Anda di halaman 1dari 37

PROSEDUR MANAJEMEN RISIKO

(Risk Manajemen)

PEKERJAAN PEMBANGUNAN
WORKSHOP DISTRICT JAKARTA
PT PERTAMINA GAS
OPERATION WEST JAVA AREA

DEPARTEMENT HSE

Disiapkan Diperiksa Disetujui


Rev Tanggal Status Dokumen
HSE Coordinator Manager Direktur

0 27 Jul 2022

Aditya Sendi Yuliana Lenny Rustam H

PROSEDUR TANGGAP DARURAT Page 1 of 37


DAFTAR ISI
HAL
PROSEDUR MANAGEMEN RISIKO
I. Identifikasi dan Mitigasi Resiko....................................................... 3
a. Hazard Identification ................................................................. 3
b. Risk Assessment and Risk Control ............................................. 3
i. Eliminasi .......................................................................... 3
ii. Substitusi ......................................................................... 3
iii. Engineering ....................................................................... 3
iv. Administrasi ...................................................................... 3
v. Alat Pelindung Diri (APD) ................................................... 4
II. JOB SAFETY ANALYSIS (JSA) ................................................... 5
Tabel 1. Penilaian Risiko ............................................................. 5
Tabel 2. Dasar Tingkatan Risiko .................................................. 5
Gamber 1. Buletin Board JSA....................................................... 6
III. Rencana Komunikasi HIRARC dan JSA ...................................... 6
BAHAYA TERHADAP ASPEK KESEHATAN KERJA
a. Kebijakan Pelarangan Penggunaan Obat-Obatan Terlarang dan Penyakit
Menular
b. Rencana Sosialisi Kebijakan Pelarangan Penggunaan Obat-Obatan Terlarang
dan Penyakit Menular
c. Prosedur Fit to Work
d. Prosedur & Komitmen pelaksanaan MCU/pemeriksaan kesehatan bagi tenaga
kerja
e. Prosedur MSDS & Chemical Handling
f. Prosedur Keselamatan Pengangkatan
BAHAYA TERHADAP KESELAMATAN KERJA (Safety) ...................... 12
a. Prosedur Permit to Work & JSA ...................................................... 13
b. Prosedur LOTO ...................................................................... 13
c. Prosedur MSDS & Chemical Handling ............................................ 15
d. Prosedur Keselamatan Pengangkatan ............................................ 15
e. Prosedur Kerja Panas /Hot Work Permit ................................... 16
f. Prosedur Bekerja di Ruang Terbatas/Entry Permit .................... 17
g. Prosedur Penggalian/ Excavation Permit .................................. 18
h. Prosedur Housekeeping ............................................................ 19
i. Prosedur Cold Work Permit ............................................................... 20
j. Prosedur Electric Work Permit ........................................................... 20
k. Prosedur Radiography Permit ........................................................... 20
IV. LAMPIRAN
LAMPIRAN 1. JSA PEKERJAAN PEMBANGUNAN
WORKSHOP DISTRIK JAKARTA ............................................. 21
Lampiran2 - Kebijakan Narkoba Dan Alkohol................................ 24
Lampiran 3 HIRADC PEKERJAAN PEMBANGUNAN
WORKSHOP DISTRIK JAKARTA ............................................. 25

PROSEDUR TANGGAP DARURAT Page 2 of 37


PROSEDUR MANAJEMEN RISIKO

1. PENILAIAN DAN PENGENDALIAN RESIKO


Prosedur ini menjelaskan persyaratan KONTRAKTOR pada proses yang
akan digunakan untuk pengelolaan bahaya yang diidentifikasi untuk
meminimalkan insiden, kerusakan dan kerugian.
Fokus utama dari prosedur ini adalah pada perlindungan orang, lingkungan,
tanaman dan properti. Prinsip-prinsip manajemen resiko yang dijelaskan dalam
rosedur ini juga dapat digunakan untuk mencegah kerugian keuangan dan
reputasi.
KONTRAKTOR harus menjelaskan metode HSSE tentang manajemen
bahaya dan resiko yang meliputi identiikasi bahaya, penilaian resiko
(konsekuensi dan kemungkinan), matriks resiko, dan mitigasi semua bahaya dan
resiko, misalnya: memeriksa HAZID, HIRA, JSA, Lifting Plan, Identifikasi bahaya
lingkungan, dll.

Ruang lingkup metode harus memadai sesuai dengan pekerjaan untuk


memastikan bahwa resiko berkurang ke level wajar dapat dilakukan (ALARP).

1. Identifikasi dan Mitigasi Resiko


i. Hazard Identification
Tim KONTRAKTOR akan melakukan Identifikasi Bahaya (HAZID) untuk
penilaian risiko terhadap pekerjaan yang memiliki risiko bahaya tinggi
untuk mengidentifikasi potensi bahaya yang akan terjadi dan bagaimana
cara untuk memitigasi atau mencegah potensi bahaya tersebut.

ii. Risk Assessment and Risk Control


Dalam upaya mengendalikan risiko dan mengurangi dampak yang dapat
ditimbulkan oleh peralatan atau pekerjaan untuk menekan risiko ke tingkat
yang dapat diterima saat menggunakan sebuah peralatan atau
melaksanakan pekerjaan KONTRAKTOR akanmenerapkan kontrol
pengendalian bahaya (hierarchy of control). Hirarki kontrol ini terdiri dari
lima dasar pengendalian terhadap risiko di antaranya adalah:

iii. Eliminasi
Eliminasi adalah menghilangkan sumber dari bahaya.Menghilangkan
sumber bahaya dilakukan dengan meniadakan atau menghilangkan
peralatan atau pekerjaan yang menjadi sumber dari bahaya. Cara ini

