Anda di halaman 1dari 9

PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN

DINAS KESEHATAN, PENGENDALIAN PENDUDUK


DAN KELUARGA BERENCANA
PUSKESMAS KARANGANYAR
Jl. Sejahtera 04 Karanganyar Kebumen Telp. 0287. 551109
Website:puskesmaskaranganyar.kebumenkab.go.id email: puskesmaskaranganyar@kebumenkab.go.id

PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN


KEPUTUSAN KEPALA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT KARANGANYAR
NOMOR 970/KEP/ /V/2023

TENTANG
PROGRAM MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN
PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT KARANGANYAR

KEPALA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT KARANGANYAR

Menimbang : a. bahwa Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan tingkat


pertama yang memberikan pelayanan kepada
masyarakat mempunyai kewajiban untuk mematuhi
ketentuan peraturan perundang-undangan yang terkait
dengan bangunan, prasarana, peralatan dan
menyediakan lingkungan yang aman bagi pengguna
layanan, pengunjung, petugas, dan masyarakat
termasuk pasien dengan keterbatasan fisik diberikan
akses untuk memperoleh pelayanan;
b. bahwa Puskesmas perlu menyusun dan menerapkan
program manajemen fasilitas dan keselamatan (MFK)
untuk menyediakan lingkungan yang aman bagi
pengguna layanan, pengunjung, petugas dan
masyarakat;
c. bahwa untuk menjalankan program MFK maka
diperlukan tim dan/atau penanggung jawab yang
ditunjuk oleh kepala Puskesmas;
d. bahwa sehubungan dengan huruf a, huruf b dan huruf
c tersebut perlu ditetapkan Keputusan Kepala
Puskesmas Karanganyar tentang Tim Manajemen
Fasilitas dan Keselamatan Puskesmas Karanganyar;
Mengingat :
1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana;
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja
Menjadi Undang-Undang;
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2023 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2022
tentang Cipta Kerja Menjadi Undang-Undang;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950 tentang
Penetapan Mulai Berlakunya Undang-Undang Tahun
1950 Nomor 12, 13, 14 dan 15 dari hal Pembentukan
Daerah-Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi
Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Daerah
Istimewa Yogyakarta;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2007 tentang
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2016 tentang
Fasilitas Pelayanan Kesehatan;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 88 Tahun 2019 tentang
Kesehatan Kerja;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 88 Tahun 2020 tentang
Aksesibilitas Terhadap Permukiman Pelayanan Publik,
dan Perlindungan dari Bencana Bagi Penyandang
Disabilitas;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 13 Tahun 2015
tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan
Lingkungan di Puskesmas;

10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 54 Tahun 2015


tentang Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan;
11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 tahun 2016
tentang Pedoman Manajemen Puskesmas;
12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017
tentang Keselamatan Pasien;
13. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 27 Tahun 2017
tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi;
14. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 52 Tahun 2018
tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
15. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 tahun 2019
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
16 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 25 Tahun 2019
tentang Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi di
Lingkungan Kementerian Kesehatan;
17. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 34 Tahun 2022
tentang Akreditasi Pusat Kesehatan Masyarakat, Klinik,
Laboratorium Kesehatan, Unit Transfusi Darah, Tempat
Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik Mandiri
Dokter Gigi;
18. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 165 Tahun 2023
tentang Standar Akreditasi Pusat Kesehatan
Masyarakat;
19 Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
Kebumen Nomor 800/181/KEP/2022 tentang Struktur
Organisasi, Uraian Tugas wewengan serta
tanggungjabab dan alur koordinasi Pusat Kesehatan
Masyarakat;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
KESATU : Program MFK perlu disusun setiap tahun dan diterapkan,
sebagaimana terlampir, sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dengan surat keputusan ini.
KEDUA : Program MFK meliputi:
1. Manajemen Keselamatan dan Keamanan Fasilitas;
2. Manajemen Bahan Berbahaya Beracun (B3) dan
Limbah B3;
3. Manajemen Kedaruratan dan Bencana;
4. Manajemen Pengamanan Kebakaran;
5. Manajemen Alat Kesehatan;
6. Manajemen Utilitas; dan
7. Pendidikan MFK.
KETIGA : Untuk menyediakan lingkungan yang aman bagi pengguna
layanan, pengunjung, petugas dan masyarakat dilakukan
identifikasi dan pembuatan peta terhadap area berisiko.
KEEMPAT : Pengkajian dan penanganan risiko secara proaktif terkait
keamanan dan keselamatan fasilitas, B3 dan limbah B3,
kedaruratan dan bencana, kebakaran, alat kesehatan,
sistem utilitas, dan pendidikan MFK dituangkan dalam
daftar risiko (risk register) yang terintegrasi dengan daftar
risiko (risk register) dalam program manajemen risiko.
KELIMA : Rencana tersebut dikaji, diperbaharui dan
didokumentasikan dengan merefleksikan keadaan- keadaan
terkini dalam lingkungan Puskesmas.
KEENAM : Untuk menjalankan program MFK maka diperlukan tim
dan/atau penanggung jawab yang ditunjuk oleh kepala
Puskesmas.
KETUJUH : Program MFK dievaluasi per triwulan untuk memastikan
bahwa Puskesmas telah melakukan upaya penyediaan
lingkungan yang aman bagi pengguna layanan, pengunjung,
petugas, dan masyarakat sesuai dengan rencana.
KETUJUH : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Karanganyar
pada tanggal 02 Mei 2023
KEPALA PUSKESMAS KARANGANYAR,

