NOMOR : .../PER/RSPM/XII/2018
TENTANG
MANAJEMEN RESIKO
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PERDANA MEDICA
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama : PERATURAN DIREKTUR TENTANG MANAJEMEN RESIKO
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PERDANA MEDICA
Kedua : Manajemen Resiko di RSIA Perdana Medica
sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini;
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan
apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekurangan
dan kekeliruan akan diadakan perbaikan dan perubahan
sebagaimana mestinya
Ditetapkan di Surabaya
pada tanggal ……………….2018
Direktur,
MANAJEMEN RESIKO
DI RSIA PERDANA MEDICA SURABAYA
A. Pengertian
Manajemen risiko menurut The Joint Commission On
Acreditation Of Healthcare Organizations adalah aktivitas klinik
dan administratif yang dilakukan oleh RS untuk melakukan
identifikasi, evaluasi dan pengurangan risiko terjadinya cedera
atau kerugian pada pasien, pengunjung dan institusi RS.
Manajemen risiko dapat digambarkan sebagai proses
berkelanjutan dari identifikasi secara sistemik, evaluasi dan
penatalaksanaan risiko dengan tujuan mengurangi dampak buruk
bagi organisasi maupun individu. Rumah Sakit perlu
menggunakan pendekatan proaktif dalam melaksanakan
manajemen risiko. Upaya manajemen risiko menurut (RR,
Balsamo dan MD, Brown., 1998).
C. Ruang Lingkup
1. Identifikasi Risiko
2. Analisa Risiko
3. Penentuan prioritas risiko dengan mengukur tingkat risiko
4. Tentukan Risiko
5. Pengelolaan risiko untuk meminimalkan kerugian
6. Membangun upaya pencegahan
7. Tindak lanjut pelaksanaan manajemen risiko
D. Tata Laksana
1. Identifikasi Risiko
Proses sistematis dan terstruktur untuk menemukan dan
mengenali risiko, kemudian dibuat daftar risiko. Daftar risiko
dilengkapi dengan deskripsi risiko termasuk menjelaskan
kejadian dan persitiwa yang mungkin terjadi dan dampak yang
ditimbulkannya.
Identifikasi resiko dilakukan dengan menggunakan
metode proaktif dan metode reaktif. Metode proaktif
merupakan metode yang dilakukan sebelum adanya kejadian
dengan mempelajari potensi resiko atau potensi bahaya yang
akan di timbulkan dari suatu kegiatan, sedangkan metode
reaktif yaitu tindakan yang dilakukan setelah adanya
kejadian.
Identifikasi dilakukan pada: Sumber risiko, area risiko,
peristiwa dan penyebabnya serta potensi akibatnya. Metode
identifikasi risiko dilakukan dengan proaktif melalui self
asessmen. Untuk metode reaktif melalui incident reporting
sistem dan clinical audit serta dilakukan secara menyeluruh
terhadap risiko medis dan non medis.
2. Analisa Resiko
Analisa resiko berdasarkan pada tindakan proaktif dan
reaktif. Untuk tindakan proaktif dengan menggunakan metode
Failure Mode and Effect Analysis (FMEA dan HVA), sedangkan
untuk tindakan reaktif dengan menggunakan Root Cause
Analysis (RCA).
4. Tentukan Resiko
Proses menganalisa risiko yang perlu dipertimbangkan
adalah dampak dari risiko tersebut bila benar terjadi. Risiko
yang dampaknya besar harus segera ditindaklanjuti dan
mendapat perhatian dari pimpinan. Risiko yang dampaknya
medium-rendah akan dikelola oleh Komite Manajemen Risiko
bersama Kepala Unit Kerja untuk membuat rencana tindak
lanjut dan pengawasan.
Respon RS ditentukan melalui asesmen risiko atau
pengelolaan risiko, yang meliputi :
a. Identifikasi potensial risiko dan hazard.
b. Menelusuri siapa dan apa yang dapat dirugikan serta
bagaimana caranya.
c. Evaluasi temuan risiko, analisa apakah pengelolaannya
sudah cukup atau perlu diubah untuk mencegah
terjadinya insiden.
d. Catat temuan lalu buat rencana pengelolaanya.
e. Evaluasi pengelolaan secara menyeluruh dan perbaiki
bila perlu.