PROSEDUR TANGGAP DARURAT Page 3 of 37


adalah cara yang sangat aman karena dapat menekan risiko ketingkat
yang paling aman. Tetapi sering kali tidak dapat dilakukan karena
peralatan atau pekerjaan tersebut biasanya merupakan bagian dari
proses pekerjaan.

iv. Subtitusi
Subtitusi adalah mengurangi bahaya dengan cara mengganti
peralatan atau tata laksana pekerjaan dengan peralatan atau cara
kerja yang lebih aman.
v. Engineering
Engineering adalah mengurangi risiko dari peralatan dan pekerjaan
dengan cara membuat perubahan (rekayasa) pada peralatan atau
pekerjaan sehingga tingkat risiko dapat dikurangi sampai ketitik risiko
yang dapat diterima.
vi. Administrasi
Beberapa contoh pengendalian risiko pada poin ini adalah dengan
melengkapi pekerjaan dengan dokumentasi, perizinan, penandaan
(rambu-rambu) dan lain lain.

vii. Alat Pelindung Diri (APD)


Alat Pelindung Diri (APD) ini merupakan langkah terakhir yang
digunakan dalam upaya untuk meminimalisasi tingkat risiko.
Kelima pengendalian risiko diatas sangat dianjurkan untuk
dilaksanakan sesuai dengan urutannya, tujuannya adalah untuk
memaksimalkan hasil dari pengendalian.Setiap langkah diatas
memiliki nilainya tersendiri dalamupaya pengendalian risiko.Dari
kelima langkah pengendalian risiko tersebut diatas diharapkan
peralatan atau pekerjaan dapat digunakan atau di laksanakan dalam
tingkat risiko yang dapat diterima.Karena pada dasarnya risiko tidak
dapat dihilangkan sepenuhnya dan hanya dapat di kendalikan dan
diminimalisasi sampai ke tingkat yang dapat diterima.
KONTRAKTOR akan menyiapakan JSA (Job Safety Analysis) untuk setiap
pekerjaan yang sudah teridentifikasi di awal untuk di verifikasi oleh
perusahaan. Untuk pekerjaan resiko tinggi / adanya tambahan pekerjaan
lain KONTRAKTOR akan membuat JSA sesuai dengan keadaan saat itu.

II. JOB SAFETY ANALYSIS (JSA)


PROSEDUR TANGGAP DARURAT Page 4 of 37
JSA digunakan dalam proyek untuk mengidentifikasi resiko dan mencari solusi
untuk menghindari atau mengurangi resiko tersebut. JSA dilaksanakan untuk
semua kegiatan utama dalam Standard Operation Procedure ( SOP ) maupun
resiko yang mungkin timbul dalam aplikasi di lokasi kerja. Pengawas Pekerjaan
didampingi oleh Staf K3LL dan Koordinator Proyek harus memastikan
pelaksanaan JSA di lokasi proyek, bertanggung jawab sebagai fasilitator bagi
pekerja dalam melaksanakan JSA dan hal yang utama adalah harus dapat
memberikan penjelasan mengenai JSA kepada karyawan dan memastikan para
karyawan tersebut memahaminya dan melakukan tindakan untuk mengurangi
resiko di tempat kerja.

Tabel 1. Penilaian Risiko

Jenis Hazard /Bahaya Resiko Yang Tingkat Mitigasi Tingkat


Pekerjaan Ditimbulkan Risiko Risiko
Setelah
Mitigasi

PEKERJAAN BERDASARKAN Mulai dari Tingkatan Pencegahan / Tingkatan


YANG AKAN HAZARD Cedera Risiko Mengendalikan Risiko Sedang
DILAKUKAN IDENTIFIKASI Ringan, (Rendah, Bahaya agar & Tinggi
(Human Factor, Kebakaran / Sedang, dapat Setelah
Tinggi)
Kebisingan, Peledakan, dikendalikan Mitigasi
Temperatur, Pencemaran sehingga Minimal Turun
Radiasi, Lingkungan dapat 1 (Satu
Perputaran sampai menghilangkan Tingkat) Bila
Mesin, Fatality atau masih Tetap
Pergerakan mengurangi Atau Naik
Benda, Gravitasi, Resiko yang Maka Mitigasi
dll.) ditimbulkan Pengendalian
Harus
Dinaikan.

Tabel 2. Dasar Tingkatan Risiko

Dokumen JSA Update (Copy) Selalu Ditempatkan Pada Bulletin Board sebagai
informasi bagi pekerja atas pekerjaan dan resiko bahaya dari aktifitas yang akan
dilakukan.
PROSEDUR TANGGAP DARURAT Page 5 of 37
Gamber 1. Buletin Board JSA

