Anda di halaman 1dari 18

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS WINONG I

NOMOR : 440/ 074.21 /2023


TENTANG
PROGRAM MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK)) DI UPTD
PUSKESMAS WINONG I
KEPALA UPTD PUSKESMAS WINONG I

Menimbang : a. bahwa fasilitas pelayanan kesehatan termasuk


Puskesmas merupakan tempat kerja yang memiliki
risiko terhadap keselamatan dan kesehatan sumber
daya manusia fasilitas pelayanan kesehatan, pasien,
pendamping pasien, pengunjung, maupun masyarakat
di sekitar lingkungan fasilitas pelayanan kesehatan;
b. bahwa dalam rangka pengelolaan dan pengendalian
risiko yang berkaitan dengan keselamatan dan
kesehatan kerja untuk menciptakan kondisi fasilitas
pelayanan kesehatan yang sehat, aman, selamat, dan
nyaman, perlu disususun program Manajemen
Fasilltas dan Keselamatan (MFK) yang bertujuan untuk
menjamin terselenggarakanya keselamatan dan
kesehatan kerja di fasilitas pelayanan kesehatan;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksudd alam huruf a dan huruf b, perlu
menetapkan Peraturan Kepala UPTD Puskesmas
WINONG I tentang Program Manajemen Fasilitas dan
Keselamatan di UPTD Puskesmas Tambaromo;

Mengingat : 1. Undang-UndangNomor 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 144, TambahanLembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063);
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587),
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9
Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
tahun2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5679);
3. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Keselamatan Pasien;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 52 Tahun 2018
tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 25 Tahun 2019
tentang Penerapan Manajemen Resiko Terintegrsasi di
Lingkungan Kementrian Kesehatan;
7. Peraturan Menteri KesehatanNomor 43 tahun 2019
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
8 Peraturan Daerah Kabupaten Pati Nomor 7 tahun
2019, tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat
Daerah Kabupaten PATI
9. Peraturan Bupati Pati Nomor 61 tahun 2022 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi
Serta Tata Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Pati
10. Peraturan Bupati pati Nomor 78 tahun2022 tentang
Pembentukan, Kedudukan, Susunan Organisasi,
Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Unit Pelaksana
Teknis Daerah pada Dinas Kesehatan Kabupaten Pati

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS WINONG I


TENTANG PROGRAM MANAJEMEN FASILITAS DAN
KESELAMATAN (MFK)) DI UPTD PUSKESMAS WINONG I
KESATU : Puskesmas sebagai Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
yang memberikan pelayanan kepada masyarakat mempunyai
kewajiban untuk mematuhi peraturan perundangan yang
terkait dengan bangunan, prasarana, peralatan Puskesmas
dan menyediakan lingkungan yang aman bagi pasien,
pengunjung, petugas, dan masyarakat.
KEDUA : Puskesmas melaksanakan program Manajemen Fasilitas
dan Keselamatan yang merupakan bagian dari komponen
keselamatan dan keamanan lingkungan fisik yang berupaya
untuk mengelola semua resiko-resiko yang mungkin terjadi
di dalam pelayanannya dan mempertahankan kondisi aman
bagi pasien, keluarga, staf dan pengunjung.
KETIGA : Program Manajemen fasilitas dan Keselamatan di UPTD
Puskesmas WINONG I sebagaimana tercantum dalam
lampiran yang merupakan bagiat tidak terpisahkan dari
keputusan ini..
KEEMPAT : Keputusan iniberlakusejaktanggalditetapkan,

Ditetapkan di : WINONG I

Pada tanggal : 21 Maret 2023

Kepala UPTD PUSKESMAS WINONG

Yusuf Prasetyo Budi, S.Kep.Ns


NIP. 197506222005011004

LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS


1 WINONG I
NOMOR :
TANGGAL :
TENTANG : TIM MANAJEMEN FASILITAS
DAN KESELAMATAN (MFK)) DI
UPTD PUSKESMAS WINONG I
PROGRAM
MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN PUSKESMAS WINONG I
KABUPATEN PATI

