DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS MIJEN
Jl. RM. Hadi Soebeno No.5 Mijen Semarang Telp (024)7711083 – 7711163 Kota Semarang
Kode Pos:50215 e-mail : puskmijensemarang@yahoo.co.id
TENTANG
PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KESATU : Untuk meningkatkan mutu pelayanan diperlukan evaluasi
dan perbaikan perilaku pelayanan klinis.
KEDUA : Penerapan manajemen Risiko pada UPTD Puskesmas Mijen
sebagaimana tercantum dalam Lampiran merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Keputusan ini.
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal di tetapkan dengan
ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan
akan diadakan perbaikan/ perubahan sebagaimana
mestinya.
Ditetapkan di Semarang
pada tanggal 27 Maret 2023
PLT KEPALA UPTD PUSKESMAS MIJEN
AGUS SUSANTO
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA UPTD
PUSKESMAS MIJEN
NOMOR : 095/SK/III/2023
TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN
RISIKO
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk keselamatan
Puskesmas. Ada lima isu penting yang terkait dengan keselamatan (safety)
Puskesmas yaitu keselamatan pasien (patientsafety), keselamatan pekerja
atau petugas kesehatan, keselamatan bangunan dan peralatan Puskesmas
yang bisa berdampak terhadap keselamatan pasien dan petugas, keselamatan
lingkungan (green productivity) yang berdampak terhadap pencemaran
lingkungan dan keselamatan “bisnis” Puskesmas yang terkait dengan
kelangsungan hidup Puskesmas. Kelima aspek keselamatan Puskesmas
tersebut sangat penting untuk dilaksanakan di setiap Puskesmas, yang harus
dikelola secara professional, komprehensif dan terintegrasi.
UPTD Puskesmas Mijen terdapat ratusan macam obat, berbagai bahan-
bahan berbahaya, beragam alat kesehatan dengan berbagai teknologi yang
semakin canggih dan berkembang dengan pesat, bermacam jenis tenaga
profesi dan non profesi yang memberikan pelayanan. Keberagaman dan
kerutinan pelayanan tersebut apabila tidak dikelola dengan baik, berisiko
menimbulkan insiden. Karena itu UPTD Puskesmas Mijen perlu melakukan
pengelolaan risiko dalam suatu manajemen risiko yang profesional,
komprehensif dan terintegrasi, agar insiden dapat diminimalisasi dan dicegah
sedini mungkin.
B. Tujuan
Sebagai acuan dalam melaksanakan program manajemen risiko di
UPTD Puskesmas Mijen.
C. Sasaran
1. Tersedianya pedoman manajemen risiko
2. Tersedianya bukti sosialisasi pedoman manajemen risiko kepada pimpinan
unit layanan fungsional dan manajerial serta pegawai UPTD Puskesmas
Mijen.
D. Ruang Lingkup
1. Risiko terhadap pasien terkait pelayanan
2. Risiko terhadap staf medis
3. Risiko terhadap staf/pegawai
4. Risiko terhadap sarana prasarana fasilitas/ asset Puskesmas
5. Risiko terhadap keuangan
6. Risiko lain - lain
BAB II
MANAJEMEN RISIKO
A. Pengertian
Ada beberapa pengertian manajemen risiko antara lain :
1. Manajemen risiko adalah proses untuk menciptakan dan
mengimplementasikan strategi,untuk meminimalkan kerugian akibat
kecelakaan pada manusia, sarana prasarana fasilitas dan keuangan
Puskesmas melalui identifikasi dan penilaian potensi kehilangan asset
Puskesmas, dan melakukan seleksi sesuai asumsi kerugian, transfer,
mekanisme pengendalian dan pencegahan.
2. Manajemen risiko adalah proses strategis untuk mengkreasikan dan
menerapkan secara langsung untuk meminimalisasi kejadian tidak
diharapkan.
3. Manajemen risiko adalah pendekatan proaktif untuk mengidentifikasi,
menilai dan menyusun prioritas risiko, dengan tujuan untuk
menghilangkan atau meminimalkan dampaknya.
4. Pendekatan manajemen risiko difokuskan pada kejadian yang telah
terjadi (reaktif) danpotensial terjadi (proaktif) dengan menerapkan
manajemen risiko terintegrasi yang memprioritaskan keselamatan
pasien, melalui revisi pengembangan proses, fungsi dan layanan.
