Anda di halaman 1dari 6

PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS GOARIE KECAMATAN MARIORIWAWO
Sanuale, Desa Marioritenga, Kec. Marioriwawo Kab. Soppeng 90862
Website : https://pkm-goarie.soppengkab.go.id Email :
pkmgoarie9091@gmail.com

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS GOARIE


NOMOR : 72/PKM.GR/SK/I/2023

TENTANG
PROGRAM PELAKSANAAN MAJEMEN RISIKO
PADA UPTD PUSKESMAS GOARIE
TAHUN 2023

KEPALA UPTD PUSKESMAS GOARIE,

MENIMBANG : a. bahwa Puskesmas sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas


Kesehatan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
kegiatan teknis operasional dan atau kegiatan teknis
penunjang Dinas Kesehatan;

b. bahwa kegiatan program dan pelayanan di Puskesmas


baik upaya kesehatan perorangan maupun upaya
kesehatan masyarakat perlu dilaksanakan dengan
memperhatikan prinsip efektif dan efisien;

c. bahwa untuk menghindari kesalahan yang mungkin


terjadi dalam proses kegiatan perlu diantisipasi, sehingga
upaya pencegahan dapat dilakukan;

d. bahwa kegiatan program puskesmas dapat menimbulkan


resiko terhadap lingkungan seperti gangguan terhadap
kondisi fisik : bahan beracun/berbahaya, limbah medis,
sampah infeksius;

e. bahwasehubungandenganhuruf a, huruf b, huruf c, dan


huruf d diatas perlu menetapkan penerapan menejemen
resiko dalam pelaksanaan program dan pelayanan di
UPTD Puskesmas Goarie dengan Keputusan Kepala
Puskesmas Goarie.

MENGINGAT : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009


Tentang Pelayanan Publik;
2. Undang- undang no 32 Tahun 2009, tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 T ahun 2009
tentang Kesehatan;
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 79 Tahun
2005 tentang Pembinaan dan Pengawasan atas
Penyelenggaraan pemerintah daerah;
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun
2012 tentang Izin Lingkungan;
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2012
tentang Sistem Kesehatan Nasional;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
741/Menkes/PER/VII/2008 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46
Tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama,
Tempat Praktek Mandiri, Dokter dan Tempat Praktek Mandiri
Dokter Gigi;
10. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 38
Tahun 2012 tentang Penilaian Kinerja Unit Pelayanan Publik;
11. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Republik
Indonesia Nomor KEP/25/M.PAN/2004 tentang Pedoman
Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit
Pelayanan Instansi Pemerintah.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan :
KESATU : Penerapan manajemen resiko dalam pelaksanaan program
maupun pelayanan klinis.
KEDUA : Penyelenggaraan kegiatan Puskesmas didukung oleh suatu
mekanisme kerja agar tercapai kebutuhan dan harapan pengguna.
KETIGA : Kegiatan program administrasi manajemen dan pelayanan,
dilaksanakan secara efisien, minimal dari kesalahan dan mencegah
terjadinya keterlambatan dalam pelaksanaan.
KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila
dikemudian hari terdapat kesalahan dalam keputusan ini akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Marioritengnga
Pada Tanggal : 03 Januari 2023
KEPALA UPTD PUSKESMAS GOARIE,

Sabirin, SKM
Nip.1977071719960310004
LAMPIRAN : SURAT KEPUTUSAN KEPALA UPTD
PUSKESMAS GOARIE TENTANG
MANAJEMEN RESIKO
NOMOR : 72/PKM.GR/SK/I/2023
TANGGAL : 03 Januari 2023

PROGRAM PELAKSANAAN MANAJEMEN RESIKO

1. Pengertian manajemen resiko


Manajemen risiko adalah proses untuk menciptakan dan
mengimplementasikan strategi, untuk meminimalkan kerugian akibat kecelakaan
pada manusia, sarana prasarana fasilitas dan keuangan Puskesmas melalui
identifikasi dan penilaian potensi kehilangan asset Puskesmas , dan melakukan
seleksi sesuai asumsi kerugian, transfer, mekanisme pengendalian dan pencegahan.
2. Proses Manajemen Resiko
Proses Manajemen risiko yang diterapkan di Puskesmas Goarie meliputi beberapa
tahapan :
a. Menentukan area prioritas.
1) laboratorium
2) Kamar Obat
3) UGD
4) Rawat Jalan
b. Identifikasi dan analisa risiko-risiko yang terjadi di area prioritas.
Identifikasi adalah elemen yang penting dalam manajemen risiko karena
risiko tidak akan efektif ditangani bila tidak dilakukan identifikasi. Tim
manajemen resiko di Puskesmas Pujon dapat menggunakan berbagai informasi
untuk mengidentifikasi potensi risiko. Identifikasi risiko dapat dilakukan secara
reaktif dan proaktif.Beberapa sumber informasi untuk identifikasi risiko yang
dapat dipakai seperti:
 Daftar keluhan pasien,
 Hasil survei kepuasan,
 Diskusi dengan pimpinan unit layanan serta staf dan mitra kerja
 Laporan insiden.
c. Membuat profil risiko
d. Rencana penanganan risiko
e. Pemantauan pelaksanaan rencana penanganan risiko
f. Membuat laporan
g. Melaksanakan FMEA

3. Evaluasi
Mengevaluasi risiko dan membandingkan kriteria risiko yang diterima untuk
dikembangkan dalam daftar prioritas risiko yang akan ditindak lanjuti. Melakukan
evaluasi risiko dan prioritas risiko dengan cara membandingkan tingkat risiko yang
ditemukan selama analisis dengan kriteria risiko yang ditentukan sebelumnya, dan
mengembangkan daftar prioritas risiko untuk menentukan tindak lanjut. Saat
menyusun evaluasi kriteria layanan kesehatan, harus dilakukan identifikasi untuk

4. Pelaporan
Menentukan tingkat risiko secara internal maupun eksternal yang siap diterima
puskesmas .Kriteria risiko digunakan untuk menilai dan menentukan peringkat
risiko, yang menunjukkan bahwa bila risiko diterima puskesmas, maka harus
berhasil dilaksanakan. Dalam mengevaluasi kriteria risiko mungkin dipengaruhi oleh
persepsi internal, eksternal dan persyaratan hukum. Penentuan kriteria sejak awal
merupakan hal yang sangat penting. Lihat tabel asesmen risiko.

Ditetapkan di Marioritengnga
Pada tangga : 03 Januari 2023
KEPALA UPTD PUSKESMAS GOARIE,

Sabirin, SKM
NIP.197707171996031004

Anda mungkin juga menyukai