Anda di halaman 1dari 11

Prosedur HIRADC

1. Tujuan/Purpose
Prosedur ini dibuat untuk memberikan panduan dalam melakukan identifikasi bahaya dan
penilaian resiko terhadap kesehatan dan keselamatan kerja baik karyawan maupun pihak-pihak
luar yang terkait dalam kegiatan PT XXXX, serta menentukan pengendalian yang sesuai.
The objective of the procedure is to give clear guidance to conduct hazard identification and risk
assessment relates occupational health and safety result from employees and external parties
activities in PT XXXx, also determining appropriate controls.
2. Ruang Lingkup/Scope
Identifikasi bahaya dan penilaian resiko serta pengontrolannya harus dilakukan di seluruh
aktifitas XXXX, termasuk aktifitas rutin dan non rutin, baik pekerjaan tersebut dilakukan oleh
karyawan langsung maupun karyawan kontrak, suplier dan kontraktor, serta aktifitas fasilitas
atau personal yang masuk ke dalam tempat kerja. Identifikasi bahaya dan penilaian resiko harus
dilakukan oleh karyawan yang mempunyai kompetensi sesuai dengan standar kompetensi yang
ditetapkan oleh XXXX.
Hazard identification, risk assessment, and control include all activities in XXXX, routine and
non routine activities done by direct or temporary workers, suplier and contractors, also activities
by facilities or personal who come in workplace area. Hazard identification and risk assessment
must conduct by employee who have competency according to competency standard established
by XXXX.
3. Persyaratan/Requirement
3.1 ISO 9001:2000 Klausul/Clause :
6.4. Lingkungan Kerja/Work Environment
3.2 OHSAS 18001:2007 Klausul/Clause :
4.3.1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Resiko dan Menetapkan Pengendalian/Hazard
Identification, Risk Assessment, and Determining Control
3.3 Persyaratan Perusahaan Induk/Affiliated Company Requirement
3.3.1 Environement Safety Standard
3.4 Manual Sistem Manajemen Terintegrasi/Integrated Management System Manual
4. Definisi & Singkatan/Definition & Abbreviation
4.1 Bahaya/Hazard
Sumber, situasi, atau tindakan yang berpotensi menimbulkan luka atau gangguan kesehatan, atau
kombinasi keduanya.
Source, situation,or act with a potential for harm in terms of human injury or ill health, or a
combination of these.
4.2 Gangguan kesehatan/Ill health
Kondisi fisik atau mental yang dapat diidentifikasi dan merugikan, timbul dari dan atau
diperburuk oleh aktivitas kerja dan atau situasi yang berhubungan dengan kerja.
Identifiable, adverse physical or mental condition arising from and/or made worse by a work
activity and/or work-related situation.
4.3 Identifikasi bahaya/Hazard identification
Proses mengenali bahaya dan menentukan karakteristiknya.
Process of recognizing that a hazard exists and defining its characteristics.
4.4 Aktivitas Rutin/Routine activities
Aktivitas yang dilakukan secara rutin (setiap hari) termasuk kegiatan administrasi, tata rumah
tangga (contoh: pemeliharaan taman, pembersihan kantor).
Aktivity which conducted in daily basis including administration, housekeeping (example:
gardening, office cleaning)
4.5 Aktivitas Non-Rutin/Non-routine activities
Aktivitas yang dilakukan secara periodik, kadang-kadang, dan atau dalam situasi darurat. Contoh
aktivitas non-rutin adalah :
perawatan dan pemeliharaan sarana prasarana (contoh: pembersihan reservoar, perawatan
berkala kendaraan operasional, perawatan berkala pompa dan lain-lain)
kunjungan lapangan / inspeksi
situasi darurat (contoh: banjir, gempa bumi, kebocoran klorin)
Activities which conducted periodically, occasionally, and or in emergency situations. Examples
of non-routine activities are :
facilities and equipment maintenance (example: reservoar cleaning, periodic maintenance of
operasional car, periodic maintenance of pump, etc.)
field trips / inspection
emergency situations (example: flood, earth quake, chlorine leak)
4.6 Resiko/Risk
Kombinasi tingkat keseringan dari sebuah kejadian berupa situasi atau paparan yang berbahaya,
dengan tingkat keparahan cedera atau gangguan kesehatan yang disebabkan oleh situasi atau
paparan tersebutKombinasi dari kemungkinan kejadian dari suatu bahaya atau paparan dan
keparahan yang timbul dari luka atau gangguan kesehatan yang diakibatkan dari kejadian atau
paparan.
