LEMBAR PERSETUJUAN
JUDUL DOKUMEN:
PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2018
DISETUJUI OLEH:
LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA
RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH
DENPASAR
NOMOR: HK.02.03/SK.XIV.4/ /2018
TENTANG
PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN
KESELAMATAN PASIEN TAHUN 2018
DI RSUP SANGLAH DENPASAR
I. PENDAHULUAN
Pelayanan yang berkualitas merupakan cerminan dari sebuah proses yang
berkesinambungan dengan berlandaskan pada kebutuhan dan ekspektasi dari
pelanggan/masyarakat yang dapat diukur pada hasil akhir dari proses tersebut berupa
kepuasan dari penerima pelayanan tersebut. Perkembangan masyarakat yang
semakin kritis dan didukung dengan ketersediaan informasi yang mudah diakses maka
mutu pelayanan rumah sakit tidak hanya disorot dari aspek klinis medisnya saja namun
juga dari aspek keselamatan pasien dan aspek pemberian pelayananannya, karena
muara dari pelayanan rumah sakit adalah pelayanan jasa.
Oleh karena itu, rumah sakit wajib mempersiapkan dan berbenah diri dalam
meningkatkan mutu di semua lini pelayanan yang disediakan yang pelaksanaannya
berdasarkan program peningkatan mutu dan keselamatan pasien yang dirancang dan
ditetapkan oleh rumah sakit dalam kurun waktu tertentu.
Peningkatan mutu adalah program yang disusun secara objektif dan sistematik
untuk memantau dan menilai dalam meningkatkan asuhan pasien dan memecahkan
masalah-masalah yang teridentifikasi di semua area unit kerja baik area klinis maupun
non klinis.
B. Tujuan Khusus
Gambar 1. Overview Dimensi Mutu dalam Program Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
RSUP Sanglah Denpasar tahun 2018
B. RINCIAN KEGIATAN
Rincian Kegiatan yang dimulai dari Direktur Rumah Sakit bersama dengan
pelayanan dan manajemen memilih dan menetapkan pengukuran mutu pelayanan
klinis yang diprioritaskan, indikator mutu pelayanan manajemen yang
diprioritaskan, dan indikator mutu sasaran keselamatan pasien yang mengukur
kepatuhan staf dalam penerapan sasaran keselamatan pasien dan budaya
keselamatan Penetapan serta pemantauan dan analisisnya paling sedikit lima
prioritas panduan praktek klinis dan clinical pathway. Pemilihan dan penetapan
indiktaor mutu unit kerja, pengumpulan, analisis, validasi, publikasi dan
benchmarking data mutu. Dilaporkan dan dianalisisnya keajdian sentinel, tren
insiden/kejadian tidak diharapkan dan KNC, penyelenggaraan manajemen risiko,
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan PMKP, monitoring dan evaluasi
pelaksanaan kontrak kerjasama, monitoring dan evaluasi penilaian kinerja, dan
monitoring dan evaluasi PPI, Disususnnya analisis dampak serta dilaksanakannya
survey budaya keselamatan pasien. Rincian kegiatan dalam Program Peningkatan
Mutu dan Keselamatan Pasien tahun 2018 sebagai berikut:
Pada umumnya, yang dapat diukur dan diperbaiki tak sebanding dengan jumlah
sumber daya manusia dan sumber daya lain yang tersedia untuk mengerjakannya.
Oleh karena itu, perlu ditetapkan fokus kegiatan pengukuran dan perbaikan mutu.
Dalam hal ini adalah penting untuk memprioritaskan proses-proses primer yang
bersifat kritis, berisiko tinggi, dan rawan masalah, yang berhubungan langsung
dengan mutu perawatan dan keselamatan lingkungan. Sesuai dengan standar
PMKP maka setidaknya ada 5 (lima) bidang prioritas sebagai fokus yang ditetapkan
oleh pemimpin rumah sakit, sebagai misal diagnosis pasien, prosedur, populasi,
atau penyakit. Di bidang-bidang tersebut guidelines (pedoman), pathway (alur), dan
protokol berdampak terhadap aspek mutu dan keselamatan perawatan pasien;
juga dapat mengurangi terjadinya variasi hasil yang tidak diinginkan.
Penetapan area prioritas terhadap minimal 5 area yang dipantau dengan CP
dan PPK setiap tahun menjadi tanggung jawab Direktur Pelayanan Medik dan
Keperawatan melalui Bidang pelayanan medis. Penetapan area prioritas
ditentukan oleh Komite Medik melalui SMF dan pemantuan kepatuhan terhadap
implementasi dilakukan oleh instalasi dibawah tanggung jawab Bidang Pelayanan
Audit clinical pathway dilakukan oleh komite medik, komite keperawatan dan
komite penunjang yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kepatuhan dokter,
perawat dan ahli gizi serta varian/outcome untuk dianalisis dan dilakukan
perbaikan serta upaya tindak lanjut sehingga pelayanan terstandarisasi dan varian
terhadap pelayanan berkurang.
Pengumpulan data dilaksanakan oleh PIC pengumpul data, IPCLN dan IPCN
yang sudah terlatih yang ada di setiap unit kerja baik di area klinis maupun di area
manajerial serta pemantauan sasaran keselamatan pasien. PIC pengumpul data
tersebut sudah mendapatkan pelatihan terkait manajemen data, cara
pengumpulan pengumpulan data sesuai dengan kertas kerja yang ada pada
kamus indikator, pelatihan terkait cara input data di database masing-masing unit
kerja dan input data secara manual atau online sistem.
Pemantauan clinical pathway dilakukan setiap bulan dan pelaporan hasil
pemantauan direkapitulasi dan dilakukan analisis terkait dengan kepatuhan
implementasi CP dan varian-variannya setiap tiga bulan dari instalasi dan SMF
terkait dengan clinical pathway. Ka Komite medik, Ka Keperawatan dan Ka Komite
penunjang sebagai penanggung jawab pemantauan dan pelaksanaan audit
medis, laporan dan analisis CP baik medis, keperawatan dan Gizi
8. DILAKUKANNYA BENCHMARKING
Validasi data dilakukan secara internal oleh rumah sakit dengan membuat
program validasi yang berisi profil dan kertas kerja validasi dari indikator yang
diusulkan untuk dilakukan validasi sesuai ketentuan validasi data. Validasi
dilakukan oleh orang yang telah memiliki kewenangan melakukan validasi yang
disebut dengan validator. Validator ini tidak terlibat atau bukan pengumpul data
orang pertama dan pengumpulan data dilakukan berdasarkan ketentuan
pengambilan sampel validasi. Validasi dilakukan ketika:
a. Merupakan pengukuran area klinis baru
b. Bila ada perubahan sistem pencatatan pasien dari manual ke elektronik
sehingga sumber data berubah
Berikut ini 12 macam kejadian sentinel yang ditetapkan oleh RSUP Sanglah yaitu:
(1) Kematian tidak terduga dan tidak terkait dengan perjalanan alamiah penyakit
pasien atau kondisi yang mendasari penyakitnya (an unanticipated death
that is related to the natural course of the patient’s illness or underlying
condition).
