Anda di halaman 1dari 7

P R OGR A M MA N A J EMEN R ISIK O

TA HU N 2 0 22
SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA
RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING
Nomor: 1600/SK.3.2/2022

TENTANG

PENETAPAN PROGAM MANAJEMEN RISIKO


RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING TAHUN 2022

DIREKTUR UTAMA RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING

Menimbang : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan kualitas dan


keamanan pelayanan pasien, maka diperlukan adanya
Program Manajemen Risiko di RS PKU
Muhammadiyah Gamping;
b. Bahwa sesuai butir a diatas perlu menetapkan Keputusan
Direktur Utama RS PKU Muhammadiyah Gamping
tentang Penetapan Program Manajemen Risiko tahun
2022.

Mengingat : 1. Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan;
2. Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Keselamatan Pasien;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 25 Tahun 2019 tentang Penerapan Manajemen
Risiko Terintegrasi di Lingkungan Kementerian
Kesehatan;
5. Surat Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah
Nomor: 1928//KEP/I.0/D/2021 tanggal 15 Desember
2021 tentang Pengangkatan Direksi RS PKU
Muhammadiyah Gamping Masa Jabatan 2021 – 2025.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA RS PKU


MUHAMMADIYAH GAMPING TENTANG
PENETAPAN PROGRAM MANAJEMEN RISIKO
TAHUN 2022.
Pasal 1
Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan:
(1) Risiko adalah kemungkinan terjadinya suatu peristiwa yang berdampak
negatif terhadap pencapaian sasaran organisasi.
(2) Manajemen Risiko adalah proses yang proaktif dan kontinu meliputi
identifikasi, analisis, evaluasi, pengendalian, informasi komunikasi,
pemantauan, dan pelaporan Risiko, termasuk berbagai strategi yang
dijalankan untuk mengelola Risiko dan potensinya.
(3) Proses Manajemen Risiko adalah suatu proses yang bersifat
berkesinambungan, sistematis, logis, dan terukur yang digunakan untuk
mengelola Risiko di instansi.

Pasal 2
Penerapan Manajemen Risiko bertujuan untuk:
(1) Mengantisipasi dan menangani segala bentuk Risiko secara efektif dan
efisien;
(2) Meningkatkan kepatuhan terhadap regulasi;
(3) Memberikan dasar pada setiap pengambilan keputusan dan perencanaan; dan
(4) Meningkatkan pencapaian tujuan dan peningkatan kinerja.

Pasal 3
Setiap pimpinan dan Pegawai harus menerapkan Manajemen Risiko dalam setiap
pelaksanaan kegiatan untuk mencapai tujuan.

Pasal 4
Pelaksana kegiatan Manajemen Risiko dilakukan oleh Komite Mutu Rumah Sakit

Pasal 5
Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Sleman
Pada Tanggal : Januari 2022
Direktur Utama,

dr. H Ahmad Faesol, Sp Rad., M. Kes,MMR


NBM. 797.692
i
Lampiran
SK Direktur Nomer 1600/SK.3.2/2022
Tentang Program Manajemen Risiko tahun 2022

PROGRAM MANAJEMEN RISIKO


TAHUN 2022

A. PENDAHULUAN
Manajemen risiko pelayanan kesehatan terdiri dari sistem dan proses yang
digunakan untuk mengungkap, memitigasi, dan mencegah risiko di institusi
pelayanan kesehatan. Manajemen risiko di rumah sakit meliputi manajemen
risiko yang berhubungan dengan pasien safety, keselamatan petugas medis,
keselamatan petugas non medis, keselamatan terkait sarana dan prasarana
serta lingkungan rumah sakit, risiko terhadap keuangan, aset rumah sakit,
serta risiko lainnya.
Dengan menerapkan manajemen risiko, Rumah Sakit secara proaktif dan
sistematis melindungi keselamatan pasien serta aset, pangsa pasar, akreditasi,
tingkat penggantian, nilai merek, dan kedudukan komunitas Rumah Sakit.

B. LATAR BELAKANG
Mempertahankan kualitas klinis yang tinggi akan semakin memengaruhi
kinerja keuangan dan mengurangi risiko penurunan citra Rumah Sakit.
Manajemen risiko RS menjadi lebih kompleks dari waktu ke waktu karena.
1. Peran teknologi pelayanan kesehatan yang semakin meluas.
2. Masalah keamanan siber yang meningkat.
3. Pengembangan ilmu kedokteran yang cepat.
4. Iklim Peraturan Perundang-undangan, hukum dan politik.
Manajemen risiko klinis secara khusus berkaitan dengan peningkatan kualitas
dan keamanan asuhan pasien RS dengan mengidentifikasi keadaan dan
peluang yang menempatkan pasien pada risiko bahaya dan bertindak untuk
mencegah atau mengendalikan risiko tersebut.
C. TUJUAN
Tujuan manajemen risiko dalam pelayanan kesehatan adalah:
1. Meminimalkan kemungkinan kejadian yang memiliki konsekuensi
negatif bagi konsumen / pasien, staf dan organisasi.
2. Meminimalkan risiko kematian, cedera dan / atau penyakit bagi
konsumen / pasien, karyawan dan orang lain sebagai akibat dari
pelayanan yang diberikan
3. Meningkatkan hasil asuhan pasien.
4. Mengelola sumber daya secara efektif.
5. Mendukung kepatuhan terhadap regulasi / peraturan peraturan perundang
undangan dan memastikan kelangsungan dan pengembangan organisas

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. Proses Manajemen
a. Risiko Komunikasi dan Konsultasi.
b. Menetapkan Konteks.
c. Identifikasi Risiko.
d. Analisis Risiko.
e. Evaluasi Risiko.
f. Penanganan Risiko.
g. Pemantauan Risiko
2. Integrasi manajemen risiko
3. Pelaporan kegiatan program manajemen risiko
4. Pengelolaan klaim tuntunan yang dapat menyebabkan tuntutan

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


Pelaksanaan kegiatan program manajemen mutu dipandu oleh komite mutu
rumah sakit.
F. SASARAN
1. Seluruh staf memahami konsep manajemen risiko rumah sakit
2. Seluruh staf mengetahui proses manajmen risiko diunitnya masing-
masing.
3. Seluruh kegiatan perencanaan perbaikan dilakukan dengan baik.
4. Setiap 6 bulan dapat melaporkan hasil kegiatan kepada Direktur dan BPH

G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Bulan
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1. Proses Manajemen Risiko

2. Integrasi manajemen risiko

3. Pelaporan kegiatan program


manajemen risiko
4. Pengelolaan klaim tuntunan
yang dapat menyebabkan
tuntutan

H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh Komite Mutu setiap 3 bulan
(triwulan). Dilaporkan kepada direktur dan diteruskan kepada Badan Pembina
Harian.

I. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Kegiatan dicatat dan laporan kegiatan disampaikan kepada Direktur.
Pelaksnaan kegiatan dievaluasi melalui mekanisme supervise.

Anda mungkin juga menyukai