Anda di halaman 1dari 47

PEDOMAN PENGORGANISASIAN DAN PELAYANAN RADIOLOGI

RUMAH SAKIT HAWARI ESSA


LEBAKSIU

JL.Raya Slawi-Purwokerto RT 01/RW 05 Kajen, Lebaksiu,Kabupaten Tegal


Tlp. (0283)4562383
Email : rs.hawariessa@gmail.com

i
LEMBAR PENGESAHAN
PEDOMAN PENGORGANISASIAN DAN PELAYANAN RADIOLOGI RS HAWARI
ESSA LEBAKSIU KABUPATEN TEGAL

Telah diperiksa dan disetujui tentang Pedoman Pengorganisasian dan Pelayanan Radiologi

RS Hawari Essa pada :

Hari, Tanggal :

Tempat :

Mengetahui,

RADIOLOGI KABAG PENUNJANG DAN PELAYANAN


MEDIS

Gigih Ardi Primananda dr. Almas

Menyetujui,

DIREKTUR RS HAWARI ESSA

dr. Shella Vina Putri

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala berkat dan
anugerah yang telah diberikan kepada penyusun,sehingga dapat menyelesaikan Pedoman
Pengorganisasian dan Pelayanan Radiologi di Instalasi Radiologi RS Hawari Essa.
Standar Pelayanan Radiologi adalah merupakan suatu standar pelayanan dibidang
diagnosa imaging yang penting digunakan untuk membantu menunjang diagnosa dokter.
Oleh karena itu pelayanan Radiologi harus diatur dalam suatu pedoman yang akan
digunakan sebagai acuan dalam tata laksana Pelayanan Radiologi diagnostik.
Tidak lupa penyusun menyampaikan terima kasih yang sedalam – dalamnya atas
bantuan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan pembuatan Pedoman
Pengorganisasian dan Pelayanan Radiologi di Instalasi Radiologi RS Hawari Essa.

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR .... ........ ....................................................................... iii


DAFTAR ISI .... ........ ....................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN .... ........ .........................................................................1
A. Latar Belakang .... ........ .........................................................................1
B. Ruang Lingkup Pelayanan ...... .........................................................................2
C. Batas Operasional .... ........ .........................................................................3
D. Landasan Hukum .... ........ .........................................................................5
BAB II ISI .... ........ .........................................................................6
A. Struktur Organisasi……………………………………………………………
B. Standar Ketenagakerjaan ........ .........................................................................6
C. Standar Fasilitas .... ........ .......................................................................18
D. Tata Laksana Pelayanan . ........ .......................................................................23
E. Logistik .... ........ .......................................................................38
F. Keselamatan Pasien .... ........ .......................................................................42
G. Proteksi Radiasi .... ........ .......................................................................47
H. Pengendalian Mutu .... ........ .......................................................................48
BAB IIIPENUTUP .... ........ .......................................................................53
DAFTAR PUSTAKA .... ........ .......................................................................55

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan
yang optimal bagi masyarakat. Salah satu yang tertuang dalam Undang-
Undang No.23 tahun 1992 tentang kesehatan bertujuan melindungi pemberi
dan penerima jasa pelayanan kesehatan serta memberi kepastian hukum
dalam rangka meningkatkan, mengarahkan dan memberi dasar bagi
pembangunan kesehatan. Dalam pembangunan kesehatan perlu dilakukan
peningkatan Pelayanan Radiologi di Rumah Sakit mengingat kita sedang
menghadapi era globalisasi yang memungkinkan persaingan yang sangat
kompetitif.
Pelayanan Radiologi merupakan bagian integral dari pelayanan medik di
Rumah Sakit yang perlu mendapatkan perhatian khusus, karena sebagaimana
diketahui bahwa Pelayanan Radiologi selain telah dirasakan besar manfaatnya
namun oleh karena didalam pengoperasian peralatan Radiologi menggunakan
radiasi pengion lainnya sehingga ada resiko bahaya radiasi baik terhadap
pekerja, pasien maupun lingkungannya, dengan demikian pelayanan radiologi
harus dikelola oleh petugas yang professional dalam bidang radiologi demi
keselamatan terhadap radiasi.
Pelayanan Radiologi RS Hawari Essa merupakan bagian dari pelayanan
penunjang medis secara menyeluruh sesuai Permenkes No. 780/ Menkes/ Per/
VIII/ 2008 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Radiologi. Bertolak dari hal
tersebut serta makin meningkanya kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan, maka pelayanan radiologi sudah selayaknya memberikan yang
berkualitas. Dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang terjadi dewasa ini telah memungkinkan berbagai penyakit dapat
dideteksi dengan menggunakan fasilitas radiologi diagnostik yaitu pelayanan
pencitraan yang menggunakan radiasi pengion dan non pengion. Dengan
berkembangnya waktu radiologi diagnostik juga telah mengalami kemajuan
yang cukup pesat , baik dari peralatan maupun metodanya. Dalam rangka
peningkatan kualitas pelayanan radiologi khususnya radiologi diagnostik ,

5
maka dibuat buku Standar Pelayanan Radiologi Diagnostik di unit pelayanan
Instalasi Radiologi RS Hawari Essa.
Dalam upaya meningkatkan dan memperbaiki mutu pelayanan radiologi
di RS Hawari Essa, pelayanan Radiologi RS Hawari Essa dituntut memiliki
pedoman sebagai pegangan sehingga di dalam perencanaan, pembinaan dan
pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), sarana dan prasarana
pelayanan radiologi di RS Hawari Essa dapat memenuhi standar yang
berlaku.

Disamping itu dengan meluasnya dan meningkatnya teknologi peralatan


radiologi perlu didukung peningkatan dalam perencanaan dan pengembangan
SDM dan Standar Operasional Pelayanan Radiologi serta sarana dan
prasarana yang masing-masing menjadi tugas RS Hawari Essa sebagai
penyelenggara pelayanan Radiologi.

Oleh karena itu, disusunlah Pedoman Pengorganisasian dan Pelayanan


Radiologi RS Hawari Essa yang diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan
bagi bagian Radiologi dalam pelayanannya sehingga diharapkan akan
tercapai pelayanan Radiologi yang optimal, efektif dan bermutu tinggi sesuai
dengan meningkatnya tuntutan masyarakat dewasa ini.

Buku Standar atau Pedoman Radiologi adalah sebuah acauan yang


digunakan sebagai dasar dalam melakukan pelayanan radiologi diagnostik
dan untuk keperluan pembinaan. Standar Pelayanan Radiologi ini dibuat
berdasarkan Kepmenkes No. 410/Menkes/SK/III/2010 tentang Standar
Pelayanan Radiologi Diagnostik di sarana pelayanan kesehatan yang
disesuaikan dengan kondisi di unit pelayanan Instalasi Radiologi RS Hawari
Essa baik jenis pemeriksaan maupun peralatan dan perlengkapan yang ada.

B. Ruang Lingkup Pelayanan


1. Ruang lingkup pelayanan Radiologi ini meliputi pelayanan rutin sehari-
hari sesuai
dengan kemampuan dan kewenangan RS Hawari Essa meliputi :
a. Instalasi Gawat Darurat
b. Unit Rawat Jalan
c. Unit Rawat Inap
d. Rujukan dari luar
2. Instalasi Radiologi RS Hawari Essa melayani pemeriksaan :

6
a. Radiologi konvensional Non Kontras
3. Pelaksanaan tindakan medik radiologi harus dilakukan oleh dokter spesialis
radiologi yang diakui oleh pemerintah dan PDSRI atau oleh perawat dan
radiografer yang telah diberi pendelegasian tugas. Hal pendelegasian tugas
tindakan medik radiologi dijelaskan sebagai berikut :
i. Pendelegasian tugas tindak medik dilakukan secara tertulis oleh dokter
radiologi dengan menunjuk nama yang telah diberi tugas dan
wewenang
ii. Pendelegasian tindak medik bersifat pendelegasian tugas saja tetapi
tidak termasuk tanggung jawab.
iii. Apabila terjadi kekosongan petugas yang telah diberi wewenang
pendelegasian medik akan digantikan oleh dokter/perawat yang
merujuk/mengirim dari poli atau bangsal tersebut.

C. Batasan Operasional
1. Radiologi adalah cabang ilmu kedokteran yang menggunakan energi
pengion dan bentuk energi lainnya (non pengion) dalam bidang diagnostik
imejing dan terapi, yang meliputi energi pengion lain dihasilkan oleh
generator dan bahan radioaktif seperti antara lain sinar rontgen (sinar-x),
sinar gamma, pancaran partikel pengion(elektron, neutron, positron dan
proton) serta bukan energi pengion (non pengion) seperti antara lain
gelombang ultrasonik, gelombang infra red, gelombang magnetis,
gelombang mikro (microwave) dan radio frekuwensi.
2. Radiodiagnostik Imajing adalah cabang dan ilmu radiologi dalam bidang
dignostik yang menggunakan alat-alat yang memancarkan radiasi pengion
maupun bukan pengion yang dihasilkan oleh generator dan bahan
radioaktif yang menghasilkan citra (imejing) dan morfologi tubuh manusia
dan faal tubuh manusia untuk diagnosis medis yang menggunakan sinar
rontgen (sinar-x) , sinar infra merah, radio nuklir, gelombang ultrasonik,
gelombang magnetis dan emisi positron.
3. Standar pelayanan radiologi adalah standar yang brlaku sesuai dengan
tingkat atau kelas rumah sakit dan sarana pelayanan kesehatan lainnya
yang menyelenggarakan pelayanan radiologi tersebut.
4. Tenaga profesional radiologi adalah tenaga yang mencakup dokter
spesialis radiologi (radiologist), radiografer dan fisikawan medik.

