Jln. Raya Tegallalang, Tlp. (0361) 976484, (0361) 981068, Hotline Number 087861725668
Email : pusk.tgll1@gmail.com IG :uptkesmastegallalang1, Fb : Puskesmas Tegallalang 1
TENTANG
Menimbang : a. bahwa manajemen resiko adalah suatu permasalahan komplek yag dihadapi
suatu manajemen atau program dimana kita harus bisa memprioritaskan
permasalahan tersebut berdsarkan skalanya;
7. Peraturan Bupati Gianyar Nomor 60 Tahun 2021 tentang Tata Naskah Dinas
di Lingkungan Pemerintah Daerah;
Kedua : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan
perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Tegallalang
pada tanggal 2 Januari 2023
KEPALA UPTD PUSKESMAS TEGALLALANG I,
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk keselamatan dalam
penyelenggaraan upaya UPTD Puskesmas. Ada lima isu penting yang terkait dengan
keselamatan (safety) Puskesmas yaitu : keselamatan pasien ( patien safety), keselamatan
pekerja atau petugas kesehatan, keselamatan bangunan dan peralatan puskesmas yang bisa
berdampak terhdap keselamatan pasien dan petugas, keselamatam lingkungan (green
productivity) yang berdampak terhadap pencemaran lingkungan dan keselamatan “bisnis”
Puskesmas terkait dengan kelangsungan hidup puskesmas. Kelima aspek keselamatan
puskesmas tersebut sangat penting untuk dilaksanakan di setiap puskesmas, yang harus dikelola
secara professional, komprehensif dan terintegrasi.
Di UPTD Puskesmas terdapat ratusan macam obat, berbagai bahan-bahan berbahaya,
beragam alat kesehatan dengan berbagai teknologi yang semakin canggih dan berkembang
dengan pesat, bermacam jenis tenaga profesi dan non profesi yang member pelayanan .
Keberagaman dan kerutinan pelayanan tersebut apabila tidak dikelola dengan baik, berisiko
menimbulkan insiden karena itu UPTD Puskesmas Tegallalang I perlu melakukan pengelolaan
risiko dalam suatu manajemen risiko yang professional, komprehensif dan terintegrasi agar
insiden dapat diminimalisasi dan dicegah sedini mungkin.
B. Tujuan
Sebagai pedoman dalam melaksanakan program manajemen risiko di UPTD Puskesmas
Tegallalang I.
C. Sasaran
1. Tersedianya panduan manajemen risiko oleh pimpinan unit layanan fungsional dan
manajerial serta pegawai UPTD Puskesmas Tegallalang I.
2. Dipahaminya pedoman manajemen risiko oleh Kepala UPTD Puskesmas, Koordinator
Upaya, Koordinator Program dan pelaksana program kegiatan serta seluruh pegawai
pada UPTD Puskesmas Tegallalang I.
D. Ruang Lingkup
1. Risiko terhadap pasien terkait pelayananan
2. Risiko terhadap staf di layanan klinis
3. Risiko terhadap seluruh pegawai
4. Risiko terhadap sarana prasarana fasilitas/aset UPTD Puskesmas
5. Risiko terhadap keuangan
6. Risiko-risiko lain
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Manajemen risiko adalah proses untuk menciptakan dan mengimplementasikan strategi,
untuk meminimalkan kerugian akibat kecelakaan pada manusia, sarana prasarana, fasilitas dan
keuangan UPTD Puskesmas melalui identifikasi dan penilaian potensi kehilangan aset UPTD
Puskesmas dan melakukan seleksi sesuai asumsi kerugian, transfer, mekanisme pengendalian
dan pencegahan.
Manajemen risiko adalah proses strategis untuk mengkreasikan dan menerapkan secara
langsung untuk meminimalisasi kejadian yang tidakdiharapkan.
Manajemen risiko adalah pendekatan proaktif untuk mengidentifikasi, menilai dan
menyusun prioritas risiko, dengan tujuan untuk menghilangkan atau meminimalkan dampaknya.
B. Pendekatan
Pendekatan manajemen rusiko difokuskan pada kejadian yang telah terjadi (reaktif) dan
potensial terjadi (proaktif) dengan menerapkan manajemen risiko terintegrasi yang
menprioritaskan keselamatan pasien, melalui revisi pengembangan proses, fungsi dan layanan.
Di dalam pedoman manajemen risiko ini juga memberikan panduan pada upaya-upaya
pencegahan terhadap risiko yang mungkin muncul, penanganan terhadap risiko atau kejadian
yang timbul, serta merumuskan rencana tindak lanjut yang mungkin dilakukan terkait risiko-
risiko yang ada atau teridentifikasi.
