Anda di halaman 1dari 28

POLRI DAERAH JAWA BARAT

BIDANG KEDOKTERAN DAN KESEHATAN


RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK II SARTIKA ASIH

PROGRAM KERJA
MANAJEMEN RISIKO

RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK II SARTIKA ASIH


JALAN MOCHAMAD TOHA NO. 369
BANDUNG
2022
POLRI DAERAH JAWA BARAT
BIDANG KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK II SARTIKA ASIH

KEPUTUSAN KEPALA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK II SARTIKA ASIH

Nomor : Kep / / I / 2022/RSBSA

Tentang
PROGRAM KERJA MANAJEMEN RISIKO RUMAH SAKIT
KEPALA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK II SARTIKA ASIH

Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan di Rumah Sakit


Bhayangkara TK II Sartika Asih diperlukan penetapan Program
Kerja Manajemen Risko Rumah Sakit sebagai acuan bagi semua
unit di RSBSA, dipandang perlu menetapkan Keputusan;
Mengingat : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2002
tentang Kepolisian Negara Indonesia;

2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009


tentang Kesehatan;
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009
tentang Rumah Sakit;
4. Peraturan Presiden Nomor 77 tahun 2015 tentang Pedoman
Organisasi Rumah Sakit;

5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3


tahun 2020 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit;

6. Peraturan Kapolri Nomor 11 tahun 2011 tentang Struktur


Organisasi Rumah Sakit Bhayangkara Polri;

7. Peraturan Kapolri Nomor 7 tahun 2017 tentang Naskah Dinas


dan Persuratan Dinas di Lingkungan Kepolisian Negara Republik
Indonesia;

8. Keputusan Kapolri Nomor : Kep / 1797 / XI /2018 tentang


Pengangkatan Dalam Jabatan di Lingkungan Polri an. Komisaris
KEPUTUSAN KEPALA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK II SARTIKA ASIH
-2- NOMOR : KEP / / I / 2022 / RSBSA
TANGGAL : JANUARI 2022

Besar Polisi dr. Harry Kamijantono, SpOT, FICS, MM NRP


66050699;
Memperhatikan : -

MEMUTUSKAN

Menetapkan : 1. Pemberlakuan Program Kerja Manajemen Risiko Rumah Sakit


Bhayangkara TK II Sartika Asih sebagaimana tercantum dalam
lampiran Keputusan ini;

2. Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam Keputusan


ini, maka akan diadakan perbaikan dan perubahan seperlunya;

3. Hal-hal yang berhubungan dengan perkembangan keadaan


yang memerlukan pengaturan lebih lanjut akan diatur
dengan keputusan tersendiri;

4. Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Dikeluarkan di : Bandung
pada tanggal : Januari 2022
KEPALA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK II SARTIKA ASIH

dr. HARRY KAMIJANTONO, Sp.OT, FICS, MM


KOMISARIS BESAR POLISI NRP 66050699
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan ridha-Nya maka
Panduan Metode Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien Internal ini telah selesai. Buku panduan ini sangatlah
penting untuk membantu RS dalam mendukung dokumen akreditasi, yang juga dalam upaya membangung
sistem manajemen RS
Semoga panduan ini dapat memberikan manfaat bagi rumah sakit dan pihak-pihak lain yang terkait. Dan
seperti buku panduan lainnya, evaluasi berkala terhadap buku panduan ini harus terus dilakukan.
Terima kasih.

Bandung, Januari 2022

Tim Penyusun

PROGRAM KERJA KOMITE MUTU RUMAH SAKIT TAHUN 2022 i


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................................................... ii
A. PENDAHULUAN ........................................................................................................................ 1
B. PENGERTIAN .............................................................................................................................. 2

C. TUJUAN MANAJEMEN RISIKO RUMAH SAKIT……………………………………2


D. RUANG LINGKUP KEGIATAN….…………………………………………………….2
E. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MANAJEMEN RISIKO……………2
F. TATA CARA PELAKSANAAN MANAJEMEN RISIKO……………………………..4
G. MANAJEMEN RISIKO RUMAH SAKIT…………………………………………….10
H. PENANGGUNG JAWAB KEGIATAN…………………………………………..…..23

PROGRAM KERJA KOMITE MUTU RUMAH SAKIT TAHUN 2022 ii


LAMPIRAN
POLRI DAERAH JAWA BARAT KEPUTUSAN KEPALA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK II SARTIKA ASIH
BIDANG KEDOKTERAN DAN KESEHATAN NOMOR : KEP / / I / 2022 /RSBSA
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK II SARTIKA ASIH TANGGAL : JANUARI 2022

A. PENDAHULUAN

Keselamatan pasien harus dilihat dari sudut pandang risiko klinis. Sekalipun
staf medis rumah sakit sesuai kompetensinya memberikan pelayanan berdasarkan
standar profesi dan standar pelayanan, namun potensi risiko tetap ada, sehingga pasien
tetap berpotensi mengalami cedera. Undang-Undang No. 44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit bertujuan memberikan perlindungan kepada pasien, masyarakat, dan
sumber daya manusia, mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan rumah
sakit, serta memberi kepastian hukum kepada masyarakat dan rumah sakit.

The Joint Commission on Accreditation of Healthcare Organizations (JCAHO)


memberikan pengertian manajemen risiko sebagai aktivitas klinik dan administratif
yang dilakukan oleh rumah sakit untuk melakukan identifikasi, evaluasi dan
pengurangan risiko terjadinya cedera atau kerugian pada pasien, personil,
pengunjung dan rumah sakit itu sendiri. Kegiatan tersebut meliputi identifikasi risiko
hukum (legal risk), memprioritaskan risiko yang teridentifikasi, menentukan respons
rumah sakit terhadap risiko, mengelola suatu kasus risiko dengan tujuan
meminimalkan kerugian (risk control), membangun upaya pencegahan risiko yang
efektif, dan mengelola pembiayaan risiko yang adekuat (risk financing).

Manajemen risiko yang komprehensif meliputi seluruh aktivitas rumah sakit,


baik operasional, manajerial maupun klinikal, oleh karena risiko dapat muncul dari
kedua bidang tersebut. Bahkan akhir-akhir ini meliputi pula risiko yang berkaitan
dengan managed care dan risiko kapitasi, merger dan akuisisi, risiko kompensasi
ketenagakerjaan, corporate compliance dan etik organisasi.

