PROGRAM KERJA
MANAJEMEN RISIKO
Tentang
PROGRAM KERJA MANAJEMEN RISIKO RUMAH SAKIT
KEPALA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK II SARTIKA ASIH
MEMUTUSKAN
Dikeluarkan di : Bandung
pada tanggal : Januari 2022
KEPALA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK II SARTIKA ASIH
Puji Syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan ridha-Nya maka
Panduan Metode Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien Internal ini telah selesai. Buku panduan ini sangatlah
penting untuk membantu RS dalam mendukung dokumen akreditasi, yang juga dalam upaya membangung
sistem manajemen RS
Semoga panduan ini dapat memberikan manfaat bagi rumah sakit dan pihak-pihak lain yang terkait. Dan
seperti buku panduan lainnya, evaluasi berkala terhadap buku panduan ini harus terus dilakukan.
Terima kasih.
Tim Penyusun
A. PENDAHULUAN
Keselamatan pasien harus dilihat dari sudut pandang risiko klinis. Sekalipun
staf medis rumah sakit sesuai kompetensinya memberikan pelayanan berdasarkan
standar profesi dan standar pelayanan, namun potensi risiko tetap ada, sehingga pasien
tetap berpotensi mengalami cedera. Undang-Undang No. 44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit bertujuan memberikan perlindungan kepada pasien, masyarakat, dan
sumber daya manusia, mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan rumah
sakit, serta memberi kepastian hukum kepada masyarakat dan rumah sakit.
Rumah Sakit Bhayangkara Tk.II Sartika Asih, sebagai rumah sakit yang
memiliki visi “ Menjadi Rumah Sakit yang prima dalam pelayanan kedokteran
kepolisian, pelayanan kesehatan, pendidikan dan penelitian serta pengabdian bidang
kesehatan tahun 2024 di Jawa Barat”, sangat berkomitmen terhadap mutu dan
PROGRAM KERJA MANAJEMEN RISIKO 1
keselamatan pasien. Manajemen resiko sebagai salah satu kegiatan yang dilakukan
dalam menjamin keselamatan pasien, menjadi salah satu prioritas utama dalam
pelaksanaan pelayanan di seluruh unit pelayanan di Rumah Sakit. Oleh karena itu
perlu disusun suatu program manajemen risiko di RSBSA, yang akan menjadi
program bagi seluruh unit pelayanan dalam melakukan manajemen risiko di instalasi
masing-masing dan menjadi acuan rumah sakit dalam melakukan manajemen risiko
baik klinik maupun manajerial.
B. PENGERTIAN
c. Setiap staf harus menyadari bahwa mereka adalah bagian dari tim yang
bekerja dalam satu sistem. Kerja tim yang baik juga sangat ditentukan oleh
kinerja manajemen rumah sakit yang baik, mulai dari dukungan moral,
Dalam setiap pusat pelayanan kesehatan harus dibangun sistem yang dapat
menjamin bahwa setiap tindakan medik yang dilakukan haruslah aman bagi pasien
maupun petugas dan lingkungan sekitar. Pendekatan yang dapat dilakukan disebut
dengan manajemen risiko.
3. Melakukan evaluasi risiko terhadap tindakan yang sudah dilakukan terkait dengan
akar masalah tersebut.
4. Penentuan prioritas
5. Menyusun rencana tindakan/ POA
6. Pencatatan dan pelaporan
7. Monitoring dan evaluasi
Langkah-langkah kegiatan manajemen risiko, yaitu :
1. Identifikasi risiko.
Proses sistematis dan terstruktur untuk menemukan dan mengenali risiko,
kemudian dibuat daftar risiko. Daftar risiko dilengkapi dengan deskripsi risiko
termasuk menjelaskan kejadian dan peristiwa yang mungkin terjadi dan dampak
yang ditimbulkannya.
Identifikasi dilakukan pada: Sumber risiko, area risiko, peristiwa dan penyebabnya
dan potensi akibatnya. Metode identifikasi risiko dilakukan dengan proaktif
melalui self asessment, incident reporting sistem dan clinical audit , pengamatan
KPC (kondisi potensi cidera) dan dilakukan menyeluruh terhadap medis dan non
medis.
