Anda di halaman 1dari 12

MANAJEMEN PROSES BISNIS

LAPORAN PENILAIAN RESIKO PADA SAAT MELAKUKAN INVESTASI MESIN

Disusun Oleh :
Adithya Erlin Tone 43219120127
Siti Anisah 43217120003
Syifa Fauziah 43217120012
Riyanti Widi Astuti 43218110111
Khalista Atma Dewantari 43218110133

Dosen Pengampu : Sofyan Anshori, SE , Ak, CA, MM

FAKULTAS EKONOMI BISNIS


UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA BARAT
1. Pengertian

Penilaian Resiko adalah kegiatan penilaian atas kemungkinan kejadian yang mengancam
pencapaian tujuan dan sasaran Instansi Pemerintah

Tujuan penilaian risiko adalah menetapkan kemunginan terjadinya dan dampak suatu suatu
kejadian yang menghambat pencapaian tujuan atau sasaran organisasi supaya dapat dilakukan
penanganan risiko secara tepat. Tujuan tersebut dapat dicapai melalui identifikasi risiko dan
analisis risiko.

Manfaat penilaian risiko antara lain

1. membantu pencapaian tujuan organisasi


2. menjaga kesinambungan pelayanan kepada para stakeholder,
3. melakukan pelayanan secara efektif dan efisiensi
4. menjadi dasar penyusunan rencana strategis,
5. menghindari terjadinya pemborosan.

2. Pentingnya Manajemen Resiko Proyek Dan Tahap Penilaian


Risiko

Manajemen resiko proyek adalah seni dan ilmu untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan
menanggapi resiko di seluruh kehidupan suatu proyek dan kepentingan terbaik tujuan
pertemuan proyek.
Manajemen resiko sering terabaikan dalam proyek, tetapi dapat membantu meningkatkan
kesuksesan proyek dengan membantu proyek-proyek baik inisiasi, lingkup proyek, dan
mengembangkan perkiraan realistis.
Penilaian risiko harus dilakukan secara sistematis, iteratif, dan kolaboratif, dengan
memanfaatkan pengetahuan dan pandangan para pemangku kepentingan. Penilaian riisiko
harus menggunakan informasi terbaik yang tersedia, dilengkapi dengan hasil pengamatan
lebih lanjut sesuai dengan kebutuhan. Proses penilaian risiko terdiri dari tiga unsur yaitu :

(1) identifikasi risiko, (2) analisis risiko, dan (3) evaluasi risiko
Metode yang dapat digunakan pada tahap identifikasi risiko antara lain checklist,
pertimbangan sesuai pengalaman dan dokumen, benchmarking, flow charts, brainstorming,
analisis sistem, analisis skenario. FGD, wawancara, kajian dokumen, observasi, SWOT
analisis, Event Tree Analysis, dan survei & kuesioner. Penilaian risiko yang komprehensif
merupakan kombinasi antara metode penilaian kualitatif dan kuantitatif.

1. Identifikasi Risiko

Unsur pertama dalam penilaian risiko yaitu identifikasi risiko. Identifikasi risiko dilakukan
untuk menggali kejadian-kejadian dalam pelaksanaan tindakan dan kegiatan yang mungkin
dapat menghambat pencapaian tujuan atau sasaran. Dengan kata lain, identifikasi risiko
adalah kegiatan untuk mencari dan mendaftar risiko yang ada dan terkait dengan tujuan dan
aktivitas organisasi (business process). Identifikasi risiko singkatnya merupakan proses
menetapkan apa, dimana, kapan, mengapa, dan bagaimana sesuatu dapat terjadi, sehingga
dapat berdampak negatif terhadap pencapaian tujuan (4w + h). Apa yang mungkin dapat
terjadi? tujuannya adalah menghasilkan daftar lengkap berisi kejadian yang dapat
mempengaruhi tujuan. Bagaimana dan mengapa hal tersebut terjadi? Sementara
mengidentifikasi sejumlah kejadian, perlu juga mempertimbangkan penyebab dan skenario
yang mungkin, sehingga penyebab yang signifikan tidak terlewatkan.