Manajemen risiko klinik merupakan upaya yang cenderung proaktif, meskipun


sebagian besarnya merupakan hasil belajar dari pengalaman dan menerapkannya
kembali untuk mengurangi atau mencegah masalah yang serupa di kemudian hari.
Pada dasarnya manajemen risiko merupakan suatu proses siklus yang terus menerus,
yang terdiri dari empat tahap, yaitu: Plan, Do, Check, Action (PDCA)

Rumah Sakit Bhayangkara Tk.II Sartika Asih, sebagai rumah sakit yang
memiliki visi “ Menjadi Rumah Sakit yang prima dalam pelayanan kedokteran
kepolisian, pelayanan kesehatan, pendidikan dan penelitian serta pengabdian bidang
kesehatan tahun 2024 di Jawa Barat”, sangat berkomitmen terhadap mutu dan
PROGRAM KERJA MANAJEMEN RISIKO 1
keselamatan pasien. Manajemen resiko sebagai salah satu kegiatan yang dilakukan
dalam menjamin keselamatan pasien, menjadi salah satu prioritas utama dalam
pelaksanaan pelayanan di seluruh unit pelayanan di Rumah Sakit. Oleh karena itu
perlu disusun suatu program manajemen risiko di RSBSA, yang akan menjadi
program bagi seluruh unit pelayanan dalam melakukan manajemen risiko di instalasi
masing-masing dan menjadi acuan rumah sakit dalam melakukan manajemen risiko
baik klinik maupun manajerial.
B. PENGERTIAN

Manajemen risiko adalah aktivitas klinik dan administratif yang dilakukan


oleh rumah sakit untuk melakukan identifikasi, evaluasi dan pengendalian risiko
terjadinya cedera atau kerugian pada pasien, pegawai, pengunjung dan rumah sakit itu
sendiri. (The Joint Commission on Accreditation of Healthcare Organizations
(JCAHO).

C. TUJUAN MANAJEMEN RISIKO RUMAH SAKIT

1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di RSBSA.


2. Meningkatkan akuntabilitas.
3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD).
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
kejadian yang tidak diharapkan.
5. Meminimalisir risiko yang mungkin terjadi dimasa mendatang. Dengan adanya
antisipasi risiko, apabila terjadi insiden sudah terdapat alternatif penyelesaiannya.
6. Melindungi pasien, karyawan, pengunjung dan pemangku kepentingan lainnya.

D. RUANG LINGKUP KEGIATAN

Ruang lingkup operasional manajemen risiko meliputi kegiatan manajemen


risiko klinis, manajemen risiko manajerial serta FMEA ( Failure Mode and Effect
Analizis ) yang harus dilakukan oleh masing – masing instalasi yang ada di Rumah
Sakit Bhayangkara Tk.II Sartika Asih, yang dilakukan minimal setiap satu tahun
sekali.

E. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MANAJEMEN RISIKO


1. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam terjadinya risiko adalah :

Faktor Komponen yang berperan

PROGRAM KERJA MANAJEMEN RISIKO 2


Organisasi dan Manajemen • Sumber dan keterbatasan keuangan
• Struktur organisasi
• Standar dan tujuan kebijakan
• PSBH (Problem Solving For Better Health And
Hospital)
Lingkungan pekerjaan • Kualifikasi staf dan tingkat keahlian
• Beban kerja dan pola shift
• Desain, ketersediaan dan pemeliharaan alkes
• Dukungan administratif dan manajerial
Tim • Komunikasi verbal
• Komunikasi tulisan
• Supervisi dan pemanduan
• Struktur tim
Individu dan staf • Kemampuan dan keterampilan
• Motivasi
• Kesehatan mental dan fisik
Penugasan • Desain penugasan dan kejelasan struktur
penugasan
• Ketersediaan dan pemanfaatan prosedur yang ada
• Ketersediaan dan akurasi hasil tes

Karakteristik pasien • Kondisi ( Keparahan dan kegawatan)


• Bahasa dan komunikasi
• Faktor sosial dan personal

2. Langkah-langkah untuk meminimalkan risiko :

a. Meningkatkan peran RS dan manajemen dalam mencegah error dengan cara


mengembangkan sistem yang selain bertujuan untuk meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan juga menjamin bahwa setiap upaya, prosedur dan sistem
pelayanan yang dilakukan aman untuk pasien, petugas dan lingkungan. Hal
tersebut dipresentasikan dalam bentuk SPO, clinical pathway dll.

b. Meningkatkan peran staf RS agar terlibat langsung maupun tidak langsung


dalam pelayanan kesehatan di RS untuk mampu mengenali, mengidentifikasi
dan menganalisis kejadian medical error dan melakukan upaya yang adekuat
untuk mengatasi error yang sudah terlanjur terjadi.

c. Setiap staf harus menyadari bahwa mereka adalah bagian dari tim yang
bekerja dalam satu sistem. Kerja tim yang baik juga sangat ditentukan oleh
kinerja manajemen rumah sakit yang baik, mulai dari dukungan moral,

PROGRAM KERJA MANAJEMEN RISIKO 3


finansial, teknis dan operasional hingga terjalinnya komunikasi yang baik
antara pihak manajemen dengan pihak praktisi.

Dalam setiap pusat pelayanan kesehatan harus dibangun sistem yang dapat
menjamin bahwa setiap tindakan medik yang dilakukan haruslah aman bagi pasien
maupun petugas dan lingkungan sekitar. Pendekatan yang dapat dilakukan disebut
dengan manajemen risiko.

F. TATA CARA PELAKSANAAN MANAJEMEN RISIKO

Tata cara pelaksanaan manajemen risiko :

1. Melakukan identifikasi risiko di masing-masing instalasi.

2. Menetapkan kemungkinan dampak, siapa kemungkinan korbannya, penentuan


kemungkinan akar masalah

3. Melakukan evaluasi risiko terhadap tindakan yang sudah dilakukan terkait dengan
akar masalah tersebut.
4. Penentuan prioritas
5. Menyusun rencana tindakan/ POA
6. Pencatatan dan pelaporan
7. Monitoring dan evaluasi
Langkah-langkah kegiatan manajemen risiko, yaitu :

1. Identifikasi risiko.
Proses sistematis dan terstruktur untuk menemukan dan mengenali risiko,
kemudian dibuat daftar risiko. Daftar risiko dilengkapi dengan deskripsi risiko
termasuk menjelaskan kejadian dan peristiwa yang mungkin terjadi dan dampak
yang ditimbulkannya.
Identifikasi dilakukan pada: Sumber risiko, area risiko, peristiwa dan penyebabnya
dan potensi akibatnya. Metode identifikasi risiko dilakukan dengan proaktif
melalui self asessment, incident reporting sistem dan clinical audit , pengamatan
KPC (kondisi potensi cidera) dan dilakukan menyeluruh terhadap medis dan non
medis.

PROGRAM KERJA MANAJEMEN RISIKO 4


2. Urutkan prioritas risiko dengan mengukur tingkat risiko.
Pengelolaan risiko diawali dengan menilai konsekuensi yang dapat diakibatkan
sebuah insiden dan kemungkinan terjadinya risiko setelah teridentifikasi.
Kemudian risiko dievaluasi lalu diberikan skor untuk menentukan bobot dan
prioritas risiko yang telah terjadi. Sesuai dengan bobotnya ditentukan tindakan
yang akan diberlakukan terhadap masing-masing risiko. Bila bobotnya ringan dan
tidak prioritas tindakannya dapat hanya mentoleransi saja dan menjadikannya
catatan. Namun bila risiko yang terjadi memiliki bobot besar dan mengganggu
pencapaian tujuan RS, maka ditentukan sebagai prioritas utama dan harus
diatasi atau ditransfer, atau bahkan menghentikan kegiatan yang
meningkatkan terjadinya risiko.

Tujuan menentukan prioritas risiko adalah membantu proses pengambilan


keputusan berdasarkan hasil analisis risiko.

