Anda di halaman 1dari 10

PROGRAM MANAGEMEN RESIKO

UNIT RADIOLOGI

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TUGU KOJA

JL WALANG PERMAI NO.39

JAKARTA UTARA
DAFTAR ISI

1. PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

2. LATAR BELAKANG ................................................................................................... 1

3. TUJUAN ....................................................................................................................... 2

4. KEGIATAN .................................................................................................................. 2

5. CARA PELAKSANAAN KEGIATAN ......................................................................... 7

6. SASARAN DAN TARGET .......................................................................................... 8

7. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN ................................................................... 8

8. EVALUASI ................................................................................................................... 9

9. PENCATATAN DAN PELAPORAN ........................................................................ 10


1. PENDAHULUAN
Pengertian dari resiko adalah peluang terjadinya sesuatu yang akan
mempunyai dampak pada pencapaian tujuan. Sedangkan manajemen resiko
adalah budaya, proses dan struktur yang diarahkan untuk mewujudkan peluang
sambil mengelola efek yang tidak diharapkan. Atau kegiatan terkoordinasi untuk
mengarahkan dan mengendalikan organisasi berkaitan dengan resiko.
Manajemen resiko bertujuan untuk mengeliminasi kerugian dan
meningkatkan kesempatan ataupun peluang. Apabila dilihat terjadinya kerugian
dengan teori accident model dari LCI, maka manajemen resiko dapat memotong
mata rantai kejadian kerugian tersebut, sehingga efek dominonya tidak akan
terjadi. Pada dasarnya manajemen resiko bersifat pencegahan terhadap
terjadinya kerugian ataupun accident.

2. LATAR BELAKANG
Sarana pelayanan Rumah Sakit termasuk dalam kriteria tempat kerja
dengan berbagai ancaman bahaya yang dapat menimbulkan dampak kesehatan,
tidak hanya terhadap pelaku langsung yang bekerja di Rumah Sakit, tetapi juga
terhadap pasien maupun pengunjung Rumah Sakit. Sehingga sudah seharusnya
pihak pengelola menerapkan upaya-upaya manajemen resiko.
Sistem manajemen resiko dalam hal keselamatan dan kesehatan kerja
dapat diberikan batasan sebagai berikut : manajemen resiko merupakan bagian
dari sistem manajemen secara keseluruhan meliputi struktur organisasi,
perencanaan, tanggung jawab pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya
yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan
pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka
pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya
kerja yang aman, efisien dan produktif.
Potensi bahaya di rumah sakit, selain penyakit-penyakit infeksi juga ada
potensi bahaya-bahaya lain yang mempengaruhi situasi dan kondisi di tempat
pelayanan tersebut, yaitu kecelakaan (peledakan, kebakaran, kecelakaan yang
berhubungan dengan fasilitas dan sumber-sumber bahaya yang lain). Radiasi,
bahan-bahan kimia yang berbahaya. Gas-gas anestesi, gangguan psikososial
dan ergonomi. Semua potensi bahaya-bahaya tersebut jelas mengancam jiwa
bagi kehidupan para karyawan di rumah sakit, para pasien maupun para
pengunjung yang ada di lingkungan puskesmas dan rumah sakit.

Dari berbagai macam potensi bahaya tersebut, perlu adanya upaya untuk
mengendalikan, meminimalisir dan bila mungkin meniadakan. Oleh karena itu
manajemen resiko di tempat pelayanan kesehatan perlu dikelola dengan baik,
agar penyelenggaraan K3 rumah sakit lebih efektif, efisien dan terpadu
diperlukan sebuah manajemen resiko yang baik bagi pengelola maupun
karyawan rumah sakit.
3. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Meningkatkan keselamatan pasien Rumah Sakit melalui pendekatan proaktif
dan pengendalian risiko yang ada di lingkungan kerja rumah sakit.
B. Tujuan Khusus
1) Unit Radiologi mampu melakukan identifikasi risiko unit.
2) Unit Radiologi mampu melakukan analisis risiko unit.
3) Unit Radiologi mampu melakukan evaluasi risiko unit.
4) Unit Radiologi mampu melakukan kelola risiko unit.
5) Unit Radiologi mampu melakukan pelaporan pelaksanaan program
manajemen risiko unit ke komite PMKP RS