Output identifikasi risiko berupa profil risiko yang terdiri dari daftar risiko yang memuat
informasi tentang peristiwa risiko, pemilik risiko, penyebab risiko, kegiatan pengendalian
risiko yang sudah ada, dan sisa risiko setiap tindakan atau kegiatan yang dinilai risikonya.

Untuk menghasilkan identifikasi risiko secara akurat, maka harus menggunakan metode yang
tepat dan melibatkan para pemilik risiko (risk owner). Metode yang tepat akan menghasilkan
ketepatan proses penilaian, sedangkan keterlibatan pemilik risiko diperlukan sebagai pihak
yang mengerti kegiatan dan menjadi pihak yang terkena dampak atas terjadinya risiko.

2. Analisis Risiko
Analisis risiko merupakan suatu proses yang sistematis untuk menentukan seberapa sering
suatu peristiwa dan dampak risiko mungkin terjadi dan seberapa besar konsekuensi yang
ditimbulkan dari peristiwa tersebut. Tujuan analisis risiko adalah untuk memahami risiko
yang penting untuk dikelola secara aktif dan menyediakan data untuk membantu menentukan
prioritas penanganan risiko. Analisis risiko dapat juga dimaknai sebagai suatu proses untuk
memahami karakteristik risiko (probabilitas dan dampak) yang dapat dilakukan secara
kualitatif ataupun kuantitatif untuk menentukan Tingkat (level) risiko (level of Risk) atau
signifikansi setiap risiko. Output analisis risiko yaitu profil risiko. Dalam analisis risiko,
peran pimpinan organisasi sangat diperlukan sehingga mampu mengelola dan mengendalikan
risiko berdasarkan berapa banyak atau tingkat risiko yang dapat diterima. Tingkat risiko yang
dapat diterima adalah batas toleransi risiko dengan mempertimbangkan aspek biaya dan
manfaat

Level risiko ditentukan oleh dua hal yaitu level frekuensi dan level konsekuensi. Level risiko
yaitu level besar kecilnya atau tingkatan suatu risiko. Level frekuensi (probabilitas) adalah
besar kecilnya kemungkinan terjadinya risiko atau kekerapan kejadian suatu risiko.
Penentuan probabilitas terjadinya suatu event sangatlah subyektif dan lebih berdasarkan nalar
dan pengalaman. Sedangkan level konsekuensi yaitu besar kecilnya dampak negatif dari
suatu risiko.

3. Evaluasi Risiko
Tahap terakhir dalam penilaian risiko yaitu evaluasi risiko. Evaluasi risiko dimaksudkan
untuk membantu proses pengambilan keputusan berdasarkan hasil analisis risiko. Evaluasi
risiko merupakan proses pembandingan antara level risiko yang ditemukan selama proses
analisis dengan kriteria risiko yang ditetapkan sebelumnya.

Proses evaluasi risiko akan menentukan risiko-risiko mana yang memerlukan perlakuan dan
bagaimana prioritas perlakuan atas risiko-risiko tersebut dengan mengacu pada “kriteria
risiko”. Dengan kata lain hasil dari evaluasi risiko menunjukkan peringkat risiko yang
memerlukan penanganan (mitigasi) lebih lanjut dengan mengacu pada tingkat risiko yang
dapat diterima.

Tahapan evaluasi risiko meliputi: (1) menyusun prioritas risiko berdasarkan besaran risiko
dengan ketentuan : a) besaran risiko tertinggi mendapat prioritas paling tinggi. b) Apabila
terdapat lebih dari satu risiko yang memiliki besaran risiko yang sama, maka prioritas risiko
ditentukan berdasarkan urutan area dampak dari yang tertinggi hingga terendah sesuai kriteria
dampak. c) Apabila masih terdapat lebih dari satu risiko yang meiliki besaran dan area
dampak yang sama, maka prioritas risiko ditentukan berdasarkan urutan kategori risiko yang
tertinggi hingga terendah sesuai kategori risiko. d) Apabila masih terdapat lebih dari satu
risiko yang memiliki besaran, area dampak, dan kategori yang sama, maka prioritas risiko
ditentukan berdasarkan judgement pemilik Risiko.
Penilaian Risiko (sering disebut Analisa Risiko) mungkin adalah bagian paling rumit dari
implementasi ataupun sertifikasi ISO 27001; tetapi pada saat yang sama penilaian risiko(dan
penanganannya) adalah langkah yang paling penting pada awal proyek keamanan informasi
perusahaan, dalam hal ini adalah menetapkan dasar-dasar untuk keamanan informasi di
perusahaan.