Menentukan prioritas risiko dengan menggunakan rumus:

SKOR RISIKO = Dampak X Probabilitas

Keterangan :
a. Dampak (Consequences)
Penilaian dampak / akibat suatu insiden adalah seberapa berat akibat yang
dialami pasien mulai dari tidak ada cedera sampai meninggal.
b. Probabilitas / Frekuensi /Likelihood
Penilaian tingkat probabilitas / frekuensi risiko adalah seberapa
seringnyainsiden tersebut terjadi.

Untuk menentukan skor risiko digunakan matriks grading risiko :


a. Tetapkan frekuensi pada kolom kiri
b. Tetapkan dampak pada baris ke arah kanan
c. Tetapkan warna bands-nya, berdasarkan pertemuan antara probabilitas dan
dampak.

Skor risiko akan menentukan prioritas risiko. Jika pada asesmen risiko
ditemukan dua insiden dengan hasil skor risiko yang nilainya sama, maka untuk
memilih prioritasnya dapat menggunakan warna bands risiko.

Bands Risiko

PROGRAM KERJA MANAJEMEN RISIKO 5


Bands risiko adalah derajat risiko yang digambarkan dalam empat warna
yaitu:Bands biru : Rendah / Low
Bands hijau : Sedang / Moderate
Bands kuning : Tinggi / High
Bands merah : Sangat tinggi / Extreme

PENILAIAN DAMPAK KLINIS / KONSEKUENSI /


SEVERITY
Level DESKRIPSI CONTOH DESKRIPSI

1 Tdk Signifikan Tidak ada cedera


2 • Cedera ringan missal, luka lecet
Minor • Dapat diatasi dengan pertolongan pertama,
3 • Cedera sedang missal, luka robek
• Berkurangnya fungsi motorik / sensorik / psikologis atau
Moderate intelektual secara reveibel dan tidak berhubungan dengan
penyakit yang mendasarinya
• Setiap kasus yang memperpanjang perawatan
4 • Cedera luas / berat missal, cacat, lumpuh
Major • Kehilangan fungsi utama permanent (motorik,
sensorik, psikologis, intelektual) / irreveibel, tidak
berhubungan dengan penyakit yang mendasarinya
5 • Kematian yang tidak berhubungan dengan perjalanan
Katastropik
penyakit yang mendasarinya

PENILAIAN PROBABILITAS /FREKUENSI /


LIKELIHOOD

Level Frekuensi Kejadian actual


1 Jarang Dapat terjadi dalam lebih dari 5 tahun
2 Tidak biasa Dapat terjadi dalam 2 – 5 tahun
3 Kadang-kadang Dapat terjadi tiap 1 – 2 tahun
4 Kemungkinan Dapat terjadi beberapa kali dalam setahun
5 Sering Terjadi dalam minggu / bulan

PROGRAM KERJA MANAJEMEN RISIKO 6


MATRIKS GRADING RISIKO

Konsekuensi Potensial
Frekuensi/ Insignificant Minor Moderate Major Catastropic
Likelihood 1 2 3 4 5
Sangat Sering Terjadi
(Tiap mgg /bln)5 Sedang Sedang Tinggi Extreme Extreme

Sering terjadi
(Beberapa x /thn)4 Sedang Sedang Tinggi Extreme Extreme

Mungkin terjadi
(1-2 thn/x) Rendah Sedang Tinggi Extreme Extreme
3
Jarang terjadi
(2-5 thn/x) Rendah Rendah Sedang Tinggi Extreme
2
Sangat jarang sekali
(>5 thn/x) Rendah Rendah Sedang Tinggi Extreme
1

TINDAKAN SESUAI TINGKAT DAN BRANDS RISIKO

Level / Brands Tindakan


Ekstrim (sangat tinggi) Risiko ekstrim, dilakukan RCA paling lama 45 hari
High (tinggi) Risiko tinggi, dilakukan RCA paling lama 45 hari, kaji dengan
detil & perlu tindakan segera serta membutuhkan perhatian top
manajemen
Moderator (sedang) Risiko sedang, dilakukan investigasi sederhana paling lama 2
minggu. Manajer / pimpinan klinis sebaiknya menilai dampak
terhadap biaya dan kelola risiko
Low (rendah) Risiko rendah, dilakukan investigasi sederhana paling lama 1
minggu diselesaikan dengan prosedur rutin

Setelah nilai dampak dan probabilitas diketahui, dimasukkan dalam table matriks
grading risiko untuk menghitung skor risiko dan mencari warna bands risiko.

3. Tentukan respon RS.


Respon RS ditentukan melalui asesmen risiko atau pengelolaan risiko, yang meliputi
:

PROGRAM KERJA MANAJEMEN RISIKO 7


- Identifikasi potensial risiko dan hazard.
- Menelusuri siapa dan apa yang dapat dirugikan serta bagaimana caranya.
- Evaluasi temuan risiko, analisa apakah pengelolaannya sudah cukup atau
perlu diubah untuk mencegah terjadinya insiden.
- Catat temuan lalu buat rencana pengelolaanya.
- Evaluasi pengelolaan secara menyeluruh dan perbaiki bila perlu.

Proses menganalisa risiko yang perlu dipertimbangkan adalah dampak dari risiko
tersebut bila benar terjadi;

a. Risiko yang dampaknya besar harus segera ditindaklanjuti dan mendapat


perhatian dari Direktur.
b. Risiko yang dampaknya menengah-ringan akan dikelola oleh tim PMKP/
Komite mutu bersama kepala instalasi untuk membuat rencana tindak lanjut dan
pengawasan.

4. Kelola kasus risiko untuk meminimalkan kerugian (Risk Control).

Perlakukan risiko adalah upaya untuk menyeleksi pilihan-pilihan yang dapat


mengurangi atau meniadakan dampak serta kemungkinan terjadi risiko. Perlakuan
yang dapat dipilih adalah;
a. Pengendalian = upaya-upaya untuk mengubah risiko yang merupakan
langkah- langkah antisipatif yang direncanakan dan dilakukan secara rutin
untukmengurangi risiko.
b. Penanganan = langkah-langkah yang diambil untuk mengurangi risiko jika
tindakan pengendalian belum memadai. Dapat juga bermakna langkah-
langkah yang telah direncanakan dan akan dilakukan apabila risiko benar-
benar terjadi.