TAHUN 2023

A. PENDAHULUAN

Manajemen sarana (bangunan), prasarana, peralatan Puskesmas, dan


keselamatan dan keamanan lingkungan Puskesmas dilaksanakan sesuai
ketentuan peraturan perundangan-undangan. Sarana (bangunan), prasarana,
peralatan Puskesmas, dan keselamatan lingkungan dikelola dalam
Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangan-undangan dan dikaji dengan memperhatikan
manajemen risiko
Puskesmas yang merupakan suatu Unit Pelaksana Pelayanan Teknis Dinas
Kesehatan bertujuan untuk meningkatkan, memantapkan, dan
mempertahankan jangkauan dan pemerataan serta mutu pelayanan
kesehatan dasar melalui Upaya Kesehatan Masyarakat dan Upaya Kesehatan
Perorangan menuju peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Salah satu sasaran yang hendak dicapai adalah terwujudnya Puskesmas
sebagai penggerak masyarakat agar mampu melindungi, memelihara, dan
meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat.
Dalam upaya menyediakan pelayanan yang bermutu maka Puskesmas
merumuskan salah satu misinya yaitu mewujudkan pelayanan yang
berkualitas dan menjamin keselamatan pasien dan menjadi pusat pelayanan
kesehatan dasar yang berkualitas dan beretika.
MFK di Puskesmas melaksanakan program Manajemen Fasilitas dan
Keselamatan yang merupakan bagian dari komponen keselamatan dan
keamanan lingkungan fisik yang berupaya untuk mengelola semua resiko-
resiko yang mungkin terjadi di dalam pelayanannya dan mempertahankan
kondisi aman bagi pasien, keluarga, staf dan pengunjung.
Puskesmas sebagai Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama yang memberikan
pelayanan kepada masyarakat mempunyai kewajiban untuk mematuhi
peraturan perundangan yang terkait dengan bangunan, prasarana, peralatan
Puskesmas dan menyediakan lingkungan yang aman bagi pasien,
pengunjung, petugas, dan masyarakat.

B. LATAR BELAKANG

Selama ini Puskesmas telah melaksanakan program Manajemen Fasilitas dan


Keselamatan, terutama pemeliharaan gedung, pemeliharaan peralatan,
pemeriksaan kesehatan karyawan, kesehatan lingkungan, penanggulangan
kebakaran, penanganan bahan dan limbah B3 dan lain-lain namun belum
optimal dan pada umumnya tidak diawali dengan identifikasi risikonya.

Pelaksanaan pemeliharaan fasilitas/peralatan sudah dilaksanakan, belum


didasarkan kepada pelaksanaan dan analisis resiko. Pemeriksaan fasilitas, uji
fungsi dan identifikasi resiko belum dilaksanakan secara optimal.
Sehubungan hal-hal seperti di atas dirasakan perlu untuk menyusun
program Manajemen Fasilitas dan Keselamatan dengan melaksanakan
program MFK yang lebih komprehensif, mengutamakan identifikasi resiko
untuk keselamatan dan safety dari fasilitas yang dimiliki Puskesmas sesuai
standar-standar yang ditetapkan akreditasi.

Puskesmas perlu menyusun program manajemen fasilitas dan keselamatan


(MFK) untuk menyediakan lingkungan yang aman bagi pasien, petugas, dan
masyarakat.Program untuk keselamatan dirancang untuk mencegah
terjadinya cedera bagi pasien, petugas, pengunjung dan masyarakat akibat
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3 /pmk 52 th 2018), seperti tertusuk
jarum, tertimpa bangunan, kebakaran, gedung roboh, dan tersengat listrik.