Filosofi utama ISO 27001 adalah untuk mengetahui insiden yang bisa terjadi (menilai risiko)
dan kemudian menemukan cara yang paling tepat untuk menghindari insiden itu (penanganan
risiko). Tidak hanya itu, perusahaan juga harus menilai pentingnya setiap risiko sehingga
perusahaan dapat fokus pada yang risiko yang paling penting.

Meskipun penilaian risiko dan penanganannya adalah pekerjaan yang kompleks, namun kita
tidak perlu bingung. Berikut adalah 6 langkah dasar yang akan menjelaskan apa yang harus
dilakukan dalam penilaian risiko:

1. Metodologi Penilaian Risiko

Ini adalah langkah pertama perusahaan dalam mengerjakan manajemen risiko. Perusahaan
perlu menentukan aturan tentang bagaimana ia akan melakukan manajemen risiko.
Perusahaan tentunya ingin seluruh organisasi untuk melakukannya dengan cara yang sama.
Merupakan masalah yang besar dengan penilaian risiko jika bagian yang berbeda dari
organisasi melakukan penilaian risiko dengan cara yang berbeda. Oleh karena itu, perusahaan
perlu menentukan apakah ia ingin penilaian kualitatif atau kuantitatif dalam hal penilaian
risiko, dalam skala apa perusahaan menggunakan penilaian kualitatif, apa yang akan menjadi
tingkat risiko yang dapat diterima, dll.

2. Pelaksanaan Penilaian Risiko

Setelah perusahaan menetapkan aturan, perusahaan dapat mulai mencari tahu potensi masalah
yang bisa terjadi. Buat daftar semua aset perusahaan, identifikasi ancaman dan kerentanan
yang berkaitan dengan aset tersebut, nilai dampak dan kemungkinan untuk setiap kombinasi
dari aset / ancaman / kerentanan dan akhirnya hitung tingkat risiko.

Berdasarkan pengalaman, perusahaan biasanya menyadari hanya 30% dari risiko mereka.
Oleh karena itu, disarankan agar perusahaan mengadakan latihan dalam membuat daftar aset
dan identifikasi risiko diatas, sehingga dari waktu ke waktu kemampuan perusahaan dalam
menyadari risiko akan meningkat.
3. Pelaksanaan Penanganan Risiko

Tentu saja, tidak semua risiko memiliki nilai yang sama, perusahaan harus fokus pada risiko
yang paling penting, yang biasa disebut “risiko yang tidak dapat diterima”.

Ada empat pilihan yang dapat dipilih dari untuk penanganan risiko yang tidak dapat diterima:

 Terapkan kontrol keamanan dari Lampiran A ISO 27001.


 Transfer risiko ke pihak lain – misalnya kepada perusahaan asuransi dengan membeli
polis asuransi.
 Hindari risiko dengan menghentikan kegiatan yang terlalu berisiko, atau dengan
melakukan hal itu dengan cara yang sama sekali berbeda.
 Menerima risiko, jika misalnya biaya untuk mengurangi risiko lebih tinggi
dibandingkan kerusakan yang ditimbulkan.

4. Buat Laporan Penilaian Risiko

Tidak seperti langkah-langkah sebelumnya, langkah ini cukup membosankan – perusahaan


perlu untuk mendokumentasikan segala sesuatu yang telah dilakukan sejauh ini.Tidak hanya
untuk auditor, tetapi perusahaan mungkin ingin memeriksa sendiri hasil ini dalam satu atau
dua tahun ke depan.Dokumen ini juga sangat penting karena auditor sertifikasi akan
menggunakannya sebagai pedoman utama untuk audit.