9. Insiden dekubitus
10. Insiden DVT
11. Cidera akibat restrain
12. Infeksi melalui pembuluh darah pada pasien dialisis (Indikator IADP-PPI)
13. Insiden infeksi akses pembuluh darah central (Indikator IADP –PPI)
14. Insiden pasien jatuh
Ketika ada kejadian tidak di harapkan tersebut , dilaporkan dalam bentuk insiden
keselamatan pasien (IKP) . Data insiden di input di SIMRS, data dari
pengukuran/pemantauan insiden dilakukan analisis dan dicari akar masalahnya
sehingga rumah sakit dapat mengambil langkah-langkah/upaya tindak lanjut dalam
menurunkan atau mencegah insiden itu terjadi.
Near Miss (Kejadian Nyaris Cedera) adalah suatu insiden yang belum sampai
terpapar ke pasien sehingga pasien tidak cedera. Tujuan penanganan kejadian
near miss adalah:
Untuk mengurangi risiko kejadian adverse events
c. Dokumentasi
1) Dokumen yang terkait
Permintaan; Rekam medik, assesmen konsultasi; Cek list;
Sertifikat; Instruksi/ informasi/kebijakan/ SPO/ guideline; Label/
stiker/ identifikasi/ kartu
2) Masalah/problem
Dokumen yang hilang; Terlambat mengakses dokumen; Salah
dokumen/salah orang; Tidak jelas/membingungkan
d. Medikasi/cairan infus
Struktur tata kelola dari manajemen risiko meliputi: (1) Peran rumah sakit
dan Tanggung Jawab Manajemen Risiko, (2) Keterlibatan Staf , (3) Keterlibatan
pasien dan keluarga pasien. Pedoman manajemen risiko untuk Rumah Sakit
Sanglah dibagi dalam 5 langkah
1. Menegakkan Konteks: (a) Menegakkan Konteks Manajemen Risiko, (b)
Menegakkan ekternal konteks dan (c) Menegakkan internal konteks.
2. Identifikasi Risiko
a) Termasuk dalam area operasional :
Credensialing dan staffing, Klinis, Penilaian kewajiban umum (General
Liability Assessment Topics), Parkir (Penerangan, Lokasi, Keamanan),
Laboratory dan Radiology.
b) Area Keuangan meluputi:Manajemen risiko keuangan, Kemampuan
untuk meningkatkan modal, Billing (reimbursment), Pencatatan &
pengumpulan (Billing dan Collection), Kontrak administrasi.
c) Area Sumber Daya Manusia meliputi:Ketentuan Pegawai
(Employment practices/ Human resources Topics), Isu Lingkungan
terkait Pegawai:
Kegiatan diklat PMKP ini dilaksanakan setiap tahun oleh Instalasi Pendidikan
dan Pelatihan RSUP Sanglah bekerja sama dengan Unit Penjaminan Mutu
dengan sasaran para pimpinan dan staf PPA (profesi pemberi asuhan) dengan
materi terkait penjelasan PMKP di rumah sakit, cara penyusunan program
PMKP, cara melaksanakan program PMKP dan memonitoring serta evaluasi
program PMKP. pembuatan program mutu Pemateri/narasumber yang ditunjuk
karena mempunyai pengetahuan luas dan kompetensi dibidangnya yang terkait
dengan mutu, narasumber tersebut disertai dengan CV narasumber dan
narasumber tersebut ditetapkan oleh rumah sakit.
Pelatihan dibagi menjadi 2 sesi yaitu sesi pertama bagi pimpinan (Kepala
Bidang/ Bagian, Ka SMF, Kepala Program Studi, Kepala Unit, dan Kepala
Instalasi, Koordinator instalasi) Sedangkan hari kedua bagi Kepala Instalasi,
TIM Implementasi Akreditasi serta penanggung jawab pengumpul data dan
validasi data.
Materi hari pertama (bagi pimpinan) menyoroti tentang bagaimana komitmen
pimpinan dalam mengembangkan dukungan kepemimpinan yang lebih besar
bagi program rumah sakit, maka partisipasi pimpinan rumah sakit terkait dengan
program mutu dan keselamatan pasien mulai dari merencanakan, pelaksanaan
monitoring dan pengawasan serta melaporkan hasilnya kepada dewan
pengawas rumah sakit. Selain itu pimpinan rumah sakit bertanggung jawab
dalam menetapkan prioritas apa yang harus diukur, membuat keputusan
berdasarkan data pengukuran, memberikan bantuan teknologi dan dukungan
2. Hari kedua: Materi Pelatihan Bagi Ketua Program mutu instalasi , Staf
terkait program mutu, Penanggung Jawab Pengumpul Data dan
Validasi Data Indikator
NARASUMBER/
WAKTU MATERI
FASILITATOR
7 Februari 2018 Hari Kedua
07.30 – 08.00 Registrasi Instalasi Pelatihan
dan perpustakaan
08.00 – 08.45 Materi 1 :Penetapan Prioritas,
Program Mutu 2018 dan Pemantauan UPM
Data Mutu
08.45 - 09.15 Materi 2: Pemantauan Data PPI Ka Komite PPI
Berikut ini target dari indikator efisiensi pelayanan terkait kinerja pelayanan di
rumah sakit:
No Indikator BLU Target
1 BOR 60-85 %
(Bed Occupancy Ratio = Angka penggunaan tempat tidur)
2 BTO 40-50 kali
3 GDR < 5 per mill
(Gross Death Rate)
4 ALOS 6-9 Hari
(Average Length of Stay = Rata-rata lamanya pasien
dirawat)
5 NDR < 3 per mill
(Net Death Rate)
6 TOI 1-3 Hari
(Turn Over Interval = Tenggang perputaran)
7 Rata-rata Kunjungan Poliklinik per hari Rumus: Jumlah
kunjungan poliklinik
dibagi Jumlah hari
buka poliklinik
Total
Pencapaian Pencapaian Skor
Kategori No Bobot Judul Indikator
Bulan …… terhadap Bulan
bobot …..