III. Rencana Komunikasi HIRARC dan JSA


HIRARC dan JSA akan di sosialisikan kepada seluruh pekerja dalam pekerjaan
di saat TBM Meeting dan Safety Induction sebelum pekerjaan di mulai.
2. Bahaya Terhadap Aspek KesehatanKerja
Merupakan program kerja dalam hal kesehatan kerja dari pekerja selama proyek
berlangsung. PT. Cahaya Teknik Putra Nusantara melakukan kajian kemampuan
terhadap fasilitas kesehatan terdekat, menjalin kerjasama dan memastikan dapat
digunakan sebagai tempat rujukan. PT. Cahaya Teknik Putra Nusantara
menetapkan prosedur-prosedur untuk mengendalikan risiko terhadap aspek
kesehatan kerja. PT Cahaya Teknik Putra Nusantara menyediakan personel
khusus yang menangani masalah kesehatan dan fasilitas kesehatan yang
memadai sesuai dengan peraturan yang berlaku, serta bertanggungjawab
mengawasi implementasi dan memantau tingkat keberhasilan program
kesehatan kerja. PT. Cahaya Teknik Putra Nusantara akan menerapkan
prosedur yang berkaitan dengan kesehatan kerja yang dengan rincian sebagai
berikut :
a. Kebijakan Pelarangan Penggunaan Obat-Obatan Terlarang dan Penyakit
Menular
PT.Cahaya Teknik Putra Nusantara juga mempunyai kebijakan terkait
kebijakan minuman dan obat obatan terlarang adalah Untuk menjamin

PROSEDUR TANGGAP DARURAT Page 6 of 37


lingkungan kerja yang aman, sehat dan produktif; untuk melindungi
masyarakat umum, harta benda dan aset Perusahaan, untuk menjadikan
kegiatan operasi yang efisien, serta menjaga keselamatan kerja dan
lingkungan, Kontraktor memberlakukan kebijakan tertulis tentang obat-
obatan, alkohol, minuman keras dan barang terlarang lainnya. Kebijakan
Penggunaan Obat Terlarang dan Alkohol dapat dilihat pada Lampiran 2.
b. Rencana Sosialisi Kebijakan Pelarangan Penggunaan Obat-Obatan
Terlarang dan Penyakit Menular
Kebijakan Pelarangan Pengunaan Obat – Obatan akan di sosialisikan kepada
seluruh pekerja dalam pekerjaan di saat TBM Meeting dan Safety Induction
sebelum pekerjaan di mulai
c. Prosedur Fit to Work
Terkait pemeriksaan kesehatan karyawan atau medical check up,
berdasarkan Permenakertrans 02 tahun 1980, terkait pemeriksaan kesehatan
tenaga kerja dan Undang Undang Nomer 01 tahun 1970 pasal 8,
pemeriksaan kesehatan tenaga kerja dilaksanakan oleh dokter pemeriksaan
kesehatan tenaga kerja yang telah memiliki SKP baik oleh dokter perusahaan
maupun diluar perusahaan.
Dasar Pertimbangan Dalam Penentuan Fit to Work (Kelaikan Kerja)
Prinsip dasar dari penetapan status kelaikan kerja adalah bahwa asesmen
yang dilakukan hanya berlaku untuk satu jenis pekerjaan tertentu atau
sekelompok pekerjaan dengan konteks dan kebutuhan kerja yang serupa.
Faktor pekerjaan yang mempengaruhi dan dijadikan dasar pertimbangan
dalam menentukan kelaikan kerja diantaranya adalah:
1. Tingkat ketrampilan, kapasitas fisik, mental, ketajaman sensoris dan
ketelitian yang dibutuhkan.
2. Potensi dampak negatif pekerjaan atau lingkungan pekerjaan terhadap
kesehatan personel.
3. Potensi dampak negatif terhadap kesehatan dan keselamatan bagi
personel lain dan atau banyak orang.

PROSEDUR TANGGAP DARURAT Page 7 of 37


4. Apakah pekerjaan menuntut kesiapan untuk keadaan darurat sehingga
membutuhkan tingkat kebugaran yang lebih tinggi.
d. Prosedur & Komitmen pelaksanaan MCU/pemeriksaan kesehatan bagi
tenaga kerja
• Medical Check Up
Merupakan program kerja dalam hal kesehatan kerja dari pekerja selama proyek
berlangsung. Adalah pemeriksaan kesehatan secara berkala (Medical Check Up)
dan harian (Daily Check Up) yang dilakukan oleh tenaga medis. Setiap karyawan
yang akan bekerja di lapangan harus sudah melakukan pemeriksaan kesehatan dan
mendapat rekomendasi dokter bahwa dirinya dalam keadaan sehat untuk bekerja (fit
to work). Karyawan yang ditemukan tidak sehat dan mengganggu kesehatannya jika
pekerjaanya dilanjutkan maka akan dikeluarkan rekomendasi yang bijak yang
berorientasi kepada kesejahteraan kesehatan karyawan itu sendiri. Kontraktor akan
melakukan pemeriksaan kesehatan kepada seluruh pekerja yang akan dipekerjakan
dalam pekerjaan kontrak tersebut dan melampirkan hasil Medical Check Up dari
pemeriksaan tersebut. Bukti hasil MCU yang berlaku adalah :

Masa berlaku hasil Medical Check Up adalah maksimum 12 bulan. Bila selama dalam
pelaksanaan pekerjaan masa berlaku surat keterangan sehat telah habis, maka pekerja
tersebut harus melakukan pemeriksaan kesehatan ulang dan memberikan bukti surat
keterangan sehat yang baru ke pengawas pekerjaan dari PERUSAHAAN
b. Di keluarkan oleh pihak yang secara sah diperbolehkan untuk melakukan pemeriksaa
kesehatan dan mengeluarkan surat keterangansehat
c. Parameter pemeriksaan kesehatan pemeriksaan fisik, urinalisa/urin lengkap, fungsi ginjal,
fungsi Hati, pemeriksaan glukosadarah.
Selama proyek berlangsung Kontraktor wajib melakukan Daily Check Up (DCU) kepada
semua pekerja yang dilakukan, dianalilsa dan dilaporkan oleh paramedis yang sudah
mengikuti pelatihan hiperkes, yang dilakukan setiap akan dimulai proyek di lapangan Berikut
item MCU yang harus dilaksanakan :