5. Buat Dokumen Pernyataan Pemberlakuan

Dokumen ini benar-benar menunjukkan profil keamanan perusahaan – berdasarkan hasil


perlakuan resiko, perusahaan perlu membuat daftar apa saja kontrol yang telah diterapkan,
mengapa perusahaan menerapkannya dan bagaimana penerapannya.

6. Rencana Perawatan Risiko

Ini adalah langkah di mana perusahaan berpindah dari teori ke praktek.Karena semua langkah
dari 1-5 adalah murni teoritis, tapi sekarang saatnya untuk menunjukkan beberapa hasil yang
nyata.Ini adalah tujuan dari Rencana Perawatan Risiko – untuk mendefinisikan dengan tepat
siapa yang akan melaksanakan setiap kontrol, di mana jangka waktu, dengan yang anggaran,
dll. Setelah Perusahaan menulis dokumen ini, sangat penting untuk mendapatkan persetujuan
manajemen karena akan memakan waktu yang cukup dan usaha (dan uang) untuk
melaksanakan semua kontrol yang telah direncanakan di sini. Dan tanpa adanya komitmen,
perusahaan tidak akan bisa menjalankannya.

Dalam penilaian risiko perlu ditetapkan terlebih dahulu kerangka kemungkinan


dan dampak, adalah sebagai berikut :

1. Kerangka kemungkinan/probabilitas :

2. Kerangka dampak :
3. Penilaian Risiko Pada Saat Melakukan Investasi Mesin
Analisis Kelayakan Investasi Mesin Untuk Meningkatkan Kapasitas Produksi (Studi Kasus di
CV Djarum Mulia Embroidery Semarang)

CV. Djarum Mulya Embroidery adalah merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang
jasa bordir. Pada awalnya CV. Djarum Mulya Embroidery hanya mempunyai tiga buah mesin
bordir, dengan semakin meningkatnya pennintaan konsumen dan kebutuhan export yang
semakin besar sedangkan kapasitas produksi tidak lagi mencukupi sehingga CV. Djarum
Mulya Embroidery akan menambah jumlah/ kapasitas mesin bordir.

Keputusan mengenai investasi mesin merupakan keputusan yang sangat menentukan


keberhasilan perusahaan karena keputusan investasi tersebut, menyerap sebagian modal yang
ditanamkan dan juga menyangkut dana yang besar serta berdampak dalam jangka yang lama.
Dalam setiap investasi memerlukan suatu analisis dan perhitungan yang matang (Kurniawati,
2014). Analisis proses perencanaan dan pengambilan keputusan mengeni investasi mesin
dilakukan dengan menggunakan beberapa metoda analisis investasi. Industri yang sudah
menggunakan manajemen dengan baik, dalam meiakukan kegiatan produksi terlebih dahulu
melakukan perencanaan, misalnya perencanaan bahan baku, perencanaan tentang aliran
proses, layout fasilitas dan mesin-mesin yang digunakan, perencanaan waktu dan biaya yang
dibutuhkan, serta perencanaan kapasitas produksi. Khususnya mengenai kapasitas produksi,
pihak perusahaan bagian produksi akan memperhatikan informasi dan bagian pemasaran
yaitu tentang perkiraan jumlah produk yang akan dijual kepada konsumen.