7
5. Tenaga penunjang radiologi adalah tenaga yang mencakup teknisi pesawat
rontgen ,paramedis yang ditatar di bidang rariologi , petugas administrasi
radiologi dan petugas kamar gelap.
6. Standar prosedur operasional (SPO) adalah kumpulan instruksi/ langkah-
langkah yangh telah dibakukan untuk melakanakan proses kerja rutin
tertentu.
7. Foto rontgen adalah pemeriksaan organ tubuh manusia dengan
menggunakan sinar- x, yaitu gelombang elektromagnetik yang mempunyai
panjang gelombang yang sangt pendek (0,05 A – 0,125A) sehingga
mempunyai daya tembus tinggi.
8. Ultrasonogrfi (USG) adalah alat pemeriksaan organ tubuh manusia dengan
menggunakan gelombang suara yang frekuensinya 1 – 10 juta Hz.
9. CT Scan (Computerizes Tomografi Scaner) adalah suatu alat pencitraan
dengan menggunakan sinar – x yang bergerak secara memutar dan hasil
gambarnya diproses dengan komputer.
10.Inform Concent adalah surat persetujuan pasien/ keluarga untuk
melaksanakan tindakan medis.
11.Apron adalah alat proteksi/ pelindung diri dari radiasi snar-x yang terbuat
dari lapisan timbal Pb.
12.Grid adalah suatu alat yang berbentuk lempengan berisi kisi-kisi yang
berfungsi untuk menghilangkan/ menyerap sinar hambur yang mengenai
kaset.
13.Developer dan fxer adalah zat kimia yang berfungsi untuk memproses film
sehingga terbentuk bayangan tampak.
14.Marker adalah tanda ataui kode yang terbuat dari bahan Pb (Timbal) yang
tidak tembus dari sinar- x dan berfungsi untuk identifikasi pasien.
15.Kaset adalah alat yang dipergunakan untuk menempatkan film rontgen
sehingga terlindung dari cahaya pada saat pemeriksaan rontgen.
16.Pemeriksaan khusus media kontas adalah pemeriksaan radiologi yang
menggunakan media kontras meliputi misalnya : BNO IVP, Colon In
Loop, Cystografi, OMD, HSG, Uretrografy, CT Scan dengan kontras.
17.Media kontas adalah Zat yang bersifat radio opaq untuk membantu dalam
pemeriksaan radiografibaik bersifat ionik maupun non ionik.
18.Pelayanan di Instalasi Radiologi RS Hawari Essa dilaksanakan dalam
shift yaitu :
a. Shift pagi : 07.00 – 14.00 WIB

8
b. Shift Siang : 14.00 – 21.00 WIB
19.Salah satu sasaran mutu radiologi di Instalasi Radiologi RS Hawari Essa
yang ingin dicapai adalah …………
20.K3 Radiologi adalah suatu program Keselamatan, Keamanan Kerja
Radiologi. K3 dilakukan sesuai resiko dan kemungkinan bahaya dalam
radiologi yang menunjukan praktek keamanan dan langkah-langkah
pencegahan bagi pekerja radiasi apabila berada di medan radiasi.
Pelaksanaan program K3 radiologi berinduk ke panitia K3 Rumah Sakit
yang telah ditetapkan.
D. Landasan Hukum
1. PP No.29 tahun 2008 tentang Perizinan Pemanfaatan Sumber Radiasi
Pengion dan Bahan Nuklir.
2. PP No. 33 tahun 2007 tentang Keselamatan Radiasi Pengion dan
Keamanan Sumber Radioaktif.
3. Permenkes No. 357/Menkes/Per/V/2006 tentang Regristrasi dan Ijin Kerja
Radiografer.
4. Permenkes No. 780/Menkes/Per/V/2008 tentang Penyelenggaraan
Pelayanan Radiologi.
5. Keputusan Menteri Kesehatan No. 1014/Menkes/SK/XI/2008 tentang
Standar Pelayanan Radiologi Diagnostik di Saranan Pelayanan Kesehatan.
6. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 410/
MENKES/ SK/ III/ 2010Perubahan atas keputusan tentang Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 1014/ MENKES/ SK/ XI/ 2008
tentang Standar Pelayanan Radiodiagnostik;
7. Keputusan Kepala Badan Pengawasan Tenaga Nuklir Nomor 01-P / Ka-
BAPETEN / I-03, tentang Pedoman Dosis Pasien Radiodiagnostik
8. UU No. 23 tahun 1992, tentang Kesehatan

9
BAB II
ISI

A. Struktur Organisasi

DIREKTUR

KABAG PENUNJANG MEDIS

KA.INSTALASI RADIOLOGI

KA.RUANG INSTALASI
RADIOLOGI

B. Standar Ketenagaan
1. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
Instalasi Radiologi RS Hawari Essa mempunyai bagan struktur
organisasi dan uraian tugas yang jelas bagi semua klasifikasi pegawai yang
ada dengan kriteria sebagai berikut:
Kegiatan Radiologi harus dilakukan oleh petugas yang memiliki
kualifikasi pendidikan dan pengalaman yang memadai serta memperoleh
kewenangan untuk melaksanakan kegiatan yang menjadi
tanggungjawabnya.

Instalasi Radiologi RS Hawari Essa menetapkan petugas yang


bertanggung jawab terhadap pelaksanaan berbagai kegiatan pelayanan
Radiologi berdasarkan standar mutu dan keamanan kerja.
a. Kepala Instalasi Radiologi adalah seorang Dokter Spesialis Radiologi

10
b. Koordinator / Kepala Ruang Radiologi adalah seorang Ahli Madya
Radiologi yang diberi wewenang dan tanggung jawab sebagai oleh
Direktur sebagai wakil rumah sakit dalam pelaksanaan pelayanan
radiologi.
c. Petugas Proteksi Radiasi adalah seorang Ahli Madya Radiologi yang
telah lulus ujian sebagai Petugas Proteksi Radiasi dengan memperoleh
SIB (Surat Ijin Bekerja) yang diselenggarakan oleh BAPETEN
sehingga mampu melaksanakan pekerjaan yang berhubungan dengan
Proteksi Radiasi.
d. Pekerja Radiasi adalah seorang Ahli Madya Radiologi yang diberi
wewenang dan tanggung jawab sebagai pelaksana radiologi.

2. Distribusi Ketenagaan
Sumber daya manusia yang bekerja pada pelayanan radiologi RS
Hawari Essa adalah sebagai berikut.
Radiologi RS Hawari Essa mempunyai 1 orang dokter spesialis
radiologi, 2 orang radiografer, 1 orang PPR, dan 1 orang tenaga
administrasi. Rincian jumlah SDM di unit radiologi adalah sebagai
berikut:

NO. JENIS TENAGA PENDIDIKAN JUMLAH


S2 Radiologi
1 Dokter Spesialis radiologi Memiliki SIP 1 orang
D III/DIV Teknik
Radiografer
2 radiologi 2 orang
Memiliki SIKR
D III/DIV Teknik
3 Petugas Proteksi Radiasi (PPR) Medik Radiologi 1 orang
Memiliki SIB
4 Tenaga administrasi SMU / Sederajat 1 orang

Kegiatan rutin harian yang dilakukan dalam melakukan pelayanan radiologi


adalah :
1) Menyiapkan peralatan pelayanan
2) Menerima pendaftaran pasien
3) Menginput billing dan mencetak kwitansi
4) Melakukan tindakan pelayanan/ pemeriksaan
5) Menulis logbook
6) Memproses hasil pemeriksaan

11
7) Membuat amplop dan menulis identitas pasien
8) Mengasisteni pemeriksaan USG
9) Mengasisteni dokter radiologi dalam expertise hasil
10) Menyerahkan hasil radiologi

3. Uraian Tugas
a. Kepala Instalasi Radiologi
Nama Jabatan : Kepala Instalasi Radiologi
Unit Kerja : Penunjang Medis
Ikhtisar jabatan :
1) Membuat program kerja untuk pedoman pelaksanaan tugas di
instalasi radiologi.
2) Membuat rencana bisnis radiologi untuk beberapa tahun kedepan
dibandingkan radiologi rumah sakit sekitar.
3) Membuat rencana pengembangan SDM (kualitas dan kuantitas)
radiologi melalui pendidikan dan pelatihan yang sesuai dengan
perkembangan Ilmu Pengetahuan dan teknologi.
4) Mengadakan rapat rutin / tidak rutin sebagai pelaksanaan
koordinasi dengan seluruh staff radiologi.
5) Melakukan koordinasi dengan unit lain yang terkait terhadap
pelayanan radiologi.
6) Memeriksa,dan menandatangani surat-surat radiologi.
7) Memberi pembinaan pada staff dibawahnya bila melakukan
perbuatan yang melanggar peraturan yang berlaku.
8) Melakukan tugas lain yang diberikan atasan yang lebih tinggi
sesuai peraturan yang berlaku.
Hasil kerja :
1) Standar Prosedur Operasional (SPO) radiologi.
2) Rencana kerja radiologi /bisnis plan.
2) Program kerja keselamatan atau proteksi radiasi
3) Program kerja pengelolaan alat radiologi.
4) Pedoman pengorganisasian radiologi.
5) Supervisi pelaksanaan tugas bawahan.
6) Petunjuk kerja semua staf radiologi.