PROSEDUR TANGGAP DARURAT Page 8 of 37


Dalam pelaksanaan pekerjaan di masa pandemi COVID19 ini, Kontraktor
menerapkan protokol pencegahan COVID-19 adalah sebagai berikut :
a. Memastikan pekerja yang akan bekerja telah melakukan rapid test antigen saat
akan memasuki wilaya proyek ataupun baru tiba dari perjalanan luar kota serta
melakukan rapid test antibody per 2 minggu selama berada dilokasisite
b. Pekerja wajib mengisi Clearance Self Declaration denganjujur.
c. Pekerja wajib mengikuti Daily Check Up.
d. Memperhatikan kebersihan diri dengan rajin cuci tangan menggunakan sabun
atau hand sanitizer
e. Mengatur jarak interaksi dan komunikasi minimal 1meter
f. Menggunakan masker selamabekerja d. Membersihkan peralatan yang akan
digunakan secararutin
e. Menghindari tempat-tempatkeramaian
f. Makan makanan dengan gizi seimbang dan lengkapi dengan asupan vitaminC
g. Melakukan penyemprotandesinfektan

PROSEDUR TANGGAP DARURAT Page 9 of 37


Adapun detail protokol covid yang dilaksanakan di proyek ini mengacu kepada
protokol pencegahan covid di lingkungan proyek perusahaan sesuai Surat Edaran
yang berlaku.
h.Clearance Safety Declaration(CSD)
Pelaksanaan CSD dilakukan pada pekerja yang melakukan perjalanan ke Zona
Merah atau bagi pekerja yang tiba masa off nya kembali kerumah dan saat on
duty kembali ke site atau pekerja dengan kondisi indikasi demam tinggi serta
untuk pekerja yang diyakini kontak dengan penderita yang dinyatakan positif
Covid-19. CSD dilakukan setiap 2 minggu sekali untuk memantau status
kesehatan pekerja proyek. Form CSD dapat dilihat pada Lampiran15.
i. Daily Check up dan Monitoring Harian GejalaCovid-19
Pemeriksaan kesehatan harian atau Daily Check Up (DCU) berlaku untuk
pekerja dan tenaga kerja. Aktivitas ataupun pekerjaan yang perlu dilakukan DCU
ditentukan berdasarkan hasil penilaian risikonya. Pelaksanaan DCU dapat diatur
dengan pilihan skema sebagai berikut:
j. Dokter / Perawat dari Klinik / Puskesmas / Rumah Sakit terdekat melakukan visit
ke lokasi kerja dan melakukan pemeriksaan terhadap pekerja atau tenaga kerja
langsung dilokasi tersebut
k.Kontractor merekrut paramedis yang tersertifikasi HIPERKES / telah mendapatkan
pelatihan HIPERKES dan BCLS untuk ditunjuk sebagai pelaksana pemeriksaan
DCU di lokasi kerja.
l. Monitoring harian gejala COVID-19 dilakukan setiap hari bersamaan dengan DCU
kepada seluruh pekerja yang terlibat. Adapun monitoring yang diperiksa antara
lain pengecekan suhu, gejala demam, dan gejala lainnya sesuai protokol
kesehatan COVID-19.
Berikut jenis pekerjaan yang berkategori risiko tinggi yang wajib mendapatkan
pemeriksaan DCU sebagaimana yang disebutkan dalam Pedoman PT Pertamina
Persero No. A001/S00000/2018-S9:
m.Awak mobil tanki
n. Bekerja di ruang terbatas (ConfinedSpace)
o. Kru Kapal

PROSEDUR TANGGAP DARURAT Page 10 of 37


p. Operator alat berat
q. Pengemudi mobil berpenumpang
r. Penyelam tanki bawah air
s. Tenaga fireman
t. Tenaga sekuriti
u. Selain pekerjaan diatas, jenis pekerjaan berikut juga memerlukan DCU jika
personel yang bersangkutan memiliki kategori high risk berdasarkan Skor
Kardiovaskular Jakarta (SKJ):
v. Cleaning service
w. Food handler
x. Operator plant
y. Pekerja kantor (Officeworker)
z. Pekerja laboraorium / sampling (chemicalhandling)
aa. Pekerjaan ketinggian
bb. Pekerjaan sipil, mechanical,electrical
cc. Pekerjaan terpajan bising
dd. Pekerjaan terpajan radiasipengion
ee. Pest control
ff. Tenaga kesehatan
gg. Tim Rescue
g. Asuransi Pekerja
Untuk pekerjaan keperoyekan telah didaftarkan asuransi tenaga kerja BPJS
Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan, hal ini bertujuan untuk memastikan
bahwa seluruh tenaga kerja terlindungi dan dapat bekerja secara aman dan
nyaman, asuransi pekerja (BPJS Ketenagakerjaan Jasa Konstruksi dan BPJS
Kesehatan) yang telah didaftarkan akan diinformasikan kepada perusahaan.
h. Health Risk assessment
Untuk menilai risiko kesehatan yang di dapat pekerja, Kontraktor melaksanakan
Health Risk Assessment (HRA) untuk memastikan segala risiko potensial yang

PROSEDUR TANGGAP DARURAT Page 11 of 37


didapat terkait pekerjaan tidak menimbulkan gangguan pada pekerja. Proses
penilaian risiko pekerjaan antara lain identifikasi, evaluasi, pengkajian,
pengendalian risiko dan dokumentasi. Hal ini dilakukan secara periodik dan/atau
ketika terdapat perubahan pada alat kerja, proses, dan cara kerja/metode kerja di
lingkup kegiatanproyek.