3. Koordinasi
a. Karena fungsi manajemen risiko sangat luas dan kegiatan Puskesmas
yang sangat beragam, maka untuk keberhasilan program manajemen
risiko, Puskesmas harus menetapkan mekanisme koordinasi baik
secara formal maupun informal antara manajemen risiko profesional
dengan semua unit layanan struktural dan fungsional Puskesmas
serta fungsi lain di dalam dan di luar Puskesmas. Manajemen risiko
profesional perlu menetapkan mekanisme komunikasi dengan orang -
orang kunci dalam organisasi.
b. Kepala dan para pimpinan unit layanan di Puskesmas berfungsi
sebagai pembuat keputusan untuk berbagai kegiatan penting dalam
program manajemen risiko.
c. Pimpinan Unit Kesehatan Perorangan (UKP) berfungsi sebagai
penghubung antara program manajemen risiko dan staf medis,
membantu manajemen risiko dalam koordinasi kepada para dokter,
untuk memastikan bahwa organisasi melakukan clinical appointment
staf medis, kredensial, cilinical privilege dan prosedur disiplin telah
dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
d. Bagian Keuangan bertanggung jawab dalam pembiayaan dan
memberikan informasi yang berharga untuk program manajemen
risiko, mengawasi operasi keuangan sesuai dengan dana yang ada
dan mengawasi kinerja analisis keuangan Puskesmas.
e. Bagian Umum dan Kepegawaian, bertanggung jawab untuk
mengembangkan efektifitas uraian tugas dan proses penilaian
kinerja, pemeriksaan latar belakang pegawai dan uji kompetensi,
verifikasi izin dan sertifikasi,pemberian cuti pegawai dan pemeriksaan
kesehatanpegawai secara berkala yang semuanya penting untuk
mencegah serta melindungi staf medis yang melakukan
tindakan/pelayanan.
f. Ketua K3 Puskesmas memiliki tanggung jawab utama membantu
manajemen risiko dalam melakukan fire safety, manajemen bahan
berbahaya, kesiap siagaan darurat dan keselamatan staf.∙
g. Ketua Tim Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien memiliki
tanggung jawab utama membantu manajemen risiko dalam upaya
meningkatkan mutu pelayanan Puskesmas dan keselamatan pasien.
4. Tanggung Jawab
Satuan tugas manajemen risiko adalah bagian dari struktur
manajemen puncak di bawah Kepala.
a. Tugas satuan tugas manajemen risiko adalah mencegah kerugian
(lossprevention) misalnya dengan inspeksi keamanan, pendidikan
karyawan, analisa statistik tentang sumber potensial klaim dan
mengendalikan kerugian (loss control), dengan cara mengidentifikasi,
investigasi, mengevaluasi, memonitor, mengukur, menangani klaim
dan mengatasi risiko yang terkait dengan sumber daya manusia,
sistem prosedur, pengawasan internal maupun gabungannya.
Mencegah dan mengurangi kerugian dilakukan dengan cara :
1) Mengembangkan mekanisme identifikasi risiko seperti laporan
insiden, rujukan staf, tinjauan rekam medik, tinjauan keluhan
pasien.
2) Mengembangkan dan memelihara hubungan kolaborasi dengan
unit layanan terkait seperti manajemen mutu, kepelayanan, staf
medis dan kontrol infeksi.
3) Mengembangkan statistik dan laporan kualitatif, trend dan pola
manajemen risiko.
b. Mengembangkan aturan dan prosedur di area yang rentan terjadi
risiko seperti informed consent, kerahasiaan dan penanganan
kejadian sentinel.
c. Tanggung jawab satuan tugas manajemen risiko dibagi dalam enam
bagian :
1) Pengurangan dan pencegahan kehilangan
2) Manajemen
3) Pembiayaan risiko
4) Pelaksanaan akreditasi dan kebijakan
5) Pelaksanaan manajemen risiko
6) Etika
Pelaporan kinerja tahunan menilai pencapaian dan pengembangan
manajemen risiko, mengukur tujuan dan sasaran manajemen risiko
secara spesifik. Manajemen risiko harus menyiapkan laporan tahunan
untuk menentukan kegiatan selanjutnya,melaporkan kemajuan untuk
menetapkan tujuan Puskesmas.