Combination of the likelihood of an occurrence of a hazardous event or exposure(s) and the
severity of injury or ill health that can be caused by the event or exposure(s).
4.7 Penilaian resiko/Risk assessment
Proses evaluasi resiko yang ditimbulkan oleh bahaya, memastikan kecukupan pengendalian yang
ada, dan menetapkan apakah resiko dapat diterima atau tidak.
Process of evaluating the risk(s), arising from a hazard(s), taking into account the adequacy of
any existing controls, and deciding whether or not the risk(s) is acceptable. semua proses
perkiraan besarnya resiko dan menetapkan apakah bisa tidaknya resiko ditolerir
Prosesmengevaluasiresiko(2x) yang munculdarisebuahbahaya,
lalumenghitungkecukupandaritindakanpengendalianyang adadanmemutuskanapakahresikoyang
adadapatditerimaatautidak)

4.8 Resiko yang dapat diterima/Acceptable risk
Resiko yang telah diturunkan ke level yang dapat ditoleransi berdasarkan kewajiban hukum dan
kebijakan K3 perusahaan.
Risk that has been reduced to a level that can be tolerated having regard to its legal obligations
and companys OH&S policy
4.9 Insiden/Incidents
Kejadian berhubungan dengan kerja dimana luka atau gangguan kesehatan atau kejadian fatal
terjadi, atau bisa terjadi.
Work-related event(s) in which an injury or ill health or fatality occurred, or could have
occurred.
4.10 Kesehatan dan keselamatan kerja/Occupational health and safety
Kondisi dan faktor yang mempengaruhi, atau dapat mempengaruhi keselamatan dan kesehatan
karyawan atau pekerja lain (termasuk pekerja sementara dan kontraktor), pengunjung, atau orang
lain di tempat kerja.
Conditions and factors that affect, or could affect, the health and safety of employees or other
workers (including temporary workers and contractor personel), visitors, or any other person in
the workplace.
4.11 Tempat kerja/Workplace
Setiap lokasi dimana terdapat aktivitas yang berhubungan dengan kerja, dan dilakukan dibawah
kendali organisasi.
Any physical location in which work related activities are performed under the control of the
organization.
4.12 Orang yang kompeten/Competence personel
Orang yang berwenang atau ditunjuk manajemen untuk melakukan PeKriteriaan Resiko dan
telah lulus dari ujian pelatihan PeKriteriaan Resiko.
Authorized personel to conduct risk assessment and pass the risk assessment training
examination.
5. Kriteria Kinerja Proses/KPI
NA
6. Uraian Prosedur
6.1 Pelatihan dan Kompetensi/Training and Competency
Persyaratan pelatihan untuk Penilai Resiko yang kompeten, manajer senior atau manajer
bertanggung jawab untuk menjamin bahwa orang yang ditunjuk sebagai Penilai Risiko harus :
Training requirements for competence Risk Assessor, manager or senior manager are responsible
to ensure that appointed person as Risk Assessor must :
6.1.1 Berhasil secara lengkap mengikuti pelatihan identifikasi bahaya dan penilaian resiko dan
pengendaliannya
Completely succeeded in hazard identification anf risk assessment and control training
6.1.2 Menguasai pekerjaan atau aktifitas, tempat kerja, sarana, material, dan prosedur kerja
Good knowledge about work or activities, workplace, equipments, materials, and work
procedure
6.1.3 Mendapat beberapa training mengenai bahaya yang spesifik dengan tempat kerja masing-
masing sebelum seseorang ditunjuk sebagai orang yang kompeten untuk melakukan penilaian
risiko. Training khusus yang diperlukan tersebut adalah :
Possess several training about specific hazard in each workplace before someone is appointed as
a competence personel to conduct risk assessment. Specific training needed are :
6.1.3.1 Bahan berbahaya dan beracun/Hazardous and toxic material
6.1.3.2 Pekerjaan di ruang tertutup/Work in confine space
6.1.3.3 Alat pelindung diri/Personel protective equipment
6.1.3.4 Penanganan secara manual/Manual handling
6.1.3.5 Pekerjaan menggunakan sumber panas/Hot work
6.1.3.6 Standar kualitas lingkungan kerja/Work environment quality standard
6.1.3.7 Bahaya Bekerja di Jalan (termasuk Keselamatan Bekerja di Area Umum/Working on the
road hazard (include Work safety in public area)
6.2 Identifikasi bahaya dan analisa resiko/Hazard identification and risk analysis
6.2.1 Ketentuan umum/General certainty
Identifikasi bahaya dan penilaian resiko perlu dilakukan di semua jenis aktifitas termasuk
kegiatan administrasi dan perkantoran, termasuk perkejaan rutin dan tidak rutin, dan dilakukan
peninjauan ulang secara berkala paling sedikit 2 tahun sekali. Identifikasi bahaya dan penilaian
resiko harus dilakukan jika:
Hazard identification and risk assessment should be conducted in all activities include
administration and office, routine and non-routine, and to be reviewed at least once in two years.