PROGRAM KERJA MANAJEMEN RISIKO 8


Sementara menurut NHS (National Health System) pengelolaan risiko adalah :
1) Mengambil kesempatan dengan kondisi yang ada dengan
mempertimbangkan keuntungan lebih besar dari pada kerugian
2) Mentoleransi risiko
3) Mentransfer risiko pada pihak ke 3 seperti asuransi
4) Menghentikan aktivitas yang menimbulkan risiko

Opsi Perlakuan Risiko

Klasifikasi Jenis Pengendalian

Menghindari risiko 1. Menghentikan kegiatan


2. Tidak melakukan kegiatan
Mengurangi risiko 1.Membuat Kebijakan
2.Membuat SPO
3.Mengganti atau membeli alat
4.Mengembangkan sistem informasi (IT)
5.Melaksanakan prosedur (pengadaan, perbaikan dan
pemeliharaan bangunan dan instrumen yang sesuai
dengan persyaratan; pengadaan bahan habis pakai
sesuai dengan prosedur dan persyaratan.
Mentransfer risiko 1. Asuransi

2. Menggunakan tenaga dipihak ketigakan


Mengeksploitasi risiko Mengambil kesempatan dengan kondisi yang ada
dengan mempertimbangkan keuntungan yang lebih
besar dari pada kerugian
Menerima risiko Ganti rugi, tuntutan hukum

5. Membangun upaya pencegahan.


Dalam hal ini adalah monitoring dan tinjauan . Monitoring adalah pemantauan
rutin terhadap kinerja aktual proses manajemen risiko dibandingkan dengan
rencana atau harapan yang akan dihasilkan. Tinjauan atau pengkajian berkala atas
kondisi saat ini dan dengan fokus tertentu.
6. Kelola pembiayaan risiko (Risk Financing).
Biaya yang dikeluarkan untuk pengendalian atau penanganan yang dilakukan.

PROGRAM KERJA MANAJEMEN RISIKO 9


G. MANAJEMEN RISIKO RUMAH SAKIT

DAFTAR RISIKO INSTALASI ATAU UNIT TAHUN 2022-2023

TINDAK LANJUT
No Item yang di Observasi SKOR DAMPAK SKOR PROBABILITAS SKOR HASIL GRADING MITIGASI RISIKO
(MANRISK)
1 Instalasi laundry
Croschek kembali pada saat Lanjutkan dan lebih teliti
a Linen hilang 1 1 1 RENDAH
pengiriman
b Linen tidak bersih 3 1 3 MODERAT Kembalikan linen ke vendor Lanjutkan dan lebih teliti
Konfirmasi keruangan untuk lebih Lanjutkan dan lebih teliti
c Kesalahan pembungkusan linen infeksi 1 1 1 RENDAH
teliti dalam pemilahan linen
d Linen tidak rapih 3 1 3 MODERAT Kembalikan linen ke vendor Lanjutkan dan lebih teliti
Konfirmasi kepada petugas laundry Lanjutkan dan lebih teliti
e Linen tertukar keruangan lain 2 2 4 RENDAH
untuk lebih teliti
2 Gizi
Memberikan label diet, terdiri dari
a Kesalahan pemberian diet 2 4 8 MODERAT NIK, NO RM, Nama, Tanggal
Lahir dan Jenis Diet. Lanjutkan dan lebih teliti
Mengcroschek kembali, saat
b Kesalahan penulisan diet 2 4 8 MODERAT mengetik label diet sesuai dengan
buku pemesanan diet Lanjutkan dan lebih teliti
Menetapkan jadwal distribusi snack
c Snack terlambat 1 2 2 RENDAH
pasien ke ruang rawat inap Lanjutkan dan lebih teliti
mengcroschek skrining risiko
malnutrisi, agar segera dilakukan
d Pengkajian dan asuhan gizi tidak terlaksana 2 3 6 MODERAT
asuhan dan pengkajian gizi bagi
yang beresiko Lanjutkan dan lebih teliti

PROGRAM KERJA MANAJEMEN RISIKO 10


Memasang insect killer, dan
e Lalat masuk 1 1 1 RENDAH menjaga kebersihan ruang
penyelenggaraan makan Lanjutkan dan lebih teliti
Memasang pembasmi tikus seperti
f Tikus masuk 1 3 3 RENDAH
lem dan lain-lain Lanjutkan dan lebih teliti
Mengingatkan petugas untuk
g Bon makan tidak tertulis 1 1 1 RENDAH memesan bon makan sesuai
permintaan diet Lanjutkan dan lebih teliti
Menetapkan standar porsi dan
h Tidak teliti dalam pemorsian makanan 1 1 1 RENDAH mengcroschek kembali saat selesai
pemorsian Lanjutkan dan lebih teliti
Mengcroschek kembali persiapan
bahan makanan sesuai spesifikasi,
i Tidak teliti dalam persiapan bahan makanan 1 1 1 RENDAH
dan melakukan pesiapan bahan
makanan sesuai SOP Lanjutkan dan lebih teliti
Menetapkan jadwal dinas dan
j Karyawan shif pagi terlatmbat 1 1 1 RENDAH
disiplin diri Lanjutkan dan lebih teliti
Melakukan supervisi kepada
k Pemakaian APD yang kurang disiplin 1 1 1 RENDAH petugas penyelenggaraan makan
dan menegur jika tidak disiplin Lanjutkan dan lebih teliti
Melakukan pengecekan alat secara
Peralatahn pengolahan makanan yang tidak
l 1 1 1 RENDAH berkala dan melakukan pengadaan
sesuai
alat jika tidak sesuai Lanjutkan dan lebih teliti
Selalu mengecek kompor, tabung Jangan lupa melaporkan
m Kompor meledak 5 1 5 EKSTRIM
dan regulator gas kepada IPPRS
selalu mengecek pipa Jangan lupa melaporkan
n Pipa gas bocor 5 1 5 EKSTRIM
kepada IPPRS
Selalu berhati-hati dalam Lebih teliti dalam penggunaan
menggunakan pisau, dan benda tajam
o Terkena pisau 2 1 2 RENDAH
melakukan latihan agar mahir
menggunakan pisau

PROGRAM KERJA MANAJEMEN RISIKO 11


Hati-hati saat dekat dengan air Lebih berhati-hati
p Tersiram air panas 3 1 3 MODERAT
panas
Hati-hati saat memasak dengan Lebih berhati-hati
q Tersiram minyak panas 3 1 3 MODERAT
minyak panas
3 Keamanan
Lapor Ke MOD atau Pawas Buat laporan untuk TL ke
1 Adanya pengacau 3 1 3 MODERAT
POLSEK terdekat
Memperketat pengunjung yang Membuat banner dan sticker
Kehilangan harta benda pasien, keluarga pasien
2 4 1 4 TINGGI masuk ke ranap dan pemantauan di area tertentu
atau karyawan
cctv 24 jam stanby 1 anggota
Lapor Ke MOD atau Pawas Buat laporan untuk TL ke
3 Ancaman dari luar 3 1 3 MODERAT
POLSEK terdekat
Terlalu banyaknya pintu masuk keluar pasien atau Setiap pintu masuk dijaga (yang Jangan sampai lengah kepada
4 1 1 1 RENDAH
keluarga pasein ada penjagaan dikunci) pengunjung yang
Lapor Ke MOD atau Pawas Komunikasi ditingkatkan dan
6 Masalah edukasi kepada pasien/ keluarga pasien 5 1 5 EKSTRIM sopan saat pada edukasi ke
pasien atau keluarga
4 Rehabilitasi medik
Pemantauan tindakan terapi dan Lanjutkan dan lebih teliti pada
1 Luka bakar karena Infra Merah 2 1 2 RENDAH evaluasi pelaksanaan SPO tindakan saat penggunaan alat dan
jangan lupa alat dikalibrasi alat
Pemeliharaan alat modalitas sesuai Lapor kepada IPPRS
2 Sengatan Listrik 1 1 1 RENDAH
standar
Ketepatan penggunaan alat bantu Gelang identifikasi terpasang
3 Jatuh 2 1 2 RENDAH mobilisasi dan pengawasan faktor di pasien risiko jatuh
lingkungan
Crosscheck asesmen pemeriksaan Lebih teliti untuk pembacaan
4 Kesalahan tindakan pada area yang sakit 1 1 1 RENDAH pasien pada berkas rekam medik status pasien
Pemantauan tindakan terapi dan Lebih teliti dan memakai
5 Durasi waktu terapi berlebihan 2 1 2 RENDAH
evaluasi pelaksanaan SPO tindakan alarm
Asesmen/pemeriksaan pasien Lebih teliti untuk pembacaan
6 Tindakan Kontraindikasi 1 1 1 RENDAH
sebelum pemberian tindakan status pasien