BAB III
ELEMEN KUNCI DESAIN PROGRAM MANAJEMEN RISIKO
A. Tujuan
Tujuan desain manajemen risiko adalah :
1. Untuk mengurangi mortalitas dan morbidity, dengan memperbaiki pelayanan kepada
pasien/sasaran/masyarakat, melalui identifikasi dan analisa, untuk mengurangi risiko
yang dapat mencegah pasien/sasaran dari cedera atau kecacatan / dampak negatif
pelayanan kepada pasien/sasaran/masyarakat.
2. Untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan akibat upaya kesehatan yang
diselenggarakan oleh Puskesms ataupun sebaliknya.
3. Untuk meningkatkan pelayanan pasien dengan mencegah penyimpangan hasil, melalui
pendekatan sistematis, terkoordinasi dan berkesinambungan untuk meningkatkan
keselamatan pasien.
4. Untuk melindungi orang / petugas dan aset serta keuangan Puskesmas akibat kehilangan
karena terjadinya insiden, akibat manajemen yang tidak efektif, dengan meningkatkan
perbaikan berkesinambungan pada proses upaya pelayanan Puskesmas melalui
lingkungan yang diciptakan dengan aman.
B. Kewenangan
1. Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar selaku pemilik UPTD Puskesmas: memiliki
tanggung Jawab utama menjamin penyediaan lingkungan yang aman untuk
menyelenggarakan pelayananan kesehatan. Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar
mendelegasikan kepada Kepala UPTD Puskesmas Tegallalang I untuk melaksanakan
manajemen risiko yang komprehensif dan berperan secara luas.
2. Kepala UPTD Puskesmas Tegallalang I menugaskan kepada seluruh staf untuk terlibat
aktif dalam manajemen risiko dan keselamatan pasien.
3. Tim Manajemen Resiko bertanggung jawab mengkoordinasikan kegiatan manajemen
risiko dengan Kepala UPTD Puskesmas, semua anggota staf di layanan klinis, semua
pegawai dan dengan pihak luar UPTD Puskesmas.
C. Koordinasi
Karena fungsi manajemen risiko sangat luas dan kegiatan Puskesmas yang sangat
beragam, maka untuk keberhasilan program manajemen risiko, UPTD Puskesmas harus
menetapkan mekanisme koordinasi baik secara formal maupun informal antara tim
Manajemen Risiko dengan semua program /kegiatan/unit layanan struktural dan fungsional
UPTD Puskesmas serta fungsi lain di dalam dan di luar UPTD Puskesmas.
Kepala UPTD Puskesmas perlu menetapkan mekanisme komunikasi dengan
orang-orang kunci dalam organisasi :
1. Kepala UPTD Puskesmas dan para Koordinator Upaya/Koordinator
Program/Koordinator Unit layanan di UPTD Puskesmas berfungsi sebagai pembuat
keputusan untuk berbagai kegiayan penting dalam program manajemen risiko.
2. Koordinator Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) berfungsi sebagai penghubung
antara program manajemen risiko dan staf layanan klinis, membantu manajemen
risiko dalam koordinasi kepada para petugas di layanan klinis.
3. Sub bagian keuangan bertanggung jawab dalam pembiayaan dan memberikan
informasi yang berharga untuk program manajemen risiko, mengawasi operasi
keuangan sesuai dengan dana yang ada dan mengawasi kinerja analisis keuangan
Puskesmas.
4. Bagian umum dan kepegawaian bertanggung jawab untuk mengembangkan
efektifitas uraian tugas dan proses penilaian kinerja, pemeriksaan latar belakang
pegawai dan uji kompetensi, verifikasi izin dan sertifikasi, pemberian cuti pegawai
dan pemeriksaan keshatan pegawai secara berkala yang semuanya penting untuk
mencegah serta melindungi staf medis yang melakukan tindakan /pelayanan.
5. Ketua tim Manajemen Resiko UPTD Puskesmas memiliki tanggung jawab utama
membantu penyelenggaraan manajemen risiko dalam melakukan fire safety,
manajemen bahan berbahaya, kesiapsiagaan darurat dan keselamatan staf.
6. Ketua Tim Manajemen Resiko memiliki tanggung jawab utama membantu
kelancaran penyelenggaraan manajemen risiko dalam upaya meningkatkan mutu
pelayanan UPTD Puskesmas dan keselamatan pasien.
