NOMOR : 342/PER-DIR/RSKHT/VIII/2022
TENTANG
PANDUAN MANAJEMEN RESIKO RUMAH SAKIT
DIREKTUR RUMAH SAKIT KARTIKA HUSADA TAMBUN
Menimbang : a. Bahwa terdapat lima isu global tentang keselamatan rumah sakit yaitu
Keselamatan pasien, Keselamatan pegawai, Keselamatan bangunan dan
peralatan rumah sakit yang bisa berdampak kepada keselamatan dan
keamanan pasien dan pegawai, Keselamatan lingkungan yang dapat
menyebabkan pencemaran lingkungan dan bisa berdampak terhadap
kesehatan dan keselamatan pasien, pegawai, pengunjung rumah sakit,
serta Keselamatan bisnis rumah sakit, terkait kelangsungan pelayanan
rumah sakit.
b. Bahwa Rumah Sakit Kartika Husada Tambun senantiasa berupaya
menjaga keselamatan rumah sakit secara komprehensif dan terintegrasi
dengan menerapkan manajemen risiko, mengacu kepada peraturan
perundangan yang berlaku secara nasional dan internasional.
c. Bahwa sehubungan dengan pernyataan pada butir a, b, tersebut diatas,
maka perlu adanya pedoman manajemen risiko yang ditetapkan dengan
Keputusan Direktur Rumah Sakit Kartika Husada Tambun
Ditetapkan di : Bekasi
Pada tanggal : 23 Agustus 2022
RUMAH SAKIT KARTIKA HUSADA TAMBUN
BAB I
DEFINISI
A. Pendahuluan
Rumah sakit yang menerapkan prinsip keselamatan pasien berkewajiban untuk
mengidentifikasi dan mengendalikan seluruh risiko strategis dan operasional yang penting.
Hal ini mencakup seluruh area baik manajerial maupun fungsional, termasuk area pelayanan,
tempat pelayanan, juga area klinis. Rumah sakit perlu menjamin berjalannya sistim untuk
mengendalikan dan mengurangi risiko.
Manajemen risiko berhubungan erat dengan pelaksanaan keselamatan pasien rumah sakit dan
berdampak kepada pencapaian sasaran mutu rumah sakit. Ketiganya berkaitan erat dalam
suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan.
Tahap persiapan mencakup : ruang lingkup kegiatan manajemen resiko, personil yang terlibat,
standar dalam penentuan kriteria resiko, prosedur / mekanisme pelaporan, pemantuan serta review,
dokumentasi yang terkait.
Identifikasi bahaya merupakan tahapan yang penting. Beberapa tehnik identifikasi bahaya seperti
observasi / survey, inspeksi, pemantauan, audit, kuesioner, data statistik, konsultasi dengan pekerja,
Fault Tee Analysis, Walk through survey.
BAB II
RUANG LINGKUP
B. Level unit kerja / bagian dalam rumah sakit oleh kepala instalasi atau kepala bagian dari
masing- masing unit kerja
.
6). Melengkapi Form Penilaian Risiko (meninjau / menyetujui pemeringkatan matriks:
menyatakan tindakan apa yang diperlukan/ diambil untuk menurunkan risiko sampai
pada tingkat terendah yang mungkin dicapai).
7). Jadwal waktu untuk memulai/ meningkatkan langkah pengendalian.
(pada tingkat berapa risiko sisa tertinggal setelah pelaksanaan tindakan/peningkatan
langkah pengendalian: apakah risiko perlu dimasukkan ke dalam daftar risiko unit
kerja
/ rumah sakit).
8). Penyediaan informasi yang sesuai dan memadai, pelatihan dan supervisi bagi staf
untuk mendukung penurunan risiko. (Hal ini mencakup bahwa seluruh staf
menghadiri training wajib yang terkait).
9). Memelihara catatan penilaian risiko yang dilaksanakan dan untuk mencatat
perkembangan dan kinerja dibandingkan tindakan perbaikan yang direncanakan.
c. Kepala unit kerja harus mengingatkan tim manajemen risiko jika penilai risiko
1). meninggalkan / tidak lagi memenuhi perannya, sehingga tim manajemen risiko
mempunyai tanggung jawab untuk memutakhirkan data penilai risiko organisasi.
2). Berkoordinasi dengan unit kerja lain di dalam rumah sakit.
3). Dalam keadaan dimana rencana untuk mengelola risiko berada di luar
kewenangan Kepala Unit Kerja atau dimana ada implikasi sumber daya yang
besar, risiko akan diprioritaskan oleh Direktur Rumah Sakit.
4). Memastikan bahwa penilaian risiko divalidasi ulang pada jangka waktu yang
sesuai atau mengikuti perubahan keadaan. Frekuensi peninjauan akan bervariasi
mengikuti tingkat sisa risiko
.