Program keselamatan bagi petugas terintegrasi dengan program keselamatan


dan kesehatan kerja. Area-area yang berisiko keamanan dan kekerasan fisik
perlu diidentifikasi dan dibuatkan peta, dipantau untuk meminimalkan
terjadinya insiden dan kekerasan fisik baik bagi pasien, petugas, maupun
pengunjung yang lain . Program untuk keamanan dengan menyediakan
lingkungan fisik yang aman bagi pasien, petugas, dan pengunjung Puskesmas
perlu direncanakan untuk mencegah terjadinya kejadian kekerasan fisik
maupun cedera akibat lingkungan fisik yang tidak aman seperti penculikan
bayi, pencurian, dan kekerasan pada petugas. Agar dapat berjalan dengan
baik, maka program tersebut juga didukung dengan penyediaan anggaran,
penyediaan fasilitas untuk mendukung keamanan dan fasilitas seperti
penyediaan Closed Circuit Television (CCTV), alarm, APAR, jalur evakuasi,
titik kumpul, rambu-rambu mengenai keselamatan dan tanda- tanda pintu
darurat.

Bahan berbahaya beracun (B3) dan limbah B3 perlu diidentifikasi dan


dikendalikan secara aman. WHO telah mengidentifikasi bahan berbahaya dan
beracun serta limbahnya dengan kateori sebagai berikut: infeksius, patalogis
dan anatomi, farmasi, bahan kimia, logam berat, container bertekanan, benda
tajam,, genotoksik/sitotoksik, radioaktif. Puskesmas perllu menginventarisasi
B3 meliputi lokasi, jenis, dan jumlah serta limbahnya disimpan. Dafar
inventarisasi ini selalu Mutahir (di-uodate) sesuai dengan perubaan yang
terjadi di tempat penyimpanan. Penyediaan TPS limbah B3 dan IPAK sesuai
dengan ketentuan peraturan perundangan-undangan.

Potensi terjadinya bencana di daerah berbeda antara daerah yang satu dan
yang lain. ( Identifikasi bencana). Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan
tingkat pertama (FKTP) ikut bertanggung jawab untuk berperan aktif dalam
upaya mitigasi dan penanggulangan bila terjadi bencana baik internal
maupun eksternal. Strategi dan rencana untuk menghadapi bencana perlu
disusun sesuai dengan potensi bencana yang mungkin terjadi berdasarkan
hasil penilaian kerentanan bahaya (Hazard Vulnerability Assesment).

Program persiapan bencana disimulasikan (disaster drill) setiap tahun secara


internal atau melibatkan komunitas secara luas, terutama ditujukan untuk
menilai kesiapan sistem program manajemen bencana /disaster. ( strategi
komunikasi jika terjadi bencana, manajemen sumber daya, penyediaan
pelayanan dan alternatifnya, identifikasi peran dan tanggung jawab tiap
karyawan, dan manajemen konflik yang mungkin terjadi pada saat bencana).

Setiap karyawan wajib mengikuti pelatihan/ lokakarya dan simulasi dalam


pelaksanaan program tanggap darurat agar siap jika sewaktu-waktu terjadi
bencana yang diselenggarakan minimal setahun sekali. Debriefing adalah
sebuah review yang dilakukan setelah simulasi bersama peserta simulasi dan
observer yang bertujuan untuk menindaklanjuti hasil dari simulasi. Hasil dari
kegiatan debriefing didokumentasikan.

Setiap fasilitas kesehatan termasuk Puskesmas mempunyai risiko terhadap


terjadinya kebakaran. Program pencegahan dan penanggulangan kebakaran
perlu disusun sebagai wujud kesiagaan Puskesmas terhadap terjadinya
kebakaran. Jika terjadi kebakaran, pasien, petugas, dan pengunjung harus
dievakuasi dan dijaga keselamatannya. Yang dimaksud dengan system
proteksi adalah penyediaan proteksi kebakaran baik aktif mau pasif. Proteksi
kebakaran aktif, contohnya APAR, sprinkler, detector panas, detector asap,
sedangkan proteksi kebakaran secara pasif, contohnya jalur evakuasi, pintu
darurat, tangga darurat, dan titik perkumpulan.

Merokok berdampak negatif terhadap kesehatan, dan dapat menjadi sumber


terjadinya kebakaran. Puskesmas harus menetapkan larangan merokok di
linggkungan Puskesmas baik bagi petugas, pasien, dan pengunjung.
Larangan merokok wajib dipatuhi oleh petugas, pasien, dan pengunjung, dan
dilakukan perbaikan terhadap pelaksanaannya.