PROGRAM KERJA MANAJEMEN RISIKO 12


5 Perawatan jenazah
Septi dan selalu mengguakan APD Lebih teliti dalam penggunaan
1 Tersayat benda tajam 2 2 4 RENDAH
sebelum tindakan benda tajam
kroscek ketersediaan da saling Membaca kembali SPO
2 Pemakaian APD yang kurang disiplin 1 1 1 RENDAH mengingatkan di antara teman penggunaan APD

Membuang dan memilah sampah Membaca kembali SPO


3 Penularan Infeksi 1 1 1 RENDAH sesuai dengan TONK yg sudah di tentang penularan infeksi
sediakan
antisipasi dan selalu jaga Lebih berhati-hati saat mau
4 Percikan cair bahan pemulasaraan jenazah 1 1 1 RENDAH kebersihan juga selalu merawat menggunakan cairan
peralatan berbahaya
kain sisa pemakaian disimpan Harus tersedia diloker
5 Ketersediaan kain bungkus jenazah 2 1 3 RENDAH kembali ketempat asal setelah
penggunan
konfirmasi dengan keluarganya Lebih teliti dan membaca
6 Keterlambatan pemulasaraan jenazah 1 1 1 RENDAH
kembali SPO
6 Administrasi keuangan
Langsung konfirmasi ke bagian TL kepada yang terkait
1 Salah estimasi biaya 1 1 1 RENDAH
yang terkait
Langsung konfirmasi ke bagian TL kepada yang terkait
2 Pengeluaran double 1 1 1 RENDAH
yang terkait
Langsung konfirmasi ke bagian TL kepada yang terkait
3 Perbedaan tarif antara nota dengan sistem 1 1 1 RENDAH
yang terkait
Langsung konfirmasi ke bagian TL kepada yang terkait
4 Salah menginput/mencatat nota pengeluaran 1 1 1 RENDAH
yang terkait
Ruangan harus lebih real time TL kepada yang terkait
5 Transaksi tidak di input/tidak dicatat 1 1 1 RENDAH
mengerjakan inputan billing
Penginputan data di ruangan rawat inap ke bliing Ruangan harus lebih real time TL kepada yang terkait
6 2 3 6 MODERAT
belum real time mengerjakan inputan billing
Penginputan tarif visite dokter tidak sesuai kelas Langsung konfirmasi ke bagian TL kepada yang terkait
7 2 1 2 RENDAH
rawat inap yang terkait
Penginputan tarif asuhan keperawatan / Full Cara Langsung konfirmasi ke bagian TL kepada yang terkait
8 2 1 2 RENDAH
tidak sesuai kelas rawat inap yang terkait

PROGRAM KERJA MANAJEMEN RISIKO 13


Biaya administrasi rawat inap dan biaya catatan Langsung konfirmasi ke bagian TL kepada yang terkait
9 2 1 2 RENDAH
medik tidak di input yang terkait
Pada saat pasien rawat inap pulang Billing di Langsung konfirmasi ke bagian TL kepada yang terkait
10 2 1 2 RENDAH
ruangan tidak di close yang terkait
Resep obat pasien rawat inap dan rawat jalan Langsung konfirmasi ke bagian TL kepada yang terkait
11 1 1 1 RENDAH
tidak terinput ke Billing yang terkait
Langsung konfirmasi ke bagian TL kepada yang terkait
12 Obat sejenis tapi beda harga 1 1 1 RENDAH
yang terkait
Rincian pemeriksaan Laboratorium yang belum Langsung konfirmasi ke bagian TL kepada yang terkait
13 1 1 1 RENDAH
terinput dalam rincian biaya perawatan pasien yang terkait
Pasien awal masuk rawat inap sebagai pasien Langsung konfirmasi ke bagian TL kepada yang terkait
14 BPJS pada saat pasien pulang persyaratan BPJS 1 1 1 RENDAH yang terkait
nya tidak ada dan pasien tidak mampu untuk
Pasien berubah jaminan tetapi persyaratan tidak Langsung konfirmasi ke bagian TL kepada yang terkait
lengkap. Misal : - Awalnya teridentifikasi BPJS, yang terkait
Kronologis Trauma menunjukan Laka Ganda,
tidak bisa di jamin BPJS dan kelengkapan untuk
15 1 1 1 RENDAH
Jasaraharja tidak ada. Pasien tidak mampu
membayar biaya rawat inap. - Kasus Laka
tunggal akan di jamin oleh BPJS tetapi karena
tidak ada pelaporan polisi dan penolakan dari
Langsung konfirmasi ke bagian TL kepada yang terkait
16 Billing Sistem belum terintegrasi dengan baik. 2 3 6 MODERAT
yang terkait
Penyelesaian berkas perwabku yang terlambat Langsung konfirmasi ke bagian TL kepada yang terkait
17 5 5 25 EKSTRIM
dari unit terkait yang terkait
Belanja barang dengan jumlah nominal yang kecil Langsung konfirmasi ke bagian TL kepada yang terkait
dan besar, kelengkapan perwabkunya sama, yang terkait
18 1 1 1 RENDAH
sementara di perkap04/2014 terdapat perbedaan
perwabku di sesuaikandengan nominal belanka