D. Tanggung Jawab
Tim Manajemen Resiko bersama dengan Kepala UPTD Puskesmas bersama sama
menyusun rencana program manajemen risiko dan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
manajemen risiko di UPTD Puskesmas. Hal ini bertujuan untuk mencegah kerugian ( loss
prevention ) misalnya dengan infeksi keamanan, pendidikan karyawan, analisa statistik
tentang sumber potensial klaim dan mengendalikan kerugian (loss control)dengan cara
mengidentifikasi, investigasi, mengevaluasi, memonitor, mengukur, menangani klaim dan
mengatasi risiko yang terkait dengan sumber daya manusia, sistem prosedur, pengawasan
internal maupun gabungannya.
1. Tugas Tim Manajemen Resiko UPTD Puskesmas terkait manajemen reiko sebagai
berikut :
Mencegah dan mengurangi kerugian sebagai berikut :
a. Mengembangkan mekanisme identifikasi risiko seperti laporan insiden, rujukan staf,
tinjauan rekaman medik, tinjauan keluhan pasien.
b. Mengembangkan dan memelihara hubungan kolaborasi dengan unit layanan terkait
seperti : manajemen mutu, pelayanan, staf medis dan kontrol infeksi.
c. Mengembangkan statistik dan laporan kualitatif,trend dan pola manajemen risiko.
d. Mengembangkan aturan dan prosedur di area yang rentan terjadi risiko seperti
informed consent, kerahasiaan dan penanganan kejadian sentinel
2. Tanggung jawab Tim Manajemen Resiko UPTD Puskesmas terkait manajemen
risiko dibagi dalam enam bagian :
a. Pengurangan dan pencegahan kehilangan
b. Manajemen klaim
c. Pembiayaan risiko
d. Pelaksanaan akreditasi dan kebijakan
e. Pelaksanaan manajemen risiko
f. Etika
BAB IV
TUJUAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO
Tujuan penerapan dari manajemen risiko adalah untuk melestarikan aset, meningkatkan
mutu pelayanan dan memanfaatkan proses untuk mengidentifikasi, mengurangi atau
menghilangkan risiko kerugian.
Kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan :
1. Mengidentifikasi semua risiko dan bahaya untuk mencegah dan memperbaikai kondisi
berbahaya yang dapat menimbulkan risiko yang tidak perlu untuk pegawai, psien dan lain-
lain.
2. Review kinerja semua pegawai yang melaksanakan pelayanan pasien untuk mengidentifikasi
dan memperbaiki praktek-praktek yang dapat menimbulkan risiko yang tidak perlu untuk
pegawai, pasien dan lain-lain.
3. Meninjau Kebijakan dan prosedur untuk direvisi agar dihasilkan pelayanan yang sesuai dan
dilakukan monitoring agar tidak hal-hal yang merugikan.
4. Investigasi kejadian tidak diharapkan untuk menilai dan menentukan bagaimana agar
kejadian serupa dapat dihindari untuk mengontrol kerugin.
5. Menangani keluhan, menyelesaiakan sengketa dan meningkatkan mutu pelayanan pasien
dan layanan yang terkait.
BAB V
RUANG LINGKUP MANAJEMEN RISIKO
BAB VI
PROSES MANAJEMEN RISIKO
Identifikasi adalah elemen yang penting dalam manajemen risiko karena risiko tidak akan efektif
ditangani apabila tidak dilakukan identifikaso. Petugas terkait dapat menggunakan berbagai
informasi untuk mengidentifikasi potensi risiko. Identifikasi risiko dapat dilakukan secara reaktif
dan proaktif.
Beberapa sumber informasi untuk identifikasi risiko yang dapat dipakai seperti :
Daftar keluhan pasien
Hasil survei Kepuasan
Diskusi dengan Pimpinan unit layanan serta staf dan mitra kerja
Laporan insiden
Laporan monitoring/pemantauan
BAB VII
PEMANTAUAN DAN TINJAUAN
Memantau dan meninjau risiko yang sedang berjalan, penting untuk memastikan bahwa
rencana organisasi manajemen risiko UPTD Puskesmas tetap relevan. Mengingat banyak faktor
yang dapat mempengaruhi perubahan “kemungkinan dan dampak risiko’’ setiap saat, maka
manajemen risiko harus melakukan pemantauan berulang kali, serta meninjau kembali setiap
langkah dalam proses manajemen risiko. Penentuan prioritas risiko dan perencanaan kegiatan,
memperhitungkan laporan insiden internal, informasi audit, keluhan dan isi-isu perorangan, serta
persyaratan dan panduan tingkat nasional.