4.KEGIATAN
Berdasarkan PMK 1691 tahun 2011 tentang keselamatan Pasien, Insiden
keselamatan Pasien yang selanjutnya disebut insiden adalah setiap kejadian
yang tidak disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi
mengakibatkan cedera yang dapat dicegah pada pasien, terdiri dari :

a. Kejadian yang tidak diharapkan, selanjutnya disingkat KTD adalah


insiden yang mengakibatkan cedera

b. Kejadian Nyaris Cedera, selanjutnya disingkat KNC adalah terjadinya


insiden yang beum sampai terpapar ke pasien.

c. Kejadian tidak cedera, selanjutnya disingkat KTC adalah insiden yang


sudah terpapar ke pasien , tetapi tidak timbul cedera.

d. Kondisi potensial cedera, selanjutnya disingkat KPC adalah kondisi yang


sangat berpotensi untuk menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi insiden.

e. Kejadian Katastropik / Sentinel adalah suatu KTD yang mengakibatkan


kematian atau cedera yang serius.

Manajemen risiko adalah pendekatan proaktif untuk mengidentifikasi,


menilai (risk assesment) dan menyusun prioritas risiko, dengan tujuan untuk
menghilangkan atau meminimalkan dampaknya.

Proses identifikasi risiko adalah usaha mengidentifikasi situasi yang


dapat penyebabkan cedera, tuntutan atau kerugian secara finansial. Identifikasi
akan membantu langkah-langkah yang akan diambil manajemen terhadap risiko
tersebut.

Uraian tanggung jawab manajemen resiko

1. Tanggung jawab Pimpinan Rumah Sakit

a. Menetapkan kebijakan mengenai manajemen resiko Rumah Sakit.


b. Menetapkan dan membina tim manajemen resiko Rumah Sakit.

c. Mengawasi dan memastikan sistem manajemen resiko berjalan dengan


baik dan berkesinambungan.

d. Menerima laporan dan rekomendasi pengelolaan / pengendalian resiko


serta menindaklanjuti sesuai dengan arah dan kebijakan Rumah Sakit
termasuk pendanaannya.

e. Mengambil alih tanggung jawab pengelolaan dan pengendalian insiden


keselamatan pasien sesuai dengan grading resiko.

2. Tanggung Jawab Komite Mutu dan Keselamatan Pasien

a. Meninjau daftar resiko rumah sakit dan memberi rekomendasi untuk


menurunkan skor resiko.

b. Meninjau resiko-resiko ekstrim, tindakan, pengendalian, dan menyoroti


area-area utama kepada masing-masing penanggung jawab unit terkait.

3. Tim manajemen resiko

a. Membuat dan meninjau strategi dan kebijakan manajemen resiko

b. Penyediaan pelatihan penilaian resiko.

c. Memantau daftar resiko per unit kerja untuk setiap perubahan, bagian
yang tidak lengkap, dengan perhatian dengan tingkat resiko dan jadwal
waktu.

d. Memberi saran kepada penilai resiko, penanggung jawab unit kerja


mengenai manajemen resiko.

e. Memelihara dan membina daftar penilai resiko yang aktif.

f. Menanggapi permintaan audit internal dan eksternal terkait manajemen


resiko.

g. Menanggapi permintaan pihak eksternal untuk informasi berkaitan proses


resiko.

4. Tanggung jawab Penilai Resiko

Penilai resiko harus dipilih oleh penanggung jawab unit kerja untuk
memastikan bahwa penilai resiko yang dipilih mempunyai keterampilan kerja,
pengetahuan dan pengalaman yang memadai untuk memenuhi perannya. Staf
yang berminat pada peran sebagai penilai resiko harus mendiskusikan peran
tersebut dan mendapat persetujuan dari penanggung jawab unit kerja. Penilai
resiko bertanggung jawab untuk :
a. Menghadiri pelatihan penilai resiko dan pemutakhiran yang
diselenggarakan oleh tim manajemen resiko.

b. Menilai resiko di area kerja mereka menggunakan form penilaian resiko,


mengidentifikasi seluruh resiko yang penting terlebih dahulu dan
memastikan bahwa penanggung jawab unit kerja mengambil perhatian
terhadap resiko terhadap resiko tersebut.

c. Memastikan bahwa mereka menyimpan dokumen penilaian resiko yang


asli dan memberikan satu salinan kepada penanggung jawab unit kerja
untuk disiman dalam arsip.

d. Menunjukkan bukti penilaian dan rencana tindakan yang lengkap dengan


jadwal waktu penyelesaian.

e. Jika penilai resiko memandang bahwa penilaian resiko mereka tidak


memperoleh perhatian yang memadai, mereka harus menghubungi
komite mutu dan keselamatan pasien untuk meminta nasehat.