3. BAHAYA TERHADAP KESELAMATAN KERJA (Safety)


• Safety induksi, dilakukan minimal sekali bagi pekerja baru atau pekerja yang
ditempatkan pada proyek terkait, durasi waktu disesuaikan dengan materi yang
akan disampaikan. Dalam safety induction akan dijelaskan informasi terkait
safety, potensi sumber bahaya yang ada pada setiap pekerjaan, penjelasan
lokasi tempat kerja dengan demo room pertagas serta test sebelum
melakukanpekerjaan.

• Tool box meeting, dilakukan setiap akan memulai pekerjaan, selama lebih
kurang 10 menit. Dalam tool box meeting akan dibahas tentang identifikasi
bahaya dengan membacakan JSA, izin kerja dan isu-isu HSSE lainnya yang
dapat mempengaruhi kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
• Safety meeting, dilakukan secara regular mingguan dan/atau bulanan. Jika
disyaratkan, Kontraktor akan mengikuti safety meeting yang dilaksanakan
PERUSAHAAN sesuai schedule yang ditetapkan.

• Promosi/kampanye/sosialisasi HSSE, dilakukan sesuai program-program yang


bertujuan sebagai tindakan pencegahan (preventive action). Kontraktor
melakukan program promosi dan awareness, seperti bulletin, poster
danspanduk/banner.
• Program PEKA dilakukan untuk mengobservasi semua tidakan tidak aman,
kondisi tidak aman untuk meminimalkan dan menghilangkan bahaya di tempat
kerja dan dilakukan pencatatan.
• Pelaporan incident dan investigasi Setiap ketidaksesuaian pada kegiatan
operasi yang berdampak kepada aspek HSE akan dilakukan investigasi
(penyelidikan) yang bertujuan pada: ✓ Perbaikan berkesinambungan
✓ Akar penyebab permasalahan
PROSEDUR TANGGAP DARURAT Page 12 of 37
✓ Tindakan segera yang dilakukan
✓ Pembelajaran agar tidak terjadi kasusserupa
Laporan investigasi yang dilakukan menggunakan metode SCAT (System Cause
Analysis Technique) yang bertujuan untuk mencari penyebab permasalahan dan
tindakan perbaikan yang akan dilakukan secara kesistiman.
a. Prosedur Permit to Work & JSA
Work permit / Permit to Work atau izin kerja mengacu pada sistem manajemen
yang digunakan untuk memastikan bahwa pekerjaan dilakukan dengan aman
dan efisien. Work permit ini mempunyai tujuan untuk menyatakan bahwa kondisi
tempat dimana pekerjaan akan dilakukan sudah safety dan juga diketahui
identifikasi bahaya tahap awal serta tindakan-tindakan pencegahan yang
dilakukan oleh pekerja serta peralatan pekerja yang meraka gunakan.
Macam-macam Permit to Work
Work permit ada beberapa macam misalnya izin kerja panas (Hot Work Permit),
izin kerja dingin (Cold Work Permit), izin kerja memasuki ruang terbatas
(Confined Space Entry Permit), Izin kerja penggalian, Izin kerja listrik, izin kerja
radiografi, dan izin bekerja di atas ketinggian.

b. Prosedur LOTO
LOTO ( Lock Out Tag Out) adalah alat yang digunakan untuk mengisolasi energi
berbahaya dan mengendalikan mesin atau peralatan. Isolasi energi ini akan
melindungi pekerja dari kemungkinan terjadinya pelepasan energi berbahaya dari
mesin, instalasi listrik, atau peralatan lain yang sedang diperbaiki dan dalam
perawatan.
Lockout adalah kegiatan mengisolasi atau mengunci sumber energi berbahaya
menggunakan peralatan khusus untuk penguncian. Peran lockout sangatlah
penting untuk memastikan keselamatan pekerja sebelum melakukan perbaikan
atau perawatan.
Sedangkan Tagout adalah pelabelan yang digunakan sebagai peringatan bahaya
dan menunjukkan bahwa tidak ada yang boleh mengoperasikan sakelar atau
peralatan di mana tag itu terpasang.

PROSEDUR TANGGAP DARURAT Page 13 of 37


Prosedur Pemasangan LOTO
1. Lakukan persiapan untuk mematikan mesin atau peralatan dan memutuskan
sambungan.
2. Memberitahu dan memperingatkan setiap orang yang berhubungan dengan
peralatan atau terlibat dengan proses mematikan peralatan. Pemberitahuan
ini dilakukan oleh petugas yang berwenang (authorized employee).
3. Peralatan dimatikan secara normal.
4. Mengisolasi peralatan
5. Memasang Lockout serta Tagout
6. Lepaskan atau buang daya yang tersisa bila ada
7. Verifikasi kembali bahwa daya telah dimatikan

