Anda di halaman 1dari 10

KEPOLISIAN DAERAH SULAWESI SELATAN

BIDANG KEDOKTERAN DAN KESEHATAN


RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK. II MAKASSAR

PROGRAM MANAJEMEN RISIKO


RADIOLOGI KLINIK

RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK. II MAKASSAR


TAHUN 2022
PROGRAM MANAJEMEN RISIKO
RADIOLOGI KLINIK
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK. II MAKASSAR

A. Pendahuluan
 Pengertian dari risiko adalah peluang terjadinya sesuatu yang akan
mempunyai dampak pada pencapaian tujuan(AS/NZM 4360:2004)  atau kegiatan
terkoordinasi untuk mengarahkan dan mengendalikan organisasi berkaitan
dengan risiko berdasarkan iso 31000:2009.

 Referensi utama menjadikan risiko adalah standar Australia dan new


zealand AS/NZS 4360:2009.  iso  full standard pendukungnya pendukungnya,  ya
iso guide 73.2009  dan iso/iec 31010.2009.

Manajemen risiko bertujuan untuk minimisasi kerugian dan meningkatkan


kesempatan ataupun peluang. bila dilihat terjadinya kerugian dengan teori
accident model dari ilci,  maka manajemen risiko dapat memotong mata rantai
kejadian kerugian Rumah Saki tersbut sehingga efek dominonya tidak akan
terjadi. pada dasarnya manajemen risiko  nya Rumah Sakit sifat pencegahan
Rumah Sakit pencegahan Rumah Sakit pencegahan Rumah Sakit pencegahan
terhadap terjadinya kerugian maupun accident.

B.  Latar Belakang
 Sarana pelayanan  rumah sakit  termasuk ke dalam Kriteria tempat kerja
dengan berbagai ancaman bahaya yang dapat menimbulkan dampak Kesehatan,
tidak hanya terhadap  para pelaku langsung Yang bekerja di Rumah Sakit tapi
juga Terhadap pasien maupun pengunjung Rumah Sakit. sehingga sudah
seharusnya pihak pengelola menerapkan upaya-upaya manajemen risiko.

 Sistem manajemen resiko dalam hal keselamatan dan kesehatan kerja


dapat diberikan batasan sebagai berikut : Manajemen risiko merupakan bagian
dari sistem manajemen secara keseluruhan meliputi Struktur organisasi,,
perencanaan, tanggung jawab pelaksanaan prosedur, proses dan sumber daya
yang dibutuhkan bagi pengembangan penerapan pencapaian, pengkajian dan
pengelolaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka  pengen
andalian Yang berkaitan  dengan  kerja guna terciptanya kerja yang aman, 
efisien dan produktif.
 Potensi bahaya di rumah sakit, selain penyakit-penyakit infeksi juga ada
potensi bahaya bahaya lain yang mempengaruhi situasi dan kondisi di tempat
pelayanan teRumah Sakitebut, yaitu kecelakaan ( peledakan, kebakaran,
kecelakaan yang berhubungan dengan fasilitas dan sumber-sumber cedera
lainnya).  radiasi bahan-bahan kimia yang berbahaya gas-gas anestesi gangguan
psikososial dan ergonomi. semua potensi potensi bahaya teRumah Sakitebut
jelas-jelas mengancam jiwa bagi kehidupan para karyawan di rumah sakit, para
pasien maupun para pengunjung yang ada di lingkungan rumah sakit.

 Dari berbagai potensi bahaya Rumah Sakitebut,  Maka  perlu upaya untuk
mengendalikan, meminimalisasi dan bila mungkin meniadakannya, Oleh karena
itu manajemen risiko di tempat pelayanan kesehatan perlu  dikelola dengan baik. 
agar penyelenggaraan K3 Rumah Sakit lebih efektif, efisien dan terpadu
diperlukan sebuah manajemen risiko di rumah sakit baik bagi pengelola maupun
karyawan rumah sakit.

