
yang mengandung cukup protein, rendah karbohidrat, garam secukupnya, dan rendah
lemak.
d. Menganjurkan agar ibu melakukan pemeriksaan secara teratur, yaitu minimal 4
kali selama masa kehamilan. Tetapi pada ibu hamil dengan hipertensi dianjurkan untuk
melakukan pemeriksaan kehamilan yang lebih sering, terutama selama trimester ketiga,
yaitu harus dilakukan pemeriksaan setiap 2 minggu selama 2 bulan pertama trimester
ketiga, dan kemudian menjadi sekali seminggu pada bulan terakhir kehamilan.
e. Lakukan pengawasan terhadap kehidupan dan pertumbuhan janin dengan USG.
f. Pembatasan aktivitas fisik.
g. Penggunaan obat- obatan anti hipertensi dalam kehamilan tidak diharuskan,
karena obat anti hipertensi yang biasa digunakan dapat menurunkan perfusi plasenta dan
memiliki efek yang merugikan bagi janin. Tetapi pada hipertensi berat, obat-obatan
diberikan sebagai tindakan sementara. Terapi anti hipertensi dengan agen farmakologi
memiliki tujuan untuk mengurangi tekanan darah perifer, mengurangi beban kerja
ventrikel kiri, meningkatkan aliran darah ke uterus dan sisitem ginjal serta mengurangi
resiko cedera serebrovaskular.
Referensi :
https://pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/
KTI_HIPERTENSI_DALAM_KEHAMILAN_pdf.pdf
5. NurDiana Hasanah
Farmakologis terdiri dari pemberian antihipertensi lebih dari 140/80 mmHg, apabila
tekanan darah terlalu rendah maka turunkan perfusi uteroplasenta, target penurunan
tekanan darah pada kehamilan adalah 140/90 mmHg dan tidak ada keuntungan yang
didapatkan dengan menurunkan tekanan darah lebih rendah lagi, tekanan darah lebih dari
170/110 mmHg akan dianggap suatu kedaruratan medis dan dianjurkan untuk
mendapatkan perawatan di rumah sakit dimana tekanan darah harus diturunkan secepat
mungkin, hipertensi ringan pada ibu menyusui dapat dipertimbangkan untuk penghentian
obat sementara dengan pemantauan ketat tekanan darah, setelah menghentikan menyusui
maka akan dilakukan terapi antihipertensi yang dapat diajukan kembali.
https://sardjito.co.id/2019/08/28/penatalaksanaan-hipertensi-pada-kehamilan-dan-laktasi/.
6. Eni Indah Sari
Patofisiologi Prawirohardjo (2013), menjelaskan beberapa teori yang mengemukakan
terjadinya hipertensi dalam kehamilan diantaranya adalah : a. teori kelainan
vaskularisasi plasenta kehamilan normal, rahim dan plasenta mendapat aliran darah dari
cabang-cabang arteri uterina dan arteri ovarika. Kedua pembuluh darah tersebut
menembus miometrium berupa uteri arkuarta dan memberi cabang arteri radialis. Arteri
radialis menembus endometrium menjadi arteri basalis dan artrei basalis memberi cabang
arteri spiralis. Kehamilan normal akan terjadi invasi trofoblas ke dalam lapisan otot arteri
spiralis yang menimbulkan degenerasi lapisan otot tersebut sehingga terjadi dilatasi arteri
spiralis. Invasi trofoblas juga memasuki jaringan sekitar arteri spiralis, sehingga jaringan
matriks menjadi gembur dan memudahkan arteri spiralis mengalami distensi dan dilatasi.
Keadaan ini akan memberi dampak penurunan tekanan darah, penurunan resistensi
vaskular, dan peningkatan tekanan darah pada daerah utero plasenta.
b. Teori iskemia plasenta, radikal bebas, dan disfungsi endotel Plasenta yang
mengalami iskemia dan hipoksia akan menghasilkan oksidan yang disebut juga radikal
bebas. Iskemia plasenta tersebut akan menghasilkan oksidan penting, salah satunya
adalah radikal hidroksil yang sangat toksis, khususnya terhadap membran sel endotel
pembuluh darah. Radikal hidroksil tersebut akan merusak membran sel yang
mengandung banyak asam lemak tidak jenuh menjadi peroksida lemak. Peroksida lemak
tersebut selain akan merusak membran sel, juga akan merusak nukleus, dan protein sel
endotel.
