Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN IDENTIFIKASI

RISIKO INSTALASI GIZI

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KAB.BANGKA


SELATAN TAHUN 2022
LAPORAN

1. GAMBARAN

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah suatu program


yang dibuat sebagai upaya mencegah timbulnya kecelakaan dan
penyakit akibat kerja dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi
menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta tindakan
antisipatif apabila terjadi kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Upaya penanganan faktor potensi berbahaya yang ada di rumah
sakit serta metode pengembangan program kesehatan dan
keselamatan kerja perlu dilaksanakan, seperti misalnya :

• perlindungan baik terhadap penyakit infeksi maupun non-infeksi,


• penanganan limbah medis,
• penggunaan alat pelindung diri dan lain sebagainya.
Selain terhadap pekerja di fasilitas medis/klinik maupun rumah
sakit, kesehatan dan keselamatan kerja di rumah sakit juga “concern”
keselamatan dan hak-hak pasien, yang masuk kedalam program
patient safety. Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2003 tentang
Kesehatan, Pasal 23 dinyatakan bahwa upaya Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) harus diselenggarakan di semua tempat kerja,
khususnya tempat kerja yang : mempunyai risiko bahaya kesehatan,
mudah terjangkit penyakit atau mempunyai karyawan paling sedikit 10
orang.
Jika memperhatikan isi dari pasal di atas maka jelaslah bahwa
Rumah Sakit (RS) termasuk ke dalam kriteria tempat kerja dengan
berbagai ancaman bahaya yang dapat menimbulkan dampak
kesehatan, tidak hanya terhadap para pelaku langsung yang bekerja di
RS, tapi juga terhadap pasien maupun pengunjung RS. Sehingga
sudah seharusnya pihak pengelola RS menerapkan upaya-upaya
penanganan risiko-risiko di Rumah Sakit.
2. LATAR BELAKANG

Rumah Sakit Umum Daerah KAB.Bangka Selatan merupakan


suatu organisasi yang memberikan layanan kesehatan pada pasien,
dalam hal ini adalah memberikan usaha jasa kesehatan yang akan
berhadapan dengan tantangan yang setara antara pertumbuhan
pendapatan dan pengelolaan risiko, sebab setiap keputusan usaha
yang diambil mengandung elemen risiko didalamnya.
Terdapat risiko yang saling meniadakan satu sama lain, ada juga
yang tidak saling terkait, namun ada yang saling menguatkan. Untuk
dapat mengelola risiko secara efektif, maka kita tidak hanya harus
mengenali risiko-risiko yang mendasar, tetapi juga keterkaitan antar
risiko-risiko tersebut. Pada dasarnya risiko (potensi risiko klinik – non

klinik) tidak dapat dihindari dari setiap aktivitas kegiatan


perumahsakitan, oleh karenanya diperlukan suatu manajemen risiko
yang cukup komprehensif untuk mengelolanya karena Rumah Sakit
sebagai corporat dan sebagai pengelola pasien, penuh dengan risiko.
Oleh karena itu Rumah Sakit Umum Daerah KAB.Bangka
Selatan melaksanakan program manajemen risiko di tiap unit dilingkup
rumah sakit melalui tahapan : Identifikasi Daftar Risiko, Penyusunan
Prioritas Risiko, Melakukan Analisis, pengelolaan risiko unit dan
evaluasi, Pengumpulan laporan managemen Risiko unit ke komite
PMKP dan Rapat koordinasi dengan komite PMKP, PPI dan K3
mengenai risiko di rumah sakit.

3. DASAR KEGIATAN

1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan


menyatakan bahwa upaya kesehatan kerja bertujuan untuk
melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari
gangguan ksehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh
pekerjaan
2. Undang-Undang Nomor Cipta karya no 11 Tahun 2020 tentang
Ketenaga kerjaan menyatakan bahwa setiap pekerja mempunyai
hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan
kesehatan kerja.
3. Peraturan pemerintah nomor 66 tahun 2016 tengtang Standar
Akreditasi Rumah Sakit
4. Peraturan pemerintah nomor 47 tahun 2018 tengtang tentang
pedoman pelaksanan managemen keselamatan
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 48 Tahun 2016 tentang
Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja Perkantoran

4. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Meningkatkan keselamatan pasien Rumah Sakit Umum Daerah
KAB.Bangka Selatan melalui pendekatan proaktif dan
pengendalian risiko- risiko yang ada di lingkungan kerja rumah
sakit.
B. Tujuan Khusus
1) Instalasi Gizi mampu melakukan identifikasi risiko unit.
2) Instalasi Gizi mampu melakukan analisis risiko unit.
3) Instalasi Gizi mampu melakukan evaluasi risiko unit.
4) Instalasi Gizi mampu melakukan kelola risiko unit.
5) InstalasiGizi mampu melakukan pelaporan pelaksanaan
program manajemen risiko unit ke komite K3RS dan PMKP
RSUD KAB.Bangka Selatan.