C. Tujuan Umum Tujuan Khusus 


a. Tujuan Umum
meningkatkan keselamatan pasien Rumah Sakit melalui pendekatan proaktif
dan pengendalian risiko yang ada di lingkungan kerja pelayanan Radiologi
Klinik Rumah Sakit. 
b. Tujuan khusus
1.  Pelayanan Radiologi Klinik Rumah Sakit  mau mampu melakukan anne-
marie dentifikasi risiko unit
2.  Pelayanan Radiologi Klinik Rumah Sakit  mampu melakukan analisis
risiko unit
3.  Pelayanan Radiologi Klinik Rumah Sakit  mampu melakukan evaluasi
risiko unit
4.  Pelayanan Radiologi Klinik Rumah Sakit  mampu melakukan kelola risiko
unit
5.  Pelayanan Radiologi Klinik Rumah Sakit    mampu melakukan    pelaporan
pelaksanaan program manajemen risiko unit  ke komite  PMKP Rumah
Sakit.
D. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan 
Berdasarkan PMK 1691  tahun 2011  tentang keselamatan pasien inside,
keselamatan pasien  yang selanjutnya Disebut insiden adalah Setiap kejadian
yang tidak disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi
mengakibatkan Cedera yang dapat dicegah pada pasien, terdiri dari: 
a.  Insiden tidak diharapkan, selanjutnya disingkat ktd adalah insiden yang
mengakibatkan cedera pada pasien.
b. Kejadian nyaris cedera selanjutnya disingkat KNC  adalah terjadinya insiden
yang belum sampai terpapar ke pasien.\
c. Bagian tidak cedera, selanjutnya disingkat KTC adalah insiden yang sudah
terpapar ke pasien, tetapi tidak timbul cedera.
d. Kondisi potensial cedera, selanjutnya disingkat KPC  adalah kondisi yang
sangat berpotensi untuk menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi insiden.
e. Kejadian katastropik/ Sentinel  adalah  suatu ktd  yang mengakibatkan
kematian atau Cedera yang serius.
 
Risiko adalah bahaya Kuman akibat atau konsekuensi yang dapat terjadi akibat
sebuah proses yang sedang berlangsung atau kejadian yang akan datang.
manajemen risiko adalah proses pengelolaan risiko yang mencakup identifikasi,
evaluasi dan pengendalian risiko yang dapat mengancam kelangsungan usaha atau
aktivitas perusahaan.
Manajemen risiko
a.  Proaktif :  risiko yang berpotensi terjadi.
b.  Reaktif /  responsif  : insiden yang telah terjadi.

Hospital risk management  adalah kegiatan klinis dan administratif yang dilakukan
untuk mengidentifikasi, evaluasi, dan mengurangi risiko cedera pada pasien,b
pengunjung, dan risiko kerugian untuk organisasi itu sendiri.

 Tanggung jawab manajemen risiko


 dalam rangka mencapai tujuan Untuk mengidentifikasi si dan mengendalikan risiko
Rumah Sakit Bhayangkara Makassar mengatur kewenangan dan tanggung jawab
manajemen rumah sakit:
1. Rumah sakit oleh tim sub komite mutu dan manajemen risiko dari komite mutu
dan keselamatan pasien Rumah Sakit.
2. Level unit kerja/bagian dalam rumah sakit oleh Kepala instalasi atau kepala
bagian dari masing-masing unit kerja

Uraian tanggung jawab manajemen risiko:


1. Tanggung  pimpinan rumah sakit.
a. Menetapkan kebijakan mengenai manajemen risiko rumah sakit.
b. Menetapkan dan membina tim manajemen risiko rumah sakit.
c. Mengawasi dan memastikan sistem manajemen risiko berjalan dengan baik
dan berkesinambungan.
d. Menerima  laporan dan rekomendasi pengelolaan/pengendalian risiko serta 
Menindaklanjuti sesuai arahan kebijakan rumah sakit termasuk
pendanaannya. 
e. Mengambil alih tanggung jawab pengelolaan dan pengendalian insiden
keselamatan pasien sesuai grading risiko.
2. Tanggung jawab komite mutu dan keselamatan pasien.
a. Meninjau daftar risiko rumah sakit dan memberi rekomendasi untuk
menurunkan risiko.
b. Meninjau resiko-resiko ekstrem,  tindakan, pengendalian, dan menyoroti area-
area utama kepada masing-masing kepala unit kerja terkait.
3. Tim Manajemen Risiko.
a. Membuat  dan dan meninjau  strategi dan kebijakan manajemen risiko.
b. Penyediaan  pelatihan penilaian risiko.
c. Memantau daftar risiko per unit kerja untuk setiap perubahan, bagian yang
tidak lengkap, dengan perhatian pada tingkat risiko dan jadwal waktu.
d. Memberi saran kepada  penilai risiko,  kepala unit kerja dan dan pihak
eksekutif perihal manajemen  risiko.
e. Memelihara dan membina daftar penilai risiko yang akti
f. Menanggapi permintaan audit internal dan eksternal berkaitan dengan
manajemen risiko.
g. Menanggapi permintaan pihak eksternal untuk informasi berkaitan proses
risiko.