C. TUJUAN UMUM DAN KHUSUS

1. Tujuan Umum

Menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan aman bagi pasien dan
karyawan dalam lingkungan Puskesmas .
2. Tujuan Khusus
a. Menyediakan fasilitas yang aman, efektif, dan efisian.
b. Mengendalikan secara aman bahan dan limbah berbahaya yang ramah
lingkungan.
c. Menanggapi bila terjadi kedaruratan komunitas, wabah dan bencana.
d. Menjamin seluruh penghuni di Puskesmas aman dari kebakaran, asap
atau kedaruratan lainnya.
e. Menjamin ketersediaan dan berfungsi/layak pakainya peralatan medis.
f. Melindungi penghuni Puskesmas dari kejadian terganggunya,
terkontaminasi atau kegagalan system pengadaan air minum dan
listrik.

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

Kegiatan besar Manajemen Fasilitas dan Keselamatan yang


melaksanakan program Manajemen Fasilitas dan Keselamatan dibuat
dengan rincian kegiatan sebagai berikut :
1. Keselamatan dan Keamanan
a. Melaksanakan identifikasi daerah yang berisiko dari aspek Gedung
dan fasilitas.
b. Melaksanakan pemberian identitas kepada staf, pengunjung,
vendor dan area beresiko.
c. Melakukan pencegahan kejadian cedera pada pasien, keluarga, staf
dan pengunjung.
d. Melkasanakan pengendalian lingkungan selama masa
pembangunan dan renovasi.
e. Melaksanakan pemeriksaan seluruh Gedung pelayanan pasien.
f. Melaksanakan proteksi kehilangan dan kerusakan dari fasilitas.
g. Memastikan bahwa Puskesmas sebagai Kawasan tanpa rokok.
h. Memastikan bahwa badan independent dalam fasilitas pelayanan
mematuhi program keselamatan dan keamanan, bahan berbahaya,
manajemen keadaan darurat, pengamanan kebakaran.
2. Perlindungan Kesehatan Karyawan
a. Memeriksa kesehatan karyawan baru
b. Melakukan monitoring efek radiasi
c. Melakukan pemeriksaan tenaga kerja area pelayanan klinikal
dan keperawatan
d. Melakukan imunisasi dan vaksinisasi
e. Menangani kesehatan akibat kerja :
1) Kecelakaan akibat benda tajam
2) Kecelakaan akibat B3
3) Kecelakaan akibat lainnya
f. Menangani kesehatan lingkungan tempat kerja
1) Mengelola lingkungan tempat kerja beresiko terhadap
pencahayaan, kebisingan, kualitas udara, dan sarana fisik
penunjang kerja
2) Menyusun rencana dan anggaran untuk meningkatkan
atau mengganti sistem, bangunan atau komponen untuk
fasilitas fisik.
3) Bahan Beracun dan Berbahaya ( B3).

3. Melaksanakan identifikasi resiko bahan dan limbah berbahaya (B3).

a. Melaksanakan pengendalian bahan dan limbah berbahaya B3


(penanganan, penyimpanan dan penggunaan).
b. Melaksanakan pelaporan dan investigasi dari tumpahan, paparan
dan insiden lainnya.
c. Menyiapkan alat dan prosedur perlindungan yang benar dalam
penggunaan.

4. Manajemen Emergency/Kewaspadaan Bencana

a. Melaksanakan identifikasi bencana internal dan eksternal

b. Melaksanakan uji coba/pelatihan penanggulangan


bencana/disaster.

5. Pengamanan Kebakaran

a. Melaksanakan identifikasi pengurangan resiko kebakaran.

b. Melaksanakan pencegahan kebakaran terhadap bahan mudah


terbakar.

c. Melaksanakan pelatihan penanggulangan kebakaran.

d. Melaksanakan pemeriksaan,uji fungsi peralatan kebakaran dan


pemeliharaan peralatan.
6. Peralatan Medis

a. Melaksanakan identifikasi resiko dari peralatan medis.

b. Melaksanakan pemeriksaan dan uji fungsi peralatan medis.

c. Melaksanakan pemeliharaan dan perbaikan peralatan medis.