Hazard identification and risk assessment are conduct if :
Adanya rekayasa teknik, mendesign ulang fasilitas, atau menata ulang ruang, perubahan
peralatan, metode atau gedung.
Any technical engineering, facilities design review, changes (layout, equipment, method, or
building)
Adanya proyek baru
Any new project
Adanya penggantian material atau penggunaan material baru termasuk bahan kimia
Any material substitution or new material include chemical
Adanya perubahan prosedur, instruksi kerja, atau standar baru
Changes in procedure, work instruction, or new standard
Setelah tindakan perbaikan dilakukan
After corretive action implemented
Adanya indikasi bahaya yang berpotensi menimbulkan gangguan kepada manusia.
Any indication about hazard potential in which harm to human
Identifikasi bahaya dan penilaian resiko resiko harus di dokumentasikan kedalam form no 5.3.1-
01 Identifikasi bahaya dan peKriteriaan resiko
Hazard identification and risk assessment must documented in form no 5.3.1-01 Hazard
identification and risk assessment
6.2.2 Identifikasi bahaya dan analisa resiko/hazard identification and risk analysis
Langkah dalam identifikasi bahaya dan analisa resiko:
Steps in hazard identification and risk analysis :
6.2.2.1 Tentukan ruang lingkup identifikasi bahaya dan peKriteriaan resiko
Determine the scope of hazard identification and risk assessment
6.2.2.2 Identifikasi jenis bahaya yang mungkin ada dan berpotensi membahayakan/menimbulkan
kerugian. Jenis bahaya yang harus diidentifikasi termasuk :
Identify the type of hazard that probably exist and potential to harm or causing loss. Type of
hazard that must identified includes :
6.2.2.2.1 Bahaya fisik/Physical hazard
6.2.2.2.2 Bahaya kimia/Chemical hazard
6.2.2.2.3 Bahaya biologi/Biological hazard
6.2.2.2.4 Bahaya ergonomi/Ergonomy hazard
6.2.2.2.5 Bahaya psikologis/Phychological hazard
6.2.2.3 Menganalisa potensi konsekuensi/Potential consequence analysis
Analisa potensi konsekuensi dimaksud adalah menganalisa terhadap potensi dari tingkat
kerugian, analisa ini dilakukan dengan mempertimbangkan potensi keparahan dampak yang
terjadi dan potensi jumlah yang terkena dampak, dan jika diperlukan pada kasus tertentu dapat
pula dipertimbangkan tingkat gangguan terhadap kelangsungan bisnis.
Perkiraan konsekuensi dapat merujuk pada table berikut :
Potential consequence analysis is how to analyze potential from loss level, by consider the
potential severity occured and potential number affected. In certain case, could also consider
affect to business continuity. Consequence approximation assessed with the following table :
Kriteria (Criteria) Potensi Kerugian/Potential Loss
Cidera/gangguan kesehatan(injury/ill health)
1. Sangat berbahaya/Very dangerous (S3) Cacat permanent/kematian 1 orang atau lebih atau
menyebabkan penyakit akutPermanent disability or causing death (one od more person) or
causing acout disease.