4. Tanggung jawab penilai risiko.


Penilai risiko harus dipilih oleh  kepala unit kerja untuk memastikan bahwa
penilaian risiko yang dipilih mempunyai keterampilan kerja,  pengetahuan dan
pengalaman yang memadai untuk memenuhi perannya. yang berminat pada
peran sebagai penilai risiko harus mendiskusikan perang teRumah Sakitebut dan
mendapat Rumah Sakit ketujuan dari kepala unit kerja.  menilai risiko
bertanggung jawab untuk: 
a. Menghindari pelatihan penilai risiko dan pemutakhiran yang diselenggarakan
oleh tim manajemen risiko. 
b. Menilai resiko di area kerja mereka menggunakan format penilaian risiko,
mengidentifikasi seluruh risiko yang penting terlebih dahulu dan memastikan
bahwa kepala unit kerja mengambil perhatian terhadap resiko teRumah
Sakitebut.
c. Memastikan bahwa mereka menyimpan dokumen penilaian risiko yang asli
dan satu salinan kepada kepala unit kerja untuk disimpan dalam aRumah
Sakitip.
d. Menunjukkan bukti penilaian dan rencana tindakan yang lengkap dengan
jadwal waktu penyelesaian.
e. Jika penilaian risiko memandang bahwa penilaian risiko mereka tidak
memperoleh perhatian yang memadai,  mereka harus menghubungi komite
mutu dan keselamatan pasien untuk Meminta nasehat.
5. Tanggung Jawab Kepala Unit Kerja
a. Mengelola seluruh resiko di tempat kerja mereka. kepala unit kerja boleh
mendelegasikan tugas melakukan penilaian risiko kepada anggota tim yang
telah menghadiri pelatihan penilaian resiko untuk penilai.
b. Mepala  unit kerja Bertanggung untuk:
 Pelaksanaan strategi dan kebijakan manajemen risiko di area tanggung
jawab mereka.
 Mengelola dan daftar risiko unit kerja masing-masing. hal ini termasuk
mengumpulkan, meninjau, dan memutakhirkan data.
 Menunjukkan penilaian risiko untuk area mereka, memastikan bahwa
mereka diijinkan untuk menghadiri pelatihan penilai risiko dan sesi
pemutakhiran.
 Memastikan  bahwa  penilaian risiko mempunyai alokasi waktu yang
memadai untuk melakukan penilaian risiko. 
 Melakuan  validasi seluruh penilaian   resiko yang  dilakukan,  dan
melakukan tindakan untuk mengurangi risiko yang teridentifikasi sampai
pada tingkat terendah yang mungkin dicapai.
 Melengkapi  format penilaian resiko( meninjau /  meninjau/ menyetujui
pemeringkatan matriks: menyatakan tindakan apa yang  diperlukan/
diambil untuk menurunkan risiko sampai pada tingkat terendah yang
mungkin dicapai).
 Jadwal waktu untuk memulai/ meningkatkan langkah pengendalian.( pada
tingkat beberapa risiko sisa Tertinggal setelah pelaksanaan
tindakan/peningkatan langkah pengendalian: Apakah risiko perlu
dimasukkan kedalam daftar risiko unit kerja/rumah sakit).
 Penyediaan informsi  yang sesuai dan memadai,  pelatihan dan supervisi
bagi staf untuk mendukung penurunan risiko. ( Hal ini mencakup bahwa
seluruh staf menghadiri training wajib yang terkait)
 Memelihara  catatan penilaian Resiko yang dilaksanakan dan untuk
mencatat perkembangan dan kinerja dibandingkan tindakan perbaikan
yang direncanakan.
 Kepala unit kerja harus mengingatkan tim manajemen resiko jika menilai
risiko meninggalkan/tidak lagi memenuhi perannya, sehingga tim
manajemen risiko mempunyai tanggung jawab untuk memutakhirkan data
penilaian risiko organisasi.
 Berkoordinasi dengan unit kerja lain di dalam rumah sakit.
 Dalam keadaan dimana rencana untuk mengelola resiko berada diluar
kewenangan kepala unit kerja atau di mana ada implikasi sumber daya
yang besar, risiko akan diprioritaskan Oleh Direktur rumah sakit.
 Memastikan bahwa penilaian risiko divalidasi ulang pada jangka waktu
yang sesuai atau mengikuti perubahan keadaan. frekuensi  peninjauan 
akan bervariasi mengikuti tingkat sisa risiko.
6. Tanggung jawab karyawan.
a. Seluruh staf mempunyai tanggung jawab untuk memberi informasi kepada
Atasan mereka setiap bahaya yang bermakna di tempat kerja. merupakan
suatu hal yang mendasar bahwa jika seorang staf menganggap ada hal yang
serius yang telah mereka laporkan kepada atasan langsung mereka, tetapi
belum ditindaklanjuti mereka harus melaporkan ini pada tingkat yang lebih
tinggi.
b. Dalam rangka untuk memastikan kebijakan ini dilaksanakan dengan efektif,
Setiap karyawan harus:
 Menghadiri pelatih sebagaimana ditentukan oleh atasan mereka atau oleh
rumah sakit( misal induksi/orientasi dan prosedur baru, pelatihan wajib:
induksi keselamatan kebakaran, memindahkan dan mengangkat,
keselamatan peRumah Sakitonal dan lain-lain).
 Dapat bekerjasama secara penuh dalam  menerapkan pedoman, protokol
dan kebijakan yang berkaitan dengan  keselamatan dan kesehatan dan
manajemen risiko.
 Melaporkan setiap insiden,  kecacatan,  atau setiap perubahan yang dapat
mempengaruhi kondisi kerja langsung kepada atasan/dan melengkapi
format incident report dengan tepat.
 Mengikuti petunjuk kerja yang tertulis serta pelatihan yang disediakan.
 Berpartisipasi aktif dalam proses penilaian risiko
 Memenuhi dan melaksanakan langkah pengendalian/tindakan setelah
penilaian dilakukan.

E.  Cara melaksanakan kegiatan.


 langkah-langkah menyusun asesmen risiko.
1. Membuat daftar potensi  risiko  ( masalah)
2. Menetapkan  nilai untuk setiap resiko.
3. Menilai/memberi skor setiap risiko dengan mengalihkan setiap resiko.
4. Menyusun dan mengurutkan prioritas risiko Masalah   dari skor  tinggi sampai
yang paling rendah.
5. Membuat dan menyusun tindak lanjut penyelesaian masalah masalah action plan
( tujuan strategi, evaluasi dan analisis dari masing-masing masalah).
6. Melaporkan hasil risk asesment  dan tindak lanjut kepada  kepala rumah sakit
Dan di feedback  kepada seluruh unit.
 Tahapan Manajemen Risiko:

Penilaian risiko
Penetapan konteks Monitoring dan revew
Komunikasi dan konsultasi