A. Investasi

Investasi adalah Semua hal yang mengandung unsur pengorbanan atau pengeluaran untuk
suatu harapan di masa yang akan datang. Ada dua faktor yang terlibat dalam suatu investasi
yakni waktu dan resiko. Pada jenis investasi tertentu faktor waktu lebih berperan sementara
pada jenis investasi yang lain faktor resiko lebih dominan. Secara umum, ada dua jenis
investasi yaitu investasi finansial dan investasi nyata. Jika seseorang melakukan investasi
dengan menyimpan uang atau sumber daya yang dimilikinya dalam bentuk-bentuk instrumen
keuangan seperti saham, obligasi, dan yang lainnya maka ia melakukan investasi finansial.
Sedangkan investasi nyata diwujudkan dalam benda-benda (aset) nyata seperti pabrik, mesin,
peralatan produksi, tanah, dan sebagainya. Dalam hal ini investasi adalah suatu kebutuhan
modal yang nantinya akan digunakan menjalankan suatu proyek atau mendirikan bidang
usaha tertentu. Istilah modal tersebut mengacu pada kekayaan dalam bentuk uang, ataupun
barang yang dapat digunakan untuk menghasilkan keuntungkan. Tujuan ditanamkannya suatu
investasi adalah untuk memperoleh manfaat di masa yang datang baik berupa manfaat
keuangan maupun bukan keuangan atau kedua-duanya (Pujawan, 2004).

B. Analisis Kelayakan Investasi

Analisis kelayakan investasi adalah suatu penelitian yang dilakukan pada sebuah proyek
(biasanya proyek investasi) apakah dapat dilaksanakan atau tidak untuk mencapai
keberhasilan (Husnan, 1997). Pengertian dari keberhasilan ini dapat lebih terbatas atau dapat
juga diartikan yang lebih luas. Arti yang lebih terbatas adalah keberhasilan bagi perusahaan
yaitu menarnbah keutangan, sedangkan yang lebih luas adalah keberhasilan diluar
perusahaan, misalnya keberhasilan bagi masyarakat yaitu penyerapan tenaga kerja.

Penelitian mengenai suatu kelayakan bisa berbentuk proyek berskala besar maupun proyek
berskala kecil antara lain investasi suatu mesin peroduksi. Tentu saja semakin besar proyek
yang dijalankan semakin besar pula dampak yang akan ditimbulkan, dampak ini bisa. berupa
dampak ekonornis seperti kerugian akibat investasi, maupun dampak yang bersifat sosial
seperti terganggunya masyarakat akibat adanya investasi yang dilakukam jadi dengan
demikian semakin sederhana proyek yang akan dilakukan, semakin sederhana semakin
sederhana pula ruang lingkup penelitian yang dilakukan.

Macam-macam usulan Investasi

Macam-macam usulan investasi menurut Djarwanto, 1995 adalah sebagai berikut :

1. Penggantian (Replacement)

Pemakaian aktiva tetap akan menyebabkan keausan, atau adanya teknologi baru
menyebabkan mesin-mesin lama menjadi ketinggalanjaman. Dana dapat dianggarkan
untuk mengganti mesin atau peralatan yang telah aus, usang atau telah ketinggalan
jaman.

2. Peluasan ( Expansion)
Perusahaan-perusahaan yang berhasil di mana permintaan akan pcoduknya atait
cenderung meningkat, perusahaan tersebut akan mempertimbangkan untuk
menambali kapasitasnya dengan meningkatkan fasilitas produksinya.
3. Diversifikasi (Diversification)
Perusahaan dapat mengurangi resiko kegagalan dengan cara beroperasikemungkinan
kegagalan karena hanya menjual produk tunggal. Perusahaan dapat
mernpertimbangkan untuk memasuki pasar baru, dengan membeli mesin baru yang
menghasilkan produk baru.
4. Penelitian dan pengembangan (Research and Development)
Perusahaan-perusahan yang termasuk industri tertentu dimana tekologi cepat berubah,
akan banyak mengeluarkan dana untuk keperluan penelitian dan pengembangan
produk baru. Jika dana itu diperlukan untuk membeli peralatan, usulan tersebut
umumnya dimasukan dalam penganggaran investasi.
5. Lain-lain (Miscellaneous)
Usulan investasi yang tidak secara langsung berorientasi pada tujuan memperoleh
profit, dimasukkan bentuk investasi lain-lain. Sebagai contoh misalnya pemasangan
alat pemadam kebakaran, pemasangan AC, pemasangan alat pencegah polusi, dan
lain-lain.