c. Teori intoleransi imunologik antara ibu dan janin HLA-G (human leukocyte
antigen protein G) merupakan prakondisi untuk terjadinya invasi trofoblas kedalam
jaringan desidua ibu, disamping untuk menghadapi sel natular killer. HLA-G tersebut
akan mengalami penurunan jika terjadi hipertensi dalam kehamilan. Hal ini menyebabkan
invasi desidua ke trofoblas terhambat. Awal trimester kedua kehamilan perempuan yang
mempunyai kecendrungan terjadi pre-eklampsia, ternyata mempunyai proporsi helper sel
yang lebih rendah bila dibanding pada normotensif.
d. Teori adaptasi kardiovaskuler Daya refrakter terhadap bahan konstriktor
akanhilangjika terjadi hipertensi dalam kehamilan, dan ternyata terjadi peningkatan
kepekaan terhadap bahan-bahan vasopresor. Artinya daya refrakter pembuluh darah
terhadap bahan vasopresor hilang hingga pembuluh darah menjadi sangat peka terhadap
bahan vasopresor.
e. Teori Genetik Genotip ibu lebih menentukan terjadinya hipertensi dalam
kehamilan secara familial jika dibandingkan dengan genotipe janin. Telah terbukti bahwa
pada ibu yang mengalami pre-eklampsia, 2,6% anak perempuannya akan mengalami
preeklampsia pula, sedangkan hanya 8% anak menantu mengalami preeklampsia.
f. Teori defisiensi gizi Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kekurangan
defisiensi gizi berperan dalam terjadinya hipertensi dalam kehamilan. Misalnya seorang
ibu yang kurang mengkonsumsi minyak ikan, protein dan lain-lain.
g. Teori stimulus inflamasi Teori ini berdasarkan fakta bahwa lepasnya debris
trofoblas di dalam sirkulasi darah merupakan rangsangan utama terjadinya proses
inflamasi. Plasenta juga akan melepaskan debris trofoblas dalam kehamilan normal.
Sebagai sisa-sisa proses apoptosis dan nekrotik trofoblas, akibar reaksi steress oksidatif.
Sumber:
http://pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_HIPERTENSI_DALAM_KEHAMILA
N_pdf.pdf
Hipertensi kronik. Didapatkan sebelum kehamilan, usia kehamilan < 20 minggu, dan
tidak menghilang setelah 12 minggu pasca persalinan.
Preeklamsia-eklamsia. Hipertensi dan proteinuria yang didapat setelah usia kehamilan 20
minggu.
Hipertensi kronik dengan preeklamsia. Hipertensi kronik ditambah proteinuria.
Hipertensi gestational. Timbulnya hipertensi pada kehamilan yang tidak disertai
proteinuria hingga 12 minggu pasca persalinan.
Sumber: https://spesialis1.obsgin.fk.unair.ac.id/tekanan-darah-tinggi-hipertensi-dalam-
kehamilan.html
8. Yani Nur Baiti
Menurut Mitayani (2011) beberapa komplikasi yang mungkin terjadi
akibat hipertensi dalam kehamilan pada ibu dan janin yaitu :
a. Pada ibu :
1) Eklampsia
2) Pre eklampsia berat
3) Solusio plasenta
4) Kelainan ginjal
5) Perdarahan subkapsula hepar
6) Kelainan pembekuan darah
7) Sindrom HELLP (hemolisis, elevated, liver, enzymes, dan low
platellet count).
8) Ablasio retina.
b. Pada janin :
1) Terhambatnya pertumbuhan janin dalam uterus
2) Kelahiran prematur
3) Asfiksia neonatorum
4) Kematian dalam uterus
5) Peningkatan angka kematian dan kesakitan perinatal.
