Anda di halaman 1dari 6

PEMERINTAH KOTA SERANG

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS WALANTAKA
Jl.Raya Ciruas – Petir KM 05 Walantaka 42183 Telp. (0254) 280767
Email : pkmwalantaka@gmail.com

KEPUTUSAN
KEPALA UPTD PUSKESMAS WALANTAKA
NOMOR : 800 / / SK.PKM / V/ 2023

TENTANG
PROGRAM PELAKSANAAN MANAJEMEN RESIKO

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA UPTD PUSKESMAS WALANTAKA,

MENIMBANG : a. bahwa Puskesmas sebagai Unit Pelaksana Teknis


Dinas Kesehatan mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional
dan atau kegiatan teknis penunjang Dinas Kesehatan;
b. bahwa kegiatan program dan pelayanan di Puskesmas
baik upaya kesehatan perorangan maupun upaya
kesehatan masyarakat perlu dilaksanakan dengan
memperhatikan prinsip efektif dan efisien;
c. bahwa untuk menghindari kesalahan yang mungkin
terjadi dalam proses kegiatan perlu diantisipasi,
sehingga upaya pencegahan dapat dilakukan;
d. bahwa kegiatan program puskesmas dapat
menimbulkan resiko terhadap lingkungan seperti
gangguan terhadap kondisi fisik : bahan
beracun/berbahaya, limbah medis, sampah infeksius;
e. bahwasehubungandenganhuruf a, huruf b, huruf c, dan
huruf d diatas perlu menetapkan penerapan
menejemen resiko dalam pelaksanaan program dan
pelayanan di UPTD Puskesmas Walantaka dengan
Keputusan Kepala Puskesmas Walantaka
MENGINGAT : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun
2009 Tentang Pelayanan Publik;
2. Undang- undang no 32 Tahun 2009, tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 T
ahun 2009 tentang Kesehatan;

4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 79


Tahun 2005 tentang Pembinaan dan Pengawasan atas
Penyelenggaraan pemerintah daerah;
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27
Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan;
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72
Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 741/Menkes/PER/VII/2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di
Kabupaten/Kota;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas,
Klinik Pratama, Tempat Praktek Mandiri, Dokter dan
Tempat Praktek Mandiri Dokter Gigi;
10. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor 38 Tahun 2012 tentang Penilaian Kinerja Unit
Pelayanan Publik;
11. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
Republik Indonesia Nomor KEP/25/M.PAN/2004 tentang
Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan
Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan :
KESATU : Penerapan manajemen resiko dalam pelaksanaan
program maupun pelayanan klinis.
KEDUA : Penyelenggaraan kegiatan Puskesmas didukung oleh suatu
mekanisme kerja agar tercapai kebutuhan dan harapan
pengguna.
KETIGA : Kegiatan program administrasi manajemen dan pelayanan,
dilaksanakan secara efisien, minimal dari kesalahan dan
mencegah terjadinya keterlambatan dalam pelaksanaan.
KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila
dikemudian hari terdapat kesalahan dalam keputusan ini
akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS WALANTAKA
NOMOR : 800 / / SK.PKM / V / 2023
TENTANG : PROGRAM PELAKSANAAN
MANAJEMEN RESIKO

PROGRAM PELAKSANAAN MANAJEMEN


RESIKO

1. Pengertian manajemen resiko


Manajemen risiko adalah proses untuk menciptakan dan
mengimplementasikan strategi, untuk meminimalkan kerugian akibat
kecelakaan pada manusia, sarana prasarana fasilitas dan keuangan
Puskesmas melalui identifikasi dan penilaian potensi kehilangan
asset Puskesmas , dan melakukan seleksi sesuai asumsi kerugian,
transfer, mekanisme pengendalian dan pencegahan.
2. Proses Manajemen Resiko
Proses Manajemen risiko yang diterapkan di Puskesmas Walantaka
meliputi beberapa tahapan :
a. Menentukan area prioritas.
1) Laboratorium
2) Farmasi
3) UGD
4) Poli umum

b. Identifikasi dan analisa risiko-risiko yang terjadi di area prioritas.


Identifikasi adalah elemen yang penting dalam manajemen risiko
karena risiko tidak akan efektif ditangani bila tidak dilakukan identifikasi.
Tim manajemen resiko di Puskesmas Walantaka dapat menggunakan
berbagai informasi untuk mengidentifikasi potensi risiko. Identifikasi
risiko dapat dilakukan secara reaktif dan proaktif. Beberapa sumber
informasi untuk identifikasi risiko yang dapat dipakai seperti:
 Daftar keluhan pasien,
 Hasil survei kepuasan,
 Diskusi dengan pimpinan unit layanan serta staf dan mitra kerja
 Laporan insiden.

c. Membuat profil risiko


d. Rencana penanganan risiko
e. Pemantauan pelaksanaan rencana penanganan risiko
f. Membuat laporan
g. Melaksanakan FMEA

3. Evaluasi
Mengevaluasi risiko dan membandingkan kriteria risiko yang diterima
untuk dikembangkan dalam daftar prioritas risiko yang akan ditindak lanjuti.
Melakukan evaluasi risiko dan prioritas risiko dengan cara membandingkan
tingkat risiko yang ditemukan selama analisis dengan kriteria risiko yang
ditentukan sebelumnya, dan mengembangkan daftar prioritas risiko untuk
menentukan tindak lanjut. Saat menyusun evaluasi kriteria layanan
kesehatan, harus dilakukan identifikasi untuk

4. Pelaporan
Menentukan tingkat risiko secara internal maupun eksternal yang siap
diterima puskesmas .Kriteria risiko digunakan untuk menilai dan
menentukan peringkat risiko, yang menunjukkan bahwa bila risiko diterima
puskesmas, maka harus berhasil dilaksanakan. Dalam mengevaluasi
kriteria risiko mungkin dipengaruhi oleh persepsi internal, eksternal dan
persyaratan hukum. Penentuan kriteria sejak awal merupakan hal yang
sangat penting.

Anda mungkin juga menyukai