Kepatuhan terhadap clinical
1 0,05
pathway (%)
Kepatuhan penggunaan
Kepatuhan 2 0,05 formularium nasional (Fornas)
terhadap (%)
standar Prosentase kejadian pasien jatuh
3 0,05
(%)
4 0,05 Penerapan Keselamatan Operasi
5 0,075 Infeksi Daerah Operasi (IDO) (%)
Ventilator associated pneumonia
6 0,075
(VAP) (‰)
7 0,05 Cuci Tangan (Hand Hygiene)
Waktu lapor hasil kritis
Capaian 8 0,05
laboratorium (%)
indikator 9 0,05 Kematian pasien IGD (%)
medik
10 0,08 Ketepatan Identifikasi Pasien
Kepuasan Kecepatan respon terhadap
11 0,08
pelanggan komplain (%)
Emergency respons time 2 (ERT)
12 0,02
(menit)
Waktu tunggu rawat jalan
0,05
(menit)
Waktu tunggu operasi elektif
Ketepatan 14 0,05
(jam)
waktu
Waktu tunggu pelayanan
pelayanan 15 0,05
radiologi (jam)
Waktu tunggu pelayanan resep
16 0,05
obat jadi (menit)
Pengembalian rekam medik
17 0,02
lengkap dalam waktu 24 jam (%)
Rasio pendapatan PNBP terhadap
Keuangan 18 0,1
biaya operasional (%)
Total Skor Jan
Nilai IKI Jan
Target 2018
Nilai
No Indikator Kinerja Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan
Standar
I II III IV
Kelengkapan dan
1. Ketepatan Rekam Medik 80% 82% 82% 84% 85%
Dalam Waktu 24 Jam
Rasio PNBP Terhadap
2. 65% 65% 65% 70% 70%
Biaya Operasional (PB)
Ketepatan Jam Visite
3. 80% 100% 100% 100% 100%
Dokter Spesialis
Sistem Antrian Pasien
4. 10% 10% 10% 10% 10%
Rawat Jalan (Online/SMS)
Informasi Ketersediaan
5. 100% 100% 100% 100% 100%
Tempat Tidur
Modernisasi Pengelolaan
BLU (penerapan Aplikasi
6. 100% 100% 100% 100% 100%
BLU Integrated Online
System/BIOS)
Penilaian kinerja individu dilakukan terhadap profesi dokter, Perawat dan profesi
lain dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Penilaian kinerja dokter
Ruang Lingkup dari penilaian kinerja dokter ini meliputi semua Dokter
Penanggung Jawab Pasien (DPJP) yang bekerja di RSUP Sanglah Denpasar.
2. Professional Growth
Anggota Medical Staf tumbuh dan matang sebagai anggota organisasi dimana
mereka berlatih dan berkembang dengan mengenal kelompok pasien baru,
teknologi dan ilmu pengetahuan klinis baru. Setiap anggota Medical Staf untuk
berbagai tingkatan, akan mencerminkan pertumbuhan dan perbaikan dalam
dimensi penting perawatan kesehatan dan praktek professional seperti
3. Clinical Result
Proses evaluasi dan monitoring berkelanjutan untuk medical staf berisi informasi
umum untuk semua staf medis serta informasi spesifik terkait dengan kewenangan
klinis dan layanan yang diberikan
f) Profesional
(1) Orientasi pelayanan (ramah, cuci tangan, cepat tanggap, dan pasien
puas): tidak ada komplin dari pasien dan keluarga.
(2) Integritas (taat terhadap aturan rumah sakit): jujur dan dipercaya dalam
setiap tindakannya.
(3) Komitmen (berpedoman pada standard operational procedure (SOP),
clinical pathway, laporan kejadian kasus): tidak ada insiden (Keselamatan
Pasien).
(4) Disiplin (kehadiran) : taat kepada aturan jam kerja dan menggunakan
uniform yang telah ditetapkan
(5) Kerjasama : mampu bekerja dalam tim dan tidak ada komplin dari tim
kerja
Penilaian kinerja tenaga penunjang medis di RSUP Sanglah telah dibuat sebuah
standar prosedur operasional dengan formulir penilaian sebagai berikut:
a) Tenaga Penunjang Medis melakukan kegiatan di Instalasi
b) Instalasi melalui peer group melakukan absensi terhadap kehadiran tenaga
penunjang medis
c) Selain melakukan pencatatan kehadiran, juga melakukan pencatatan terhadap
indikator kinerja tenaga penunjang medis yang telah dilaksanakan.
d) Indikator Kinerja Dokter direkapitulasi dan dilaporkan setiap bulan kepada
Direktur Medik dan Keperawatan sebagai atasan langsung Instalasi
e) Indikator Kinerja tenaga penunjang medis yang dilaporkan kepada Direktur
Medik dan Keperawatan adalah indikator yang tidak memenuhi trigger
Di samping penilaian kinerja individu, penilaian juga dilakukan terhadap kinerja unit.
Penilaian terhadap kinerja unit dilaksanakan berdasarkan penetapan program
kerja unit kerja. Program kerja ditetapkan setiap tahun dan dievaluasi setiap akhir
tahun oleh Bagian Perencanaan dan Evaluasi (PE). Penilaian kinerja unit kerja
berdasarkan elemen penilaian pada dokumen kinerja di unit kerja antara lain: (1)
Indikator telah selaras dengan renstra rumah sakit, (2) Indikator unit kerja telah
memenuhi kriteria indikator yang baik, (3) Target yang ditetapkan dapat dicapai, (4)
P = Plan : Perencanaan
Perencanaan merupakan suatu upaya menjabarkan cara penyelesaian
masalah yang ditetapkan ke dalam unsur-unsur rencana yang lengkap serta
D = Do : Pelaksanaan
Melaksanakan rencana yang telah disusun. Jika pelaksanaan rencana tersebut
membutuhkan keterlibatan staf lain di luar anggota tim, perlu terlebih dahulu
diselenggarakan orientasi, sehingga staf pelaksana tersebut dapat memahami
dengan lengkap rencana yang akan dilaksanakan.
A= Action: Perbaikan
Tahapan terakhir yang dilakukan adalah melaksanaan perbaikan rencana kerja.
Lakukanlah penyempurnaan rencana kerja atau bila perlu mempertimbangkan
pemilihan dengan cara penyelesaian masalah lain. Untuk selanjutnya rencana
kerja yang telah diperbaiki tersebut dilaksanakan kembali. Jangan lupa untuk
Koordinasi kegiatan PMKP dan integrasi pengukuran mutu dengan PPI, tim
keselamatan pasien , pasien tim manajemen resiko dilakukan melalui rapat
koordinasi dan integrasi ,Pelaporan mutu melalui SIMRS
Budaya keselamatan dapat diartikan sebuah lingkungan yang kolaboratif karena staf
klinis memperlakukan satu sama lain secara hormat dengan melibatkan serta
memberdayakan pasien dan keluarga. Budaya keselamatan juga merupakan hasil dari
nilai nilai , sikap, persepsi, kompetensi dan pola prilaku individu maupun kelompok
yang menentukan komitmen terhadap kemampuan manajemen pelayanan kesehatan
maupun keselamatan (SNARS ed. 1, Komisi Akreditasi Rumah Sakit, 2017).
