DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS MAJENANG I
Jl. Raya Cilopadang No.49 Majenang
MAJENANG
Kode Pos 53271
MEMUTUSKAN :
Ditetapkan di : Majenang
Pada tanggal : Januari 2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
D. Ruang Lingkup
MANAJEMEN RISIKO
A. Pengertian
Ada beberapa pengertian manajemen risiko antara lain :
1. Manajemen risiko adalah proses untuk menciptakan dan mengimplementasikan
strategi, untuk meminimalkan kerugian akibat kecelakaan pada manusia, sarana
prasarana fasilitas dan keuangan Puskesmas melalui identifikasi dan penilaian
potensi kehilangan asset Puskesmas, dan melakukan seleksi sesuai asumsi
kerugian, transfer, mekanisme pengendalian dan pencegahan.
2. Manajemen risiko adalah proses strategis untuk mengkreasikan dan menerapkan
secara langsung untuk meminimalisasi kejadian tidak diharapkan.
3. Manajemen risiko adalah pendekatan proaktif untuk mengidentifikasi, menilai dan
menyusun prioritas risiko, dengan tujuan untuk menghilangkan atau meminimalkan
dampaknya.
4. Pendekatan manajemen risiko difokuskan pada kejadian yang telah terjadi (reaktif)
danpotensial terjadi (proaktif) dengan menerapkan manajemen risiko terintegrasi
yang memprioritaskan keselamatan pasien, melalui revisi pengembangan proses,
fungsi dan layanan.
3. Koordinasi
a. Karena fungsi manajemen risiko sangat luas dan kegiatan Puskesmas yang
sangat beragam, maka untuk keberhasilan program manajemen risiko,
Puskesmas harus menetapkan mekanisme koordinasi baik secara formal
maupun informal antara manajemen risiko profesional dengan semua unit
layanan struktural dan fungsional Puskesmas serta fungsi lain di dalam dan di
luar Puskesmas. Manajemen risiko profesional perlu menetapkan mekanisme
komunikasi dengan orang - orang kunci dalam organisasi.
b. Kepala dan para pimpinan unit layanan di Puskesmas berfungsi sebagai
pembuat keputusan untuk berbagai kegiatan penting dalam program
manajemen risiko.
c. Pimpinan Unit Kesehatan Perorangan (UKP) berfungsi sebagai penghubung
antara program manajemen risiko dan staf medis, membantu manajemen
risiko dalam koordinasi kepada para dokter, untuk memastikan bahwa
organisasi melakukan clinical appointment staf medis, kredensial, cilinical
privilege dan prosedur disiplin telah dilakukan sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
d. Bagian Keuangan bertanggung jawab dalam pembiayaan dan memberikan
informasi yang berharga untuk program manajemen risiko, mengawasi operasi
keuangan sesuai dengan dana yang ada dan mengawasi kinerja analisis
keuangan Puskesmas.
e. Bagian Umum dan Kepegawaian, bertanggung jawab untuk mengembangkan
efektifitas uraian tugas dan proses penilaian kinerja, pemeriksaan latar
belakang pegawai dan uji kompetensi, verifikasi izin dan sertifikasi, pemberian
cuti pegawai dan pemeriksaan kesehatanpegawai secara berkala yang
semuanya penting untuk mencegah serta melindungi staf medis yang
melakukan tindakan/pelayanan.
f. Ketua K3 Puskesmas memiliki tanggung jawab utama membantu manajemen
risiko dalam melakukan fire safety, manajemen bahan berbahaya, kesiap
siagaan darurat dan keselamatan staf.
g. Ketua Tim Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien memiliki tanggung
jawab utama membantu manajemen risiko dalam upaya meningkatkan mutu
pelayanan Puskesmas dan keselamatan pasien.
4. Tanggung Jawab
Satuan tugas manajemen risiko adalah bagian dari struktur manajemen
puncak di bawah Kepala.
a. Tugas satuan tugas manajemen risiko adalah mencegah kerugian
(lossprevention) misalnya dengan inspeksi keamanan, pendidikan karyawan,
analisa statistik tentang sumber potensial klaim dan mengendalikan kerugian
(loss control), dengan cara mengidentifikasi, investigasi, mengevaluasi,
memonitor, mengukur, menangani klaim dan mengatasi risiko yang terkait
dengan sumber daya manusia, sistem prosedur, pengawasan internal maupun
gabungannya. Mencegah dan mengurangi kerugian dilakukan dengan cara :
1) Mengembangkan mekanisme identifikasi risiko seperti laporan insiden,
rujukan staf, tinjauan rekam medik, tinjauan keluhan pasien.
2) Mengembangkan dan memelihara hubungan kolaborasi dengan unit
layanan terkait seperti manajemen mutu, kepelayanan, staf medis dan
kontrol infeksi.