12
Uraian Tugas :
1) Membuat program kerja untuk pedoman pelaksanaan tugas di
instalasi Radiologi.
2) Membuat rencana bisnis radiologi untuk beberapa tahun kedepan
dibandingkan radiologi Rumah sakit sekitar
3) Membuat rencana pengembangan SDM radiologi melalui
pendidikan dan pelatihan yang sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
4) Mengadakan rapat rutin/ tdak rutin sebagai pelaksanaan koordinasi
dengan seluruh staf radiologi.
5) Melakukan koordinasi dengan unit lain yang terkait terhadap
pelayanan radiologi.
6) Memberikan pembinaan pada staf dibawahnya bila melakukan
perbuatan yang melanggar peraturan yang berlaku.
7) Melakukan tugas lain yang dsiberikan atasan yang lebih tinggi
sesuai peraturan yang berlaku.
Tanggung jawab :
1) Terlaksananya peraturan dan SPO serta peraturan lainnya.
2) Ketepatan jumlah kebutuhan SDM radiologi.
3) Kebenaran laporan pada manajemen.
4) Menyelesaikan permasalahan yang ada.
5) Terlaksananya pemeriksaan radiologi secara benar dan lancar.
6) Kebenaran penilaian kinerja tenaga radiologi.
Wewenang :
1) Mengatur seluruh kegiatan radiologi.
2) Memberikan masukan atau gagasan kepada atasan untuk
pengembangan radiologi.
3) Menilai, menegur dan memotivasi karyawan.
4) Meminta masukan dari semua staf.
5) Mengesahkan jadwal dinas jaga.
Syarat Jabatan :
1) Minimal Dokter Umum dan atau S2
2) Memiliki Surat Ijin Berkerja (SIB)

13
b. Kepala Ruang Radiologi.
Nama Jabatan : Kepala Ruang Radiologi
Unit Kerja : Instalasi radiologi
Ikhtisar jabatan :
1) Mengelola pelaksanaan pelayanan radiologi.
2) Membantu kepala instalasi dalam membuat SPO, Program kerja
dan Petunjuk teknis pelayanan.
3) Memberikan petunjuk dan membagi tugas kepada semua staf dan
mengatur shif dinas.
4) Mengatur cuti dan libur semua karyawan demi kelancaran
pelayanan radiologi.
5) Mengatur penggunaan kebutuhan barang cetakan dan ATK untuk
pelayanan.
6) Mengatur penggunaan peralatan untuk pelayanan.
7) Melaporkan semua kejadian kepada kepala instalasi.
8) Memberikan contoh berperilaku yang baik bagi staf yang lain.
9) Melaporkan pelanggaran disiplin kepada kepala instalasi.
Hasil kerja :
1) SPO dan sistem kerja.
2) Uraian tugas staf radiologi.
3) Jadwal dinas jaga 24 jam.
4) Daftar cuti dan ijin/libur.
5) Program kerja, pelaksanaan dan evaluasinya.
6) Jadwal pemeliharaan alat termasuk kalibrasi.
7) Laporan kinerja radiologi.
8) Dokumen penilaian prestasi kerja.
9) Notulen rapat radiologi.
Uraian Tugas :
a. Melaksanakan fungsi perencanaan :
1) Menyusun program kerja dan kontrol mutu setiap tahun.
2) Menyusun program orientasi karyawan baru.
3) Mengadakan pertemuan rutin dan berkala atau sewaktu-waktu
sesuai kebutuhan.
b. Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan.
1) Mengatur, mengelola dan mengawasi pelaksanaan kegiatan
pelayanan.

14
2) Mengkoordinir pemakaian film badge.
3) Mengelola pemakaian peralatan radiologi dan barang inventaris
lain.
4) Memberikan petunjuk dan pelatihan kepada staf dibawahnya untk
peningkatan profesionalisme.
5) Menentukan stok minimal dan efiseinsi pemakain film, barang
habis pakai lain untuk pelayanan.
6) Memberikan petunjuk dan arahan dalam melakukan pemeriksaan
radiologi yang baik dan benar.
c. Melaksanakan fungsi pengawasan :
1) Mengawasi dan memberikan arahan dalam pelaksanaan sistem
kerja dan SPO radiologi.
2) Melakukan pengawasan terhadap proses administrasi pembayaran
radiologi.
3) Mengelola dan menjaga keamanan peralatan dan barang
inventaris radiologi.
Tanggung jawab:
1) Menjamin pelaksanaan pelayanan radiologi sesuai peraturan dan
SPO yang berlaku.
2) Menjamin tidak adanya masalah dalam pelayanan radiologi.
3) Membuat laporan kinerja radiologi.
4) Menjamin profesionalisme dalam bekerja.
5) Menjamin kontrol mutu pelayanan radiologi
6) Menjamin kebenaran pemeliharaan peralatan radiologi.
7) Menjamin keobyektifan penilaian kinerja karyawan radiologi.
Wewenang :
1) Mengatur kegiatan pelayanan radiologi.
2) Menilai dan menegur staf radiologi untuk menjaga mutu
pelayanan.
3) Meminta arahan dari kepala instalasi untuk pengembangan
kinerja.
4) Memberikan saran kepada kepala instalasi.
5) Meminta masukan dari semua staf.
Syarat jabatan :
1) Minimal D3 radiologi
2) Memiliki Surat Ijin Bekerja (SIB)

15
3) Minimal memiliki pengalaman bekerja di radiologi selama 3
tahun
d. Petugas PPR
Nama Jabatan : Penanggung Jawab Proteksi Radiasi
Unit Kerja : Instalasi radiologi
Ikhtisar jabatan :
1) Menyusun jadwal kalibrasi peralatan radiologi.
2) Menyusun langkah-langkah keselamatan radiasi.
3) Membuat laporan kejadian yang berhubungan dengan radiasi.
4) Mengawasi perilaku semua staf radiologi yang berhubungan
dengan radiasi.
5) Memotivasi dan menyarankan agar semua petugas mematuhi
peraturan keselamatan radiasi.
6) Mendokumentasikan hasil paparan radiasi semua petugas.

Hasil Kerja :
1) Program kerja dan evaluasinya tentang keselamatan radiasi.
2) Terwujudnya ruang dan sarana radiologi yang memenuhi standar
keselamatan radiasi.
3) Terwujudnya petugas yang patuh terhadap standar keselamatan
radiasi.
4) Laporan kejadian yang berhubungan dengan radiasi minimal
setahun sekali.
5) Laporan dosis radiasi setiap karyawan.
6) Petunjuk kerja keselamatan radiasi.
7) Dokumentasi hasil chek-up dan paparan radiasi.
Uraian Tugas :
1) Membuat jadwal chek kesehatan petugas secara rutin.
2) Membuat laporan kejadian yang berhubungan dengan radiasi.
3) Mengawasi perilaku semua staf radiologi yang berhubungan
dengan radiasi.
4) Memotivasi dan menyarankan agar semua petugas mematuhi
peraturan keselamatan radiasi.
5) Mendokumentasikan hasil paparan radiasi semua petugas
Tanggung Jawab :
1) Terwujudnya ruang dan sarana radiologi yang memenuhi standar
keselamatan radiasi.

16
2) Tersedianya alat radiologi yang terkalibrasi secara rutin minimal
tiap tahun.
3) Terlaksananya medical chek-up bagi semua petugas radiologi.
4) Mengirim dan mengevaluasi paparan radiasi petugas.
5) Terwujudnya petunjuk kerja untuk keselamatan radiasi.
Wewenang :
1) Mengawasi dan menanyakan perilaku semua petugas radiasi.
2) Mengatur jadwal kalibrasi alat.
3) Mengatur jadwal medical check-up petugas radiasi.
4) Mengatur jadwal petugas yang hamil atau sedang sakit
berhubungan dengan radiasi.
Syarat jabatan :
1) Minimal D3- radiologi
2) Mempunyai Surat Ijin Bekerja (SIB)

e. Administrasi
Nama jabatan : Penanggung Jawab Administrasi
Unit Kerja : Instalasi Radiologi
Ikhtisar jabatan :
1) Melaksanakan alur pendaftaran pasien radiologi.
2) Membuat laporan kegiatan administrasi radiologi.
3) Membuat laporan kunjungan pasien.
4) Mengatur pengarsipan dokumen pendaftaran.
5) Mengatur pengarsipan surat-menyurat
6) Mengatur dan mencatat surat keluar masuk radiologi.
Hasil Kerja :
1) Pembukuan atau registrasi pasien radiologi.
2) Laporan kunjungan pasien radiologi.
3) Arsip dokumen pendaftaran.
4) Arsip surat keluar masuk.
5) Buku ekspedisi surat menyurat.
Uraian Tugas :
1) Mengawasi dan mencatat surat keluar masuk.
2) Mendaftar semua pasien radiologi.
3) Mengontrol Alat Tulis kantor
4) membuat laporan harian jaga.

17
Tanggung jawab :
1) Kelancaran administrasi pendaftaran.
2) Kebenaran laporan kunjungan pasien.
3) Pencatatan skspedisi surat menyurat.
4) Kerapian pengarsipan dokumen pendaftaran dan surat menyurat.
Wewenang :
1) Mengawasi proses pembayaran.
2) Mengontrol kelancaran pemeriksaan pasien.
3) Mengecek stok bahan pendaftaran dan alat tulis kantor .
Syarat Jabatan :
1) Minimal SLTA
2) Bisa menggunakan computer
f. Logistik
Nama Jabatan : Penanggung jawab Logistik
Unit kerja : Instalasi radiologi
Ikhtisar jabatan :
1) Membuat laporan kegiatan pelayanan yang berhubungan dengan
logistik.
2) Membuat laporan kunjungan pasien.
3) Menjaga dan mengawasi keadaan stock barang logistik radiologi.
4) Menyususn rencana kebutuhan logistik radiologi.
5) Mencatat keluar masuk semua barang radiologi.
Hasil Kerja :
1) Daftar kebutuhan barang radiologi
2) Buku catatan bon permintaan barang radiologi.
3) Laporan penggunaan barang logistik.
4) Susunan atau penataan barang yang rapi dan mudah diidentifikasi.
Uraian Tugas :
1) Membuat lapoaran kegiatan yang berhubungan dengan logistik.
2) Membuat laporan kunjungan pasien.
3) Menjaga dan mengawasi keadaan stock barang logistik radiologi.
4) Menyusun rencana kebutuhan olgistik radiologi
5) Mencatat keluar masuk semua barang radiologi.
Tanggung jawab :
1) Ketersediaan barang logistik radiologi.
2) Pengambilan barang dari gudang rumah sakit.

18
3) Penataan barang logistik radiologi
4) Pencatatan keluar masuk barang radiologi.
5) Pengecekan waktu kadaluarsa barang kebutuhan rutin (film, cairan
dan kontras) radiologi.
Wewenang :
1) Mengatur penggunaan barang kebutuhan rutin radiologi.
2) Meminta masukan dan arahan dari atasan.
3) Mengontrol stock barang radiologi.
Syarat jabatan :
1) Minimal SMA
g. Pekerja Radiasi
Nama Jabatan : Radiografer
Unit kerja : Instalasi radiologi
Pelaksana pemeriksaan CT Scan dan Foto rontgen
Uraian Tugas :
1) Menyiapkan ruangan pemeriksaan dan menyiapkan peralatan
sesuai jenis pemeriksaan.
2) Menghidupkan dan mematikan peralatan
3) Menerima dan menganalisa surat pengantar foto, memanggil
pasien sesuai giliran dan menjelaskan tentang pemeriksaan yang
akan dilakukan.
4) Memberikan penjelasan tentang prosedur pemeriksaan kepada
pasien dan keluarganya
5) Mengerjakan pemeriksaan, bila dengan kontras harus dengan
dokter spesialis radiologi dan menyiapkan informed consent
6) Mengatur posisi pasien, factor exposi dan melakukan pemotretan
serta menganalisa hasil radiografi untuk dapat dilakukan expertesis
oleh dokter ahli radiologi.
7) Memberi informasi tentang pengambilan hasil radiografi serta
memulangkan pasien.
8) Membuat laporan habis pakai.
9) Membuat laporan bila terjadi sesuatu pada peralatan radiologi.
10) Melakukan tugas lain yang diberikan atasan sesuai peraturan yang
berlaku.
11) Menghadiri rapat internal dan bekerja sama dengan jajaran
radiologi dan lingkungannya.