Para pihak yang terlibat dalam melakukan penciptaan budaya aman terdiri dari :
Para Pejabat Struktural ;
Dokter/Dokter gigi ;
Para tenaga kesehatan ;
Pegawai dilingkungan RSUP Sanglah ;
Pasien/keluarga pasien ; dan
Pihak mitra kerja.
Survei ini dapat mengukur budaya keselamatan pasien untuk seluruh staf
rumah sakit dari housekeeping, bagian keamanan, sampai dokter dan perawat. AHRQ
menilai budaya keselamatan pasien dipengaruhi oleh 3 aspek yang dibagi kedalam 12
dimensi, diantaranya (AHRQ, 2004):
1. Tingkat unit, terdiri atas dimensi: (1) Supervisor/manager action promoting
safety (2). Organizational learning – perbaikan berkelanjutan (3). TeamWork -
Kerja sama dalam unit di rumah sakit (4). Komunikasi terbuka (5). Umpan balik
dan komunikasi mengenai kesalahan (6). Respon tidak mempersalahkan
terhadap kesalahan (respon non-punitive) (7). Staffing
3. Komunikasi Terbuka
Menurut Nazhar(2009) dalam Hamdani (2007) komunikasi dalam
keselamatan pasien telah menjadi standar dalam Joint Commision
Acerditation of Health Organization sejak tahun 2010. Komunikasi terbuka
dapat diwujudkan pada saat serah terima, briefing, dan ronde keperawatan.
Perawat menggunakan komunikasi terbuka pada saat serah terima dengan
6. Reporting culture
Menurut Jeff dkk (2007) dalam Beginta (2012) pelaporan merupakan
unsur penting dari keselamatan pasien. Informasi yang adekuat pada
pelaporan akan dijadikan bahan oleh organisasi dalam pembelajaran.
Organisasi belajar dari pengalaman sebelumnya dan mempunyai
kemampuan untuk mengidentifikasi faktor risiko terjadinya insiden sehingga
dapat mengurangi atau mencegah insiden yang terjadi.
Menurut Bird (2005) dalam Beginta (2012) hambatan atau kendala
dalam pelaporan telah diidentifikasi sehingga proses pelaporan insiden
menjadi lebih mudah. Hambatan yang dapat terjadi pada pelaporan
diantaranya: perasaan takut akan disalahkan, perasaan kegagalan, takut
akan hukuman, kebingungan dalam bentuk pelaporan, kurang kepercayaan
dari organisasi, kurang menyadari keuntungan dari pelaporan. Perawat
akan membuat pelaporan jika merasa aman apabila membuat laporan tidak
akan menerima hukuman. Perawat yang terlibat merasa bebas untuk
menceritakan atau terbuka terhadap kejadian yang terjadi. Perlakuan yang
adil terhadap perawat, tidak menyalahkan secara individu tetapi organisasi
Adapun rincian kegiatan dari setiap kegiatan pokok tersebut di atas adalah sebagai
berikut:
1. MERENCANAKAN DAN MERANCANG INDIKATOR MUTU DI AREA KLINIS,
AREA MANAJERIAL, DAN PENERAPAN SASARAN KESELAMATAN
PASIEN.
a. Unit Penjaminan Mutu memfasilitasi rapat dengan Direktur Utama dan para
direksi serta bagian/bidang/instalasi terkait dalam menentukan indikator
mutu prioritas rumah sakit
b. Unit Penjaminan Mutu menyusun matriks indikator mutu di area klinis, area
manajerial dan penerapan keselamatan pasien dan PPI
c. Unit Penjaminan Mutu memasukkan matriks indikator yang telah tersusun
ke dalam Program PMKP Rumah Sakit
d. Unit Penjaminan Mutu melakukan rapat koordinasi dengan bagian/bidang
terkait untuk merancang profil indikator mutu di area klinis, area manajerial,
penerapan keselamatan pasien dan komite PPI
e. Unit Penjaminan mutu menyusun kamus indikator menggunakan referensi
terkini
f. Unit Penjaminan Mutu mengajukan program mutu ke Direktur Utama dan di
tetapkan menjadi program mutu tingkat Rumah Sakit
g. Unit Penjaminan Mutu melakukan sosialisasi terkait indikator mutu tingkat
Rumah Sakit
a. Unit kerja (Instalasi, bidang, bagian dan unit) melakukan upaya perbaikan
terhadap indikator mutu yang menjadi tanggung jawabnya atau indikator
mutu prioritasnya masing-masing jika data capaiannya belum mencapai
target (dengan katagori merah, beda target dengan capaian lebih atau kurang
dari 5%)
b. Unit Penjaminan Mutu mengkompilasi laporan upaya perbaikan dari unit kerja
dan untuk indikator kunci rumah sakit, UPM menganalisi akar masalah serta
tindak lanjutnya dan disampaikan dalam rapat evaluasi program PMKP setiap
3 bulan.
c. Dilakukannya koordinasi kegiatan PMKP dengan PPI dan Tim Keselamatan
pasien, Tim manajemen resiko
VII. SASARAN
A. SASARAN AUDIENS
a. Area Klinis
NO INDIKATOR Target
1 Waktu Tunggu Rawat Jalan ≤ 60 Menit
Waktu Tunggu Pasien Tiba Di Ruang Triage Sampai Diputuskan
2 ≤ 6 Jam
Rawat Inap
3 Waktu Tunggu Boarding Ke Rawat Inap ≤ 2 Jam
4 Emergency respon time ≤ 5 menit 100%
5. Emergency Respon Time 2 (ERT 2) ≤ 120 menit
6. Kematian pasien di IGD ≤ 8 Jam ≤ 2.5 %
7 Kepatuhan Jam Visite Dokter Spesialis sebelum jam 11 ≥ 85 %
8. Kepatuhan Penggunaan Formularium Nasional ≥ 80 %
9. Penundaan operasi elektif <5%
10. Kepatuhan Terhadap Pelaksanaan Clinical Pathway ≥ 80 %
Monitoring Tidak Terpakainya Produk Darah Yang Sudah
11. ≤10 %
Diorder
12 Kelengkapan Assesmen Awal dan Ulang Nyeri 100 %
13. Kelengkapan informed consent penelitian 100%
14 Insiden extravasasi pada pemberian kemotherapi ≤5%
15 Waktu tunggu therapy trombolitik ≤ 30 menit
16 Respon time code blue ≤ 5 menit
Kelengkapan Rekam Medis pada saat Open Review dan Close
17 100%
Review Rekam Medis
Pelaksanaan evaluasi ulang bila terjadi konversi tindakan dari
18 100%
local/regional ke general
19 Penundaan operasi elektif < 5%
20 Waktu Lapor Hasil Tes Kritis Laboratorium 100%
21 Kepatuhan terhadap panduan pemberian antibiotika profilaksis ≥ 80 %
b. Area Manajemen
NO INDIKATOR Target
1 Kepuasan pasien dan keluarga Indeks 3.2
2 Kepuasan pasien dan staf terhadap layanan peserta didik Indeks ≥ 3
residen
3 Kepuasan Pegawai ≥ 85%
4 Kelengkapan berkas klaim BPJS 100%
5. Karyawan mendapatkan pelatihan 20 jam/tahun ≥
80%
A. JENIS KEGIATAN
B. JADWAL KEGIATAN
A. PENCATATAN
B. PELAPORAN
C. EVALUASI
Hasil pengolahan dan analisa data dituangkan dalam bentuk laporan yang
kemudian akan dilaporkan kepada Direksi setiap 3 bulan sekali dalam Rapat Evaluasi
Triwulan. Disamping itu evaluasi tahunan juga dilakukan guna merangkum hasil
pencapaian semua instalasi dan unit kerja selama setahun. Evaluasi tahunan
menghasilkan laporan tahunan yang disampaikan / dilaporkan kepada direksi dalam
Rapat Direksi.
