PUSKESMAS BATUYANG
Jalan Darwa Km 01, Desa Pringgabaya, Kec. Pringgabaya
Kode Pos : 83654 Telp. (0376) 3501362 Email : puskesmasbatuyang@gmail.com
TENTANG
PELAKSANAAN MANAJEMEN RESIKO
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS BATUYANG TENTANG
PELAKSANAAN MANAJEMEN RESIKO
Kesatu : Manajemen resiko di Puskesmas Batuyang sebagaimana tercantum dalam
Lampiran Keputusan ini;
Keenam : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetepkannya dan apabila dikemudian
hari ternyata terpadat kekeliruan akan diadakan perbaikan sebagaimana
mestinya.
Ditetapkan Di : Batuyang
Pada Tanggal :
A. Pendahuluan
Manajemen resiko adalah suatu progress mengenal, mengevaluasi, mengendalikan dan
meminimalkan resiko dalam suatu organisasi secara menyeluruh.
B. Tujuan
Menjadi acuan dalam peningkatan mutu dari keselamatan pasien, pengunjung, petugas dan
masyarakat
C. Sasaran
1. Pasien
2. Staf
3. Pengunjung
4. Institusi Puskesmas
5. Sasaran pelayanan UKM serta masyarakat
D. Tahapan Manajemen Resiko
1. Identifikasi Resiko
Proses sistemantis dan terstruktur untuk menemukan dan mengenali resiko,
kemudian dibuat daftar resiko. Daftar resiko dilengkapi dengan deskripsi resiko termasuk
menjelaskan kejadian dan peristiwa yang mungkin terjadi dan dampak yang di
timbulkannya.
Identifikasi resiko dilakukan dengan menggunakan metode proaktif dan metode
reaktif. Metode proaktif merupakan metode yang dilakukan sebelum adanya kejadian
dengan mempelajari potensi resiko atau potensi bahaya yang akan ditimbulkan dari suatu
kegiatan, sedangkan metode reaktif yaitu tindakan yang dilakukan setelah adanya
kejadian.
Identifikasi resiko dilakukan pada sumber resiko, area resiko,peristiwa dan
penyebab serta potensi akibatnya. Metode proaktif dilakukan melalui self assesmen,
sedangkan metode reaktif melalui incident reporting dan clinical audit yang dilakukan
secara menyeluruh terhadap resiko medis dan non medis
2. Analisa resiko
Analisa resiko berdasarkan pada tindakan proaktif dan reaktif. Untuk tindakan
proaktif mengunakan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) atau Hazard
Vulnerability Analysis (HVA), sedangkan tindakan reaktif dengan menggunakan Root
Cause Analysis (RCA).
3. Penentuan prioritas resiko dengan mengukur tingkat resiko
Penentuan prioritas resiko diberikan skor untuk menentukan bobot dan prioritas
resiko. Bila bobot resiko rungan dan tidak prioritas tindakannya dapat hanya mentoleransi
saja dan menjadikan catatan. Namun bila resiko bobotnya besar dan mengganggu
pencapaian puskesmas, maka ditentukan sebagai prioritas utama dan harus diatasi. Tujuan
menentukan prioritas resiko adalah membantu proses pengambilan keputusan berdasarkan
hasil analisis resiko.
4. Pengendalian resiko
Pengendalian resiko adaah upaya-upaya untuk mengubah resiko yang merupakan
langkah antisipatif yang di rencanakan dan dilakukan secara rutin untuk mengurangi
resiko.
Tahapan dalam pengendalian resiko adalah Eliminasi, Subtitusi (mengganti),
Engineering control, Administratif, dan alat pelindung diri (APD).
5. Monitoring dan evaluasi
Dilakukan pemantauan rutin terhadap kinerja aktual proses manajemen resiko
dibandingkan dengan rencana atau harapan yang akan dihasilkan. Evaluasi yang
dilakukan untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pengendalian resiko yang telah
dilakukan.
6. Tindaklanjut pelaksanaan manajemen resiko
Hasil pelaksanaan penilaian resiko yang telah tersusun dalam bentuk laporan
disampaikan kepada Kepala Puskesmas 1 tahun sekali.
Ditetapkan Di : Batuyang
Pada Tanggal :