3) Mengembangkan statistik dan laporan kualitatif, trend dan pola
manajemen risiko.
b. Mengembangkan aturan dan prosedur di area yang rentan terjadi risiko
seperti informed consent, kerahasiaan dan penanganan kejadian
sentinel.
c. Tanggung jawab satuan tugas manajemen risiko dibagi dalam enam
bagian :
1) Pengurangan dan pencegahan kehilangan
2) Manajemen
3) Pembiayaan risiko
4) Pelaksanaan akreditasi dan kebijakan
5) Pelaksanaan manajemen risiko
6) Etika
Pelaporan kinerja tahunan menilai pencapaian dan pengembangan
manajemen risiko, mengukur tujuan dan sasaran manajemen risiko secara
spesifik. Manajemen risiko harus menyiapkan laporan tahunan untuk
menentukan kegiatan selanjutnya, melaporkan kemajuan untuk menetapkan
tujuan Puskesmas.
C. Tujuan
Tujuan dari manajemen risiko adalah untuk melestarikan aset, meningkatkan
mutu pelayanan dan memanfaatkan proses untuk mengidentifikasi, mengurangi atau
menghilangkan risiko kerugian. Kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk
mencapai tujuan:
1. Mengidentifikasi semua risiko dan bahaya untuk mencegah dan memperbaiki
kondisi berbahaya yang dapat menimbulkan risiko yang tidak perlu untuk pegawai,
pasien dan lain - lain.
2. Review kinerja semua pegawai yang melaksanakan pelayanan pasien untuk
mengidentifikasi dan memperbaiki praktek - praktek yang dapat menimbulkan
risiko yang tidak perlu untuk pegawai, pasien dan lain- lain.
3. Meninjau kebijakan dan prosedur untuk direvisi agar dihasilkan pelayanan yang
sesuai, dan dilakukan monitoring agar tidak terjadi hal- hal yang merugikan.
4. Investigasi kejadian tidak diharapkan untuk menilai dan menentukan bagaimana
agar kejadian serupa dapat dihindari untuk mengontrol kerugian.
5. Menangani keluhan, menyelesaikan sengketa dan meningkatkan mutu pelayanan
pasien dan layanan yang terkait.
3. Analisis risiko
Tahap analisis dilakukan setelah tahap identifikasi. Organisasi manajemen
risiko harus melakukan analisa secara sistematis terhadap systemkesehatan,
organisasi Puskesmas, unit pelayanan dan semua unit layanan, untuk memahami
risiko, mengidentifikasi tugas agar dapat menentukan tindakan lebih lanjut. Perlu
proses sistematis untuk memahami sifat risiko dan menyimpulkan tingkat risiko,
memisahkan risiko kecil yang dapat diterima serta risiko besar, serta menyediakan
data untukmembantu evaluasi dan pelayanan.
Pada umumnya risiko yang berpotensi menyebabkan kerugian keuangan
akan menjadi prioritas intervensi. Makin besar kerugian yang akan terjadi, makin
segera tindakanharus dilakukan.
Analisis dilakukan dengan melakukan riskgrading / tingkatan risiko untuk
menentukan keparahan dari tiap risiko dengan cara memeriksa kecenderungan
terjadinya risiko dan akibatnya bila hal ini terjadi. Analisis risiko harus
mempertimbangkan bahwa telah ada kontrol atas risiko saat ini, termasuk
kemungkinan keparahan apabila risiko tersebut muncul menjadi sebuah insiden
(risiko yang potensial menjadi insiden) dan kemungkinan terjadinya insiden.
Penilaian dan rangking risiko dilakukan menggunakan kategori kemungkinan dan
konsekuensi.
Frekuensi Tidak
Ringan Sedang Berat Katastropik
signifikan
2 3 4 5
1
Sangat Sering
(Tiap Minggu) Sedang Sedang Tinggi Extrim Extrim
5
Sering (bbrp
x/th) Sedang Sedang Tinggi Extrim Extrim
4
Mungkin
(1-2th sekali) Rendah Sedang Tinggi Extrim Extrim
3
Jarang
(3-5th sekali) Rendah Rendah Sedang Tinggi Extrim
2
Sangat jarang
(>5 tahun sekali) Rendah Rendah Sedang Tinggi Extrim
1
I. Investigasi Insiden
Investigasi insiden adalah proses pengkajian ulang laporan insiden dengan
mencatat ringkasan kejadian secara kronologis dan mengidentifikasi masalah
pelayanan/Care Management Problem, mencatat staf yang terlibat dan
mewawancarai mereka. Investigasi insiden terdiri dari:
1. Investigasi Sederhana, dilakukan oleh atasan langsung bila pita/ bandsgrading
risiko berwarna biru atau hijau. Langkah-langkah melakukan investigasi
sederhana:
a. Pengumpulan data: observasi, dokumentasi dan interview (wawancara).
b. Tentukan penyebab insiden dengan menggunakan 5 why:
1) Penyebab langsung (immediate/ directcause): penyebab yang berhubungan
langsung dengan insiden/ dampak terhadap pasien
2) Akar masalah (rootcause): penyebab yang melatarbelakangi penyebab
langsung (underlying cause)
3) Rekomendasi: tentukan penanggung jawab dan tanggal pelaksanaan
4) Tindakan yang akan dilakukan: tentukan penanggung jawab dan tanggal
pelaksanaan
PENUTUP