Rapat Evaluasi Triwulan dan Tahunan menghasilkan rekomendasi-rekomendasi
yang harus dilakukan oleh instalasi dan unit kerja. Rekomendasi yang dihasilkan
merupakan cara atau sarana untuk melakukan perbaikan dan pengembangan kualitas
pelayanan. Selanjutnya, UPM akan memantau pelaksanaan rekomendasi tersebut dan
melaporkan kembali kepada Direksi. Ditingkat Instalasi, Penanggung Jawab Program
Mutu mendiseminasikan hasil pencapaian mutu keseluruh staf di wilayah kerjanya,
sedangkan ditingkat Rumah Sakit hasil capaian diseminasi dilakukan oleh Direktur
Utama dengan instalasi/bidang/bagian terkait.
Di samping itu laporan hasil pemantauan juga akan dipublikasikan secara internal
dan eksternal. Publikasi internal melalui media komunikasi rumah sakit yang disebut
dengan intranet, sedangkan untuk publikasi eksternal melalui media jaringan web
rumah sakit sanglah dengan alamat web: www.sanglahhospitalbali.com, tetapi
sebelum data mutu diunggah ke web, akan dilakukan validasi data mutu yang
dilakukan secara internal rumah sakit sesuai dengan ketentuan validasi yang bertujuan
untuk mengetahui data mutu yang akan diunggah valid/sahih. Selain publikasi ke
media, Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah juga melakukan upaya perbaikan dengan
benchmarking data mutu, baik terhadap diri sendiri, dengan standar/database ataupun
dengan rumah sakit lain di seluruh indonesia yang selevel dengan RSUP Sanglah.
DITETAPKAN DI : D E N P A S A R
PADA TANGGAL : JANUARI 2018
DIREKTUR UTAMA,
Frekuensi
p. Pengumpulan Harian, Mingguan, Bulanan,
Data
Data pendukung
Keterangan
PESERTA DIDIK
TGL
RM
NAMA DPJP
Alat Audit
SMF/PS
v. Pengumpulan
Data
1 2 3 4 5 6 7 8
SMF/BAGIAN BEDAH
BULAN : ..............................S/D.........................
......
( ) ( )
( ) ( )
( ) ( )
Clinical Result
3
1. Implementasi tidak sesuai dengan 2 kali
perencanaan keperawatan
2. Tidak melakukan evaluasi sesuai 2 kali
dengan perencanaan keperawatan
3. Tidak ada kesalahan dalam pemberian 2 kali
obat
4. Tidak ada tertusuk jarum 1 kali
( ) ( )
NAMA:
NO INDIKATOR TRIGER KET
1 Behavior
1. Tidak ada komplin dari pasien 2 kali
2. Teguran SDM terkait kehadiran disiplin 2 kali
2 Professional Growth
1. Tidak mengikuti diklat minimal 20 jam < 20 jam
per tahun
2. Ketidakpatuhan dalam penggunaan 2 kali
partograf
3. Tidak melakukan pengkajian awal 2 kali
kebidanan, penegakan diagnosa dan
perencanaan dalam waktu 24 jam sejak
pasien MRS
4. Ketidakpatuhan melakukan 6 langkah 2 kali
dan 5 momen cuci tangan
5. Ketidakpatuhan dalam pengelolaan 2 kali
nyeri persalinan
6. Ketidakpatuhan dalam pelaksanaan 2 kali
IMD
7. Ketidakpatuhan dalam melakukan 2 kali
identifikasi bayi
8. Ketidakpatuhan dalam melakukan 2 kali
langkah-langkah pencegahan tertusuk
jarum
3 Clinical Result
( ) ( )
NAMA:
NO INDIKATOR TRIGER KET
1 Behavior
1. Tidak ada komplin dari pasien 2 kali
2. Teguran SDM terkait kehadiran disiplin 2 kali
2 Professional Growth
1. Tidak mengikuti diklat minimal 20 jam <20 jam
per tahun
2. Ketidakpatuhan penggunaan clinical 2 kali
pathway
3. Tidak melakukan pengkajian awal, 2 kali
penegakan diagnosa dan perencanaan
dalam waktu 24 jam sejak pasien MRS
4. Ketidakpatuhan dalam melakukan 2 kali
komunikasi efektif
5. Ketidakpatuhan melakukan 6 langkah 2 kali
dan 5 momen cuci tangan
6. Ketidakpatuhan dalam melakukan 2 kali
langkah-langkah menurunkan risiko
cedera karena jatuh
7. Ketidakpatuhan dalam melakukan 2 kali
langkah-langkah pencegahan
penculikan bayi
8. Ketidakpatuhan dalam melakukan 2 kali
langkah-langkah pencegahan tertusuk
jarum
3 Clinical Result
1. Implementasi tidak sesuai dengan 2 kali
perencanaan keperawatan
2. Tidak melakukan evaluasi sesuai 2 kali
dengan perencanaan keperawata
3. Bayi tidak tertukar 1 kali
4. Tidak ada kesalahan pemberian obat 1 kali
( ) ( )
NAMA:
NO INDIKATOR TRIGER KET
1 Behavior
1. Tidak ada komplin dari pasien 2 kali
2. Teguran SDM terkait kehadiran disiplin 2 kali
2 Professional Growth
1. Tidak mengikuti diklat minimal 20 jam <20 jam
per tahun
2. Ketidakpatuhan dalam melakukan 2 kali
langkah-langkah pemberian obat
dengan 6 benar
3. Tidak melakukan pengkajian awal 2 kali
kebidanan/ keperawatan, penegakan
diagnosa dan perencanaan dalam
waktu 24 jam sejak pasien MRS
4. Ketidakpatuhan dalam melakukan hand 2 kali
over
5. Ketidakpatuhan melakukan 6 langkah
dan 5 momen cuci tangan
6. Ketidakpatuhan dalam melakukan 2 kali
langkah-langkah pencegahan infeksi
aliran darah
7. Ketidakpatuhan dalam melakukan 2 kali
langkah-langkah menurunkan risiko
cedera karena jatuh
8. Ketidakpatuhan dalam melakukan 2 kali
langkah-langkah pencegahan tertusuk
jarum
3 Clinical Result
( ) ( )
NAMA:
NO INDIKATOR TRIGER KET
1 Behavior
1. Tidak ada komplin dari pasien 2 kali
2. Teguran SDM terkait kehadiran disiplin 2 kali
2 Professional Growth
1. Tidak mengikuti diklat minimal 20 jam < 20 jam
per tahun
2. Ketidakpatuhan penggunaan clinical 2 kali
pathway
3. Tidak melakukan pengkajian awal, 2 kali
penegakan diagnosa dan perencanaan
dalam waktu 24 jam sejak pasien MRS
4. Ketidakpatuhan dalam melakukan 2 kali
