Anda di halaman 1dari 2

SOP MANAJEMEN RESIKO

No Dokumen : /MUTU/PKM-
BK/SOP/I/2023
No Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 23 Januari 2023
Halaman :½
UPT PUSKESMAS Tabita Nona Pareang
BANGKELEKILA’ NIP.19711206 199203 2 005

1. Pengertian Manajemen Risiko adalah proses yang proaktif dan kontinu meliputi
identifikasi, analisis, evaluasi, pengendalian, informasi komunikasi,
pemantauan, dan pelaporan Risiko, termasuk berbagai strategi yang
dijalankan untuk mengelola Risiko dan potensinya
Manajemen Risiko Terintegrasi adalah proses identifikasi, analisis,
evaluasi dan pengelolaan semua Risiko yang potensial dan
diterapkan terhadap semua unit /bagian / program / kegiatan
mulai dari penyusunan rencana strategis, penyusunan dan
pelaksanaan program dan anggaran, pertanggungjawaban dan
monitoring dan evaluasi serta pelaporan.
2. Tujuan Tujuan Manajemen Risiko di Puskesmas mengantisipasi dan
menangani segala bentuk Risiko
secara efektif dan efisien di Puskesmas serta Memberikan dasar
pada pengambilan keputusan dan perencanaan risiko di Puskesmas
Tujuan Khusus Manajemen Risiko di Puskesmas yaitu
memanimalkan kemungkinan kejadian yang memiliki konsekuensi:
1. Negatif bagi pasien, petugas/staf, dan organisasi
meminimalkan risiko kematian,cedera atau penyakit pasien,
petugas/staf dan orang lain sebagai akibat dari pelayanan
yang diberikan
2. Meningkatkan hasil asuhan pasien
3. Mengelola sumber daya secara efektif
4. Mendukung kepatuhan terhadap regulasi/peraturan
3. Kebijakan Surat keputusan kepala UPT Puskesmas Bangkeleki tentang
pelaksanaan manajemen resiko
4.Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 45
Tahun 2015 tentang standar upaya peningkatan mutu
puskesmas;
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 25
Tahun 2019 resiko non klinis
6.Langkah- 1. Menyusun register resiko
langkah/
2. Menyusun profil resiko
Prosedur
3. Menyusun rencana penanganan resiko
4. Melakukan penanganan resiko melakukan FMEA
5. Melakukan pelaporan resiko
7. Bagan alir
Menyusun penanganan Menyusun profil resiko
resiko

Menyusun rencana
penangan resiko

Melakukan Pelaporan Melakukan penanganan


resiko resiko melakukan FMEA

8. Hal-hal yang 1. Ruang lingkup risiko yaitu terhadap pasien/keluarga pasien


perlu terkait pelayanan, risiko terhadap petugas kesehatan, staf/
diperhatikan pegawai puskesmas, operasional puskesmas, sarana prasarana
fasilitas/asset Puskesmas, Keuangan, dll
2. Koordinasi Risiko baik secara formal maupun informal antara
manajemen risiko dengan semua unit terkait.
3. Mengintegrasikan Manajemen Risiko dalam perencanaan,
pelaksanaan dan pertanggung jawaban program dan kegiatan
untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
4. Penyelenggaraan Proses Manajemen Risiko terdiri atas tahapan
Komunikasi dan Konsultasi, Penetapan Konteks, Penilaian
Risiko (Identifikasi Risiko,Analisis Risiko,Evaluasi Risiko),
Penanganan Risiko, Monitoring dan Pelaporan Risiko.

Anda mungkin juga menyukai