19
Syarat jabatan :
1) Minimal D3- radiologi
2) Mempunyai Surat Ijin Kerja
h. Asisten USG
Uraian Tugas :
1) Menghidupkan dan mematikan alat USG
2) Memanggil dan menyiapkan pasien
3) Membantu dokter spesialis radiologi saat mengerjakan USG
4) Memberikan penjelasan tentang persiapan dan prosedur USG
kepada pasien
5) Mengganti kertas USG bila habis
Syarat jabatan :
1) Minimal D3- radiologi
2) Mempunyai Surat Ijin Kerja
Kualifikasi petugas
No NAMA PENDIDIKAN DISTRIBUSI
1 dr………………….., Sp. Rad Dokter Spesialis Ka. Instalasi + Spesialis
Radiologi Radiologi
2 Gigih Ardi Primananda, Amd. D- III Radiologi Kepala Ruang
Rad
3 ……………………Amd. Rad D- III Radiologi Pelaksana
pemeriksaan+PPR
4 …………………. SLTA Administrasi

Setiap petugas / personil baru yang bekerja di Radiologi wajib


mendapat orientasi mengenai ruang lingkup pekerjaan yang akan
ditempati, kesehatan kerja dan keselamatan kerja. Untuk petugas yang
lama dilakukan penyegaran setiap satu bulan sekali.Materi orientasi
bagi petugas yang baru melingkupi :
a. Ruang lingkup pekerjaan sesuai dengan bidangnya
b. Pengenalan bahan dan zat berbahaya yang ada di Radiologi
c. Pengenalan alat pelindung diri ( APD )
d. Pengenalan Keamanan Radiasi
e. Prosedur Proteksi dan Keselamatan Radiasi
f. Cara penanggulangan dan penanganan kecelakaanRadiasi
g. Cara penanganan pasien kritis

20
3. Pengaturan Jaga
Pelayanan di Instalasi Radiologi RS Hawari Essa terbagi menjadi 3 shift
yaitu :
a. Shift Pagi : Jam 07.00 – 14.00 WIB
Shift pagi yang dinas jaga ada 3 orang dan pembagian tugasnya sebagai
berikut :
1) Kepala Instalasi /Dokter Radiolog : 1 orang
2) Kepala Ruang dan Petugas Radiasi : 1 orang
3) Administrasi : 1 orang
Semua pekerja radiasi/ radiographer juga sebagai asisten
pemeriksaan USG.
b. Shift Siang : Jam 14.00 – 21.00 WIB
Shift siang yang dinas jaga ada 1 orang dengan tugas :
1) Sebagai tenaga administrasi.
2) Melakukan pemeriksaan.
3) Sebagai petugas kamar gelap.
c. Shift Malam : Jam 21.00 – 07.00 WIB
Shift malam yang dinas jaga ada 1 orang dengan tugas :
1) Sebagai tenaga administrasi.
2) Melakukan pemeriksaan.
3) Sebagai petugas kamar gelap
C. Standar Fasilitas

1. Standar Fasilitas
Untuk menunjang fasilitas pemeriksaan radiologi RS Hawari Essa
mempunyai fasilitas ruang, peralatan dan penunjang yang lainnya.
a. Fasilitas Ruang
1) Ruang Tunggu Pasien
a) Kursi panjang besi sebanyak 5 buah
b) Papan informasi
2) Ruang Administrasi
a) Meja Administrasi
b) Komputer dan Printer
c) Lemari tempat penyimpanan hasil rontgen
3) Ruang Pemeriksaan
4) Kamar gelap

21
Instalasi Radiologi RS Hawari Essa mempunyai 1 ruang pemeriksaan,
yaitu :
1) Kamar Pemeriksaan I (Untuk pemeriksaan X-Ray Konvensional
non kontras)
a) Ukuran Ruang : panjang x lebar x tinggi = 680 cm x 600 cm
x 400 cm
b) Tebal dinding : tembok setebal 30 cm dilapisi Pb setebal 2,5
mm
c) Pintu dilapisi penahan radiasi 2mm Pb dan dilengkapi
lampu merah tanda bahaya radiasi.
d) Ruang operator pesawat Sinar-X dilengkapi dengan jendela
kaca observasi Pb ukuran 40 cm x 60 cm
e) Ruangan dilengkapi dengan Air Conditioner (AC)
f) Kamar Mandi/ WC

2. Fasilitas Peralatan
Adapun fasilitas peralatan dan perlengkapan radiodiagnostik yang
ada di instalasi radiologi RS Hawari Essa sebagai berikut :
NO Peralatan Kelengkapan Jumlah Keterangan

1. Pesawat Multipurpose
Konvensional Sinar- Radiografi fungsional
1 Tersedia
X Toshiba KXO- (pemeriksaan
15R konvensional)

2. Peralatan proteksi Lead apron 0,25


1 Tersedia
radiasi

Kaca mata Pb 1 mm Pb Belum


-
Tersedia

Pelindung tiroid Pb 1 Belum


-
mm Pb Tersedia

Tabir mobile (t), 200


cm (l) setara 2 mm pb, Belum
-
Ukuran keca Tersedia

disesuaikan setara 2

22
mm Pb

Film Badge Belum


-
Tersedia

8. Quality Assurance Beam alignment test


dan Quality Control tool, densitometer,
Belum
sensitometer, collimator -
tersedia
tool, automatic beam
analiyzer, safe light test

9. Emergency kit Peralatan dan obat- Belum


-
obatan Tersedia

10. Kamar gelap Automatic processing Tersedia


1 unit
film

11. Viewing box Belum


-
Tersedia

3. Fasilitas Penunjang Lainnya


a. Baju ganti pasien
b. Kaset
Kaset dengan ukuran 18 x 24 cm : Belum tersedia
Kaset dengan ukuran 24 x 30 cm : 1 buah
Kaset dengan ukuran 30 x 40 cm : 1 buah
Kaset dengan ukuran 35 x 35 cm : 1 buah
Kaset dengan ukuran 35 x 43 cm : Belum tersedia
c. Grid/ Lisholm
Grid dengan ukuran 24 x 30 cm : Belum tersedia
Grid dengan ukuran 35 x 43 cm : Belum tersedia
d. Automatic Processor merk Huq : 1 buah
D. Tata Laksana Pelayanan
1. Pendaftaran dan Pencatatan
Pendaftaran pemeriksaan radiologi dilakukan di loket pendaftaran
sesuai dengan protap-protap alur pemeriksaan pasien yang meliputi :
a. Alur pelayanan radiodiagnostik penderita rawat jalan yang terdiri
dari :

23
1) Pasien umum
2) Pasien ASKES
b. Alur pelayanan radiodiagnostik untuk penderita rawat inap
2. Prosedur Pasien Umum Non Askes

1) Pasien datang ke loket administrasi radiologi dengan membawa surat


permintaan pemeriksaan dari poliklinik, dokter umum, atau dokter
puskesmas.
2) Untuk pasien yang dilakukan pemeriksaan khusus (dengan media
kontras) maka harus dilakukan perjanjian dahulu sebelum diperiksa,
baik dari ruangan, poliklinik atau rujukan
3) Petugas loket menerima surat permintaan pemeriksaan, mencatat
identitas pasien, nomor registrasi, jenis pemeriksaan kemudian
dibuatkan rincian biaya pemeriksaan untuk dibayarkan di loket
4) Berkas pasien diserahkan kepada radiografer di ruang pemeriksaan
5) Radiografer melakukan pemeriksaan radiolgi sesuai dengan
permintaan dokter pengirim.
6) Hasil pemeriksaan radiodiagnostik setelah dibuatkan expertise oleh
dokter radiologi diberikan ke pasien saat itu juga
3. Prosedur Pasien Umum dengan Askes
1) Pasien datang ke loket administrasi radiodiagnostik dengan
membawa surat permintaan ke rujukan Askes
2) Pasien diminta mendaftarkan ke loket Askes apabila belum terdaftar
di loket Askes
3) Apabila sudah terdaftar maka langsung dibuatkan berkas-berkas
pasien dengan melengkapi syarat-syarat sebagai berikut :
a. Rujukan asli + foto kopi rujukan
b. Foto kopi kartu peserta askes
c. Bagi anak yang telah berusia 21 sampai dengan 25 tahun (yang
masih kuliah) harusmelampirkan foto kopi kartu mahasiswa
4) Pasien diminta untuk menunggu giliran pemeriksaan, berkas pasien
di serahkan ke radiografer
5) Radiografer membuat pemeriksaan radiologi sesuai dengan
pemeriksaan dokter pengirim.
6) Hasil pemeriksaan radiodiagnostik setelah dibuatkan expertise oleh
dokter radiologi dapat langsung diambil.