komunikasi efektif
5. Ketidakpatuhan melakukan 6 langkah 2 kali
dan 5 momen cuci tangan
6. Ketidakpatuhan dalam melakukan 2 kali
langkah-langkah pencegahan infeksi
aliran darah perifer
7. Ketidakpatuhan dalam melakukan 2 kali
langkah-langkah menurunkan risiko
cedera karena jatuh
8. Ketidakpatuhan dalam melakukan 2 kali
langkah-langkah pencegahan tertusuk
jarum
3 Clinical Result
( ) ( )
NAMA:
NO INDIKATOR TRIGER KET
1 Behavior
1. Tidak ada komplin dari pasien 2 kali
2. Teguran SDM terkait kehadiran disiplin 2 kali
2 Professional Growth
1. Tidak mengikuti diklat minimal 20 jam <20 jam
per tahun
2. Ketidakpatuhan penggunaan clinical 2 kali
pathway
3. Tidak melakukan pengkajian awal 2 kali
kebidanan, penegakan diagnosa dan
perencanaan dalam waktu 24 jam sejak
pasien MRS
4. Ketidakpatuhan melakukan 6 langkah 2 kali
dan 5 momen cuci tangan
5. Ketidakpatuhan dalam melakukan hand 2 kali
over
6. Kepatuhan dalam melakukan langkah- 2 kali
langkah menurunkan risiko cedera
karena jatuh
7. Kepatuhan dalam melakukan langkah- 2 kali
langkah pencegahan penculikan bayi
8. Kepatuhan dalam melakukan langkah- 2 kali
langkah pencegahan tertusuk jarum
3 Clinical Result
1. Implementasi tidak sesuai dengan 2 kali
perencanaan keperawatan
2. Tidak melakukan evaluasi sesuai 2 kali
dengan perencanaan keperawatan
3. Tidak terjadi kesalahan pemberian obat 2 kali
4. Bayi tidak tertukar 1 kali
( ) (
)
NAMA:
NO INDIKATOR TRIGER KET
1 Behavior
1. Tidak ada komplin dari pasien 2 kali
2. Teguran SDM terkait kehadiran disiplin 2 kali
2 Professional Growth
1. Tidak mengikuti diklat minimal 20 jam < 20 jam
per tahun
2. Ketidakpatuhan dalam melakukan 2 kali
langkah-langkah pemberian obat
dengan 6 benar
3. Tidak melakukan pengkajian 2 kali
keperawatan,penegakan diagnosa dan
perencanaan dalam waktu 24 jam sejak
pasien MRS
4. Ketidakpatuhan dalam melakukan hand 2 kali
over
5. Ketidakpatuhan melakukan 6 langkah 2 kali
dan 5 momen cuci tangan
6. Ketidakpatuhan dalam melakukan 2 kali
langkah-langkah pencegahan infeksi
aliran darah
7. Ketidakpatuhan dalam melakukan 2 kali
langkah-langkah menurunkan risiko
cedera karena jatuh
8. Ketidakpatuhan dalam melakukan 2 kali
langkah-langkah pencegahan tertusuk
jarum
3 Clinical Result
1. melakukan evaluasi sesuai dengan 2 kali
perencanaan keperawatan
2. Tidak ada pasien jatuh 1 kali
3. Tidak tertusuk jarum 1 kali
4. Tidak ada kesalahan pemberian obat 1 kali
( ) ( )
BULAN…. S/D….
(Penilaian tiap 1 tahun)
NAMA:
NO INDIKATOR TRIGER KET
1 Behavior
1. Tidak ada komplin dari pasien 2 kali
2. Teguran SDM terkait kehadiran disiplin 2 kali
2 Professional Growth
1. Tidak mengikuti diklat minimal 20 jam <20 jam
per tahun
2. Tidak melakukan pengkajian awal 2 kali
keperawatan, penegakan diagnosa
dan perencanaan dalam waktu 24 jam
sejak pasien MRS
3. Ketidakpatuhan dalam melakukan 2 kali
komunikasi efektif
4. Ketidakpatuhan melakukan 6 langkah 2 kali
dan 5 momen cuci tangan
5. Ketidakpatuhan dalam melakukan 2 kali
langkah-langkah pencegahan infeksi
aliran darah
6. Ketidakpatuhan dalam melakukan
langkah- langkah pencegahan infeksi
dalam perawatan luka bakar
7. Ketidakpatuhan dalam melakukan 2 kali
langkah-langkah menurunkan risiko
cedera karena jatuh
8. Ketidakpatuhan dalam melakukan 2 kali
langkah-langkah pencegahan tertusuk
jarum
3 Clinical Result
( ) ( )
( ) ( )
( ) ( )
3 Clinical Result
1. Tidak melakukan evaluasi sesuai dengan 2 kali
perencanaan keperawatan
2. Tidak tertusuk jarum 2 kali
3. Tidak ada pasien jatuh 2 kali
4. Tidak ada kesalahan pemberian obat 2 kali
( ) ( )
Nama :
NO INDIKATOR TRIGER KET
1 Behavior
1. Tidak ada Komplin dari pasien 2 kali
2. Surat teguran dari bagian SDM terkait 1 kali
kehadiran disiplin
2 Proffesional Growth ( Medical/Clinical Knowledge
)
1. Mengikuti diklat minimal 20 jam per tahun < 20
jam
2. Tidak melakukan pengkajian rawat jalan 2 kali
3. Ketidakpatuhan dalam melakukan 2 kali
Identifikasi
4. Ketidakpatuhan melakukan komunikasi 2 kali
efektif
5. Ketidakpatuhan melakukan 6 langkah 2 kali
dan 5 momen cuci tangan
6. Tidak melakukan resume klinis pasien 2 kali
rawat jalan
7. Ketidakpatuhan dalam melakukan 2 kali
langkah-langkah menurunkan risiko
cedera karena jatuh
8. Ketidakpatuhan dalam melakukan 2 kali
langkah-langkah pencegahan tertusuk
jarum
3 Clinical Result
1. Implementasi tidak sesuai dengan 2 kali
perencanaan keperawatan
2. Tidak melakukan evaluasi sesuai dengan 2 kali
perencanaan keperawatan
3. Tidak memberikan edukasi pasien pulang 2 kali
4. Tidak tercatat resume klinis rawat jalan 2 kali
( ) ( )
Penilai Penilai
( ) ( )
NAMA:
NO INDIKATOR TRIGER KET
1 Behavior
1. Tidak ada komplin dari pasien 1 kali
2. Teguran SDM terkait kehadiran 2 kali
disiplin
2 Professional Growth
1. Tidak mengikuti diklat minimal 20 <20 jam
jam per tahun
2. Ketidakpatuhan pelaksanaan 2 kali
handover
3. Tidak melakukan pengkajian 2 kali
keperawatan,penegakan diagnosa
dan perencana Perioperatif
4. Ketidakpatuhan dalam melakukan 2 kali
komunikasi efektif
5. Ketidakpatuhan melakukan 6 2 kali
langkah dan 5 momen cuci tangan.
