Anda di halaman 1dari 6

PROGRAM

MANAJEMEN RISIKO LABORATORIUM


RUMAH SAKIT CAKRA HUSADA
KLATEN

RUMAH SAKIT CAKRA HUSADA KLATEN


2021
PROGRAM MANAJEMEN RISIKO
LABORATORIUM RUMAH SAKIT CAKRA
HUSADA KLATEN

A. PENDAHULUAN

Pengertian dari risiko adalah peluang terjadinya sesuatu yang akan


mempunyai dampak pada pencapaian tujuan. Sedangkan manajemen risiko
adalah budaya, proses dan struktur yang diarahkan untuk mewujudkan
peluang- peluang sambil mengelola efek yang tidak diharapkan atau
kegiatan terkoordinasi untuk mengarahkan dan mengendalikan organisasi
berkaitan dengan risiko.
Manajemen risiko bertujuan untuk meminimalisasi kerugian dan
meningkatkan kesempatan ataupun peluang. Bila dilihat terjadinya
kerugian dengan teori accident model dari ILCI, maka manajemen risiko
dapat memotong mata rantai kejadian kerugian tersebut, sehingga efek
dominonya tidak akan terjadi. Pada dasarnya manajemen risiko bersifat
pencegahan terhadap terjadinya kerugian maupun accident.

B. LATAR BELAKANG
Sarana pelayanan rumah sakit termasuk dalam kriteria tempat kerja
dengan berbagai ancaman bahaya yang dapat menimbulkan dampak
kesehatan, tidak hanya terhadap para pelaku langsung yang bekerja di RS,
tapi juga terhadap pasien maupun pengunjung RS. Sehingga sudah
seharusnya pihak pengelola menerapkan upaya-upaya Manajemen Resiko.
Sistem manajemen resiko dalam hal keselamatan dan kesehatan kerja
dapat diberikan batasan sebagai berikut : manajemen resiko merupakan
bagian dari sistem manajemen secara kesuluruhan meliputi struktur
organisasi, perencanaan, tanggung jawab pelaksanaan prosedur, proses dan
sumberdaya yang dibutuhkan bagi pengembangan penerapan, pencapaian,
pengkajian, dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja
dalam rangka pengendalian resiko
yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya kerja yang aman, efisien dan
produktif.
Potensi bahaya di rumah sakit, selain penyakit-penyakit infeksi juga ada potensi
bahaya-bahaya lain yang mempengaruhi situasi dan kondisi di tempat pelayanan
tersebut, yaitu kecelakaan (peledakan, kebakaran, kecelakaan yang berhubungan
dengan fasilitas, dan sumber-sumber cedera lainnya), bahan-bahan kimia yang
berbahaya, gas-gas anestesi, gangguan psikososial, dan ergonomi. Semua potensi-
potensi bahaya tersebut jelas mengancam jiwa bagi kehidupan bagi para karyawan di
rumah sakit, para pasien maupun para pengunjung yang
ada di lingkungan puskesmas dan rumah sakit.
Dari berbagai potensi bahaya tersebut, maka perlu upaya untuk mengendalikan,
meminimalisasi dan bila mungkin meniadakannya, oleh karena itu manajemen resiko
di tempat pelayanan kesehatan perlu dikelola dengan baik. Agar penyelenggaran K3
rumah sakit lebih efektif, efisien dan terpadu diperlukan sebuah manajemen resiko di
rumah sakit baik bagi pengelola maupun karyawan rumah sakit.

C. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS


1. Tujuan Umum
Meningkatkan keselamatan pasien rumah sakit melalui pendekatan proaktif dan
pengendalian resiko yang ada di lingkungan kerja pelayan Laboratorium Rumah
Sakit Cakra Husada.
2. Tujuan Khusus
a. Pelayanan Laboratorium RS mampu melakukan identifikasi risiko unit.
b. Pelayanan Laboratorium RS mampu melakukan analisis risiko unit.
c. Pelayanan Laboratorium RS mampu melakukan kelola risiko unit.
d. Pelayanan Laboratorium RS mampu melakukan pelaporan pelaksanaan
program manajemen risiko unit ke Komite PMKP RS.

