NOMOR : 280.48/3.48/PER/RSI.SK/II/2022
TENTANG
PROGRAM MANAJEMEN RISIKO
RUMAH SAKIT UMUM ARO KOTA PEKALONGAN
TAHUN 2022
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PROGRAM MANAJEMEN RISIKO RUMAH SAKIT ISLAM “SUNAN
KUDUS” TAHUN 2022
Pasal 1
Program Manajemen Risiko Rumah Sakit Islam “SUNAN KUDUS” Tahun 2022 sebagaimana
dimaksud tercantum dalam lampiran peraturan ini.
Pasal 2
Program Manajemen Risiko Rumah Sakit Islam “SUNAN KUDUS” tahun 2022 sebagaimana
dimaksud dalam pasal 1 harus dijadikan acuan untuk setiap tenaga kesehatan dalam
melaksanakan tugasnya.
Pasal 3
Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan
dalam peraturan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Pekalongan
Pada tanggal : 07 Februari 2022
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM ARO
KOTA PEKALONGAN
Tembusan :
1. YAKIS
2. Yang
bersangkutan
Dr. Indriati, MMR
3. Unit kerja
4. Arsip
LAMPIRAN :
PERATURAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM ARO KOTA PEKALONGAN
NOMOR : 280.48/3.48/SK/RSISK/II/2022
TENTANG PROGRAM MANAJEMEN RISIKO
RUMAH SAKIT UMUM ARO KOTA PEKALONGAN
TAHUN 2022
BAB I
PENDAHULUAN
Rumah Sakit adalah unit pelayanan yang kompleks yang melibatkan banyak profesi,
teknologi yang satu sama lainnya saling terkait membentuk suatu proses pelayanan. Secara
fungsional rumah sakit terbagi dalam beberapa area pelayanan yang saling terkait satu sama lain.
Untuk bisa mendapatkan peta risiko di rumah sakit maka masing-masing unit harus bisa
mengenali risiko yang ada di unit kerjanya. Risiko yang ada di rumah sakit kemudian dilakukan
grading dan maping, untuk selanjutnya dibuat rencana tindak lanjut untuk
mengendalikan/meminimalkan risiko tersebut.
Dari setiap hal yang terkait dengan proses pelayanan hampir selalu ada modus
kegagalan yang menyebabkan adanya kesalahan dalam pelayanan. Akibat dari adanya kesalahan
ini menyebabkan hal yang tidak diharapkan baik bagi pasien, tenaga kesehatan, keluarga &
pengunjung maupun bagi rumah sakit sebagai institusi. Adalah penting bagi rumah sakit untuk
bisa mengenali dan mengidentifikasi risiko yang ada sehingga bisa dilakukan upaya
memperkecil risiko sehingga kerugian yang besar bisa dihindari. \
Risiko yang mungkin terjadi dalam proses pelayanan dapat berdampak dari tingkat
ringan, sedang, berat atau bahkan bisa menimbulkan kematian. Risiko yang terjadi juga bisa
merupakan risiko klinis maupun non klinis. Dengan manajemen risiko diharapkan risiko tersebut
dapat diperkecil atau dicegah.
BAB II
LATAR BELAKANG
Risiko didefinisikan sebagai kemungkinan sesuatu hal terjadi atau potensi dari suatu
kejadian yang bisa mempengaruhi hasil akhir dari suatu proses. Dalam setiap proses pelayanan
hampir selalu dijumpai adanya risiko, untuk itu perlu dibangun suatu pendekatan proaktif untuk
bisa mengidentifikasi risiko yang ada dan upaya untuk meminimalkannya. Pendekatan inilah
yang disebut dengan manajemen risiko. Untuk bisa meminimalkan risiko yang ada perlu
ditetapkan strategi dan langkah-langkah yang sistematik dan terstruktur, untuk itu perlu disusun
suatu program pelaksanaan manajemen Risiko di Rumah Sakit Umum Aro Kota Pekalongan.
Ruang lingkup dari manajemen Risiko meliputi semua unit pelayanan merangkum semua risiko
klinis maupun non klinis.
Area asesmen risiko mencakup :
• Ambulance
• CSSD
• Farmasi
• Rehabilitasi Medik
• Gizi
• IBS
• ICU
• IGD
• IPSRS
• Rawat inap Nabawi
• Rawat Jalan / Poliklinik
• Pemulasaran Jenazah
• Kesekretariatan
• Keuangan
• Laboratorium
• Laundry
• Radiologi
• Rekam Medis
• Sanitasi
• SDM Dan Diklat
• Umum Dan RT / Humas
Identifikasi risiko merupakan proses sistematis dan terstruktur untuk menemukan dan
mengenali risiko, kemudian dibuat daftar risiko. Daftar risiko dilengkapi dengan deskripsi risiko
termasuk menjelaskan kejadian dan peristiwa yang mungkin terjadi dan dampak yang
ditimbulkan. Dan tidak terbatas pada Kategori Risiko yang antara lain:
• Strategis (Terkait dengan tujuan organisasi)
• Operasional (rencana pengembangan untuk mencapai tujuan Organisasi)
• Keuangan (menjaga aset)
• Kepatuhan (kepatuhan terhadap hukum dan peraturan)
• Reputasi (Image yang dirasakan oleh masyarakat)
Identifikasi dilakukan pada sumber risiko, area risiko, peristiwa dan penyebabnya dan
potensi akibat. Metode identifikasi risiko dilakukan dengan proaktif melalui self assesment,
incident reporting sistem dan clinical audit, pengamatan KPC (Kejadian Potensi Cedera) dan
dilakukan menyeluruh terhadap medis dan non medis. Rumah sakit menyusun Risk register
(Daftar risiko) yaitu sebuah daftar risiko yang teridentifikasi dalam 1 tahun. Seluruh unit kerja
mengidentifikasi risiko yang mungkin terjadi di unit kerja dan dikompilasikan oleh Komite Mutu
dan Keselamatan Pasien.