Keterangan :
a. Dampak (Consequences)
Penilaian dampak / akibat suatu insiden adalah seberapa berat akibat yang
dialami pasien mulai dari tidak ada cedera sampai meninggal.
b. Probabilitas / Frekuensi /Likelihood
Penilaian tingkat probabilitas / frekuensi risiko adalah seberapa
seringnyainsiden tersebut terjadi.
Skor risiko akan menentukan prioritas risiko. Jika pada asesmen risiko
ditemukan dua insiden dengan hasil skor risiko yang nilainya sama, maka untuk
memilih prioritasnya dapat menggunakan warna bands risiko.
Bands Risiko
Konsekuensi Potensial
Frekuensi/ Insignificant Minor Moderate Major Catastropic
Likelihood 1 2 3 4 5
Sangat Sering Terjadi
(Tiap mgg /bln)5 Sedang Sedang Tinggi Extreme Extreme
Sering terjadi
(Beberapa x /thn)4 Sedang Sedang Tinggi Extreme Extreme
Mungkin terjadi
(1-2 thn/x) Rendah Sedang Tinggi Extreme Extreme
3
Jarang terjadi
(2-5 thn/x) Rendah Rendah Sedang Tinggi Extreme
2
Sangat jarang sekali
(>5 thn/x) Rendah Rendah Sedang Tinggi Extreme
1
Setelah nilai dampak dan probabilitas diketahui, dimasukkan dalam table matriks
grading risiko untuk menghitung skor risiko dan mencari warna bands risiko.
Proses menganalisa risiko yang perlu dipertimbangkan adalah dampak dari risiko
tersebut bila benar terjadi;
TINDAK LANJUT
No Item yang di Observasi SKOR DAMPAK SKOR PROBABILITAS SKOR HASIL GRADING MITIGASI RISIKO
(MANRISK)
1 Instalasi laundry
Croschek kembali pada saat Lanjutkan dan lebih teliti
a Linen hilang 1 1 1 RENDAH
pengiriman
b Linen tidak bersih 3 1 3 MODERAT Kembalikan linen ke vendor Lanjutkan dan lebih teliti
Konfirmasi keruangan untuk lebih Lanjutkan dan lebih teliti
c Kesalahan pembungkusan linen infeksi 1 1 1 RENDAH
teliti dalam pemilahan linen
d Linen tidak rapih 3 1 3 MODERAT Kembalikan linen ke vendor Lanjutkan dan lebih teliti
Konfirmasi kepada petugas laundry Lanjutkan dan lebih teliti
e Linen tertukar keruangan lain 2 2 4 RENDAH
untuk lebih teliti
2 Gizi
Memberikan label diet, terdiri dari
a Kesalahan pemberian diet 2 4 8 MODERAT NIK, NO RM, Nama, Tanggal
Lahir dan Jenis Diet. Lanjutkan dan lebih teliti
Mengcroschek kembali, saat
b Kesalahan penulisan diet 2 4 8 MODERAT mengetik label diet sesuai dengan
buku pemesanan diet Lanjutkan dan lebih teliti
Menetapkan jadwal distribusi snack
c Snack terlambat 1 2 2 RENDAH
pasien ke ruang rawat inap Lanjutkan dan lebih teliti
mengcroschek skrining risiko
malnutrisi, agar segera dilakukan
d Pengkajian dan asuhan gizi tidak terlaksana 2 3 6 MODERAT
asuhan dan pengkajian gizi bagi
yang beresiko Lanjutkan dan lebih teliti
Kegiatan manajemen risiko dilaksanakan oleh masing- masing instalasi, dan kepala instalasi
berperan sebagai pimpinan pelaksanaan proses kegiatan, serta akan dilakukan monitoring dan evaluasi
tentang jalannya proses tersebut oleh atasan langsung instalasi tersebut. Setiap tahun direksi akan
melakukan rekapitulasi dan melakukan prioritas dari seluruh manajemen risiko masing -masing
instalasi tersebut untuk menjadi manajemen risiko Rumah Sakit.