24
4. Prosedur Pelayanan Radiodiagnostik untuk penderita rawat inap

1) Pengantar/perawat datang ke loket administrasi radiodiagnostik


denganmembawa surat perintah pemeriksaan dari dokter yang
merawat
2) Petugas loket radiologi menerima surat pemeriksaan, mencatat
identitas pasien, nomor register dan jenis pemeriksaan yang diminta
3) Pasien yang tidak memerlukan persiapan, langsung diantar ke ruang
pemeriksaan dengan berkas permintaan pemeriksaan fotonya dan
dilakukan pemeriksaan radiologi.
4) Setelah pemeriksaan selesai pasien dapat langsung dibawa ke ruang
rawat inap kembali sementara hasil expertise,diambil oleh
perawat/petugas ruangan tempat perawatan pasien
5. Jenis Pemeriksaan Yang Bisa Dilayani
a. Pemeriksaan Rontgen Sederhana
1) Non Kontras
Rontgen -Thorax
Rontgen - Femur
Rontgen - Cruris
Rontgen - Cranium
Rontgen - SPN
Rontgen - Pedis
Rontgen - Pelvis
Rontgen - Coxae
Rontgen - Abdomen / BNO
Rontgen - Clavicula
Rontgen - Scapula
Rontgen - Humerus
Rontgen - Manus
Rontgen - Antebrachii
Rontgen - Wrist joint
Rontgen – Hip joint
Rontgen –nasal
Rontgen –orbita
Rontgen –atresiani
Rontgen – shouder joint
Rontgen – ankle joint

25
Rontgen – elbow joint
Rontgen – Abdomen 3 posisi
Rontgen –genu
Rontgen – vertebae thorakalis
Rontgen – vertebrae cervikalis

Rontgen – vertebrae lumbalis


Rontgen – vertebrae thoracolumbal
Rontgen – vertebrae lumbosacral
Rontgen -babygram
Rontgen – mastoid
Rontgen – calcaneus

b. Persiapan Pemeriksaan
Pemeriksaan radiologi untuk tujuan diagnostik hanya dilakukan
sesuai dengan permintaan yang tercantum pada formulir permintaan
pemeriksaan radiologi.Dalam surat permintaan tersebut dicantumkan
keadaan klinis pasien. Untuk pemeriksaan tanpa persiapan bisa
langsung dikerjakan
c. Pelaksanaan Pemeriksaan
Surat permintaan radiologi yang telah diregistrasi oleh petugas
administrasi diterima radiographer.Radiografer memanggil pasien lalu
mengindentifikasi pasien sesuai dengan yang yang tercatat pada
lembar permintaan pemeriksaan radiologi ( Nama, Umur, No. RM,
gelang pasien ). Kemudian radiografer mencatat terlebih dahulu pada
logbook yang ada di ruang pemeriksaan, sambil menunggu pasien
ganti baju pasien/menempatkan diri di meja pemeriksaan.Jika sudah,
pasien diminta melepas perhiasan atau benda yang dapat mengganggu
foto dan memberitahu kepada pasien apa yang akan difoto.
Selanjutnya radiografer melaksanaan pemeriksaan/ pemotretan sesuai
dengan tahapan - tahapan yang sudah ditetapkan seperti menyiapkan
kaset, pengaturan pesawat, pengaturan/ persiapan pasien dan lain-lain.
Setelah dilakukan pemeriksaan, pasien dipersilahkan menunggu
diruang tunggu untuk pasien yang dari poliklinik dan untuk pasien
rawat inap kembali ke ruangan.Selama pemeriksaan petugas
memperhatikan aspek proteksi radiasi, sebagai perlindungan
keselamatan radiasi bagi pasien dan petugas pekerja radiasi.

d. Pelaksanaan pemeriksaan Tanpa Kontras


1) Petugas membaca lembar permintaan pemeriksaan, meliputi :
a) Identitas pasien :Nama pasien, tanggal lahir, Nomor RM.

26
b) Jenis permintaan pemeriksaan
c) Diagnosa penyakit pasien.
2) Ambil kaset sesuai ukuran.
3) Bawa dan masuk ke ruang periksa yang tidak digunakan oleh
petugas lain.
4) Siapkan alat sinar-x dan marker R/L.
5) Panggil pasien dengan menyebut Bpk/Ibu/Mbak/Mas/Anak dan
nama serta alamatnya diruang tunggu.
6) Persilahkan masuk pasien dan tutup pintu ruangan.
7) Lakukan identifikasi meliputi nama, tanggal lahir dan no RM.
8) Jelaskan prosedur pemeriksaan secukupnya.
Contoh:
a) Permisi pak, Bapak akan di foto dadanya. Agar gambarnya jelas,
mohon baju atas dilepas diruang ganti, silahkan! (sambil
menunjuk ruang ganti)
b) Permisi bu, Ibu kan difoto dadanya. Agar gambarnya jelas,
mohon baju atas diganti dengan baju khusus yang kami sediakan
diruang ganti, Silahkan! (sambil menunjuk ruang ganti).
9) Sambil menunggu pasien bersiap-siap nyalakan lampu merah dan
Siapkan faktor ekspose.
10) Atur posisi pasien, batas-batas film. Lalu Informasikan tentang
aba-aba: tarik napas dan tahan napas pada pasien.
11) Ekspose saat pasien diam.
12) Persilahkan pasien ganti/pakai baju lagi bagi yang ganti.
13) Persilahkan pasien menunggu di ruang tunggu.
Bila pasien rawat inap, setelah foto di cek informasikan agar
kembali ke ruang dulu dan hasilnya ditinggal dahulu.
Bila pasien rawat jalan ditunggu.
14) Matikan lampu merah dan Ambil kaset yang sudah diekpose, untuk
di beri ID pasien menggunakan ID printer.
15) Proses film dg automatic processor film.
16) Bila radiograf sudah jadi, cocokkan dengan amplop fotonya
masing- masing lalu ditaruh meja Radiolog sesuai urutannya untuk
diekspertise.

27
17) Bila sudah diekspertise, berikan pada pasien dan diminta tanda
tangan dilengkapi nama terang dikartu pengambilan/buku ekspedisi
hasil.
e. Pencucian Film
Pemrosesan film dapat dilakukan Automatic Processing Film
(APF) di kamar gelap. Sebelum digunakan terlebih dahulu peralatan
pemrosesan film harus dinyalakan terlebih dahulu sesuai dengan
prosedur yang sudah ditetapkan.
Langkah – langkah pemrosesan film di kamar gelap :
1) Ambil kaset yang sudah diekspose
2) Tutup pintu dan matikan lampu penerangan kamar gelap
3) Buka kaset dan film diambil
4) Masukkan film ke dalam tempat film di APF
5) Tutup tempat film APF
6) Isi kembali kaset sesuai ukuran film
7) Nyalakan lampu penerangan kamar gelap
f. Pemberian Expertise
Ekspertise foto Rontgen baik di dalam maupun di luar jam kerja
dilakukan oleh DokterSpesialis Radiologi.
1) Di dalam Jam kerja
Foto Rontgen akan diekspertise setiap hari sesuai dengan jam
kerja yaitu dari jam 07.00 s/d 14.00 WIB dan bisa ditunggu
hasilnya dalam jangka waktu ≤ dari 3 jam dengan ketentuan foto
tersebut dilaksanakan ≤ jam 12 siang hari pemeriksaan.
2) Di luar jam kerja / kasus cito
Diluar jam kerja expertise/diatas pukul14.00 WIB pelayanan
ekpertise dokter spesialis radiologi akan dilakukan pada jam kerja
hari berikutnya. Kecuali kasus cito dengan kasus kritis maka akan
diantar ke tempat dokter spesialis radiologi dan akan ditunggu
ekspertisenya dan diperbolehkan pinjam basah oleh klinisi tetapi
harus dikembalikan ke radiologi kembali dalam kurun waktu 1
jam.
Dokter Spesialis Radiologi akan memberitahukan hasil
rontgen dengan kasus cito secepatnya kepada dokter yang
mengirim apabila ditemukan hal-hal serius/jika ditemukan nilai
kritis hasil pemeriksaan radiologi maka akan dilaporkan ≤ 60
menit.

28
g. Penyerahan Hasil
Untuk pengambilan hasil radiologi dapat dilakukan didalam jam
kerja (07.00 s/d 14.00)atau diluar jam kerja ( > jam 14.00 )
1) Pasien Rawat Jalan dan Rujukan.
Hasil pemeriksaan radiologi diberikan dengan prosedur sebagai
berikut:
- Petugas radiologi memanggil nama dan alamat pasien.
- Pasien atau keluarga memberikan paraf di kartu pengambialn
hasil dan menulis nama terang.
- Petugas radiologi mencocokkan identitas pasien dengan slip
penmbayaran pasien.
- Petugas radiologi memberikan hasil pemeriksaan kepada pasien
atau keluarga.
- Petugas radiologi mempersilahkan pasien dan keluarga kembali
ke dokter pengirim dan mengucapkan terimakasih.
2) Pasien Rawat Inap
Hasil pemeriksaan radiologi diberikan dengan prosedur sebagai
berikut :
- Petugas ruangan datang ke radiologi.
- Petugas radiologi menyiapkan hasil pemeriksaan yang akan
diambil.
- Petugas ruangan mencatat identitashasil pemeriksaan pasien
yang akan diambil (no.RM, nama pasien, jenis pemeriksaan dan
bangsal) di buku pengambilan hasil pemeriksaan radiologi
- Petugas ruangan memberikan paraf dan nama terang di buku
pengambilan hasil pemeriksaan radiologi
- Petugas radiologi memberikan hasil pemeriksaan ke petugas
ruangan dan mengucapkan terimakasih.
h. Pemeriksaan CITO
Pemeriksaan CITO dengan kasus kritis antara lain :
Pemeriksaan foto thorak dengan :
a. Tension Pneumothoraks / Hydropneumothorax
b. Efusi pleura massif
c. Pneumopericardium
d. Pneumoperitonium
e. Herniasi Dafragmatika

29
Pemeriksaan foto abdomen dengan :
a. Tanda – tanda Pneumoperitonium
b. Illius Obstructive/Paralitik
c. Peritonitis
Untuk waktu tunggu pemeriksan radiologi CITO adalah ≤ 60
menit, begitu pula dengan pelaporan hasil nilai kritis pemeriksaan
radiologi. Waktu tersebut dihitung mulai dari pasien datang hingga
terbit hasil bacaan pemeriksaan radiologi.
i. Pengelolaan Limbah
Radiologi dapat menjadi salah satu sumber penghasil limbah cair
dan padat yang berbahaya dikarenakan mengandung logam berat bila
tidak ditangani dengan benar dapat membahayakan lingkungan, oleh
karena itu pengelolaan limbah harus dilakukan dengan benar.
1) Limbah radiologi dapat berupa :
a. Limbah cair
Limbah cair berasal dari bekas larutan pencuci film rontgen
yang sudah tidak bisa digunakan lagi, misalnya :
 Developer
 Fixer
 Air pencucian film
b. Limbah padat
Limbah padat biasanya berupa film reject / film gagal dan
jerigen kemasan/ wadah developer / fixer.
c. Limbah Medis
 Limbah cair
Limbah cair berasal dari sisa media kontras
 Limbah padat
Limbah padat berupa jarum suntik, spuit, sarung tangan,
botol kontras media, botol infuse.
 Pengolahan dan penampungan
Untuk limbah radiologi pengolahan dengan cara:
1. Developer diencerkan lalu dibuang di saluran IPAL.
2. Fixer ditampung dalam jerigen kemudian diserahkan ke
pihak ketiga untuk dapat dinetralkan logam beratnya.
3. Film bekas disimpan selama 5 tahun setelah itu bisa
dimusnahkan.