PROGRAM KERJA MANAJEMEN RISIKO 14


Dalam perwabku terdapat keitansi dan faktur Langsung konfirmasi ke bagian TL kepada yang terkait
19 1 1 1 RENDAH
dengan nominal berbeda. yang terkait
Langsung konfirmasi ke bagian TL kepada yang terkait
20 Kesalahan dalam menulis jumlah potongan pajak 1 1 1 RENDAH
yang terkait
7 Radiologi
Croschek kembali pada saat Baca kembali SPO
1 Kesalahan menyampaikan hasil (hasil Tertukar) 1 3 3 RENDAH
identitas pasien
Masing-masing alat dipegang oleh Melihat data petugas yang
2 Kesalahan Pengoprasian alat 1 RENDAH
1 1 petugas yang terlatih sudah bersertifikat
Baca kembali status pasien di Lebih teliti kembali
3 Kesalahan Penempatan Marker 4 2 8 TINGGI
berkas rekam medis
Lapor pada IPPRS untuk Lebih teliti pada saat
4 Tersandung kabel sinar-x, tersandung alat sinar-x 2 2 4 RENDAH
merapihkan kabel yang berantakan peggunaan alat
Cek kembali kadaluarsa dan cairan Hubungi jangmedum
5 kerusakan Foto 3 4 12 TINGGI
pencuci
Baca kembali status pasien di lebih teliti pada saat membaca
6 kesalahan indentitas pasien 3 1 3 MODERAT
berkas rekam medis
Baca kembali status pasien di lebih teliti pada saat membaca
7 Kesalahan tindakan foto Rontgen 3 1 3 MODERAT
berkas rekam medis
Kalibrasi setiap bulan Lapor kepada IPPRS/ pihak
8 Kerusakan Alat 3 4 12 TINGGI
vendor
8 IPPRS
1 Terkena benda yang jatuh 4 4 16 EKSTRIM Pengamanan diperhatikan Ada rambu-rambu pengaman
2 Dinding rusak 3 1 3 MODERAT Monitoring TL oleh KA IPPRS
3 Lantai rusak 1 3 3 RENDAH Monitoring TL oleh KA IPPRS
4 Pipa bocor 1 1 1 RENDAH Monitoring TL oleh KA IPPRS
5 Gas bocor 1 1 1 RENDAH Monitoring TL oleh KA IPPRS
6 Bau limbah pembuangan 1 1 1 RENDAH Monitoring TL oleh KA IPPRS
7 Pintu terkunci / tidak dapat berfungsi dengan baik 1 3 3 RENDAH Monitoring TL oleh KA IPPRS
8 Pintu rusak 1 4 4 MODERAT Monitoring TL oleh KA IPPRS
9 Kekurangan/tidak tersedianya peralatan 1 1 1 RENDAH Monitoring TL oleh KA IPPRS
10 Kesalahan pengguna saat menggunakan peralatan 1 4 4 MODERAT Monitoring TL oleh KA IPPRS
11 Memakai peralatan/perangkat yang salah 1 4 4 MODERAT Monitoring TL oleh KA IPPRS
12 Tidak memeriksa peralatan/persediaan secara lengkap 1 1 1 RENDAH Monitoring TL oleh KA IPPRS
13 Barang jatuh 1 2 2 RENDAH Monitoring TL oleh KA IPPRS

PROGRAM KERJA MANAJEMEN RISIKO 15


9 Mobil ambulace dan jenazah
1 Kegagalan komunikasi dengan unit lain 2 3 6 MODERAT Komunikasi ditingkatkan kembali Bukti laporan dicatat dibuku laporan
2 Kesalahan Administrasi 2 5 10 MODERAT Crosscheck kembali TL kepada yang terkait
3 Kecelakaan ambulance yang menimbulkan 1 2 2 RENDAH Safety diperhatkan Pengecekan terjadwal
Keterlambatan memberikan Pelayanan Jadwal dikomunikasikan ke setiap Anggota memperhatikan
4 6 MODERAT
ambulance / mobil Jenazah di rumah sakit 2 3 anggota jadwal masing-masing
Terjadinya kendaraan mogok saat proses Pengecekan terjadwal Monitoring kendaraan
5 2 RENDAH
pelayanan pasien / jenazah 2 1
Macet dalam keadaan membawa pasien / jenazah Lampu strobo tersedia dan aktif Pengecekan terjadwal
6 8 MODERAT
di jalanan 2 4
10 12 Laboratorium dan transfusi darah
SDM tidak kompeten melakukan tugas di unit Hasil dipertankan dan selalu Pertahankan pada anggota
1 1 1 1 RENDAH
laboratorium monitoring
SDM tidak memahami alur orientasi pelayanan Hasil dipertankan dan selalu Monitoring pada anggota yang
2 1 1 1 RENDAH
unit laboratorium monitoring baru
Kesalahan pemberian hasil laboratorium Hasil dipertankan dan selalu Selalu crosscheck pada
3 1 1 1 RENDAH
monitoring identifkasi pasien
4 Komplain pasien atau keluarga pada pelayanan 1 1 1 RENDAH Hasil dipertankan dan selalu Ketelitian tetap dijaga
Alat laboratorium error pada saat pelayanan Hasil dipertankan dan selalu tanggal kalibarasi diperhatikan
5 1 1 1 RENDAH
monitoring
Tidak dapat memenuhi pelayanan transfusi darah Hasil dipertankan dan selalu Tindak lanjut PMI
6 2 1 2 RENDAH
monitoring
Kesalahan pemeriksaan golongan darah Hasil dipertankan dan selalu Kebersihan alat dijaga
7 1 1 1 RENDAH
monitoring
11 IPKL
1 Mesin autoclave rusak 3 3 9 TINGGI tanggal kalibarasi diperhatikan Hubungi bagian IPPRS
2 Resiko petugas terpapar limbah B3 1 1 1 RENDAH Membaca kembali SPO Ketelitian tetap dijaga
3 Keterlambatan pengangkutan limbah 1 1 1 RENDAH Disesuaikan dengan jadwal Lapor pada pihak ke tiga
Memperhatikan barang yang Lapor pada pihak ke tiga
4 Limbah tercecer dari kemasannya 3 3 9 TINGGI
diterima

PROGRAM KERJA MANAJEMEN RISIKO 16


12 Instalasi Gawat Darurat
A Pasien
a1 keterlambatan penanganan 2 3 6 MODERAT Persiapan brankar dan obat-obatan Liat respon time
a2 Infeksi 2 1 2 RENDAH Melakukan dekontaminasi alat Kalibrasi alat berkala
anamnesa pasien tentang riwayat Ketelitian membaca status pasien
a3 Alergi obat 2 1 2 RENDAH
alergi
Pengajuan, pemeliharaan dan TL ke jangmeddum
a4 keterbatasan alat medis 2 1 2 RENDAH
penjadwalan pemeliharaan alat
koordinasi dengan bagian TL ke bagian penunjang
a5 keterbatasan pemeriksaan penunjang 3 1 3 MODERAT
pengadaan untuk alat-alat penujang
a6 Keterbatasan obat 3 1 3 MODERAT koordinasi dengan bagian farmasi TL farmasi
B petugas
melakukan dekontaminasi,
b1 infeksi 2 1 2 RENDAH
sterilisasi dan penggunaan APD Ketersediaan APD
b2 tertusuk benda tajam 2 3 6 MODERAT pemilahan sampah Kehati-hatian lebih diperhatikan
b3 keterbatasan APD 2 1 2 RENDAH koordinasi dengan bagian farmasi Ketersediaan APD
C Lingkungan
c1 limbah infeksius 2 1 2 RENDAH koordinasi dengan bagian farmasi TL ke K3
c2 Benda tajam medis habis pakai tidak pada 2 2 4 RENDAH pemilahan sampah TL ke K3
c3 Alat dan sarana medis yang terkontaminasi 2 2 4 RENDAH pemilahan sampah TL ke K3
13 Farmasi
Petugas farmasi sering
a dpjp salah menulis signa obat, 2 1 2 RENDAH konfirm ke dpjp penulis resep obat
komunikasi kepada dpjp
Croscheck ketika mendispensing Kembali Croschek label dan
b Obat (Nama mirip, rupa mirip) 2 3 6 MODERAT dan penyerahan obat kepada pasien
pasien
Petugas kurang teliti saat menginput obat Croscheck kembali antara resep Croschek petugas
c 1 3 3 RENDAH
sehingga ada obat yang lupa diinput dengan billing
resep tanpa identitas pasien tidak dengan barcode konfirmasi ke perawat atau dokter Labeling harus ada dari rekam
d 1 4 4 MODERAT
atau no rm. penulis resep medis tersedia di status pasien