Berikut adalah yang disarankan :
Tingkat Warna Pelaksana Tinjauan Frekuensi
Kategori Risiko
Sisa Risiko Penilaian Risiko Tinjauan
Ekstrim Ekstrim (15 - 25) Merah Direktur RS Bulanan
TATA LAKSANA
Identifikasi risiko juga dapat dikategorikan berdasarkan dampak sesuai dengan jenis-jenis
insiden keselamatan pasien sebagaimana dicontohkan dalam tabel berikut:
Hal ini akan menentukan evaluasi dan tata laksana selanjutnya. Untuk risiko / insiden dengan
kategori biru dan hijau maka evaluasi cukup dengan investigasi sederhana sedangkan untuk
kategori kuning dan merah perlu dilakukan evaluasi lebih mendalam dengan metode RCA
(root cause analysis – reaktif / responsive) atau HFMEA (healthcare failure mode effect
analysis – proaktif)
C. Evaluasi Risiko
1. Risiko atau insiden yang sudah dianalisis akan dievaluasi lebih lanjut sesuai skor dan
grading
yang didapat dalam analisis.
SKOR RISIKO = DAMPAK X PELUANG
Sangat sering
terjadi (Tiap Moderat Moderat Tinggi Ekstri Ekstri
minggu/bulan) 5 m m
Sering terjadi
(bbrp Moderat Moderat Tinggi Ekstri Ekstri
kali/tahun) 4 m m
Mungkin terjadi
(1 - < 2 Rendah Moderat Tinggi Ekstri Ekstri
tahun/kali) m m
3
Jarang terjadi
(> 2 - < 5 Rendah Rendah Moderat Tinggi Ekstri
th/kali) m
2
Sangat jarang
terjadi ( > 5 Rendah Rendah Moderat Tinggi Ekstri
thn/Kali) 1 m
Dari contoh terdahulu pada instalasi rawat inap, dapat dibuat evaluasi sebagai berikut:
7 tertukar obat 5 3 15
8 Komplain pelanggan 3 5 15
RS Kartika Husada Tambun
Kode Kendali Dokumen No Revisi : 00 Tanggal Implementasi:
342/PER-DIR/RSKHT/VIII/2022 Ditinjau Kembali Pada: Agustyus 2025 23 Agustus 2022
RS Kartika Husada Tambun
Kode Kendali Dokumen No Revisi : 00 Tanggal Implementasi:
342/PER-DIR/RSKHT/VIII/2022 Ditinjau Kembali Pada: Agustyus 2025 23 Agustus 2022
Peringkat Risiko Total Score
No Jenis Risiko
Extreme Tinggi Sedang (4- Rendah (1- Tindakan PJ
Dampak Peluang (15-25 ) (8-12) 6) 3)
9 Angka kejadian 5 3 15
ketidakmampuan
10 pemenuhan privasi 5 3 15
Perintah lisan yang
11 3 5 15
tidak diverifikasi
12 Kelengkapan IC 3 4 12
Angka kejadian
13 5 2 10
tertusuk jarum
14 Angka kejadian 5 2 10
ILO
petugas tidak cuci
15 5 2 10
tangan
Terjadi
16 5 2 10
kebakaran/gempa
17 Rawat inap 2 3 6
infeksius
18 Risiko tersetrum 3 2 6
listrik (ada instalasi
Pasien pulang tanpa
19 2 2 4
sepengetahuan
D. Kelola Risiko
Setelah analisis dan evaluasi selesai dilakukan, maka tahap selanjutnya adalah pengelolaan
risiko atau insiden dengan target menghilangkan atau menekan risiko hingga ke level terendah
(risiko sisa) dan meminimalisir dampak atau kerugian yang timbul dari insiden yang sudah
terjadi.
LEVEL/BANDS TINDAKAN
EKSTREM Risiko ekstrem, dilakukan RCA paling lama 45 hari, membutuhkan tindakan
(SANGAT TINGGI) segera, perhatian sampai ke Direktur RS
HIGH (TINGGI) Risiko tinggi, dilakukan RCA paling lama 45 hari, kaji dng detail & perlu
tindakan segera, serta membutuhkan tindakan top manajemen
Investigasi Sederhana
Dalam pengelolaan risiko / IKP yang masuk dalam kategori biru atau hijau, maka tindak lanjut
evaluasi dan penyelesaiannya dilakukan dengan investigasi sederhana, melalui tahapan:
1. Identifikasi insiden dan di-grading
2. Mengumpulkan data dan informasi: - observasi
- Telaah dokumen
- Wawancara
3. Kronologi kejadian
4. Analisa dan evaluasi sederhana:
a. penyebab langsung: - individu
- peralatan
- lingkungan tempat kerja
- prosedur kerja
b. penyebab tidak langsung: - individu
- tempat kerja
5. Rekomendasi: jangka pendek, jangka menengah, jangka panjang
Di dalam menganalisa penyebab masalah, jangan berhenti hanya pada penyebab langsung namun
harus terus menggali hinga kepada akar masalah sehingga penyelesaian yang direkomendasikan
nantinya bukanlah penyelesaian simptomatik semata melainkan benar-benar penyelesaian etiologi
yang dapat mencegah berulangnya insiden yang sama di kemudian hari.