Identifikasi risiko

Analisis resiko

Evaluasi resiko

Penanganan

a. Membangun konteks:
 Struktur organisasi manajemen risiko
 Tentukan tujuan dan sasaran.
 Faktor yang mendukung dan yang menghambat.
b.  Insiden risiko (5 W 1 H):
 What ?  Apa yang terjadi
 How ?  Bagaimana kejadiannya.
 Why?  Mengapa bisa terjadi
 When ?  Kapan terjadi
 Where ?  Di di mana tejadi.
 Who?  Siapa yang bisa tertimpa kejadian teRumah Sakitebut.
c. Analisis risiko.
 Probabilita
 Dampak
 Tingkat resiko
d. Evaluasi resiko
 Risk management - priority risk
 Bandingkan tingkat risiko dengan kriteria
  Analisa utang rugi
Tetapkan risiko diterima atau tidak
e.  Pengelolaan risiko
 Tetapkan alternatif/pilihan
 Analisa untung rugi
 Pilih tindakan yang paling sesuai
 Perencanaan tindakan dan implementasi

 Daftar Risiko Di iRadiologi Klinik


 Berikut daftar resiko Sering terjadi  atau berpotensi terjadi di layanan Radiologi
Klinik,  antara lain:
 Kesalahan identitas
 Kesalahan pemberian Identitas pada Film
 Kesalahan Imput data Pasien pada SIMRS
 Pengulangan foto (terkena radiasi yang tidak seharusnya)
 Kelebihan dosis radiasi yang diterima.
 Kesalahan pemberian marker
 Kesalahan Objek/organ yang difoto.
 Reaksi obat kontras.
 Kehilangan hasil foto rontgen
 Waktu tunggu pasien untuk diperiksa lama.
 Respon time hasil kritis/cito lama.
 Kesalahan pencucian film.
 Miskomunikasi penjadwalan pasien.
 Pasien jatuh
 Dokter salah baca foto.
 Hasil ekspertise tertukar.
 Salah memberikan hasil rontgen.
 Transaksi tidak terimput.
 Kontaminasi alat medis
 Tertusuk jarum
 Infeksi nosocomial.
 Ketidak patuhan terhadap five moment.
 Kesalahan pembuangan limba medis.
 Proses komunikasi untuk transfer pasien yang kurang baik.
 Tentimpa benda jatuh.
 Terpeleset.
 Ketidak tersediaan tempat menunggu untuk pasien.
 Ketidak terseduaan gudang penyimpanan hasil rontgen untuk jangka waktu 5
tahun.
 Ketidak tersediaan barang habis pakai.
 Ketidak tersediaan tempat untuk petugas mengedukasi pasien yang akan
diperiksa dengan persiapan khusus.
6. Sasaran
Sasaran  kegiatan program manajemen risiko meliputi: seluruh staf untuk
pelayanan  Radiologi Klinik di Rumah Sakit. 
7. Schedule (jadwal) pelaksanaan
N KEGATAN TAHUN P
O 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 C
0 1 2
1 Membangun Ka.
konteks unit
2 Identifikasi Ka.
resiko unit
3 Analisa risiko Ka.
unit
4 Evaluasi risiko Ka.
unit
5 Pengelolaan Ka.
risiko unit

8. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan


evaluasi program dilaksanakan pada tiap akhir tahun dan rapat koordinasi tiap
triwulan dengan komite pmkp rumah sakit.
9. Pencatatan pelaporan dan evaluasi kegiatan.
setiap kegiatan yang dilakukan harus terdokumentasi dengan baik dan teRumah
Sakitimpan rapi, mudah dibuka kembali jika dibutuhkan dan dilaporkan rutin
komite pmkp setiap bulan.
10. Pembiayaan / anggaran.
pembiayaan kegiatan melalui RAB yang sudah ditetapkan

ditetapkan di : Makassar
pada tanggal : Agustus 2022
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK. II MAKASSAR
KEPALA INSTALASI RADIOLOGI KLINIK

dr. YUSUF KIDINGNGALLO, SP. RAD, M. KES


AKBP NRP 72090622

Anda mungkin juga menyukai