PROGRAM KERJA MANAJEMEN RISIKO 17


Dokter menulis tidak menggunakan barcode atau konfirmasi ke perawat atau dokter Labeling harus ada dari rekam
e 1 4 4 MODERAT
no rm, namun menggunakan nama pasien. penulis resep medis tersedia di status pasien
Croscheck kembali saat Kembali Croschek label dan
f Ada pasien nama mirip 1 4 4 MODERAT
penyerahan obat pasien
g Kurang teliti saat dispensing 1 1 1 RENDAH Croscheck pada saat penyerahan Croschek petugas
Lakukan double check antar Croschek petugas
h Kurang ketelitian personel 2 1 2 RENDAH
personel
Petugas farmasi kurang teliti saat menyerahkan lakukan PIO yg benar oleh Croschek petugas
i 1 2 2 RENDAH
obat Apoteker
Obat ditukar dengan obat sesuai Croschek resep dan pasien
j Pasien mendapat obat yang salah 2 1 2 RENDAH
dengan resep
Petugas farmasi kurang optimal dalam Edukasi tetap dijalankan
k 2 3 6 MODERAT Lakukan PIO oleh Apoteker
menjelaskan informasi obat pada pasien
Lakukan double check antar Pengaturan penyimpanan obat
l Petugas farmasi salah dalam dispensing obat 1 2 2 RENDAH
personel sesuai dengan jenis
Salah Input Resep obat nama obat sama, yang Croscheck kembali antara resep Ketelitian petugas
m 1 3 3 RENDAH
membedakan bentuk sediaan dengan billing
human error, kurangnya validasi saat penyiapan Lakukan double check antar Ketelitian petugas
n 1 3 3 RENDAH
dan penyerahan personel
14 REKAM MEDIS
Hubungi perawat unit yang Liat buku ekspedisi
1 RM tidak dikembalikan tepat waktu 2 2 4 RENDAH
bersangkutan
2 Keterlambatan penyediaan rekam medis pasien 3 3 9 TINGGI Memonitor ketersedian RM TL Gudang
Ketelitian dalam menaruh RM Ketelitian petugas
3 Risiko hilangnya catatan medis luar gedung 1 5 5 MODERAT
sesuai No urut
Risiko keterlambatan klaim BPJS akibat sistem Ketelitian dan kecepatan petugas TL ke bagian KA. Klaimer
4 1 1 1 RENDAH
gruping biaya baru dari BPJS klaimer
5 Keterlambatan pengiriman RM dari dan ke 2 2 4 RENDAH Memonitor ketersedian RM

PROGRAM KERJA MANAJEMEN RISIKO 18


15 HEMODIALISA
1 bed rusak 2 2 4 RENDAH Sudah lapor IPPRS Crosschek kembali
2 AC Bocor 3 2 6 MODERAT Sudah lapor IPPRS Crosschek kembali
3 listrik konslet 1 3 3 RENDAH Sudah lapor IPPRS Crosschek kembali
4 Tembok rusak karena tikus 4 2 8 TINGGI Sudah lapor IPPRS Crosschek kembali
5 lampu mati 2 2 4 RENDAH Sudah lapor IPPRS Crosschek kembali
6 AC tidak berfungsi 3 3 9 TINGGI Sudah lapor IPPRS Crosschek kembali
7 Ventilasi tidak ada 3 3 9 TINGGI Sudah lapor IPPRS Crosschek kembali
16 Rawat jalan
1 kesalahan pemanggilan dengan nama yang sama 1 3 3 RENDAH Croschek kembali status pasien TL pendaftaran
2 kurang lengkapnya identitas pasien pada resep 1 4 4 MODERAT Croschek kembali status pasien TL pendaftaran
3 kurang lengkapnya identitas pasien pada 1 3 3 RENDAH Croschek kembali status pasien TL pendaftaran
urutan pemanggilan pasein dipoli knilik yang tidak
4 1 4 4 MODERAT Croschek kembali status pasien TL pendaftaran
sama dengan loket pendaftaran
SOP edukasi Diingatkan kembali saat rapat
5 1 1 1 RENDAH
Kejadian tidak diingakan paska operasi rutin rajal untuk edukasi
Pemberian stiker risiko jatuh pada Tim SKP 6 memonitor pasien
6 1 2 2 RENDAH
risiko jatuh pada pasien lansia dan difabel dinding risiko jatuh
Status berada sesuai tempat
7 1 4 4 MODERAT
distribusi status pasien yang lama Lapor kebagian Binfung dan urutannya
Jadwal dokter tertera
8 1 4 4 MODERAT
terlalu lama nya pasien menunggu di pelayanan di poli kilinik Praktek sesuai jadwal didinding pendaftran
Jadwal dokter tertera
9 1 4 4 MODERAT
ketidaktepatan jam pelayanan dokter Praktek sesuai jadwal didinding pendaftran
10 ketidaklengkapan pada assesmen awal 1 3 3 RENDAH Teliti membaca assesmen awal assesmen awal selalu ada
Kehati-hatian lebih
11 1 1 1 RENDAH
tertusuk jarum saat membuang sampah medis pemilahan sampah diperhatikan
Kerapihan status
12 1 1 1 RENDAH
Tubercolisis paru Membaca assesmen awal dipendaftaran
Kerapihan status
13 1 1 1 RENDAH
hepatitis B Membaca assesmen awal dipendaftaran

PROGRAM KERJA MANAJEMEN RISIKO 19


19 ICU
Lapor kepada perusahaan Crosschek kembali
Setting ventilator error 2 1 2 RENDAH
penyediaan alat ventilator
Sudah melaporkan kepada pihak Crosschek kembali
Stopkontak listrik mengalami error 2 5 10 MODERAT
vendor
Sudah melaporkan kepada pihak Crosschek kembali
AC bocor di ruangan ICU 2 5 10 MODERAT
vendor
Koneksi Wifi tidak ada 2 5 10 MODERAT Sudah melaporkan kepada IT Crosschek kembali
Pesawat Telepon error 2 5 10 MODERAT Sudah melaporkan kepada IPPRS Crosschek kembali
Lift error 2 5 10 MODERAT Sudah melaporkan kepada IPPRS Crosschek kembali
20 IBS
Croschek alat yang dibutuhkan Crosschek kembali
1 List detail ruang operasi salah 1 1 1 RENDAH
disetiap kamar operasi
croschek sebelum pelaksanaan
2 Terlambat untuk memindahkan ke daftar 1 1 1 RENDAH
sehingga tidak ada ketrlambatan
Croschek kelengkapan untuk
3 Persiapan sebelum operasi tidak lengkap 1 1 1 RENDAH
menghindari ketidak lengkapan
selalu hati-hati dalam menggukan
4 Terbakarnya alat diathermy 1 1 1 RENDAH alat sehingga kerusakan sangat
minimal
Torniket selalu diperhatikan pada
5 Masalah torniket 1 1 1 RENDAH saat penggunaan sehinga minim
cidera pada pasien
croschek sisi dan tanda operaso
sebelum pelaksaan untuk
6 Salah letak tanda operasi 1 1 1 RENDAH
menghisari salah letak tanda
operasi
Croschek sebelum melakukan
7 Ada kesalahan dalam melakukan operasi 1 1 1 RENDAH operasi untuk menghidari salah
melakukan operasi