5. KEGIATAN
Manajemen risiko adalah pendekatan proaktif untuk
mengidentifikasi, menilai (risk assesment) dan menyusun prioritas
risiko, dengan tujuan untuk menghilangkan atau meminimalkan
dampaknya.

Proses identifikasi risiko adalah usaha mengidentifikasi situasi


yang dapat menyebabkan cedera, tuntutan atau kerugian secara
finansial. Identifikasi akan membantu langkah-langkah yang akan
diambil manajemen terhadap risiko tersebut. Identifikasi risiko bisa
diperoleh dari :
a. Laporan Kejadian (KTD, KNC, Kejadian Sentinel, dan lain-lain)
b. Review Rekam Medik (Penyaringan Kejadian untuk memeriksa dan
mencari penyimpangan-penyimpangan pada praktik dan prosedur)
c. Pengaduan (Complaint) pelanggan
d. Survey atau Self Assesment, dan lain-lain

Penilaian risiko (Risk Assesment) merupakan proses untuk


membantu unit di rumah sakit menilai tentang luasnya risiko yang
dihadapi, kemampuan mengontrol frekuensi dan dampak dari risiko.
Semua risiko yang telah diidentifikasi unit-unit rumah sakit akan
dimasukan oleh komite k3rs RS dalam Program Risk Assessment
tahunan, yakni Risk Register:

a. Risiko yang teridentifikasi dalam 1 tahun


b. Informasi Insiden keselamatan Pasien, klaim litigasi dan komplain,
investigasi eksternal dan internal, asesmen eksternal dan
Akreditasi
c. Informasi potensial risiko maupun risiko aktual
Penilaian risiko dilakukan oleh seluruh unit rumah sakit

RSUD KAB.Bangka Selatan. Aspek yang dinilai meliputi :


1. Operasional/kegiatan unit sehari-hari
2. Sumber daya manusia
3. Hukum/Regulasi
4. Teknologi
5. Lingkungan
Setelah tahap penilaian risiko, maka tahap berikutnya adalah
menyusun prioritas risiko dengan menggunakan alat bantu risk
matrix grading. Dilakukan pendekatan dengan menentukan prioritas
risiko pada proses-proses risiko tinggi, mengutamakan keselamatan

pasien dan staf untuk kemudian secara proaktif melakukan analisis


risiko dengan FMEA (Failure Mode and Effect Analysis).
Dengan mengikuti analisa dan hasil yang didapatkan rumah sakit
menentukan rancang ulang proses atau tindakan yang sama untuk
mengurangi risiko dalam proses tersebut.
Keseluruhan tahapan manajemen risiko ini dilaksanakan paling
sedikit satu kali dalam satu tahun disertai dengan pendokumentasian
kegiatan yang baik.
5. CARA PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Identifikasi Daftar Risiko
2. Penyusunan Prioritas Risiko
3. Melakukan Analisis, pengelolaan risiko unit dan evaluasi
4. Pengumpulan laporan managemen Risiko unit ke komite
5. Rapat koordinasi dengan komite PMKP, PPI dan K3 mengenai
risiko di rumah sakit
6. SASARAN DAN TARGET

Sasaran kegiatan program managemen risiko meliputi : instalasi


Gizi di lingkup RSUD KAB.Bangka Selatan tahun 2022.
Tercapainya >80% program managemen risiko dalam tiap waktu 1
tahun.

7. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

Adapun jadwal dilaksanakan di Unit Gizi RSUD KabupatenBbangka


Selatan tahun 2022 di mulai bulan januari dan akan dilakukan
penilaian kembali pada tiga bulan berikutnya atau semester atau
enam bulan
1. Penutup

Demikian pelaksanaan kegiatan identifikasi resiko dan pengendalian resiko

di ruang GIzi yang ada di lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah

Kabupaten Bangka Selatan dan diharapkan nantinya dapat dilakukan

mencegah terjadinya insiden ataupun kejadian di tempat keja serta

mengedepan pencegahan terjadinya kecelakaan dan ke gagalan dalam

pelayanan kesehatan

Toboali ,Agustus2022
Diketahui oleh Ketua pelaksana
RSUD Kabupaten Bangka Selatan
Kasie pelayanan

NS Miswati, S.Kep Nuryadi,S.ST MM


LAMPIRAN 1. RISK REGISTER RUANG

Anda mungkin juga menyukai