D. KEGIATAN POKOK & RINCIAN KEGIATAN


Berdasarkan PMK Nomor 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien, insiden
keselamatan pasien yang selanjutnya disebut insiden adalah setiap kejadian yang tidak
disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera
yang dapat dicegah pada pasien, terdiri dari :
1. Kejadian Tidak Diharapkan, selanjutnya disingkat KTD adalah insiden yang

mengakibatkan cedera pada pasien.


2. Kejadian Nyaris Cedera, selanjutnya disingkat KNC adalah terjadinya

insiden yang belum sampai terpapar ke pasien.


3. Kejadian Tidak Cedera, selanjutnya disingkat KTC adalah insiden yang

sudah terpapar ke pasien, tetapi tidak timbul cedera.


4. Kondisi Potensial Cedera, selanjutnya disingkat KPC adalah kondisi yang

sangat berpotensi untuk menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi insiden.


5. Kejadian Katastropik/ sentinel adalah suatu KTD yang mengakibatkan

kematian atau cedera yang serius.


Risiko adalah Bahaya, akibat atau konsekuensi yang dapat terjadi akibat

sebuah proses yang sedang berlangsung atau kejadian yang akan datang.
Manajemen Risiko adalah proses pengeloalaan risiko yang mencakup
identifikasi, evaluasi dan pengendalian risiko yang dapat mengancam
kelangsungan usaha atau aktivitas perusahaan.
Manajemen Risiko ada dua, antara lain :
1. PROAKTIF : Risiko Yang Berpotensi Terjadi.
2. REAKTIF/ RESPONSIVE : Insiden Yang Telah Terjadi.
Hospital Risk Management adalah kegiatan klinis dan administratif yang
dilakukan untuk mengidentifikasi, evaluasi, dan mengurangi risiko cedera pada
pasien, staf, pengunjung, dan risiko kerugian untuk organisasi itu sendiri.

Tanggung jawab manajemen risiko


Dalam rangka mencapai tujuan untuk mengidentifikasi dan mengendalikan
risiko, Rumah Sakit Cakra Husada mengatur kewenangan dan tanggung jawab
manajemen rumah sakit :
1. Level rumah sakit oleh Tim (subkomite) mutu dan manajemen risiko dari

Komite Mutu dan Keselamatan Pasien rumah sakit.


2. Level unit kerja/ bagian dalam rumah sakit oleh kepala instalasi atau kepala

bagian dari masing-masing unit kerja.


Uraian tanggung jawab manajemen risiko :
1. Tanggung Jawab Pimpinan Rumah Sakit.
a. Menetapkan Kebijakan mengenai manajemen risiko rumah sakit.
b. Menetapkan dan membina tim manajemen risiko rumah sakit.
c. Mengawasi dan memastikan sistim manajemen risiko berjalan dengan

baik dan berkesinambungan.


d. Menerima laporan dan rekomendasi pengelolaan/ pengendalian risiko
serta menindaklanjuti sesuai arah kebijakan rumah sakit termasuk
pendanaannya.
Risiko
H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
Evaluasi program dilaksanakan pada tiap akhir tahun dan rapat
koordinasi tiap tri bulan dengan Komite PMKP rumah sakit.

I. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Setiap kegiatan yang dilakukan harus terdokumentasi dengan baik dan
tersimpan rapi, mudah dibuka kembali jika dibutuhkan dan dilaporkan rutin
Komite PMKP setiap bulan.

J. PEMBIAYAAN/ ANGGARAN
Pembiayaan kegiatan melalui RAB yang sudah ditetapkan.

Jombang, 15 Januari 2018


RUMAH SAKIT AL-
AZIZ

Pengung jawab Instalasi


laboratorium

Anda mungkin juga menyukai