6. Tidak melakukan safety surgery 2 Kali
7. Tidak melakukan penghitungan intra 2 kali
operatif
8. Ketidakpatuhan dalam melakukan 2 kali
langkah-langkah pemberian obat
dengan enam benar
3 Clinical Result
1. Terjadi operasi salah sisi 1. kali
2. Kebersihan kamar operasi terjaga 2 kali
setiap selesai satu prosedur
3. Tidak ada kesalahan pemberian obat 1 kali
4. Instrumen/kasa tertinggal dalam 2 kali
organ pasien
( ) ( )
( ) ( )
( ) ( )
( ) ( )
Denpasar, ................................
Nama : ……………………………………….
No Indikator Triger Ket
I Behaviors
1. Tidak Melaksanakan dinas subuh 2 kali
2. Tidak mengecek proses penyediaan bahan makanan 3 kali
3. Tidak menggunakan alat pelindung diri (APD)
lengkap pada saat distribusi makanan 2 Kali
.............................................
NIP…..................................
SANGLAH DENPASAR,
BULAN : ……………S/D……………
Nama : ……………………………………….
No Indikator Triger Ket
I Behaviors
4. Tidak Melaksanakan dinas subuh 2 (dua) kali
5. Tidak melakukan kunjungan ke pasien 3 (tiga) kali
II Profesional Growth ( Medical/Clinical Knowledge )
6. Ahli Gizi mengikuti pelatihan minimal 20 jam per < 20 jam
tahun
7. Kepatuhan pengisian Clinical Pathway < 70 %
8. Tidak melakukan pengkajian awal (asessmen awal) 5 (lima) kali
dalam waktu 24 jam sejak pasien MRS
9. Menerima keluhan dari pasien atau keluarga pasien 2(dua) kali
10. Menerima keluhan dari teman sejawat/perawat/staff 2 (dua) kali
III Clinical Result (Practise base learning improvement)
3. Tidak melakukan monitoring dan evaluasi asupan 3 (tiga) kali
makan
4. Tidak melakukan konsultasi gizi pada pasien berdiet 3 (tiga) kali
khusus
Denpasar, .......................
Kepala Instalasi Gizi RSUP
.................................
NIP…............
BULAN : ……………S/D……………
Nama : ……………………………………….
No Indikator Triger Ket
I Behaviors
1. Mengecek trolley emergency lebih dari tanggal 10 2 (dua) kali
tiap bulannya
II Profesional Growth ( Medical/Clinical Knowledge )
1. TTK melakukan diklat minimal 20 jam per tahun < 20 jam
2. Tidak menyiapkan perbekalan farmasi dengan tepat 2 (dua) kali
3. Tidak memeriksa obat yang diserahkan ke pasien 2 (dua) kali
dengan prinsip 5 benar
4. Menerima keluhan dari pasien atau keluarga pasien 2 (dua) kali
5. Menerima keluhan dari teman sejawat/perawat/staf 2 (dua) kali
III Clinical Result (Practise base learning improvement)
1. Adanya insiden dispensing error (insiden KTD) 1 (satu) kali
Denpasar, .......................
Kepala Instalasi Farmasi
.................................
NIP…............
Denpasar, ………………
Kepala Instalasi Radioterapi
.................................
NIP…............
II. Pendahuluan
a. Latar Belakang
IV. Metodologi
V. PDSA
VI Indikator
VI. Kesimpulan
Referensi
REKOMENDASI:
1) Nilai Total >80 = Kerjasama dilanjutkan ( )
2) Nilai Total 60 s.d 80 = Kerjasama dilanjutkan dengan perbaikan ( )
3) Nilai total <60 = kerjasama dihentikan ( )
Keterangan :
0: Tidak terpenuhi
5 : Terpenuhi sebagian
10: Terpenuhi dengan baik
TDD (tidak dapat di nilai
Ketua Tim Evaluasi Pelaksanaan Kerjasama Koordinator Kerjasama Pendidikan & Penelitian
......................................................................... ….............................................................................
NIP NIP..
Skor Penilaian
KRITERIA EVALUASI KERJASAMA PENELITIAN SKOR
0 5 10 TDD
ADMINISTRASI
a. Surat Permohonan kepada Direktur Utama RSUP Sanglah
Denpasar
b. Proposal/Protokol Penelitian
c. Ringkasan Penelitian
d. Ettical Clearance
e. CV Tim Peneliti
f. Delegation Log
g. Kontrak kerjasama penelitian
MUTU
a. Informed consent
b. Laporan perkembangan penelitian (progress report)
c. Laporan SAE (severe adverse effects)
d. Laporan Hasil Penelitian
KEUNTUNGAN
a. KEUNTUNGAN FINANSIAL
a. Ketepatan waktu pembayaran
b. Profit Sharing
b. KEUNTUNGAN NON FINANSIAL
c. Mendapatkan pelayanan lebih baik
d. Meningkatkan citra rumah sakit
Formula : NILAI TOTAL
REKOMENDASI:
4) Nilai Total >80 = Kerjasama dilanjutkan ( )
5) Nilai Total 60 s.d 80 = Kerjasama dilanjutkan dengan perbaikan ( )
6) Nilai total <60 = kerjasama dihentikan ( )
Keterangan :
0: Tidak terpenuhi
5 : Terpenuhi sebagian
10: Terpenuhi dengan baik
TDD (tidak dapat di nilai)
Ketua Tim Evaluasi Pelaksanaan Kerjasama Koordinator Kerjasama Pendidikan & Penelitian
.......................................... .........................................
