Anda di halaman 1dari 2

PROSES MANAJEMEN RISIKO

Adapun proses dari manajemen resiko (Hanafi, 2014) adalah sebagai berikut...

Menurut Darmawi (2005) tahapan pertama dalam proses manajemen risiko adalah tahap identifikasi
risiko. Identifikasi risiko merupakan suatu proses yang secara sistematis dan terus menerus
dilakukan untuk mengidentifikasi kemungkinan timbulnya risiko atau kerugian terhadap kekayaan,
hutang, dan personil perusahaan.

Proses identifikasi risiko ini mungkin adalah proses yang terpenting, karena dari proses inilah, semua
risiko yang ada atau yang mungkin terjadi pada suatu proyek, harus diidentifikasi. Proses identifikasi
harus dilakukan secara cermat dan komprehensif, sehingga tidak ada risiko yang terlewatkan atau
tidak teridentifikasi.

Dalam pelaksanaannya, identifikasi risiko dapat dilakukan dengan beberapa teknik, antara lain:

1. Brainstorming

2. Questionnaire

3. Industry benchmarking

4. Scenario analysis

5. Risk assessment workshop

6. Incident investigation

7. Auditing

8. Inspection

9. Checklist

10. HAZOP (Hazard and Operability Studies)

Tahap berikutnya yaitu pengukuran risiko dengan cara melihat potensial terjadinya seberapa besar
severity (kerusakan) dan probabilitas terjadinya risiko tersebut. Penentuan probabilitas terjadinya
suatu event sangatlah subyektif dan lebih berdasarkan nalar dan pengalaman.

2. Evaluasi dan Pengukuran Risiko.

Beberapa risiko memang mudah untuk diukur, namun sangatlah sulit untuk memastikan probabilitas
suatu kejadian yang sangat jarang terjadi. Sehingga, pada tahap ini sangatlah penting untuk
menentukan dugaan yang terbaik supaya nantinya kita dapat memprioritaskan dengan baik dalam
implementasi perencanaan manajemen risiko

Tujuan evaluasi risiko adalah untuk memahami karakteristik risiko dengan lebih baik. Jika kita
memperoleh pemahaman yang lebih baik, maka risiko akan lebih mudah dikendalikan.
Ada beberapa teknik untuk mengukur risiko tergantung jenis risiko tersebut. Sebagai contoh kita bisa
memperkirakan probabilitas (kemungkinan) risiko atau suatu kejadian buruk terjadi.

Setelah analisis dan evaluasi risiko, langkah berikutnya adalah mengelola risiko.

Risiko harus dikelola. Jika organisasi gagal mengelola risiko, maka konsekuensi yang diterima bisa
cukup serius, misal kerugian yang besar.

Risiko bisa dikelola dengan berbagai cara, seperti :

1. Risk avoidance Yaitu memutuskan untuk tidak melakukan aktivitas yang mengandung risiko
sama sekali
2. Risk reduction atau disebut juga risk mitigation yaitu merupakan metode yang mengurangi
kemungkinan terjadinya suatu 8 risiko ataupun mengurangi dampak kerusakan yang
dihasilkan oleh suatu risiko.
3. Risk transfer, yaitu memindahkan risiko kepada pihak lain, umumnya melalui suatu kontrak
(asuransi).
4. Risk deferral dampak suatu risiko tidak selalu konstan. Risk deferral meliputi menunda aspek
saat dimana probabilitas terjadinya risiko tersebut kecil.
5. Risk retention, walaupun risiko tertentu dapat dihilangkan dengan cara mengurangi maupun
mentransfernya, namun beberapa risiko harus tetap diterima sebagai bagian penting dari
aktivitas..

Anda mungkin juga menyukai