30
4. Limbah medis ditampung dan dipisah sesuai dengan
kantong untuk kemudian dibawa ke incenerator/ dibakar.
j. Laporan Hasil dan Arsip
1) Laporan hasil expertise dokter radiologi disimpan dan diarsipkan
selama 5 tahun setelahnya dimusnahkan.
2) Arsip
Di radiologi dokumen-dokumen yang diarsipkan.
a) Surat permintaan pemeriksaan rontgen
b) Laporan hasil expertise dokter radiologi disimpan dan
diarsipkan selama 5 tahun setelahnya dimusnahkan.
c) Blanko Inform Consent.
d) Hasil pematauan dosis radiasi/ film badge dari BPFK.
e) Hasil pemantauan tes kesehatan pekerja radiasi
f) Surat Ijin Pesawat x-ray dari BAPETEN.
3) Pemusnahan Dokumen
Pelaksanaan pemusnahan dokumen yang telah disimpan
selama 5 tahun harus disertai berita acara yang berisi :
a) Tanggal, bulan dan tahun pemusnahan.
b) Penanggung jawab atau otorisasi pemusnahan dokumen.
k. Trouble Shooting
Dosis yang diterima oleh pekerja radiasi dapat dilihat dari film
badge sebagai monitoring radiasi yang setiap bulan dikirim dan diproses
oleh BPFK dan hasilnya dapat diketahuai setiap bulannya. Hasil
pengukuran ini sebagai acuan apakah pekerja radiasi menerima dosis
radiasi yang diijinkan yaitu sebesar 20 mSv pertahun dan apabila
mendapat dosis yang melebihi dicurigai adanya kebocoran radiasi. PPR
akan segera melaporkan kepada kepala ruang untuk diteruskan ke
Direktur melalui kabid pelayanan dan penunjang medis untuk segera
dilakukan perbaikan dan pencegahan. Dan kepada pekerja radiasi yang
bersangkutan dilakukan rolling tempat kerja atau memberi cuti sesuai
perhitungan dosis.
Petugas radiologi harus melakukan cek kesehatan menimal 1 tahun
sekali dan juga digunakan untuk persyaratan ijin.

31
L. Logistik
Penanggung jawab pengelolaaan logistik di Unit Radiologi RS Hawari
Essa dilaksanakan oleh kepala ruang dibantu oleh penanggung jawab gudang/
logistik ruangan.
Jenis kebutuhan barang radiologi terdiri atas :
1. Kebutuhan rutin
Kebutuhan rutin adalah sejumlah barang habis pakai yang digunakan
untuk pelayanan pasien terdiri atas :film, cetakan, alat tulis kantor
(ATK), tisue USG, developer dan fixer.
2. Kebutuhan tidak rutin.
Kebutuhan tidak rutin adalah sejumlah barang selain barang rutin,
misalnya: peralatan, mebel, elektronik, linen dan lainya.
Pengelolaan Kebutuhan Barang Radiologi.
1. Perencanaan
Petugas radiologi menghitung jumlah kebutuhan barang setiap
tahun.Rencana kebutuhan diajukan ke rumah sakit melalui Bidang
Penunjang dan Pelayanan Medis. Cara menghitungnya adalah dengan
berdasar data kunjungan pasien atau data tahun sebelumnya lalu
ditambah 20%.
Untuk pemenuhannya, dibelanjakan rumah sakit setiap bulan.Maka
petugas radiologi menyusun rencana kebutuhannya, dibuat setiap bulan
pada Minggu pertama.
Barang habis pakai pengadaannya melalui instalasi farmasi, sedangkan
barang cetakan pengadaanya melalui rumah tangga/bagian umum.
2. Alur permintaan

Instalasi radiologi Bidang Penunjang Unit Layanan


dan Pelayanan Pengadaan
Medis

Gudang farmasi
Rutin

Gudang Barang
Tidak Rutin

32
3. Penyimpanan.
Barang diambil setiap bulan, dan penyimpanan dilakukan ruang
radiologi. Kecuali obat-obatan dan media kontras disimpan di apotik .
a) Gudang Farmasi
Barang yang tersimpan di gudang farmasi meliputi.
No Nama Reagen Jenis
1 Leukoplast Padat
2 Alkohol Cair
3 Masker Padat
4 Handscoon Padat
5 Jelly USG Gel
6 Kertas dan tinta USG Padat
7 Cairan Hands rub Cair
8 Obat-obatan Emergency Padat

b) Gudang Rumah Tangga


Pengadaan logistik rumah tangga disesuaikan dengan
kebutuhan bulanan yang meliputi.
No Nama Barang Jenis
1 Amplop rontgen besar Padat
2 Amplop rontgen sedang Padat
3 Amplop rontgen kecil Padat
4 Buku Kwarto Padat
5 Kertas HVS Padat
6 Buku Register Padat
7 Pita Printer Padat
8 Tinta Printer Padat
9 Spidol Permanen Besar Padat
10 Spidol Whiteborad Padat
11 Bolpoint Padat
12 Isi Staples Padat
13 Tissu Padat
14 Sabun cuci piring Cair
15 Sabun Cuci tangan Cair
16 Batu Baterai Padat

33
17 Paper clip Padat
18 Kertas Continous Padat

c) Gudang Radiologi
Bahan Medis Habis Pakai yang didisimpan di gudang ruang
radiologi.
No Nama Reagen Jenis
1 Film 35 x 35 cm Padat
2 Film 30 x 40 cm Padat
3 Film 24 x 30 cm Padat
4 Film 18 x 24 cm Padat
5 Larutan Developer Cair
6 Larutan Fixer Cair

DAFTAR PERBEKALAN REAGENSIA, X RAY FILM


DAN LAINNYA
INSTALASI RADIOLOGI RS HAWARI ESSA

No BHP JENIS Ket


Film Konvensional
1 Film 35 x 35 cm
Padat
2 Film 30 x 40 cm
Padat
3 Film 24 x 30 cm
Padat
Larutan reagensia Automatic
Prosessing
1. Larutan Developer Liquid Automatic
Cair prosessing
2. Larutan Fixer Liquid Automatic
Cair prosessing

34
4. Penggunaan
Penggunaan barang yang ada batas kadaluwarsanya harus diperhatikan
benar-benar.Barang yang batas kadaluwarsanya pendek digunakan
terlebih dahulu.Penggunaan obat kontras dilakukan dengan peresepan
setiap ada pemeriksaan.
5. Pencatatan dan pelaporan.
Pencatatan dan pelaporan dilakukan setiap bulan bersamaan dengan
laporan kegiatan bulanan radiologi.

M. Keselamatan Pasien
1. Pengertian
Keselamatan pasien adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat
pasien lebih aman. Hal ini termasuk asesmen resiko, identifikasi dan
pengelolaan yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kempuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko, sehingga di
dalam melaksanakan tugasnya seorang pekerja radiasi/ radiographer harus
mengutamakan keselamat pasien selaian keselamatan dirinya sendiri
akibat tindakan pemeriksaan radiologi.
Insiden keselamatan pasien adalah setiap kejadian atau situasi yang
dapat menyebabkan harm (penyakit, cidera, cacat, kematian dan lain-lain)
yang seharusnya tidak terjadi. Insiden keselamatan pasien dibagi menjadi :
a) Kejadian Sentinel
Adalah insiden keselamatan pasien yang menyebabkan pasien cidera.
b) Kejadian Yang Tidak Diharapkan (KTD)
Adalah insiden keselamatan pasien yang menyebabkan pasien cidera.
c) Kejadian Nyaris Cidera (KNC)
Adalah insiden keselamatan pasien yang belum sampai terpapar (pasien
tidak cidera)
d) Kejadian Tidak Cidera (KTC)
Adalah insiden keselamatan pasien yang sudah terpapar ke pasien tetapi
tidak menimbulkan cidera.
e) Kondisi Potensial Cidera (KPC)
Adalah kondisi atau situasi yang sangat berpotensi untuk menimbulkan
untuk menimbulkan cidera, tetapi belum sampai insiden.

35
Upaya Khusus Keselamatan Pasien :
a) Ada 7 langkah menuju keselamat pasien rumah sakit, yaitu :
(1) Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien.
(2) Pimpin dan dukung staf.
(3) Integrasikan aktifitas resiko.
(4) Kembangkan sistem pelaporan.
(5) Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien.
(6) Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien.
(7) Cegah cidera melalui implikasi keselamatan pasien.
b) Ada 7 standar keselamatan pasien, yaitu :
(1) Hak pasien.
(2) Mendidik pasien dan keluarganya.
(3) Keselamatan pasien dan asuhan berkesinambungan.
(4) Penggunanan metode peningkatan kinerja, untuk melakukan evaluasi
dan meningkatkan keselamatan pasien.
(5) Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamat pasien.
(6) Mendidik staf tentang keselamatan pasien.
(7) Komunikasi, merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan
pasien.
c) Ada 6 sasaran keselamatan pasien di rumah sakit.
(1) Ketepatan identifikasi pasien.
(2) Peningkatan komunikasi yang efektif.
(3) Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai (high alert)
(4) Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi.
(5) Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan.
(6) Pengurangan resiko pasien jatuh.

2. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dari penyusunan pedoman ini yaitu :
a) Sebagai pedoman petugas radiologi agar dalam menjalankan
tugasnya harus sesuai standar sehingga keamanan dan keselamatan
pasien terjamin.
b) Terciptanya budaya keselamatan pasien.
c) Meningkatkan akuntabilitas.
d) Menurunnya Kejadian Tidak Diinginkan (KTD)
e) Terlaksananya program-program sehingga tidak terjadi pengulangan
KTD.

36
f) Memberikan jaminan bahwa hasil radiologi yang dikeluarkan adalah
hasil sebenarnya sehingga benar-benar akurat dalam menunjang
diagnosa dokter.

3. Tata Laksana Keselamatan Pasien


Tata laksana keselamatan pasien didalam pelayanan radiologi adalah
sebagai berikut:
a) Petugas radiologi selalu menanyakan atau melakukan pengecekan
identitas pasien sebelum melakukan tindakan pemeriksaan terhadap
pasien.
b) Petugas radiologi melakukan penulisan identitas dan penomoran foto
pada logbook, pemasangan marker secara benar sesuai prosedur yang
telah ditetapkan.
c) Petugas radiologi dalam melakukan posisioning dan teknik pemeriksaan
secara benar sesuai prosedur yang telah ditetapkan.
d) Petugas radiologi melakukan pencucian film yang telah diexpose sesuai
prosedur yang telah ditetapkan.
e) Petugas radiologi dan dokter radiologi melakukan pengecekan hasil foto
dan melakukan tindakan koreksi bila ada kesalahan kemudian
mendokumentasikannya.
f) Petugas radiologi menyerahkan hasil radiologi secara benar sesuai
identitas pasien dan prosedur yang telah ditetapkan.
g) Radiologi harus mempunyai staf yang terdidik, trampil dan terlatih
untuk melaksanakan teknik pemeriksaan agar hasil yang didapatkan
tepat dan akurat.
h) Radiologi harus mempunyai staf yang terdidik, terampil dan terlatih
untuk melakukan tindakan proteksi radiasi terhadap diri sendiri, pasien
dan lingkungan sekitar.
i) Setiap alat harus dikelola dengan baik dan benar , baik waktu
pengadaan, proses inventarisasi alat, kalibrasi, ijin dan
didokumentasikan dengan baik.
4. Tindakan Preventif
Merupakan sistem yang diharapkan bisa mencegah terjadinya kejadian-
kejadian tidak diharap akibat kesalahan melaksanakan suatu tindakan atau
tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan. Tindakan preventif
dilakukan melalui :

37
a) pencegahan kejadian tidak diinginkan dan peralatan yang memnuhi
standar K3
b) Pertemuan rutin di rapat struktural seminggu sekali.
c) morning report
d) evaluasi prosedur secara berkala dan terus menerus.
e) audit internal.

5. Tindakan korektif
Merupakan tindakan pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar
dari insiden dan tindak lanjutnya serat implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya resiko.Tindakan korektif merupakan tindak
lanjut dari rapat tertutup setelah ada inspeksi dan verifikasi.

6. Audit mutu internal


Dilakukan secara berkala dan terus menerus tiap 6 bulan. Sedang audit
eksternal dilakukan setiap 1 tahun. Hal ini dilakukan untuk menilai proses
dan sasaran mutu termasuk keselamatan pasien di dalamnya

N. Keselamatan Pasien
1. Pengertian
Keselamatan kerja adalah suatu sistem keselamatan yang bertujuan
melindungi petugas radiasi, pasien, masyarakat dan lingkungan sekitar dari
resiko bahaya radiasi.Keselamatan kerja merupakan sarana untuk
mencegah kecelakaan kerja yang menimbulkan kerugian materi dan non
materi.
a. Keselamatan Pekerja Radiasi
Petugas radiologi bekerja didalam ruangan yang memenuhi syarat
standar keselamatan radiasi sesuai yang diatur dalam peraturan kepala
BAPETEN tentang keselamatan radiasi dalam penggunaan pesawat
sinar – x radiodiagnostik.
Ruang Radiologi RS Hawari Essa dindingnya terbuat dari tembok
bata setebal 25 cm dengan pintu yang dilapisi Pb setebal 2 mm dan
jendela observasi kaca Pb .Selain itu dalam melakukan pemeriksaan
tabung pesawat x – ray tidak menghadap ke petugas dan jarak yang
sejauh mungkin dari sumber radiasi dan dengan menggunakan waktu
yang sesingkat mungkin. Dan apabila terpaksa berada di lingkungan

38
medan radiasi harus menggunakan apron untuk meminimalkan terkena
paparan radiasi hambur.
Selain itu petugas radiasi selalu menggunakan film badge untuk
mengukur dosis radiasi yang diterima selama satu bulan.
b. Keselamatan Pasien
Untuk pasien tidak ada batas minimal dosis radiasi yang diterima
tetapi tetap menggunakan prinsip ALARA (As Low As Responsible
Achieveble) yaitu meminimalisai dosis radiasi yang diterima pasien
dengan cara pembatasan lapangan penyinaran, mempersingkat waktu
penyinaran dan untuk ibu hamil disarankan memberitahukan kepada
petugas radiasi agar organ-organ yang sensitive dari sinar radiasi dapat
ditutup menggunakan apron untuk melindungi terkena paparan radiasi.
c. Keselamatan lingkungan
Dosis radiasi yang diijinkan untuk masyarakat/ lingkungan sekitar
adalah 1 mSv/ tahun atau seper sepuluh dari dosis yang diterima
petugas radiasi sebagaimana diatur dalam peraturan kepala BAPETEN
tentang keselamatan radiasi dalam penggunaan pesawat sinar –x
radiodiagnostik dan radiologi konvensional. Untuk keluraga pasien
yang terpaksa berada dalam ruang pemeriksaan harus menggunakan
apron dan ibu hamil dilarang memasuki ruang pemeriksaan.
Di atas pintu pemeriksaan dipasang lampu merah yang akan
menyala sebagai tanda peringatan bahwa sedang ada penyinaran. Dan di
dinding selalu dipasang tanda peringatan tentang bahaya radiasi
.Selengkapnya keselamatan kerja ini tertuang dalam program proteksi
radiasi yang dibuat oleh Petugas Proteksi Radiasi (PPR).

2. Tujuan
a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja.
b. Mencegah dan mengendalikan paparan radiasi.
c. Mencegah dan mengendalikan penyebaran dan timbulnya penyakit
akibat kerja.
d. memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.
e. menerapkan ergonomi di tempat kerja.
f. Membuat peralatan kerja lebih terpelihara

3. Klasifikasi Kecelakaan Kerja.

39
a. Menurut jenis kecelakaan :
- terpapar radiasi
- terjatuh
- tersandung
- terbentur
- terserum listrik.
b. menurut agen penyebab :
- penyebab alat radiasi seperti tersetrum listrik dan terpapar radiasi.
- penyebab lingkungan seperti pencahayaan kurang, kepanasan.
c. menurut jenis luka dan cideranya :
- akibat terkena radiasi jadi hitam dll
- akibat terkena arus listrik jadi melepuh
- akibat terbentur jadi tyergores, patah tulang, kesleo, terkilir , nyeri.
d. Menurut lokasi bagian tubuh :
- di kepala, leher, kaki dll
- luka umum dsb

4. Upaya Pencegahan
Upaya pencegahan kecelakaan kerja instalasi radiologi adalah :
a. Desain Ruangan, dibuat sesuai aturan yang berlaku dan memenuhi
standar proteksi radiasi.Di pasang lampu merah petunjuk radiasi di
setiap pintu ruang yang di dalamnya ada alat sinar-x.
b. Peralatan dipasang grounding untuk menghindari kesetrum listrik. Dan
dilengkapi dengan cara menggunakan alat tersebut.
c. Untuk SDM diberikan petunjuk teknis dan SPO. Juga saling
komunikasi antar pekerja.
d. Untuk monitoring alat, dilakukan kalibrasi secara rutin setiap tahun.
Juga dilakukan pengelolaan haria, mingguan, bulanan dan tahunan.
e. Pengawasan terhadap semua petugas dan SDM yang ada selalu
diikutkan dalam pelatihan dan worshop yang mendukung pekerjaan.

40
O. Proteksi Radiasi
Proteksi radiasi merupakan hal penting dan mutlak harus diperhatikan,
untuk menjaga keselamatan pasien, petugas dan masyarakat dari dampak
radiasi.Ruang pemeriksaan Radiologi semuanya harus dilengkapi / dilapisi
dengan timbal, semua pesawat kondisinya layak pakai, berijin dan secara
rutin dikalibrasi.
APD yang ada di Radiologi RSUD Brebesdiantaranya :
 Kaca mata timbal

 Thyroid Collar Pb

 Apron

 Tabir timbal mobile


Langkah-langkah pencegahan bahaya radiasi :

1. Mendesain ruangan radiasi sedemikian rupa sehingga paparan radiasi tidak


melebihi batas-batas yang dianggap aman
2. Petugas dan Pasien
 Petugas bila sedang terpancar sinar-x berada dibalik perisai/tabir
pelindung yang telah dilapisi timbal setara 2mm pb.
 Pemasang stiker bahaya radiasi di setiap pintu pemeriksaan
 Pemasangan lampu warna merah di atas pintu pemeriksaan
 Pengaturan kondisi faktor exposi dengan cermat serta kolimator sesuai
objek yang di foto
 Penggunaan APD untuk organ sensitive yang tidak diperiksa
 Penggunaan apron untuk petugas / keluarga pasien bila diperlukan
bantuan
 Meminimalisasi / menghindari proses foto ulang
 Secara berkala petugas PPR mengecek keadaan dan kelayakan semua
alat peralatan yang diperlukan
 Setiap pekerja radiasi harus menjalani pemeriksaan kesehatan secara
berkala sedikitnya sekali dalam setahun
3. Pengelolaan film monitoring radiasi petugas sesuai dengan instruksi kerja.
 Petugas radiasi wajib memakai alat monitoring radiasi saat bekerja
dimedan radiasi.