AGUS SAPARIYANTO
LAMPIRAN
KEPUTUSAN KEPALA
PUSKESMAS KARANGANYAR
NOMOR 970/KEP/ /V/
2023 TENTANG PROGRAM
MANAJEMEN FASILITAS DAN
KESELAMATAN PUSKESMAS
KARANGANYAR

PROGRAM MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN

Program MFK meliputi hal-hal sebagai berikut:


1. Manajemen keselamatan dan keamanan fasilitas.
Keselamatan fasilitas adalah suatu keadaan tertentu pada
bangunan, halaman, prasarana, peralatan yang tidak
menimbulkan bahaya atau risiko bagi pengguna layanan,
pengunjung, petugas dan masyarakat. Keamanan
fasilitas adalah perlindungan terhadap kehilangan,
pengrusakan dan kerusakan, atau penggunaan akses oleh
mereka yang tidak berwenang.
2. Manajemen bahan berbahaya beracun (B3) dan limbah B3.
Bahan berbahaya harus dikendalikan dan limbah bahan
berbahaya harus dibuang secara aman. Manajemen B3
dan limbah B3 meliputi:
a. Penetapan jenis dan area/lokasi penyimpanan B3
harus sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan;
b. Pengelolaan, penyimpanan, dan penggunaan B3
harus sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan;
c. Sistem pelabelan B3 harus sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan;
d. Sistem pendokumentasian dan perizinan B3 harus
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;
e. Penanganan tumpahan dan paparan B3 harus
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;
f. Sistem pelaporan dan investigasi jika terjadi
tumpahan dan/atau paparan harus sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan;
g. Pembuangan limbah B3 yang memadai harus
sesuai peraturan perundang-undangan; dan
Penggunaan alat pelindung diri (APD) harus sesuai
ketentuan peraturan perundang- undangan.
3. Manajemen kedaruratan dan bencana.
Manajemen kedaruratan dan bencana adalah tanggap
terhadap wabah, bencana dan keadaan
kegawatdaruratan akibat bencana. Manajemen
kedaruratan dan bencana direncanakan dan efektif.
Manajemen kedaruratan dan bencana perlu disusun
dalam upaya menanggapi kejadian bencana, baik
internal maupun eksternal yang meliputi:
(a) identifikasi jenis, kemungkinan, dan akibat dari
bencana yang mungkin terjadi menggunakan
Hazard Vulnerability Assessment (HVA),
(b) menentukan peran Puskesmas dalam kejadian
bencana
(c) strategi komunikasi jika terjadi bencana,
(d) manajemen sumber daya,
(e) penyediaan pelayanan dan alternatifnya,
(f) identifikasi peran dan tanggung jawab tiap pegawai
serta manajemen konflik yang mungkin terjadi
pada saat bencana, dan
(g) peran Puskesmas dalam tim terkoordinasi dengan
sumber daya masyarakat yang tersedia.
Puskesmas juga perlu merencanakan dan
menerapkan suatu kesiapan menghadapi bencana
yang disimulasikan setiap tahun yang meliputi huruf
b) sampai dengan f) dari manajemen kedaruratan dan
bencana.
4. Manajemen pengamanan kebakaran.
Manajemen pengamanan kebakaran berarti Puskesmas
wajib melindungi properti dan penghuni dari
kebakaran dan asap. Manajemen pengamanan
kebakaran secara umum meliputi pencegahan
terjadinya kebakaran dengan melakukan identifikasi
area berisiko bahaya kebakaran dan ledakan,
penyimpanan dan pengelolaan bahan-bahan yang
mudah terbakar, penyediaan proteksi kebakaran aktif
dan pasif. Secara khusus, manajemen pengamanan
kebakaran akan berisi:
h. frekuensi inspeksi, pengujian, dan pemeliharaan
sistem proteksi dan penanggulangan kebakaran
secara periodik sesuai peraturan yang berlaku,
i. jalur evakuasi yang aman dari api, asap dan bebas
hambatan,
j. proses pengujian sistem proteksi dan
penanggulangan kebakaran dilakukan selama
kurun waktu 12 bulan, dan
k. edukasi kepada staf terkait sistem proteksi dan
cara evakuasi pengguna layanan yang efektif pada
situasi kebakaran.
5. Manajemen alat kesehatan.
Manajemen alat kesehatan ini berguna untuk
mengurangi risiko ketidaktersediaan dan kegagalan
fungsi alat kesehatan. Alat kesehatan harus dipilih,
dipelihara, dan digunakan sesuai dengan ketentuan.
6. Manajemen sistem utilitas.
Manajemen sistem utilitas meliputi sistem listrik, sistem
air, sistem gas medik, dan sistem pendukung lainnya,
seperti generator (genset), serta perpipaan air. Sistem
utilitas dipelihara untuk meminimalkan risiko
kegagalan pengoperasian dan harus dipastikan tersedia
selama 7 hari 24 jam.
7. Pendidikan MFK.

KEPALA PUSKESMAS KARANGANYAR

AGUS SAPARIYANTO

Anda mungkin juga menyukai