Program manajemen Risiko berkelanjutan digunakan untuk melakukan identifikasi dan
mengurangi cedera serta mengurangi risiko lain terhadap keselamatan pasien dan staf.
BAB III
TUJUAN
A. Tujuan umum Secara umum tujuan manajemen risiko adalah mengidentifikasi risiko yang ada
di Rumah Sakit Islam “SUNAN KUDUS” beserta sebarannya dalam unit pelayanan,
menyusun tindak lanjut untuk mengurangi cedera serta mengurangi risiko lain terhadap
keselamatan pasien dan staf.
B. Tujuan khusus
1. Mengidentifikasi risiko yang ada.
2. Menyusun skala prioritas risiko
3. Menyusun pelaporan risiko
4. Membuat analisis untuk meminimalkan risiko dengan program manajemen risiko.
5. Menurunkan angka Insiden Keselamatan Pasien dan investigasi kejadian yang tidak
diharapkan (KTD)
6. Memberi rasa aman dan melindungi pasien, karyawan, pengunjung dan institusi Rumah
Sakit Umum ARO Kota Pekalongan” terkait tuntutan (klaim).
BAB IV
KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
A. Memberikan pendidikan dan pelatihan bersama bagian diklat Rumah Sakit Umum ARO Kota
Pekalongan kepada seluruh staf tentang manajemen Risiko dan implementasinya dalam
keselamatan pasien Seperti :
1. Manajemen Pengobatan.
2. Risiko jatuh
3. Pengendalian Infeksi
4. Gizi
5. Risiko peralatan
6. Risiko sebagai akibat kondisi yang sudah lama berlangsung
B. Mengkompilasikan risiko unit, menentukan skala prioritas risiko, menganalisa dengan metode
FMEA
C. Menyusun rencana tindak lanjut dari setiap risiko yang ada. Elemen penting manajemen risiko
adalah analisa risiko, misalnya proses untuk mengevaluasi near miss (KNC) dan proses
berisiko tinggi lainnya karena kegagalan proses tersebut dapat menyebabkan kejadian
sentinel. Satu alat/ metode yang dapat menyediakan analisis proaktif semacam itu terhadap
proses kritis dan berisiko tinggi adalah failur mode effect analysis (analisis efek modus
kegagalan). Melaporkan hasil analisa dan merekomendasikan rencana tindak lanjut kepada
direktur
D. Melakukan evaluasi pelaksanaan manajemen Risiko.
Rincian Kegiatan
1. Memberikan pendidikan dan pelatihan bekerja sama dengan bagian pendidikan dan pelatihan
Rumah Sakit Umum ARO Kota Pekalongan dengan sasaran seluruh staf tentang manajemen
Risiko:
a. Sosialisasi tentang manajemen Risiko dan implementasinya dalam keselamatan pasien
b. Pelatihan identifikasi dan analisa risiko pada unit pelayanan di Rumah Sakit Umum ARO
Kota Pekalongan.
2. Mengkompilasikan risiko unit, menentukan skala prioritas risiko, menganalisa dengan metode
FMEA
3. Menyusun rencana tindak lanjut dari setiap risiko yang ada.
a. Menyusun rencana tindak lanjut risiko klinis
b. Menyusun rencana tindak lanjut risiko non klinis
c. memberikan rekomendasi kepada direktur tentang penanganan Risiko klinis dan
4. Monitoring dan evaluasi tiap triwulan dan tahunan
a. Pengumpulan data indikator
b. Analisa data indikator
c. Review manajemen risiko yang telah dijalankan.
d. Membuat rekomendasi tindak lanjut dari hasil evaluasi kepada direktur.
BAB V
CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
Evaluasi dilakukan setiap 3 bulan dan tahunan oleh Komite Mutu dan Keselamatan
Pasien Rumah Sakit Umum ARO Kota Pekalongan dilaporkan ke direktur. Direktur akan
memberi feed back dari evaluasi dan rekomendasi Komite Mutu dan Keselamatan Pasien.
Hasil evaluasi tahunan dan rekomendasi dari KMKP menjadi bahan pertimbangan untuk
penetapan program kerja Manajemen Risiko tahun berikutnya.
BAB IX
PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI
Pencatatan dilakukan oleh PIC / Pengumpul data dari masing-masing unit pelayanan
untuk mengumpulkan indikator mutu pelayanan.