C. Metode Analisis Investasi

Dalam menilai suatu investasi, diperlukan metode analisis untuk mengetahui apakah suatu
investasi tersebut layak untuk dilaksanakan atau tidak. Dalam penilaian tersebut mencakup
berbagai aspek serta membutuhkan pertimbangan tertentu untuk memutuskan kelayakan
sebuah investasi. Selain itu untuk menilai apakah layak tidaknya suatu investasi.

a. Metode Payback Period

Metode ini digunakan untuk mengukur seberapa cepat waktu yang diperlukan agar dana yang
tertanam dalam suatu investasi dapat kembali seluruhnya, dengan penerimaan proceeds atau
aliran kas netto (net cash flow). sehingga. satuan hasilnya bukan prosentase melainkan satuan
waktu, seperti tahun, Payback method bukan merupakan pengukur tingkat keuntungan
(profitability) suatu investasi. Dengan kata lain payback period merupakan suatu periode
yang diperlukan untuk dapat menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan
proceeds atau aliran kas netto (net cash flow).
Metode payback period ini sangat sederhana. dan mudah dalam perhitungan, sehingga
banyak dipergunakan oleh perusahaan- perusahaan. Tetapi metode ini mernpunyai
kelemahan-kelemahan yaitu :

1. Metode ini mengabaikan penerimaan investasi yang diperoleh sesudah payback period
tercapai.

2. Metode ini mengabaikan time value of money (nilai waktu uang). Rumus yang digunakan
adalah :

b. Metode Profitability Index (P1)

Metode ini meghitung perbandingan antara nilai sekarang penerirnaan-penerimaan kas bersih
di masa yang akan datang dengan nilai sekarang investasi. Kalau nilai profitability index-nya
lebih besar- dari (PI>I), maka proyek dikatakan menguntungkan, tetapi katan P1>1 dikatakan
tidak menguntungkan. Seperti halnya dengan metode NPV, metode juga perlu menentukan
terlebih dahulu tingkat bunga yang diisyaratkan. Rumus yang digunakan adalah :

c. Metode Net Present Value (NPV)

Metode ini menghitung selisih antara nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang
penerimaan-penerimaan kas bersih (operasional maupun terminal cash flow) di masa yang
akan datang. Apabila nilai sekarang penerimaan-peneritnaan kas bersih di masa yang akan
datang lebih besar daripada nilai sekarang investasi, maka proyek ini dikatakan
menguntungkan. Namun apabila lebih kecil (disebut NPV negatif atau NPV<0) maka proyek
ini ditolak karena dinilai tidak menguntungkan. Rumus yang digunakan adalah :

d. Metode Internal Rate of Return (IRR)


Metode Internal rate of return didefinisikan sebagai tingkat bunga yang akan menjadikan
jumlah nilai sekarang dan procceeds yang diharapkan akan diterima sama dengan jumlah
nilai sekarang dari pengeluaran modal. Nilai sesungguhnya dapat dicari dengan metode trial
and error (coba-coba), selanjutnya untuk .menentukan besarnya r yang dipakai dengan
mempergunakan metode interpolasi. Apabila nilai r (tingkat bunga) ini lebih besar daripada
tingkat bunga yang relevan (tingkat keuntungan yang disyaratkan), maka investasi dikatakan
menguntungkan, sedangkan kalau lebih kecil dikatakan rugi. Rumus :

Kesimpulan :

Dengan demikian perusahaan harus menginvestasikan Mesin Bordir Komputer Merk SWF 20
guna memenuhi permintam konsumen, karena dari analisis didapat bahwa investasi Mesin
Bordir Komputer Merk SWF 20 tersebut layak untuk di- investasikan.

Referensi :

Analisis Kelayakan Investasi Mesin Untuk Meningkatkan Kapasitas Produksi (Studi Kasus di
CV Djarum Mulia Embroidery Semarang)

Endro Prihastono, Enti Nur Hayati


Dosen Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Stikubank Jalan Kendeng
V Bendan Ngisor Semarang Email : endroprihastono@gmail.com, enty_nur@yahoo.co.id

DINAMIKA TEKNIK Vol. IX, No. 2 Juli 2015


Hal 47-60

Anda mungkin juga menyukai