5. Tanggung Jawab Penanggung Jawab Unit Kerja

a. Mengelola seluruh resiko di tempat kerja mereka. Penanggung


jawab unit kerja boleh mendelegasikan tugas melakukan penilaian
resiko kepada anggota tim yang telah menghadiri pelatihan
penilaian resiko untuk penilai.

b. Penanggung Jawab Unit kerja bertanggung jawab apabila unit


tertinggal setelah pelaksanaan tindakan ( peningkatan
pengendalian: apakah resiko perlu dimasukkan ke dalam daftar
resiko unit kerja / rumah sakit.)

c. Penyediaan informasi yang sesuai dan memadai, pelatihan dan


supervisi bagi staf untuk mendukung penurunan resiko.

d. Memelihara catatan penilaian resiko yang dilaksanakan


Pelaksanaan strategi dan kebijakan manajemen resiko di area
tanggung jawab mereka.

e. Mengelola daftar resiko unit kerja masing-masing. Hal ini termasuk


mengumpulkan, meninjau dan memutakhirkan data.

f. Menunjuk penilai resiko untuk area mereka, memastikan bahwa


mereka diijinkan untuk menghadiri pelatihan penilai resiko dan sesi
pemutakhiran.

g. Memastikan bahwa penilai resiko mempunyai alokasi waktu yang


memadai untuk melakukan penilai resiko.
h. Melakukan validasi seluruh penilain resiko yang dilakukan, dan
melakukan tindakan untuk mengurangi resiko sampai pada tingkat
terendah yang mungkin tercapai.

i. Melengkapi form penilaian resiko (meninjau / menyetujui


pemeringkatan matriks: menyatakan tindakan apa yang diperlukan
/ diambil untuk menurunkan resiko sampai pada tingkat terendah
yang mungkin dicapai).

j. Jadwal waktu untuk memulai / meningkatkan langkah


pengendalian. (pada tingkat berapa resiko sisa dan untuk
mencatat perkembangan dan kinerja dibandingkan tindakan
perbaikan yang direncanakan.

k. Penanggung jawab unit kerja harus mengingatkan tim manajemen


resiko jika penilai resiko meniggalkan / tidak lagi memenuhi
perannya sehingga tim

l. manajemen resiko mempunyai tanggung jawab untuk


memutakhirkan data penilai resiko organisasi. Berkoordinasi
dengan unit kerja lain di dalam rumah sakit.Dalam keadaan dimana
rencana untuk mengelola resiko berada di luar kewenangan
penanggung jawab unit kerja atau dimana ada implikasi sumber
daya yang besar, resiko akan diprioritaskan oleh direktur rumah
sakit.

m. Memastikan bahwa penilaian resiko divalidasi ulang pada jangka


waktu yang sesuai atau mengikuti perubahan keadaan. Frekuensi
peninjauan akan bervariasi mengikuti tingkat sisa resiko.

6. Tanggung jawab karyawan

a. Seluruh staf mempunyai tanggung jawab untuk memberi informasi


kepada atasan mereka setiap bahaya yang bermakna di tempat
kerja. Merupakan suatu hal yang mendasar bahwa jika seorang
staf menganggap ada hal yang serius yang telah mereka laporkan
kepada atasan langsung mereka, tetapi belum ditindak lanjuti,
mereka harus melaporkan iini ke tingkat yang lebih tinggi.
b. Dalam rangka untuk memastikan kebijakan ini dilaksanakan
dengan efektif, setiap karyawan harus:

 Menghadiri pelatihan sebagaimana ditentukan oleh atasan


mereka atau oleh Rumah Sakit (misalkan induksi / orientasi
dan prosedur baru, pelatihan wajib : induksi, keselamatan
kebakaran, memindahkan dan mengangkat, keselamatan
personel dan lain-lain.)
 Dapat bekerja sama secara penuh dalam menerapkan
pedoman, protokol dan kebijakan yang berkaitan dengan
keselamatan dan kesehatan dan manajemen resiko.