2. Berbahaya/Dangerous (S2) Perlu perawatan medis lebih lanjut atau menyebabkan penyakit
kronis dan atau hari kerja hilang akibat cidera tanpa cacatNeed more medical treatment or
causing chronic disease and or work day lost cause by injury without disability
3. Sedikit berbahaya/Not too dangerous (S1) Cidera ringan atau gangguan kesehatan hanya perlu
P3K, tidak menyebabkan hari kerja hilangSlightly injury or illhealth, only need first aid, not
causing day lost
Kriteria Keparahan/ Konsekuensi (S)
Severity/Consequences Criteria (S)
Kriteria S = Kriteria terbesar dari S1, S2, S3S Criteria = highest criteria from S1, S2, S3
6.2.2.4 Menganalisa kemungkinan/Likelihood analysis
Langkah berikutnya adalah menentukan tingkat kemungkinan terjadinya bahaya yang dapat
membahayakan. Ada tiga hal yang harus menjadi pertimbangan dalam menganalisa tingkat
kemungkinan potensi kerugian terjadi:
The next step is to determine the Likelihood of the occurence which can cause harm. There are
three things to consider in loss potential likelihood analysis :
1. Frekuensi kegiatan/Activities frequency
Yaitu interval pengulangan waktu dari suatu kegiatan yang di identifikasi bahaya dan dinilai
resikonya. Dalam hal ini ditentukan :
Is time reoccurence interval from activities which hazard are identified and risk are assessed. In
this term determined as :
a. Rutin / routine
Kegiatan atau pekerjaan dilakukan setiap hari, mingguan, atau bulanan
Activity or task conducted daily, weekly, or monthly
b. Jarang / seldom
Kegiatan/pekerjaan dilakukan per-tiga bulanan atau maksimum per tahun
Activity or task conducted every three month or maximum per year
c. Sangat jarang / rarely
Kegiatan atau pekerjaan dilakukan dengan interval waktu lebih dari setahun
Activity or task conducted with time interval more than one year
2. Frekuensi kejadian/Incident frequency
Yaitu potensi terjadinya konsekuensi/resiko dari suatu kegiatan. Dalam hal ini ditentukan :
Is potential occurence of consequences/risk result from each activities. In this term determined as
:
a. Mungkin terjadi /
Berdasarkan pengalaman dan pengamatan konsekuensi/kerugian pernah terjadi dengan interval
waktu 1 bulan yang lalu sampai 1 tahun yang lalu
Base on experience and observation on consequence/loss which occured in time interval from
one month until one year ago.
b. Jarang terjadi /
Berdasarkan pengalaman dan pengamatan konsekuensi/kerugian pernah terjadi dengan interval
waktu lebih dari 1 tahun yang lalu sampai 2 tahun yang lalu
Base on experience and observation on consequence/loss which occured in time interval from
one year until two years ago.
c. Tidak mungkin terjadi /
Berdasarkan pengalaman dan pengamatan konsekuensi/kerugian pernah terjadi dalam kurun
waktu 5 tahun terakhir.
Base on experience and observation on consequence/loss which occured in time interval five
years.
3. Perilaku manusia/Human behavior
Faktor perilaku dimaksud dalam prosedur ini lebih fokus kepada tiga dasar pembentuk perilaku
manusia seperti pengalaman kerja, ketrampilan teknis yang diperlukan untuk melakukan
kegiatan dan pengetahuan tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja dari pelaku kegiatan.
Faktor perilaku manusia diklasifikasikan menjadi :
Behavior factors in this procedure are focused to three basic relates human behavior like work
experience, technical skill to do the activities, and knowledge about Occupational Health and
Safety from personel. Human behavior are classified as :
a. Tidak cukup terampil
Pelaku kegiatan dapat melakukan kegiatan, mempunyai pengalaman tetapi tidak terlatih dan
tidak memahami Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
The performer can do the activities, have experience but not trained, and not understand about
occupational health and safety.
b. Cukup terampil
Pelaku kegiatan dapat melakukan kegiatan, mempunyai pengalaman, mendapat pelatihan
mengenai teknis pekerjaannya dengan cukup tetapi tidak memahami Kesehatan dan Keselamatan
Kerja.