41
 PPR selalu mengingatkan dan mengirim film monitoring radiasi secara
rutin ke BPFK, serta menyampaikan hasilnya kepadasemua petugas
radiasi yang bersangkutan.
4. Pengukuran paparan dan Kalibrasi
 Minimal setahun sekali dilakukan kalibrasi dan pengukuran paparan
radiasi disekitra ruang sinar-x.
 Setiap ada alat sinar-x baru dan perubahan ruangan, maka PPR
melakukan koordinasi dengan Biomedis untuk uji kesesuaian dan
kalibrasi.

P. Pengendalian Mutu

1. Pengertian
Mutu pelayanan instalasi radiologi harus memiliki standar mutu
yang jelas, artinya setiap pelayanan radiologi harus mempunyai indikator
dan standar.Dengan demikian pelanggan dapat membedakan pelayanan
yang baik dan tidak melalui indikator dan standarnya.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka suatu keharusan bagi
instalasi Radiologi untuk selalu dapat meningkatkan kualitas
pelayanannya.Upaya peningkatan mutu pelayanan radiologi dituangkan
dalam bentuk program-program.
2. Tujuan dari program peningkatan kualitas pelayanan radiologi
antara lain:
a. Meningkatnya mutu pelayanan radiologi RS Hawari Essa sejalan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
kebutuhan pasien di era globalisasi.
b. Meningkatkan kepercayaan pasien/ pelanggan terhadap pelayanan
instalasi radiologi RS Hawari Essa.
c. Meminimalkan kemungkinan munculnya ketidakpuasan dan komplain
dari pasien.
3. Indikator Mutu Pelayanan dan Standar Mutu Radiologi antara lain:
a. Meningkatnya kepuasan pasien terhadap pelayanan radiologi 80 %
b. Menurunnya prosentase film gagal ≤ 2 %
c. Waktu tunggu foto thorax ≤ 3 jam
d. Hasil rontgen yang terekspertise 80 %

42
4. Evaluasi mutu pelayanan radiologi dilakukan dengan cara yaitu:
a. Melalui angket mutu pelayanan instalasi radiologi yang diisi oleh
pasien instalasi radiologi.
Angket mutu pelayanan instalasi radiologi yang diisi oleh pasien
akan direkap tiap bulan dan akan dilakukan analisa dan evaluasinya,
kemudian akan ditentukan tindak lanjutnya. Angket mutu ini berisi
evaluasi terhadap kecepatan pelayanan radiologi yang dihitung sejak
pasien melakukan pemeriksaan radiologi sampai pasien menerima
hasil foto lengkap dan ekspertisenya, evaluasi terhadap keramahan
staf dalam melayani dan evaluasi terhadap fasilitas yang berada di
instalasi radiologi.
b. Melalui perhitungan reject film
Perhitungan dan evaluasi reject film dilakukan setiap bulan. Setiap
hari akan dilakukan pencatatan reject film dan penggunaan film
rontgen, yang nantinya akan dibuat kalkulasi totalnya. Hasilnya
akan dijadikan sebagai salah satu indikator mutu radiologi.
c. Melalui analisa perhitungan waktu tunggu foto thorax rawat jalan
Perhitungan dan evaluasi waktu tunggu foto thorax rawat jalan
dilakukan setiap bulan, yang nantinya akan dibuat kalkulasi
totalnya.
d. Melalui analisa danperhitungan hasil rontgen yang terekspertise oleh
dokter spesialis radiologi, yang dilakukan setiap bulan, yang
nantinya akan dibuat kalkulasi totalnya.

Mutu pelayanan radiologi selain ditentukan oleh mutu sumber daya


manusia juga sangat tergantung pada pelayanan peralatan radiologi yang
harus selalu dalam keadaan prima baik secara fisik maupun fungsinya.
Untuk mendapatkan kondisi peralatan yang selalu prima dan siap
pakai perlu dilakukan pemeriksaan yang dapat menjamin kualitas dan
keselamatan (safety) peralatan radiologi serta peralatan penunjangnya.
a. Pemeriksaan-pemeriksaan yang dilakukan terhadap peralatan
tersebut antara lain:
Pemeriksaan fisik alat secara visual yang dilaksanakan sebelum
arus listrik dihubungkan ke suatu rangkaian pengendali, rangkaian
pembangkit dan rangkaian pengaman dari suatu jaringan listrik.
Pemeriksaan tidak hanya penglihatan tetapi juga dengan meraba,

43
menyentuh, menggerakkan pada bagian yang memang dapat
digerakkan dengan memutar, menekan atau menarik.Pemeriksaan
yang dilakukan untuk meyakinkan bahwa peralatan dalam keadaan
aman pada kedudukan atau posisinya, sehingga peralatan dapat
digunakan secara benar.Pemeriksaan fisik dilakukan oleh petugas
secara kontinyu sebelum peralatan dipakai.
Pemeriksaan fisik alat secara manual meliputi:
 Kondisi alat
 Mekanikal
 Meja pasien
 Kolimator (conus/diafragma)
 Lampu indikator dan tombol
 Pencahayaan ruang
Pemeriksaan-pemeriksaan tersebut di atas dilakukan oleh
radiografer dan atau bagian teknik Biomedis RSUD Brebes.

b. Pemeriksaan secara kuantitatif dan kualitatif yang meliputi:


1) Pemeriksaan meja control (control table) untuk memastikan
indikator besaran listrik antara lain tegangan, arus, daya, dan
frekuensi harus dalam keadaan baik.
2) Pemeriksaan akurasi kilo volt (kV) untuk mengetahui kV yang
ditunjukkan oleh kV meter sesuai dengan kV yang dikeluarkan
oleh High Tension Transformator (HTT).
3) Pemeriksaan linierisasi mA (reciprocity mAs) adalah untuk
mengetahui perubahan penghitaman film dengan adanya
perubahan mA dan s pada tingkat mAs yang sama.
4) Pemeriksaan focal spot, dilakukan untuk mengetahui ukuran
lapangan focal spot.
5) Pemeriksaan kolimator untuk mengetahui ketepatan titik
sentrasi penyinaran dan luas lapangan.
6) Pemeriksaan out put pesawat untuk pemakaian radiografi,
untuk mengetahui dosis paparan radiasi yang diterima oleh
pasien pada pemeriksaan radiografi.
7) Pengukuran radiasi bocor, untuk mengetahui apakah ada
kebocoran radiasi pada tabung X-Ray.

44
8) Pengukuran paparan radiasi hambur, untuk mengetahui dosis
paparan radiasi yang ada di lingkungan sekitar ruang radiologi.
Pemeriksaan-pemeriksaan tersebut di atas dilakukan oleh
badan pelaksana yang ditunjuk oleh rumah sakit.

c. Pemeriksaan kamar gelap yang meliputi:


1) Pemeriksaan developer dan fixer termasuk didalamnya
pembuatan cairan/ larutan developer dan fixer.
2) Pemeriksaan safelight.
3) Pemeriksaan timer pada automatic processor yang berfungsi
sebagai tanda selang waktu processing film yang diset telah
terpenuhi.
4) Pemeriksaan transfer box yang berfungsi untuk transfer kaset
yang sudah diekspose dan yang belum diekspose.

45
BAB III
PENUTUP

Pedoman Pengorganisasian dan Pelayanan Radiologi RS Hawari Essa


merupakan standar yang baku dalam penyelenggaraan radiologi di RS Hawari
Essa. Pedoman ini berisi falsafah dan tujuan Instalasi Radiologi, fasilitas dan
peralatan, kebijakan dan prosedur, pengembangan staf dan program pendidikan
serta evaluasi dan pengendalian mutu Instalasi Radiologi.
Penyusunan buku pedoman ini mengacu pada beberapa sumber yang telah
ditetapkan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia maupun badan-badan
lain seperti Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN).
Pelayanan Radiodiagnostik merupakan bagian integral dari pelayanan
penunjang medic yang perlu mendapat perhatian khusus karena selain bermanfaat
dalam menegakan diagnosa tetapi juga mengandung resiko/ bahaya baik bagi
petugas radasi, pasien, masyarakat dan lingkungan sekitar apabila terjadi
kebocoran atau terpapar bahaya radiasi sehingga harus dilakukan upaya
penyelenggaraan yang baik dan benar sesuai peruntukannya.
Dalam upaya mencapai pelayanan radiologi yang bermutu dan aman
diperlukan pengelolaan manajemen dan teknis yang prima dan dengan didukung
oleh sarana/ parasara serta sumber daya manusia yang terdidik, terampil dan
terlatih.
Diharapkan penerapan pedoman pelayanan radiologi ini dapat
mewujudukan pelayanan radiologi yang prima, bermutu dan aman.
Selanjutnya perlu dilakukan evaluasi yang berkelanjutan terhadap hasil dari
penerapan pedoman pelayanan ini untuk kemudian dapat dilakukan perbaikan-
perbaikan sehinggan tercapai tujuan pelayanan Radiologi yang telah ditetapkan.

46
DAFTAR PUSTAKA

PP No.29 tahun 2008 tentang Perizinan Pemanfaatan Sumber Radiasi Pengion


dan Bahan Nuklir.

PP No. 33 tahun 2007 tentang Keselamatan Radiasi Pengion dan Keamanan


Sumber Radioaktif.

Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor 4 Tahun 2013


tentang Proteksi dan Keselamatan Radiasi dalam Pemanfaatan Tenaga Nuklir

Permenkes No. 357/Menkes/Per/V/2006 tentang Regristrasi dan Ijin Kerja


Radiografer.

Permenkes No. 780/Menkes/Per/V/2008 tentang Penyelenggaraan Pelayanan


Radiologi.

Keputusan Menteri Kesehatan No. 1014/Menkes/SK/XI/2008 tentang Standar


Pelayanan Radiologi Diagnostik di Saranan Pelayanan Kesehatan.

Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 410/


MENKES/ SK/ III/ 2010Perubahan atas keputusan tentang Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor: 1014/ MENKES/ SK/ XI/ 2008 tentang Standar
Pelayanan Radiodiagnostik;

Keputusan Kepala Badan Pengawasan Tenaga Nuklir Nomor 01-P / Ka-


BAPETEN / I-03, tentang Pedoman Dosis Pasien Radiodiagnostik

47

Anda mungkin juga menyukai