C. Tujuan
Tujuan dari manajemen risiko adalah untuk melestarikan aset,
meningkatkan mutu pelayanan dan memanfaatkan proses untuk
mengidentifikasi, mengurangi atau menghilangkan risiko kerugian.
Kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan:
1. Mengidentifikasi semua risiko dan bahaya untuk mencegah dan
memperbaiki kondisi berbahaya yang dapat menimbulkan risiko yang
tidak perlu untuk pegawai, pasien dan lain - lain.
2. Review kinerja semua pegawai yang melaksanakan pelayanan pasien
untuk mengidentifikasi dan memperbaiki praktek - praktek yang dapat
menimbulkan risiko yang tidak perlu untuk pegawai, pasien dan lain-
lain.
3. Meninjau kebijakan dan prosedur untuk direvisi agar dihasilkan
pelayanan yang sesuai, dan dilakukan monitoring agar tidak terjadi hal-
hal yang merugikan.
4. Investigasi kejadian tidak diharapkan untuk menilai dan menentukan
bagaimana agar kejadian serupa dapat dihindari untuk mengontrol
kerugian.
5. Menangani keluhan, menyelesaikan sengketa dan meningkatkan mutu
pelayanan pasien dan layanan yang terkait.
I. Investigasi Insiden
Investigasi insiden adalah proses pengkajian ulang laporan
insiden dengan mencatat ringkasan kejadian secara kronologis dan
mengidentifikasi masalah pelayanan/Care Management Problem, mencatat
staf yang terlibat dan mewawancarai mereka. Investigasi insiden terdiri
dari:
1. Investigasi Sederhana, dilakukan oleh atasan langsung bila pita/
bandsgrading risiko berwarna biru atau hijau. Langkah-langkah
melakukan investigasi sederhana:
a. Pengumpulan data: observasi, dokumentasi dan interview
(wawancara).
b. Tentukan penyebab insiden dengan menggunakan 5 why :
1) Penyebab langsung (immediate/ directcause): penyebab yang
berhubungan langsung dengan insiden/ dampak terhadap pasien
2) Akar masalah (rootcause): penyebab yang melatarbelakangi
penyebab langsung (underlying cause)
3) Rekomendasi: tentukan penanggung jawab dan tanggal
pelaksanaan
4) Tindakan yang akan dilakukan: tentukan penanggung jawab dan
tanggal pelaksanaan
2. Investigasi Komprehensif / RootCauseAnalysis, Dilakukan oleh Tim
Keselamatan Pasien bila pita/bands berwarna kuning atau merah. RCA
adalah metode evaluasi terstuktur untuk identifikasi akar masalah dari
kejadian tidak diharapkan dan tindakan adekuat untuk mencegah
kejadian yang sama kembali. Metode proses analisis yang dapat
digunakan secara retrospektif untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang
menyebabkan kejadian tidak diharapkan (KTD). Proses RCA merupakan
gambaran kritis sistem manajemen mutu dan keselamatan karena dapat
menjawab pertanyaan – pertanyaan untuk hal – hal yang berisiko tinggi
seperti :
a. Apa yang terjadi (aktual)
b. Apa yang harusnya terjadi (kebijakan)
c. Mengapa terjadi dan apa yang dapat dilakukan untuk mencegah
agar tidak terjadi kembali (tindakan/outcome?)
d. Bagaimana kita dapat mengetahui bahwa tindakan kita
dapat meningkatkan keselamatan pasien? (melalui
pengukuran)
3. Langkah-Langkah RCA/ Analisa Akar Masalah :
a. Identifikasi Insiden yang akan di investigasi
b. Tentukan Tim Investigator
c. Kumpulkan data & informasi
1) Observasi
2) Dokumentasi
3) Interview
4. Petakan Kronologi kejadian
a. NarrativeChronology
b. Timeline, TabularTimeline
c. Time Person Grid
5. Identifikasi CMP ( Care Management Problem )
a. Brainstorming
b. Brainwriting
6. Analisis Informasi
a. 5 Why’s
b. Analisis Perubahan
c. Analisis Penghalang
d. FishBone / Analisis Tulang Ikan
7. Rekomendasi dan Rencana Kerja untuk Improvement
AGUS SUSANTO