Pimpinan unit layanan secara sistematis harus menyusun prioritas risiko menurut
keparahan risiko (sesuai warna/bands risiko), dan melakukan kontrol di tingkat unit layanan.
Tindak lanjut dilakukan oleh manajer level tertentu tergantung tingkat keparahan risiko (sesuai
warna/bands risiko).
Tujuan utama pemantauan adalah :
1. Untuk mengembangkan sebuah daftar risiko (risk register) secara komprehensif yang
diprioritaskan untuk membuat rencana tindakan terhadaprisiko yang signifikan dan mederat
2. Untuk mengembangkan daftar risiko internal dan rencana kegiatan untuk semua unit layanan
3. Untuk mengembangkan profil utama risiko dan risiko signifikan yang mungkin timbul dari
kegiatan Puskesmas serta untuk menganalisis risiko yang berdampak terhadap keuangan,
kemungkinan risiko yang mungkin muncul menjadi insiden dan kemungkinan untuk
mengontrol.
Tipe Insiden :
1. Administrasi Klinis
2. Proses / prosedur klinis
3. Dokumentasi
4. Proses Medikasi/Cairan Infus
5. Oxigen
6. Alat Medis
7. Perilaku pasien
8. Pasien jatuh
9. Pasien Kecelakaan
10. Infrastruktur/sarana/Bangunan
11. Sumber daya/Manajemen
12. Laboratorium
BAB VIII
INVESTIGASI INSIDEN
Investigasi insiden adalah proses pengkajian ulang laporan insiden dengan mencatat
ringkasan kejadian secara kronologis dan mengidentifikasi masalah pelayanan/Care Manajemen
Problem, Mencatat staf yang terlibat dan mewawancarai mereka.
Investigasi insiden terdiri dari :
1. Investigasi sederhana,
Dilakukan oleh atasan langsung bila pita/bands grading risiko berwarna biru atau hijau.
Langkah-langkah melakukan investigasi sederhana :
a. Pengumpulan data : observasi, dokumentasi dan interview (wawancara)
b. Tentukan penyebab insiden dengan menggunakan 5 why :
Penyebab langsung (immediate/direct cause) : penyebab yang berhubungan
langsung dengan insiden/dampak terhadap pasien.
Akar masalah (root cause) : penyebab yang melatar belakangi penyebab langsung
(underlying cause)
c. Rekomendasi : tentukan penanggung jawab dan tanggal pelaksanaan.
d. Tindakan yang akan dilakukan : tentukan penanggung jawab dan tanggal pelaksanaan
2. Investigasi komprehensif/Root Cause Analysis (RCA)
Dilakukan oleh tim keselamatan pasien bila pita/bands berwarna kuning atau merah. RCA
adalah metode evaluasi terstruktur untuk identifikasi akar masalah dari kejadian tidak
diharapkan dan tindakan adekuat untuk mencegah kejadian yang sama berulang kembali.
Metode proses analisis yang dapat digunakan secara retrospektif untuk mengidentifikasi
faktor-faktor yang menyebabkan kejadian tidak diharapkan (KTD). Proses RCA merupakan
gambaran kritis sistem manajemen mutu dan keselamatan karena dapat menjawab
pertanyaan-pertanyaan untuk hal-hal yang berisiko tinggi, seperti :
Apa yang terjadi (aktual)
Apa yang harus terjadi (kebijakan)
Mengapa terjadi dan apa yang dapat dilakukan untuk mencegahagar tidak terjadi
kembali (tindakan outcome)
Bagaimana kita dapat mengetahui bahwa tindakan kita dapat meningkatkan
keselamatan pasien? (melalui pengukuran).
Langkah-Langkah RCA/Analisa Akar Masalah :
a. Identifikasi Insiden yang akan di investigasi
b. Tentukan Tim Investigator
c. Kumpulkan data dan informasi
Observasi
Dokomentasi
Interview
d. Petakan Kronologi Kejadian
Narrative chronology
Timeline
TabularTimeline
Time Person Grid
e. Identifikasi CMP (Care Management Problem)
(Brainsttorming, Brainwriting)
f. Analisis Informasi
5 Why’s
Analisis perubahan
Analisis penghalang
FishBone/Analisis tulang ikan
g. Rekomendasi dan rencana kerja untuk Improvement
BAB IX
EVALUASI PROGRAM MANAJEMEN RISIKO
Demikian pedoman manajemen risiko ini disusun untuk memberikan kerangka acuan
dalam mengelola resiko yang ada dalam penyelenggaraan upaya pelayanan di UPTD Puskesmas.