Rekomendasi
Penyebab yang :melatarbelakangi / akar masalah insiden : Penanggung jawab Tanggal :
1.
1. Peralatan,
Semua saranastaf
tenaga / prasarana: pemeliharaan
klinis baru harus alat tidak ada,
Bagian alat belum dikalibrasi
pelayanan 29 Mei 2022
2. Manajemen (diklat): pada waktu
menjalani kredensial dan orientasi.masuk sebagai pegawai
medis Diklatbaru tidak menerima orientasi,
kredensial, dan training
Secara berkala mengikuti diklat
penyegaran
Tindakan yang akan dilakukan : Penanggung jawab : Tanggal :
Training penggunaan alat bagi
1. Atasan langsung 29 Mei 2022
fisioterapis baru
2. Monitoring kinerja profesi
Manager / Kepala Bagian / Kepala Unit
Nama : Tanggal mulai Investigasi
: Tanda tangan : _ Tanggal selesai Investigasi :
3. Kumpulkan data
(Observasi, Dokumentasi , Interview)
INVESTIGASI
1. Identifikasi Insiden: Root cause analysis digunakan untuk menganalisa dan mengevaluasi
IKP pada derajat kuning dan merah.
2. Tentukan tim investigator yang mewakili berbagai komponen:
1. Subkomite keselamatan pasien
2. Subkomite mutu dan manajemen risiko
3. Bidang keperawatan dan perwakilan kepala ruang
4. Perwakilan kepala instalasi / bagian
5. Perwakilan klinisi
6. Personil lain yang dinilai perlu (misal dari komponen K3, PPI, administrasi keuangan,
kepegawaian, farmasi, logistik dll sesuai IKP yang terjadi)
TIM INVESTIGATOR:
Ketua: Anggota : 1. 4.
2. 5.
3. 6.
Dalam hal insiden sentinel maka tim investigator harus terdiri dari:
1. Expert insiden dan analis expert external (misal yang tidak berlatar belakang medis)
2. Senior management expert (misal direktur medis)
3. Senior clinical expert (misal konsultan senior)
4. Orang yang mengetahui unit kerja / bagian terkait dengan baik namun tidak terlibat
langsung dalam insiden tersebut
Tim ini dibentuk oleh Komite Mutu dan Keselamatan Pasien yang akan bertanggung
jawab kepada Manajemen RS Kartika Husada Tambun. Tim diberi tenggang waktu kerja
sesuai grading untuk memberikan laporan kepada ketua komite mutu dan keselamatan
pasien.
Dokumentasi semua bukti yang berkaitan dengan insiden harus dikumpulkan sesegera
mungkin:
1. Semua catatan medis dan catatan keperawatan
2. Semua hasil pemeriksaan yang berhubungan dan penunjang diagnostik
3. Incident report (laporan keselamatan pasien)
4. Kebijakan dan prosedur
5. Integrated care pathway yang berhubungan
6. Pernyataan-pernyataan dan hasil observasi
7. Bukti fisik
8. Daftar staf yang terlibat
9. Lakukan interview dengan semua orang yang terlibat
10. Informasi mengenai kondisi yang dapat mempengaruhi terjadinya
insiden (misal pergantian jaga, ketersediaan petugas terlatih, kecukupan
tenaga, dll)
WAKTU KEJADIAN 30-7 – 2014, JAM 15.00 4 – 8 – 2014, jam 09.00 8-8 – 2014, jam 14.00
Contoh:
1. Analisis perubahan
Digunakan bila dicurigai adanya perubahan praktek daripada prosedur yang
seharusnya. Contoh: Kasus salah area operasi
HFMEA merupakan proses pro-aktif untuk memperbaiki kinerja dengan mencegah potensi
kegagalan sebelum terjadi sehingga akhirnya meningkatkan keselamatan pasien. (F = failure,
yaitu saat sistim tidak bekerja sesuai yang diharapkan; M = mode, yaitu cara / perilaku yang dapat
menimbulkan kegagalan tersebut; E = effect, yaitu dampak / konsekuensi dari modus kegagalan
tadi; A = analysis, yaitu upaya investigasi terhadap proses secara detail).
Tim melakukan pertemuan berkala untuk melakukan pembahasan dengan agenda sebagai berikut:
Kemudian uraikan modus kegagalan (dalam sub proses) dari masing-masing tahapan dalam alur
proses tersebut.