The performers can do the activities, have experience, and possess enough training about his/her
technical job, but not understand about occupational health and safety.
c. Terampil
Pelaku kegiatan dapat melakukan kegiatan, berpengalaman, mendapat pelatihan teknis
pekerjaannya dengan cukup dan memahami aspek Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
The performer can do the activites, experienced. Possess enough training about his.her technical
job, and understand about occupational health and safety
Berdasarkan tiga hal tersebut diatas maka kriteria kemungkinan dari potensi
konsekuensi/kerugian terjadi adalah kriteria tertinggi yang teridentifikasi dari salah satu faktor
tersebut diatas, sehingga kriteria kemungkinan tersebut dapat merujuk pada tabel berikut
dibawah
According to three things above, the likelihood criteria from consequece or loss potential occur
the highest criteria which are identified from one of the factors. Likelihood criteria can be seen
as following tabel :
Kemungkinan/Likelihood
TinggiHigh P3 Mungkin terjadi terjadi secara regular
SedangMedium P2 Tidak mungkin terjadi terjadi kadang-kadang
RendahLow P1 Sangat tidak mungkin terjadi jarang terjadi
6.2.3 Penilaian resiko/Risk assessment
Kriteria risiko adalah hasil perkalian dari kriteria kemungkinan dan kriteria konsekuensi.
Risk criteria is combination between Likelihood kriteria and consequence criteria.
Resiko (R) = Kemungkinan (P) X Konsekuensi (C)
Risk (R) = Likelihood (P) X Consequence (C)
Kriteria resiko bisa diketahui dengan melihat matriks dibawah.
Risk Criteria can be determined by the following matrix.
KEPARAHAN / KONSEKUENSISEVERIRY/ CONSEQUENCES
Tinggi/High Sedang/Medium Rendah/Low
S1 S2 S3
KEMUNGKINAN LIKELIHOOD TinggiHigh P3 3 6 9
SedangMedium P2 2 4 6
RendahLow P1 1 2 3
Tingkat resiko dan tindakan yang diperlukan
Risk rating and action needed
1. Tingkat Resiko/Risk Rating 1-2
Risiko dapat diterima, tidak dibutuhkan tindakan control tambahan, tindakan kontrol yang ada
diteruskan dan dimonitor
Acceptable risk, no need additional control, continue and monitor the existing control
2. Tingkat Resiko/Risk Rating 3-4 Risiko menengah Tindakan kontrol yang ada harus
dimonitor dan jika diperlukan di tambah sistem pengontrol yang baru agar resiko residualnya
pada level resiko yang rendah
Medium risk Monitoring the existing control, additional control to achieve lower level if
needed
3. Tingkat Resiko/Risk Rating 6-9 Resiko tinggi Risiko yang tidak dapat diterima. Kontrol
tambahan diperlukan sebelum pekerjaan dilaksanakan
High risk unacceptable risk. Need additional control before work commisioning
6.2.4 Pengendalian resiko/Risk control
Penentuan tindakan control untuk mengurangi resiko harus mengikuti hirarki tindakan
pengendalian sebagai berikut :
Controls determination to reduce risk must follow the controls hierarchy :
6.2.4.1 Pemusnahan/Elimination
Menghilangkan bahaya dengan cara mengerjakan pekerjaan dengan cara lain/ cara berbeda.
Eliminate hazard with different or other way when doing task
6.2.4.2 Substitusi/Substitution
Menurunkan resiko dari sumbernya atau menggunakan alternatif yang lebih aman
Reduce risk from its source or using safer alternatives
6.2.4.3 Rekayasa desain atau teknik/Engineering control
Tindakan kontrol ini biasa dilakukan sebagai tindakan pencegahan secara kolektif melalui
rekayasa teknik termasuk dalam tindakan ini adalah
1. Pengisolasian/Pemisahan
2. Pemasangan Ventilasi
3. Pemberian Alat Pengaman
This control usually taken as collective preventive action through enginnering control, these are
include :
1. Isolation/separation
2. Install ventilation
3. Safety guard
6.2.4.4 Pengendalian administrative/Administrative control
Tindakan yang bersifat administratif seperti misalnya tindakan yang berkaitan dengan
pembatasan waktu kerja, jumlah paparan, pemberian pelatihan, rotasi kerja, papan informasi,
pemasangan label, prosedur kerja dan intruksi kerja, serta pengawasan.
Administrative controls include time work or exposure limitation, training, job rotation,
information board, labelling, work procedure and work instruction, also monitoring.