Prosedur Pelepasan LOTO


1. Pelepasan LOTO harus dilakukan oleh authorized employeeyang melakukan
pemasangan LOTO.
2. Pastikan peralatan yang diperbaiki atau dalam perawatan telah aman untuk
dioperasikan kembali.
3. Pindahkan peralatan kerja dan pengaman.
4. Periksa semua pekerja yang berhubungan dengan mesin atau peralatan
dalam kondisi aman.
5. Lepaskan LOTO orang yang memasangnya.
6. Beritahu seluruhnya pekerja yang terkait dengan peralatan bahwa peralatan
akan dioperasikan kembali
7. Hidupkan daya
8. Peralatan/mesin yang sudah diperbaiki bisa digunakan kembali
c. Prosedur MSDS & Chemical Handling
MSDS limbah B3 dapat dilihat pada Lampiran 17
d. Prosedur Keselamatan Pengangkatan
Pengangkatan (lifting) yaitu bagian penting dalam aktivitas konstruksi. Aktivitas
ini mencakup kesibukan rutinitas umum pengangkatan material s/d yang sulit.
Selama aktivitas pengangkatan, terdapat bahaya pada orang dan barang/harta

PROSEDUR TANGGAP DARURAT Page 14 of 37


benda. Namun, dengan rencana dan proses yang baik, bahaya ini dapat
diidentifikasi dan resikonya dapat dikendalikan dengan baik.
Praktik Keselamatan Kerja ketika sistem pengangkatan yang aman yaitu dengan
memerhatikan beberapa hal berikut :
1. Semua personil yang ikut serta dalam operasional pengangkatan harus
memakai Alat
2. Pelindung Diri (APD) sesuai dengan tipe pekerjaan dan ketentuan yang
berlaku.
3. Tangan maupun jari tidak bisa diletakkan di antara sling beban ketika sling
sudah dikencangkan melingkari beban.
4. Personil yang ikut serta dalam sistem pengangkatan material tidak diijinkan
ikut serta dalam pekerjaan lainnya yang bisa mengalihkan perhatian mereka
dari sistem pengangkatan itu.
5. Operasional harus dihentikan ketika operator Crane angkat meragukan
keselamatan suatu beban.
6. Semua personil harus pada tempat aman atau bebas dari bahaya yang
berasal dari beban ketika beban juga akan diangkat dan atau beban dalam
keadaan tergantung.
7. Operator Crane harus menyikapi instruksi dari pemberi signal yang ditunjuk
(ringer).
8. Selain petugas pemberi signal, operator Crane tidak disarankan mematuhi
instruksi stop/berhenti yang didapatkan oleh siapa saja ketika sistem
pengangkatan berjalan.
9. Tali pengarah/tag line harus dipakai untuk mengatur beban ketika beban
diangkat atau diletakkan pada tempatnya.
10. Tali pengarah harus memiliki panjang yang cukup untuk memungkinkan
pengendalian beban dan menanggung personil yang ikut serta dalam sistem
pengangkatan tidak melintas melalui beban yang sedang diangkat.
11. Beban yang sedang diangkat harus dijamin/dijaga bebas dari semua
kendala.

PROSEDUR TANGGAP DARURAT Page 15 of 37


12. Sling yang rusak atau cacat dilarang untuk dipakai pada sistem
pengangkatan.
13. Sling dilarang untuk dipendekan dengan simpul atau baut atau perangkat
lainnya yang di buat sendiri.
14. Perhatikan segi Ergonomis saat akan mengangkat beban dengan manual
15. Sling dilarang dimuati dengan beban yang berlebihan dari tingkat
kemampuannya. Kaitan/Hook Crane harus memiliki lathces untuk
menghindar terlepasnya sling dari hook crane.
16. Untuk pengangkatan beban yang memiliki bagian tepi yang tajam, sling
harus diberi bantalan pelindung.
17. Hindarkan berhenti atau mulai sistem pengangkatan secara mendadak.
Pastikan pekerjaan pengangkatan telah sesuai dengan prosedur kerja yang
aman dan pastikan pemakaian tag line telah sesuai dengan peranannya
untuk kurangi kontak fisik personil yang melakukan pekerjaan pengangkatan
dengan beban/material yang diangkat.

e. Prosedur Kerja Panas /Hot Work Permit


Surat izin kerja panas diperlukan untuk setiap jenis pekerjaan yang berkaitan
dengan penggunaan sumber penyalaan yang dapat menyalakan bahan yang
mudah terbakar. Surat ijin ini diberikan untuk pekerjaan yang memerlukan api
terbuka atau bunga api.
Secara definisi, Hot Work Permit adalah setiap aktivitas atau pekerjaan yang
bersifat sementara atau permanen yang melibatkan api terbuka (open-flame)
atau menghasilkan permukaan panas dan/atau menghasilkan bunga api yang
mempunyai energi cukup untuk mampu menyulut atau memulai kebakaran
atau ledakan. Hot work ini termasuk, tapi tidak terbatas pada:
• Penggunaan api terbuka
• Patri (brazing)
• Las Listrik, Las Gas/Karbit (Oxy-Fuel Welding)
• Pemotongan (torch cutting)
• Grinding

PROSEDUR TANGGAP DARURAT Page 16 of 37


• Soldering
• Torch-applied roofing
• Pengoperasian peralatan penghasil panas, contoh Heat gun
Semua kebakaran dan ledakan yang diakibatkan oleh Hot Work dapat
dicegah selama impelementasi manajemen Hot Work nya dilakukan dengan
benar dan berkomitmen. Ketika dilakukan dengan benar maka sumber panas
hasil dari aktivitas Hot work tidak akan kontak dengan bahan bakar seperti
cairan mudah terbakar maupun debu mudah terbakar.
f. Prosedur Bekerja di Ruang Terbatas/Entry Permit
Surat izin kerja memasuki ruang terbatas ini diperlukan apabila seseorang
baik seluruh atau sebagian tubuhnya harus masuk ke dalam ruangan
terbatas, pekerjaan ini meliputi sebagai berikut Memasuki tangki, vessel,
separator dan memasuki sewer, bak (pit), lubang galian dengan kedalaman
lebih dari 1,3 meter.