 Melaporkan setiap insiden, kecacatan atau setiap perubahan


yang dapat mempengaruhi kondisi kerja langsung kepada
atasan / penilai resiko lokal dan melengkapi form insiden
report dengan tepat.

 Mengikuti petunjuk kerja tertulis serta pelatihan yang


disediakan.

 Berpartisipasi aktif dalam proses penilaian resiko.

 Memenuhi dan melaksanakan langkah pengendalian /


tindakan setelah penilaian dilakukan.

Penilaian risiko (Risk Assesment) merupakan proses untuk membantu


unit di rumah sakit menilai tentang luasnya risiko yang dihadapi, kemampuan
mengontrol frekuensi dan dampak dari risiko.

Semua risiko yang telah diidentifikasi unit-unit rumah sakit akan


dimasukan oleh komite PMKP RS dalam Program Risk Assessment
tahunan, yakni Risk Register:

a. Risiko yang teridentifikasi dalam 1 tahun


b. Informasi Insiden keselamatan Pasien, klaim litigasi dan komplain,
investigasi eksternal dan internal, asesmen eksternal dan Akreditasi.
c. Informasi potensial risiko maupun risiko aktual (menggunakan
RCA&FMEA).

Penilaian risiko dilakukan oleh seluruh unit RS. Aspek yang dinilai meliputi :
1. Operasional/kegiatan unit sehari-hari
2. Finansial1
3. Sumber daya manusia
4. Strategik
5. Hukum/Regulasi
6. Teknologi

Setelah tahap penilaian risiko, maka tahap berikutnya adalah menyusun


prioritas risiko dengan menggunakan alat bantu risk matrix grading. Dilakukan
pendekatan dengan menentukan priorita risiko pada proses-proses risiko tinggi,
mengutamakan keselamatan pasien dan staf untuk kemudian secara proaktif
melakukan analisis risiko dengan FMEA (Failure Mode and Effect Analysis)
Dengan mengikuti analisa dan hasil yang didapatkan rumah sakit
menentukan rancang ulang proses atau tindakan yang sama untuk mengurangi
risiko dalam proses tersebut.

Keseluruhan tahapan manajemen risiko ini dilaksanakan paling sedikit


satu kali dalam satu tahun disertai dengan pendokumentasian kegiatan yang
baik.

5. CARA PELAKSANAAN KEGIATAN

1. Identifikasi Daftar Risiko

2. Penyusunan Prioritas Risiko

3. Melakukan Analisis, pengelolaan risiko unit dan evaluasi

4. Pengumpulan laporan managemen Risiko unit ke komite PMKP

5. Rapat koordinasi dengan komite PMKP, PPI dan K3 mengenai risiko di RS.

6. SASARAN DAN TARGET

Sasaran kegiatan program managemen risiko meliputi : seluruh unit di


lingkup RS tahun 2018. Tercapainya >80% program managemen risiko dalam
tiap waktu 1 tahun.

6. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Tahun 2018

BULAN
NO KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Identifikasi Daftar Risiko unit


dan koordinasi dengan
komite
PMKP, PPI dan K3 rumah
sakit
2 Penyusunan Prioritas Risiko
unit koordinasi dengan
komite
PMKP, PPI dan K3 rumah
sakit
3 Melakukan Analisis,
pengelolaan risiko unit dan
evaluasi unit
koordinasi dengan komite
PMKP, PPI dan K3 rumah
sakit
4 Pengumpulan laporan
managemen Risiko unit ke
komite PMKP

5 Laporan tahunan

8. EVALUASI

Evaluasi program dilaksanakan pada tiap akhir tahun dan rapat koordinasi
tiap triwulan dengan komite PMKP rumah sakit.

9. PENCATATAN DAN PELAPORAN

Hasil program dicatat dan hasilnya dilaporkan kepada komite PMKP


RSUD Tugu Koja setiap akhir tahun.

Ditetapkan : Di Jakarta

Pada Tanggal : 08 Januari 2019

Mengetahui,
Penanggung Jawab Radiologi Direktur RSUD Tugu Koja

dr. Christiana Diana,Sp.Rad dr.Nailah


NIP.197710212006042025

Anda mungkin juga menyukai