NIP. NIP.
REKOMENDASI:
7) Nilai Total >80 = Kerjasama dilanjutkan ( )
8) Nilai Total 60 s.d 80 = Kerjasama dilanjutkan dengan perbaikan ( )
9) Nilai total <60 = kerjasama dihentikan ( )
Keterangan :
0: Tidak terpenuhi
5 : Terpenuhi sebagian
10: Terpenuhi dengan baik
TDD (tidak dapat di nilai)
Ketua Tim Evaluasi Pelaksanaan Kerjasama Koordinator Kerjasama Non Medis
............................................ ..................................................
NIP. ................ NIP. ............................
REKOMENDASI:
10) Nilai Total >80 = Kerjasama dilanjutkan ( )
11) Nilai Total 60 s.d 80 = Kerjasama dilanjutkan dengan perbaikan ( )
12) Nilai total <60 = kerjasama dihentikan ( )
Keterangan :
0: Tidak terpenuhi
5 : Terpenuhi sebagian
10: Terpenuhi dengan baik
TDD (tidak dapat di nilai)
Ketua Tim Evaluasi Pelaksanaan Kerjasama Koordinator Kerjasama Medis
................................................. ..................................................
NIP. …................. NIP. …...........
REKOMENDASI:
13) Nilai Total >80 = Kerjasama dilanjutkan ( )
14) Nilai Total 60 s.d 80 = Kerjasama dilanjutkan dengan perbaikan ( )
15) Nilai total <60 = kerjasama dihentikan ( )
Keterangan :
0: Tidak terpenuhi
5 : Terpenuhi sebagian
10: Terpenuhi dengan baik
TDD (tidak dapat di nilai)
Ketua Tim Evaluasi Pelaksanaan Kerjasama Koordinator Kerjasama Medis
...................................................... ...................................................
NIP. ….................................. NIP. ...........................................
Skor Penilaian SK
KRITERIA EVALUASI UMUM (SEWA LAHAN) 5 10 TDD
0 OR
1. ADMINISTRASI
a. Ada Akte Notaris Pendirian
b. Profil Perusahaan
c. NPWP
d. Ijin Operasional
e. Terakreditasi
2. MUTU
a. Kebersihan ruangan
b. Tersedia APAR di ruangan
c. Petugas Mitra terlatih APAR, Cuci Tangan
d. Mentaati Tata Tertib Rumah Sakit
3. KEUNTUNGAN
A. KEUNTUNGAN FINANSIAL
a. Ketepatan waktu pembayaran
b. Profit Sharing
B. KEUNTUNGAN NON FINANSIAL
a. Mendapatkan pelayanan lebih baik
b. Meningkatkan citra rumah sakit
Formula : NILAI TOTAL
REKOMENDASI:
16) Nilai Total >80 = Kerjasama dilanjutkan ( )
17) Nilai Total 60 s.d 80 = Kerjasama dilanjutkan dengan perbaikan ( )
18) Nilai total <60 = kerjasama dihentikan ( )
Keterangan :
0: Tidak terpenuhi
5 : Terpenuhi sebagian
10: Terpenuhi dengan baik
TDD (tidak dapat di nilai)
................................................. .......................................................
NIP. ….................................................. NIP. .............................................
REKOMENDASI:
19) Nilai Total >80 = Kerjasama dilanjutkan ( )
20) Nilai Total 60 s.d 80 = Kerjasama dilanjutkan dengan perbaikan ( )
21) Nilai total <60 = kerjasama dihentikan ( )
Keterangan :
0: Tidak terpenuhi
5 : Terpenuhi sebagian
10: Terpenuhi dengan baik
TDD (tidak dapat di nilai)
................................................. .......................................................
NIP. ….................................................. NIP. .............................................
Keterangan:
Pelaporan hasil capaian indikator diinput secara online melalui aplikasi SIMRS setiap
bulannya sebelum tanggal 5 bulan berikutnya.
1. Identifikasi masalah
a. Visi, Misi dan renstra rumah sakit
b. Pengukuran yang diminta oleh pemerintah/regulasi/standar akreditasi
c. Proses utama yang kritikal,risiko tinggi, cenderung bermasalah yang terkait
dengan mutu asuhan dan keamanan lingkungan
d. Penerapan sasaran keselamatan pasien
e. Data capaian indikator mutu yang masih dalam kategori merah
1) Visite dokter spesialis
2) Pelaporan hasil kritis laboratorium
3) Kesalahan penulisan resep
4) Monitoring tidak terpakainya produk darah
5) Pemanfaatan alat CT Scan Kepala
6) Pelabelan obat high alert oleh farmasi
f. Komplain
1) Masih ada komplain pasien terkait dengan pelayanan walaupun semua
komplain dapat ditangani
2) Komplain dari staf terkait dengan kepuasan, keamanan, kenyamanan
dll.
g. Data insiden keselamatan pasien
1) Insiden Tertusuk jarum
2) Kejadian Reaksi transfusi pada saat transfusi darah
3) Insiden serius efek samping obat
h. Layanan unggulan RSUP Sanglah Denpasar
1) Pelayanan Jantung Terpadu
2) Pelayanan Intensif
3) Pelayanan Kanker
i. Proyek ini dapat menghemat biaya
Berdasarkan matriks diatas maka area prioritas perbaikan yaitu area Rawat
Inap
Requirement
High Volume
Important to
Satisfaction
Satisfaction
Satisfaction
Satisfaction
Regulatory
Physician
Physician
Customer
High Risk
Outcome
TOPIK SKOR
Problem
mission
Clinical
INDIKATOR
Safety
Prone
(1-5)
Staff
A
B
C
dst
Keterangan:
Elemen/faktor Skor Skor
No Penjelasan
penimbang min maks
EVALUASI
IDENTIFIKASI RISIKO ANALISIS RISIKO
RISIKO
PENG
ELOL Risk
PRIORITAS RISIKO
Sebab AAN Owner /
AREA Efek / RISIK PIC
No. Lokasi Insiden/Kejadian Insiden/Kejadian
Probabilitas
Risk Score
RISIKO Dampak
Dampak
(Akar masalah) O