7. Sistem Utilitas

a. Melaksanakan identifikasi terhadap resiko kegagalan listrik dan air.

b. Melaksanakan uji fungsi dari sumber alternatif dan sistem utility


lainnya.

c. Melaksanakan pemeriksaan dan perbaikan peralatan sistem


pendukung lainnya.

3. CARA MELAKASANAKAN KEGIATAN DAN INDIKATOR KEBERHASILAN


PROGRAM
CARA
NO PROGRAM MELAKSANAKAN INDIKATOR
Keselamatan dan
1 Keamanan
a. Melaksanakan Monitoring gedung, fasilitas dan area
identifikasi daerah beresiko teridentifikasi resikonya
yang berisiko dari
aspek gedung dan
fasilitas
b. melaksanakan monitoring
pemberian identitas pelaksanaan semua staf, pasien, keluarga yang
kepada staf, berkunjung menggunakan
pengunjung identitas
c. melakukan menyiapkan
pencegahan rambu-rambu
kejadian cedera peringatan dan
pada pasien, peta di area rambu-rambu peringatan dan
keluarga, staf dan beresiko, tanda- peta, tanda-tanda khusus B3
pengunjung tanda khusus B3 telah terpasang di area beresiko
d. melakukan
pengendalian
lingkungan selama monitoring tata
masa udara dan meminimalisir kebisingan dan
pembangunan dan kebisingan tata udara di area sekitar lokasi
renovasi yang terdekat dari renovasi
e. melaksanakn pemeriksaan menurunkan angka kehilangan di
pemeriksaan seluruh gedung dalam ruangan pelayanan
seluruh gedung
f. melaksanakan
proteksi kehilangan memonitoring
dan kerusakan dari kehilangan
fasilitas
g.memastikan tidak ditemukannya putung
bahwa Puskesmas pemeriksaan rokok dan orang yang merokok di
sebagai kawasan seluruh gedung dalam area puskesmas
tanpa rokok
h. memastikan
bahwa badan
independen dalam
fasilitas pelayanan
mematuhi program
keselamatan dan
keamanan, bahan mengadakan
berbahaya, pelatihan,
kesiapan simulasi, semua staf penyewa atau badan
menghadapi peragaan pada 4 independen telah mengikuti
bencana, aspek tersebut pelatihan tersebut
pengamana
kebakaran
i. Pelayanan
Kesehatan,
Memeriksa rapid test, help B dan C Negatif,
kesehatan pemeriksaan Penyakit paru negatif, sehat
karyawan baru kesehatan jasmani dan rohani
j. melakukan
imunisasi dan pemeriksaan
vaksinisasi berkala a. titer anti HbsAg
k. menangani pemantauan, nihil kejadian kecelakaan kerja
kesehatan akibat pencatatan.
kerja Pelaporan.
Kecelakaan
l. menyiapkan APD
dan prosedur
perlindungan yang
benar dalam pemantauan kepatuhan penggunaan APD
penggunaan dan penggunaan APD 100%
terpelihara
pemeriksaan
kesehatan
m. pengendalian berkala,
Mutu Sanitasi pemeriksaan
dapur, makanan sampel makanan,
dan penjamah swab alat masak
makanan dan alat saji
BAHAN BARANG
2 BERBAHAYA (B3)
a. melaksanakan monitoring B3
identifikasi bahan jenis, dampak dan lokasi
dan limbah B3 teridentifikasi

b. melaksanakan
pengendalian Limbah Cair :
bahan dan limbah pemeriksaan 1. BOD : 75 ppm
berbahaya B3 limbah B3 2. COD : 100 ppm
3. TSS : 100 ppm 4. pH : 6,0-
9,0
5. Suhu : 30o C
6. TDS : 1000 ppm
7. DHL : 1.5625 µmhos/cm
c. Melaksanakan Pelaporan ;
pelaporan dan 1. Perencanaan
investigasi dari Pemantauan B3 2. Pengadaan
tumpahan, paparan 3. Penyimpanan
dan insiden lainnya 4. Distribusi
5. Pemakaian/penggunaan
6. Kecelakaan kerja akibat
B3
MANAJEMEN
3 EMERGENCY
Identifikasi
a. Melaksanakan bencana
identifikasi internal dan Jenis bencana internal dan
bencana internal eksternal eksternal terindentifikasi
dan eksternal