6.2.4.5 Tindakan pengamanan perorangan/Individual protection
Tindakan kontrol yang bertujuan untuk mengurangi potensi terjadinya kerugian kepada
karyawan secara pribadi/perorangan, seperti penyediaan:
Alat Pelindung Saluran Pernapasan
Alat Pelindung Tangan
Alat Pelindung Kepala
Alat Perlindungan Jatuh
Alat Pelindung Kaki
Alat Pelindung Mata
The purpose of control is to reduce potential loss to employees individually, as providing :
Respiratory protection
Hand protection
Head protection
Fall protection
Foot protection
Eye protection
Saat tindakan kontrol telah diterapkan harus dilakukan evaluasi tingkat resiko untuk memastikan
bahwa resiko turun ke tingkat yang dapat diterima/rendah.
When controls have been implemented, risk rating evaluation must conducted to ensure that the
risk are reduced to lower or acceptable risk
6.3 Pengelolaan resiko/Risk management
6.3.1 Tindakan pengontrol resiko/Risk control
Tindakan pengontrol resiko harus dimuat kedalam penyusunan tujuan dan program sebagai mana
diatur dalam manual sistem manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja pasal 5.3. Tujuan dan
Program dan dengan memperhatikan dan mempertimbangkan aspek pemenuhan peraturan
perundangan sebagaimana diatur dalam manual sistem manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja pasal 5.2. Peraturan dan Persyaratan lainnya serta dalam prosedur SP-5.2-1,Peraturan,
Perundangan & Persyaratan lain.
Risk control action must included in establishing objective and program as arranged in
Occupational Health and Safety System Manual, section 5.3 Objective and Program with
considering legal compliance aspect as in section 5,2. Legal and other requirements, and
procedure SP-5.2-1,Legal and other requirements
Hal ini menjadi tanggung jawab mulai dari Direktur Perusahaan, Kepala Divisi, Kepala
Departemen, serta Kepala Seksi untuk membuat tujuan dan program Keselamatan dan Kesehatan
Kerja di area yang menjadi tanggung jawabnya dan hal tersebut menjadi bagian dari performance
review bagi personel yang bersangkutan.
This is the responsibility form Corporate Director, Head of Division, Head of Department, also
Section Head to establish occupational health and safety objective and program in each area
responsible and it is part of preformance review to pertinent personel.
Dan dalam kasus adanya pekerjaan kontrak, dministrator kontrak mempunyai tanggung jawab
memastikan bahwa kontraktor/sub kontraktor sangat mengerti dengan bahaya dan risiko yang
mereka hadapi dan tindakan pengontrol yang diperlukan untuk menurunkan resiko ke level
resiko yang dapat diterima.
In contractor work case, contractor administrative are responsible to ensure that
contractors/subcontractors understand about hazard and risk they are deal with and control action
needed to reduce the risk to accepteble risk.
Untuk mengawasi status pelaksanaan tindakan perbaikan yang telah dilakukan menggunakan
Form no 5.3.1 02 Lembar Status tindakan perbaikan HIRA.
To monitor the corrective action implementation status, using Form no. 5.3.1 02 Hazard
identification and risk assessment corrective action status sheet.
6.3.2 Komunikasi dan konsultasi/Communication and consultation
Risiko yang tidak dapat diterima dan tindakan pengontrolnya harus dikomunikasikan dan
dikonsultasikan kepada karyawan yang mempunyai kemungkinan terkena resiko. Tata cara
komunikasi dan konsultasi dilakukan sebagai mana diatur dalam manual sistem manajemen K3
pasal 6.3 Komunikasi, Partisipasi dan Konsultasi serta dalam prosedur SP-6.3 1. Komunikasi
Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan prosedur SP 6.3 2 Konsultasi dan partisipasi dalam
penerapan keselamatan dan kesehatan kerja
The unacceptable risk and its controls must communicated and consulted to employees who have
probability affected by risk. The way how to communicate and consultation arranged in
Occupational Health and Safety Manual, section 6.3 Communication, Participation, and
Consultation, Procedure SP-6.3 1. Occupational Health and Safety Communication, and
Procedure SP 6.3 2 Consultaion and Participation in occupational health and safety
implementation
7. Lampiran/Attachment
7.1 Lembar Catatan Penilaian Resiko
7.2 Matrikulasi Penilaian Resiko
7.3 Form Identifikasi Bahaya dan Evaluasi Resiko
7.4 Form Rencana Kerja Tindakan Perbaikan (Objective & Target) dan Progres Pencapaian

Anda mungkin juga menyukai