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/5788/4/4.chapter%202.pdf
Sumber :
http://pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_HIPERTENSI_DALAM_K
EHAMILAN_pdf.pdf
C. Asuhan Keperawatan
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN (LENGKAP)
Tgl. Pengkajian : 8 Juni 2022 No. Register : 889034
Jam Pengkajian : 16.00 Tgl. Masuk : 8 Juni 2022
Ruang/Kelas : Dahlia 1
I. IDENTITAS
Identitas pasien Identitas Penanggung
Jawab
1. Nama : Ny. T 1. Nama : Tn. R
: 36 tahun 2. Umur : 38 Tahun
2. Umur : Perempuan : Laki-laki
3. Jenis Kelamin : Islam 3. Jenis Kelamin : Islam
: SMA 4. Agama : Manager
4. Agama
: Karyawan swasta : Gamping
5. Pendidikan 5. Pekerjaan
: O : Suami
6. Pekerjaan : Gamping 6. Alamat
::: 7. Hubungan dengan
7. Gol. Darah
8. Alamat Klien
V. PENGKAJIAN FUNGSIONAL
1. Aktivitas sehari-hari (ADL)
a. Pola nutrisi dan cairan
Jawab : Pasien sering merasakan mual dan terkadang muntah
b. Pola eliminasi
Jawab : terdapat protein lebih dalam urinnya sebesar 5 gram/24 jam
d. Ekspresi wajah
Jawab : terlihat menahan mual, sakit kepala dan sesak napas
e. Jenis tubuh
Jawab : endomorph
f. Postur
Jawab : tubuh tegak dengan perut terlihat menggembung
g. Gaya berjalan
Jawab : lemas tidak berdaya
h. Gerakan tubuh
Jawab : pasien apabila beraktivitas turun dari tempat tidur menjadi pusing
k. Komunikasi
Jawab : dapat berkomunikasi dengan baik
2. Tanda-tanda Vital
- Tekanandarah (TD) : 180/110 mmHg
- Nadi : 88 x/menit
- Suhu : 36,5 oC
- Respiratory Rate (RR) : 32 x/menit
3. Antropometri
Tinggi badan : 155 cm
Berat badan : Sebelum hamil 50 kg, setelah hamil 80 kg
LLA : 29 cm
g. Kelenjar Tiroid
Jawab : tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid
3. Wajah
Jawab : terdapat edema pada wajah
6. Payudara
Jawab : tidak ada benjolan, tidak ada kemerahan, tidak ada luka.
7. Abdomen
Jawab :
- inspeksi : tidak ada asites
- palpasi : tidak ada nyeri tekan
- perkusi : tymphani
- asukultasi : terdengar bising usus.
8. Muskuloskeletal
Jawab : Pemeriksaan ekstremitas bawah dan atas : jari-jari tangan dan kaki lengkap,
terdapat edema
9. Genito-urinari
Jawab : Pada Regio anus tidak ada kelainan
10. Neurologis
Jawab : rangsangan patella hipekstensi, tidak ada gangguan pengelihatan maupun
pendengaran.
(Perawat B3)
VII. Format Analisa Data
Hari/ Sign and Sympton/
No Problem/ Masalah Etiology/ Penyebab
Tanggal Data
1. Rabu, 8 Juni Ds: Kategori : Psikologis b/d agen pencedera
2022 - Pasien mengeluh Subkategori : Nyeri dan biologis d/d pasien
Pukul 08.00 kenyamanan mengeluh sakit
headache
kepala dan
Do: Nyeri Akut didapatkan
- TD : 180/110 proteinuria tinggi
mmHg
- Pemeriksaan urine
tamping
didapatkan
350mg/24 jam
- Proteinuria 5 gr/24
jam
2. Rabu, 8 Juni Ds: Kategori : Fisiologis
2022 - Pasien Subkategori : respirasi b/d
Pukul 08.00 ketidakseimbangan
mengeluhkan sesak
Gangguan Pertukaran ventilasi perfusi d/d
napas terutama Gas sesak napas Ketika
dengan posisi tidur posisi pasien tidur
terlentang
terlentang
Do:
- Pasien tampak
lemah, pucat dan
sesak napas
- RR : 32 x/menit
- N : 88 x/menit
3. Rabu, 8 Juni Ds: - Kategori : Fisiologi
2022 Do: Subkategori : Nutrsi b/d kelebihan asupan
Pukul 08.00 - BB : 80 kg dan cairan cairan d/d pasien
terdapat edema pada
- Wajah, tangan dan
Hipervolemia wajah, tangan dan
kakinya tampak kaki
edema
- Pemeriksaan
refleks patella
menunjukkan hasil
hiperrefleksi
- HB : 9 mg/dL
4. Rabu, 8 Juni DS : - Kategori : Lingkungan
2022 Do : Subkategori : b/d usia ibu dan pola
Pukul 08.00 - pasien berusia 36 Keamanan dan makan yang tidak
tahun Proteksi sehat ditandai dengan
- TD : 180/110 umur pasien lebih
mmHg Risiko Cedera pada dari 35 tahun dan
- pemeriksaan urine Janin didapatkan
tampung proteinuria tinggi
didapatkan 350
mg/24 jam
- proteinuria : 5
g/24 j
C:
- Kolaborasi
pemberian
analgetik, jika
perlu
Edukasi
- Jelaskan tujuan
danprosedur
pemantauan
- Informasikan
hasil pemantauan