RS Kartika Husada Tambun
Kode Kendali Dokumen No Revisi : 00 Tanggal Implementasi:
342/PER-DIR/RSKHT/VIII/2022 Ditinjau Kembali Pada: Agustyus 2025 23 Agustus 2022
Contoh Diagram Alur Proses:
Failure Mode Failure Mode Failure ModeFailure Mode Failure ModeFailure Mode
TINGKAT BAHAYA
SERING
4 16 12 8 4
KADANG
3
12 9 6 3
JARANG
2
8 6 4 2
HAMPIR
TIDAK
4
PERNAH 3 2 1
1
Bila dari analisa Pohon Keputusan berakhir pada STOP, maka tidak perlu lagi meneruskan
pencarian akar masalah untuk hazard ini karena berarti hazard tersebut tidak prioritas.
Sedangkan hazard yang berakhir pada titik hijau sebagaimana gambar di atas, perlu
ditindaklanjuti sebagai langkah ke-5.
Menurunkan Risiko
1. Tujuan dari identifikasi dan menilai risiko adalah untuk memastikan bahwa tindakan
dilakukan untuk mengurangi risiko pada tingkat terendah yang dapat dicapai.
2. Tabel penanda tingkat risiko dan skala waktu yang dapat diterima untuk memulai tindakan.
Daftar Risiko
Daftar risiko adalah pusat dari proses manajemen risiko rumah sakikt. Setelah identifikasi,
penilaian, dan pengendalian awal suatu risiko, risiko dan rencana tindakan yang berhubungan
dengannya akan dimasukkan ke dalam daftar risiko unit kerja. Untuk mengurangi
administrasi, risiko ”rendah” tidak perlu dimasukkan ke dalam daftar. Risiko ekstrim yang
dapat membahayakan sasaran-sasaran organisasi secara bermakna, juga akan dicatat dalam
daftar risiko korporat. Salinan dari seluruh penilaian perlu untuk dipelihara.
2. KP Pasien Jatuh
3. KP Tertusuk
suntik
c. Komite Mutu dan Keselamatan Pasien akan meninjau daftar risiko korporat
sebelum diserahkan kepada Direksi Rumah Sakit
Di dalam melaksanakan fungsinya, tim dapat pula berkonsultasi baik secara internal maupun
external sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan dari masalah yang sedang dievaluasi.
Di dalam melakukan evaluasi, tim diharapkan dapat bekerja independen sehingga mampu
menghasilkan evaluasi yang objektif dan akhirnya membuat rekomendasi (ACTION PLAN)
yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan untuk meningkatkan mutu dan keselamatan
pasien.
Mekanisme Pelaporan
Insiden
Direktu
r RS
LAPORAN INSIDEN
(INTERNAL)
I. DATA PASIEN
Nama : .........................................................................................................
No MR : ......................................... Ruangan : .............................................
Umur * : □ 0-1 bulan □ > 1 bulan – 1 tahun
�> 1 tahun – 5 tahun □ > 5 tahun – 15 tahun
�> 15 tahun – 30 tahun □ > 30 tahun – 65 tahun
�> 65 tahun
Jenis kelamin : □ Laki-laki □Perempuan
Penanggung biaya pasien :
�Pribadi □ Asuransi Swasta
�ASKES Pemerintah □ Perusahaan*
� JAMKESMAS
Tanggal Masuk RS : ................................................................. Jam.....................................
2. Insiden : .............................................................................................................................
3. Kronologis Insiden
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
4. Jenis Insiden* :
�Kejadian Nyaris Cedera / KNC (Near miss)
�Kejadian Tidak diharapkan / KTD (Adverse Event) / Kejadian Sentinel
(Sentinel Event)
PENANGGUNG BATAS
NO TINDAKAN
JAWAB WAKTU
PENYELESAIAN
( ) ( ) ( )
Bagian : ………………………………………………
Unit : ………………………………………………
Risiko Teridentifikasi :
Siapa (atau apa) yang terkena risiko dan bagaimana ? (misal : dokter, perawat, staf, pasien,
pengunjung, gedung, reputasi RS) :
Tindakan pengendalian risiko yang ada (jika ada) (misal : peralatan, kesiapan staff,
lingkungan, kebijakan / prosedur, pelatihan, dokumentasi) :
1. ……………………………………………………………………………………………
2. ……………………………………………………………………………………………
3. ……………………………………………………………………………………………
1 2 3 4 5
Consequence TidakBermakna Kecil Sedang Besar Malapetaka
Likelihood 5-10 tahun 2-5 tahun setahun Triwulan Sebulan
Rencana tindakan untuk mencegah / mengurangi risiko (misal : perubahan dalam pelaksanaan,
peralatan, kesiapan staff, lingkungan, kebijakan / prosedur, pelatihan, dokumentasi) :