PROGRAM KERJA MANAJEMEN RISIKO 20


Kesalahan pemberian obat kepada pasien jaga
Mis komunikasi antara petugas saat memberi Crosschek kembali dengan pasien Membaca SOP komunikasi
7 3 1 3 MODERAT
asuhan keperawatan efektif
8 Pasien tidak mendapatkan makanan diet 1 1 1 RENDAH Crosschek kembali dengan pasien TL bagian Gizi
Crosschek kembali pada saat TL bagian laundry
9 1 1 1 RENDAH
Ketersedian linen penerimaan linen dari laundry
10 pasien jatuh dari tempat tidur 1 2 2 RENDAH Alat perlu kalibrasi sesuai jadwal TL bagian IPPRS
11 Risiko terpapar penyakit menular 3 2 6 MODERAT Penggunaan APD yang benar Ketersediaan APD
12 Pasien APS 1 1 1 RENDAH Blanko diruangan tersedia dicatat didalam buku ruangan
13 Air dikamar mandi tidak jalan 1 2 2 RENDAH Sudah lapor IPPRS Crosschek kembali
19 ICU
Lapor kepada perusahaan Crosschek kembali
Setting ventilator error 2 1 2 RENDAH
penyediaan alat ventilator
Sudah melaporkan kepada pihak Crosschek kembali
Stopkontak listrik mengalami error 2 5 10 MODERAT
vendor
Sudah melaporkan kepada pihak Crosschek kembali
AC bocor di ruangan ICU 2 5 10 MODERAT
vendor
Koneksi Wifi tidak ada 2 5 10 MODERAT Sudah melaporkan kepada IT Crosschek kembali
Pesawat Telepon error 2 5 10 MODERAT Sudah melaporkan kepada IPPRS Crosschek kembali
Lift error 2 5 10 MODERAT Sudah melaporkan kepada IPPRS Crosschek kembali
20 IBS
Croschek alat yang dibutuhkan Ada buku terjadwal untuk
1 List detail ruang operasi salah 1 1 1 RENDAH Croschek alat yang dibutuhkan Crosschek kembali
1 List detail ruang operasi salah 1 1 1 RENDAH disetiap kamar operasi crosschek
disetiap
croschekkamar operasi
sebelum pelaksanaan Ada buku terjadwal untuk
2 Terlambat untuk memindahkan ke daftar 1 1 1 RENDAH
croschek sebelum
sehingga tidak ada pelaksanaan
ketrlambatan crosschek
2 Terlambat untuk memindahkan ke daftar 1 1 1 RENDAH Croschek kelengkapan untuk Ada buku terjadwal untuk
3 Persiapan sebelum operasi tidak lengkap 1 1 1 RENDAH sehingga tidak ada ketrlambatan
menghindari ketidak lengkapan crosschek
Croschek kelengkapan
selalu hati-hati untuk
dalam menggukan
3 Persiapan sebelum operasi tidak lengkap 1 1 1 RENDAH
4 Terbakarnya alat diathermy 1 1 1 RENDAH alat sehinggaketidak
menghindari lengkapan
kerusakan sangat Kalibrasi alat berkala
minimal
selalu hati-hati dalam menggukan
Torniket selalu diperhatikan pada
45 Terbakarnya alat diathermy
Masalah torniket 11 11 11 RENDAH
RENDAH alat
saat sehingga
penggunaan kerusakan
sehingasangat
minim Kalibrasi alat berkala
minimal
cidera pada pasien
croschek sisi dan tanda operasi
Torniket selalu diperhatikan pada
sebelum pelaksaan untuk
65 Salah letak
Masalah tanda operasi
torniket 11 11 11 RENDAH
RENDAH saat penggunaan sehinga minim SOP dibaca kembali
menghisari salah letak tanda
operasi
cidera pada pasien
Croschek sebelum melakukan
7 Ada kesalahan dalam melakukan operasi 1 1 1 RENDAH
croschek sisi dan tanda operaso
operasi untuk menghidari salah SOP dibaca kembali
sebelum
melakukan operasi untuk
pelaksaan
6 Salah letak tanda operasi 1 1 1 RENDAH
menghisari salah letak tanda
operasi
PROGRAM KERJA MANAJEMEN RISIKO 21 Croschek sebelum melakukan
7 Ada kesalahan dalam melakukan operasi 1 1 1 RENDAH operasi untuk menghidari salah
melakukan operasi
Penghitungan instrumen dilakukan
sebelum dan sesudah tindak
8 Salah menghitung instrumen 1 1 1 RENDAH operasi serta dilakukan oleh Croscheck sebelum tindakan
perawat instrument dan sirculating
nurs
Tindakan operasi dilakukan dengan
hati-hati sehingga untuk direncakan
kembali ke kamar operasi tidak ada
9 Tidak ada rencana kembali ke ruang operasi 1 1 1 RENDAH Ketelitian
kecuali pasien luka bakar yang
memerlukan tndakan berulang

10 Kardiak area di OT 1 1 1 RENDAH Tidak ada kejadian on table deat Ketelitian


croschek diagnosa selalu
Perbedaan diagnosa antara sebelum dan sesudah
11 1 1 1 RENDAH diperhatian untuk menghindari ketelitian
operasi
kesalahan diagnosa
Kejadian merugikan selama pemberian obat Pemberian disesuaikan dengan Crosschek kembali status
12 1 1 1 RENDAH
penenang atau anastesi dosis dan kebutuhan anestesi pasien

PROGRAM KERJA MANAJEMEN RISIKO 22


H. PENANGGUNG JAWAB KEGIATAN

Kegiatan manajemen risiko dilaksanakan oleh masing- masing instalasi, dan kepala instalasi
berperan sebagai pimpinan pelaksanaan proses kegiatan, serta akan dilakukan monitoring dan evaluasi
tentang jalannya proses tersebut oleh atasan langsung instalasi tersebut. Setiap tahun direksi akan
melakukan rekapitulasi dan melakukan prioritas dari seluruh manajemen risiko masing -masing
instalasi tersebut untuk menjadi manajemen risiko Rumah Sakit.

Bandung, Januari 2022


Menyetujui, Mengetahui,
KABIDDOKES POLDA JABAR KEPALA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK
II SARTIKA ASIH

dr. ADANG AZHAR, Sp.F.,DFM dr. HARRY KAMIJANTONO., FICS., M.M


KOMISARIS BESAR POLISI NRP 65080675 KOMISARIS BESAR POLISI NRP 66050699

PROGRAM KERJA MANAJEMEN RISIKO 23

Anda mungkin juga menyukai