g. Prosedur Penggalian/ Excavation Permit


Surat izin kerja penggalian diperlukan untuk melakukan setiap pekerjaan
penggalian, pembuatan saluran atau pekerjaan pekerjaan penggalian yang
membahayakan pipa bawah tanah, kabel listrik, kabel telepon dan lain
sebagainya. contoh perbaikan atau pemasangan pipa, perbaikan kabel
listrik/telepon, jaringan fiber optic, pemancangan.

h. Prosedur Housekeeping
Merencanakan dan Melaksanakan Housekeeping
Pelaksanaan housekeeping yang efektif dapat meningkatkan keselamatan
kerja serta berpengaruh besar pada kinerja pekerja. Pelaksanaan
pengelolaan housekeeping yang baik dimulai dari rencana yang baik. Sistem
penyimpanan dan perpindahan material dari satu pintu ke pintu lain.
Menyediakan tempat khusus untuk menyimpan bahan material yang
digunakan dan dikategorikan sebagai sampah.
Untuk mengontrol sistem housekeeping yang baik di suatu proyek, diperlukan
checklist atau daftar periksa. Kontraktor menjadi penanggung jawab

PROSEDUR TANGGAP DARURAT Page 17 of 37


keseluruhan sistem housekeeping yang bisa diwakili oleh manajer K3.
Beberapa checklist yang bisa digunakan adalah:
Area Kerja
1. Akses pergerakan yang aman untuk semua pekerja.
2. Lantai aman dari cairan atau material yang bisa membuat lantai licin.
Apabila lokasi basah, perhatikan berapa kali dibersihkan dalam satu waktu
tertentu.
3. Kebersihan jalan akses untuk material dan pekerja.
4. Menyediakan tempat untuk sisa bongkaran dari lokasi proyek dan
membersihkan dari area proyek.

Material dan Penyimpanan


1. Barang pertama masuk adalah yang pertama digunakan.
2. Menyediakan tempat untuk material siap pakai dan yang tidak digunakan.
3. Gudang material rutin dibersihkan.
4. Material ringan yang mudah tertiup angin disimpan pada tempat tertutup
dan aman.
5. Menempatkan material sesuai jenis material seperti cairan, padat atau gas.
Sampah
1. Menyediakan tempat sampah di seluruh lokasi proyek dan dibersihkan
secara berkala.
2. Membedakan jenis sampah (cair, padat, gas, kering, basah, dan lainnya)
pekerja maupun sampah material.
3. Sampah yang mudah terbakar ditempatkan pada sampah khusus dan
dibersihkan secara rutin.
4. Menyediakan akses dan sarana untuk membuang sampah dari lantai atas
ke bawah.
Penerapan housekeeping akan terlaksana dengan maksimal apabila pekerja
memiliki kesadaran yang tinggi. Mandor sebagai safety inspector harus
menyelenggarakan toolbox meeting secara rutin untuk mensosialisasikan
poin-poin penting housekeeping kepada para pekerja. Menerapkan sistem

PROSEDUR TANGGAP DARURAT Page 18 of 37


housekeeping di lokasi proyek konstruksi diharapkan mampu menciptakan
area kerja yang nyaman dan aman untuk semua.

i. Prosedur Cold Work Permit


Surat izin kerja dingin diperlukan untuk pekerjaan yang berhubungan dengan
pekerjaan konstruksi, perawatan, perbaikan yang sifatnya tidak rutin dengan
ketentuan bahwa dalam pekerjaan tersebut. dan tidak menggunakan
peralatan yang dapat menimbulkan api terbuka atau sumber nyala.
Contohnya pengecatan, pekerjaan bangunan, dan pekerjaan sipil.
j. Prosedur Electric Work Permit
Surat izin pekerjaan listrik/instrumen diperlukan untuk melakukan setiap
pekerjaan yang berkaitan dengan sistem kelistrikan atau instrumen yang
diperkirakan mempunyai resiko bahaya sengatan listrik, contoh perbaikan
atau pemasangan kontaktor, peralatan kontrol, relay panel, power supply,
electric heater.
k. Prosedur Radiography Permit
Surat izin pekerjaan radiografi diperlukan untuk melakukan pekerjaan yang
berhubungan dengan penggunaan peralatan x-ray atau sumber zat radio aktif
seperti pada pekerjaan non destructive testing.

PROSEDUR TANGGAP DARURAT Page 19 of 37


LAMPIRAN 3. HIRADC PEKERJAAN PEMBANGUNAN WORKSHOP DISTRIK JAKARTA

PROSEDUR TANGGAP DARURAT Page 20 of 37


Disiapkan Diperiksa Disetujui
Rev Tanggal Status Dokumen
HSE Coordinator Manager Direktur

0 27 Jul 2022

Aditya Sendi Yuliana Lenny Rustam H

PROSEDUR TANGGAP DARURAT Page 21 of 37


Disiapkan Diperiksa Disetujui
Rev Tanggal Status Dokumen
HSE Coordinator Manager Direktur

0 27 Jul 2022

Aditya Sendi Yuliana Lenny Rustam H

PROSEDUR TANGGAP DARURAT Page 22 of 37


Disiapkan Diperiksa Disetujui
Rev Tanggal Status Dokumen
HSE Coordinator Manager Direktur