Pelatihan
b. Melaksanakan bencana
uji coba/pelatihan erupsi dan Staf Puskesmas siaga sesuai
penanggulangan penanggulang kondisi tanggap darurat
bencana/disaster an kebakaran

PENGAMANAN
4 KEBAKARAN
a. Melaksanakan Identifikasi
identifikasi pengurangan
pengurangan resiko
resiko kebakaran. Pengaman kebakaran
kebakaran terindentifikasi resikonya

- Identifikasi
b. Melaksanaka bahan yang
n mudah
pencegahan terbakar
kebakaran - Membuat Data bahan-bahan yang
terhadap SOP mudah terbakar
bahan penyimpa
mudah nan bahan
terbakar mudah Ada SOP
terbakar
Pelatihan,
simulasi,
c. Melaksanakan peragaan Semua staf Puskesmas telah
pelatihan penanggulang mengikuti pelatihan tersebut
penanggulangan an kebakaran
kebakaran
Pemeriksaan
d. Melaksanakan dan
pemeriksaan,uji pemeliharaan - Pemeriksaan dan
fungsi peralatan peralatan pemeliharaan terlaksana
kebakaran dan kebakaran sesuai jadwal
pemeliharaan - Fungsi alat deteksi dini
peralatan kebakaran, APAR berjalan
baik di semua gedung
5 PERALATAN MEDIS
a. Melaksanakan Identifikasi
identifikasi resiko resiko
dari peralatan peralatan Peralatan medis terindetifikasi
medis medis resikonya

b. Melaksanakan
pemeriksaan dan Melakukan Uji
uji fungsi Fungsi, Uji Indikator kelayakan kalibrasi
peralatan medis Kinerja Alat dan sesuai alat masing-masing
Sertifikasi

c. Melaksanakan
pemeliharaan dan Melakukan
perbaikan pemeliharaan dan Pemeliharaan terlaksana sesuai
peralatan medis perbaikan jadwal

d. Pelatihan cara Teori dan praktek


penggunaan (uji fungsi alat Seluruh staf pengguna alat
peralatan medis medis) medis tahu cara menggunakan
peralatan medis
6 sistem utilitas
a. Melaksanakan Monitoring Sumber listrik dan air
identifikasi
terhadap resiko bersih teridentifikasi
kegagalan listrik resikonya
dan air

Memeriksa
b. Melaksanaka sumber
n uji fungsi alternatif dan Data kelaikan
dari sumber sistem utiliti sumber alternatif
alternatif lainnya dan sistem utiliti
dan sistem lainnya
utiliti lainnya

c. Melaksanakan
pemeriksaan Membuat SOP
dan perbaikan Uji Fungsi
peralatan sistem Pemantauan Air Ada SOP
pendukung Bersih
lainnya

7 PELATIHAN
Melakukan
pendidikan dan
pelatihan seluruh
program MFK ke Seluruh staf dan pengguna
seluruh staf dan pelayanan telah mengikuti
pengguna Sosialisasi pelatihan
pelayanan RS
lainnya sesuai
kebutuhan

4. SASARAN

Sasaran umum program manajemen fasilitas dan keselamatan adalah semua


area pelayanan pasien, area wilayah kerja staf, dan lingkungan puskesmas.

Sasaran pelaksanaan kegiatan Manajemen Fasilitas dan Keselamatan adalah:

1. Meningkatkan keterlibatan para karyawan, pasien, dan pengunjung


puskesmas terhadap program Manajemen Fasilitas dan Keselamatan

2. Meningkatkan kepedulian terhadap tanggap darurat bencana dan darurat


penangana medis

3. Menurunkan angka kejadian resiko kebakaran menjadi nihil kejadian

4. Menurunkan angka kejadian kecelakaan kerna <10%

5. JADWAL PELAKSANAAN PROGRAM MFK


No Program Cara K
Melakuka E
Rencana Kegiatan Tahunan
n
T

Bulan Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1
0 1 2

1 KESELAMATAN
DAN KEAMANAN
a. Melaksanakan
identifikasi
daerah yang
berisiko dari
aspek gedung
dan fasilitas
b. Melaksanakan
pemberian
identitas
kepada staf,
pengunjung
c. Melakukan
pencegahan
kejadian cedera
pada pasien,
keluarga, staf
dan
pengunjung
d. Melaksanakan
pengendalian
lingkungan
selama masa
pembangunan
dan renovasi
e. Melaksanakan
pemeriksaan
seluruh gedung
f. Melaksanakan
proteksi
kehilangan dan
kerusakan dari
fasilitas
g. Memastikan
bahwa
Puskesmas
sebagai
kawasan tanpa
rokok
h. Memastikan
bahwa Pasien ,
Masyarakat /
independen
dalam fasilitas
pelayanan
mematuhi
program
keselamatan
dan keamanan,
bahan
berbahaya,
kesiapan
menghadapi
bencana,
pengamanan
kebakaran

i. Menangani
kesehatan
lingkungan
tempat kerja
terhadap
pencahayaan,
kebisingan,
kualitas udara,
dan sarana fisik
penunjang kerja
j. Menyiapkan
APD dan
prosedur
perlindungan
yang benar
dalam
penggunaan
dan terpelihara

2 Bahan Berbahaya
Beracun (B3)

a. Melaksanakan
identifikasi
bahan dan
limbah
berbahaya B3

b. Melaksanakan
pengendalian
bahan dan
limbah
berbahaya B3
c. Melaksanakan
pelaporan dan
investigasi dari
tumpahan,
paparan, dan
insiden
lainnya

3 Manajemen
Emergency
a. Melaksanakan
identifikasi
bencana internal
dan eksternal.
b. Melaksanakan
uji
coba/pelatihan
penanggulangan
bencana/disaste
r

4 Pengamanan
Kebakaran
a. Melaksanakan
identifikasi
pengurangan
resiko
kebakaran
b. Melaksanakan
pencegahan
kebakaran
terhadap bahan
mudah terbakar
c. Melaksanakan
pelatihan
penanggulangan
kebakaran
d. Melaksanakan
pemeriksaan, uji
fungsi peralatan
kebakaran dan
pemeliharaan
peralatan
5 Peralatan Medis
a. Melaksanakan
identifikasi resiko
dari peralatan
medis
b. Melaksanakan
pemeriksaan dan
uji fungsi
peralatan medis
c. Melaksanakan
pemeliharaan dan
perbaikan
peralatan medis
d. Pelatihan cara
penggunaan
peralatan medis

6 Sistem Utilitas
a. Melaksanakan
identifikasi
terhadap resiko
kegagalan
listrik dan air
b. Melaksanakan
uji fungsi dari
sumber
alternatif dan
sitem utility
lainnya
c. Melaksanakan
pemeriksaan
dan perbaikan
peralatan
7 Pelatihan
Melakukan
pendidikan dan
pelatihan seluruh
program MFK ke
seluruh staf dan
pengguna
pelayanan
Puskesmas lainnya
sesuai kebutuhan

6. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN

a. Melakukan pemantauan kesesuaian waktu pelaksanaan kegiatan terhadap


pelaksanaan kegiatan berdasarkan jadwal yang direncanakan

b. Melakukan pencatatan dan pelaporan terhadap hasil pelaksanaan


kegiatan (berupa data hasil Tabulasi dan Analisis Data) minimal satu
tahun 1 kali
c. Melaksanakan evaluasi dan tindak lanjut dari hasil laporan dan Analisa
data bersama seluruh tim MFK minimal satu tahun 1 kali

7. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

a. Melakukan pencacatan dan pelaporan dari seluruh hasil evaluasi dan


tindak lanjut program kegiatan MFK

b. Melakukan evaluasi seluruh kegiatan program MFK bersama direksi


minimal satu tahun satu kali

XXX, …………………

Kepala

UPTD Puskesmas ABCD

...............

Anda mungkin juga menyukai