0 27 Jul 2022

Aditya Sendi Yuliana Lenny Rustam H

PROSEDUR TANGGAP DARURAT Page 23 of 37


Disiapkan Diperiksa Disetujui
Rev Tanggal Status Dokumen
HSE Coordinator Manager Direktur

0 27 Jul 2022

Aditya Sendi Yuliana Lenny Rustam H

PROSEDUR TANGGAP DARURAT Page 24 of 37


Disiapkan Diperiksa Disetujui
Rev Tanggal Status Dokumen
HSE Coordinator Manager Direktur

0 27 Jul 2022

Aditya Sendi Yuliana Lenny Rustam H

PROSEDUR TANGGAP DARURAT Page 25 of 37


Disiapkan Diperiksa Disetujui
Rev Tanggal Status Dokumen
HSE Coordinator Manager Direktur

0 27 Jul 2022

PROSEDUR TANGGAP DARURAT Page 26 of 37


Aditya Sendi Yuliana Lenny Rustam H

Disiapkan Diperiksa Disetujui


Rev Tanggal Status Dokumen
HSE Coordinator Manager Direktur

0 27 Jul 2022

PROSEDUR TANGGAP DARURAT Page 27 of 37


Aditya Sendi Yuliana Lenny Rustam H

Disiapkan Diperiksa Disetujui


Rev Tanggal Status Dokumen
HSE Coordinator Manager Direktur

0 27 Jul 2022

PROSEDUR TANGGAP DARURAT Page 28 of 37


Aditya Sendi Yuliana Lenny Rustam H

Disiapkan Diperiksa Disetujui


Rev Tanggal Status Dokumen
HSE Coordinator Manager Direktur

0 27 Jul 2022

PROSEDUR TANGGAP DARURAT Page 29 of 37


Aditya Sendi Yuliana Lenny Rustam H

Disiapkan Diperiksa Disetujui


Rev Tanggal Status Dokumen
HSE Coordinator Manager Direktur

0 27 Jul 2022

PROSEDUR TANGGAP DARURAT Page 30 of 37


Aditya Sendi Yuliana Lenny Rustam H

Disiapkan Diperiksa Disetujui


Rev Tanggal Status Dokumen
HSE Coordinator Manager Direktur

0 27 Jul 2022

PROSEDUR TANGGAP DARURAT Page 31 of 37


Aditya Sendi Yuliana Lenny Rustam H

Rev Tanggal Status Dokumen Disiapkan Diperiksa Disetujui

PROSEDUR TANGGAP DARURAT Page 32 of 37


HSE Coordinator Manager Direktur

0 27 Jul 2022

Aditya Sendi Yuliana Lenny Rustam H

ev Tanggal Status Dokumen Disiapkan Diperiksa Disetujui

PROSEDUR TANGGAP DARURAT Page 33 of 37


HSE Coordinator Manager Direktur

0 27 Jul 2022

Aditya Sendi Yuliana Lenny Rustam H

Rev Tanggal Status Dokumen Disiapkan Diperiksa Disetujui

PROSEDUR TANGGAP DARURAT Page 34 of 37


HSE Coordinator Manager Direktur

0 27 Jul 2022

Aditya Sendi Yuliana Lenny Rustam H

Rev Tanggal Status Dokumen Disiapkan Diperiksa Disetujui

PROSEDUR TANGGAP DARURAT Page 35 of 37


HSE Coordinator Manager Direktur

0 27 Jul 2022

Aditya Sendi Yuliana Lenny Rustam H

Lampiran2 - Kebijakan Narkoba Dan Alkohol

KEBIJAKAN NARKOBA DAN ALKOHOL

Penggunaan narkoba dan alkohol meningkatkan risiko human error di tempat kerja,
dan menyebabkan ancaman serius bagi keselamatan diri sendiri dan orang lain.
Untuk memastikan narkoba dan alkohol bebas di lingkungan kerja, maka kebijakan
narkoba & alkohol akan diberlakukan sebagai berikut:
1. Semua personil & subkontraktor PT. CTPN yang bekerja di lokasi kantor pusat,
workshop dan proyek harus bebas dari penyalahgunaan narkoba dan alkohol.
2. Kepemilikan dan mengkonsumsi narkoba dan alkohol selama waktu bekerja
maupun waktu beristirahat dan di tempat kerja adalah larangankeras.
3. Setiap personil yang ditemukan melanggar kebijakan akan dikenakan tindakan
disipliner, termasuk pemutusan hubungan kerja.

PT. Cahaya Teknik Putra Nusantara (CTPN) akan melakukan pemeriksaan secara
random atau pemeriksaan wajib bagi mereka yang dicurigai berada dibawah
pengaruh atau penyalahgunaan narkoba atau alkohol.
Dalam hal ini, semua karyawan mempunyai andil untuk diri sendiri, dan rekan kerja
dengan:
1. Memahami sepenuhnya dan menyadari kesehatan dan bahaya keselamatan dari
penyalahgunaan narkoba & alkohol.
2. Mengajak rekan yang memiliki ketergantungan pada narkoba atau alkohol, untuk
meminta pengobatan dini.

PROSEDUR TANGGAP DARURAT Page 36 of 37


Lampiran 1 JSA PEKERJAAN PEMBANGUNAN WORKSHOP DISTRIK JAKARTA

PROSEDUR TANGGAP DARURAT Page 37 of 37

Anda mungkin juga menyukai