HUSADA MEDIKA
Jl. Pemuda II, No 60 B, Sanggrahan, Giripurwo, Wonogiri KP. 57612
Telp. 02733240096 081292356217
KEPUTUSAN
Nomor : 0017/SK/KUHM/I/2023
TENTANG
Menimbang a. : Bahwa untuk mendukung Visi dan Misi Klinik Utama Husa
da Medika dan dalam rangka menghadapi tuntutan akan pel
ayanan Kesehatan yang berkualitas serta mengutamakan kes
elamatan pasien, staf serta pengunjung antisipasi situasi kon
disi yang sangat dinamis baik internal maupun eksternal ma
ka perlu adanya kebijakan manajemen fasilitas dan keselam
atan sebagai pedoman dalam pelaksanaan pelayanan di Klin
ik Utama Husada Medika
b. : Bahwa untuk kepentingan tersebut maka, perlu di terbitkan
Surat Keputusan Direktur Klinik Utama Husada Medika ten
tang Managemen fasilitas dan keselamatan
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2
009 tentang Kesehatan;
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Ta
hun 2012 tentang Sistem Penerapan Manajemen Kesela
matan dan Kesehatan Kerja;
3. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 17 Tahun 20
18 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana d
alam keadaan Tertentu;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomo
r 9 Tahun 2014 tentang Klinik;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 31 Tahun 2018 ten
tang Aplikasi Sarana, Prasarana dan Alat Kesehatan;
MEMUTUSKAN
PROGRAM
MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN KLINIK UTAMA H
USADA MEDIKA
TAHUN 2023
A. PENDAHULUAN
Manajemen sarana (bangunan), prasarana, peralatan Klinik, dan keselamatan dan kea
manan lingkungan Klinik dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundangan-undanga
n. Sarana (bangunan), prasarana, peralatan Klinik, dan keselamatan lingkungan dikelola
dalam Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangan-undangan dan dikaji dengan memperhatikan manajemen risiko
Klinik yang merupakan suatu Unit Pelaksana Pelayanan Teknis Dinas Kesehatan bert
ujuan untuk meningkatkan, memantapkan, dan mempertahankan jangkauan dan pemerata
an serta mutu pelayanan kesehatan dasar melalui Upaya Kesehatan Masyarakat dan Upay
a Kesehatan Perorangan menuju peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Salah satu sasaran yang hendak dicapai adalah terwujudnya Klinik sebagai penggerak
masyarakat agar mampu melindungi, memelihara, dan meningkatkan kesehatan individu,
keluarga dan masyarakat.
Dalam upaya menyediakan pelayanan yang bermutu maka Klinik merumuskan salah s
atu misinya yaitu mewujudkan pelayanan yang berkualitas dan menjamin keselamatan pa
sien dan menjadi pusat pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas dan beretika.
MFK di Klinik melaksanakan program Manajemen Fasilitas dan Keselamatan yang m
erupakan bagian dari komponen keselamatan dan keamanan lingkungan fisik yang berup
aya untuk mengelola semua resiko-resiko yang mungkin terjadi di dalam pelayanannya d
an mempertahankan kondisi aman bagi pasien, keluarga, staf dan pengunjung.
Klinik sebagai Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama yang memberikan pelayanan kepa
da masyarakat mempunyai kewajiban untuk mematuhi peraturan perundangan yang terk
ait dengan bangunan, prasarana, peralatan Klinik dan menyediakan lingkungan yang am
an bagi pasien, pengunjung dan masyarakat.
B. LATAR BELAKANG
Selama ini Klinik telah melaksanakan program Manajemen Fasilitas dan Keselamat
an , terutama pemeliharaan gedung, pemeliharaan peralatan, pemeriksaan kesehatan kary
awan, kesehatan lingkungan, penanggulangan kebakaran, penanganan bahan dan limbah
B3 dan lain-lain namun belum optimal dan pada umumnya tidak diawPelaksanaan pemel
iharaan fasilitas/peralatan sudah dilaksanakan, belum didasarkan kepada pelaksanaan dan
analisis resiko.
Pemeriksaan fasilitas, uji fungsi dan identifikasi resiko belum dilaksanakan secara opt
imal. Sehubungan hal-hal seperti di atas dirasakan perlu untuk menyusun program Manaj
emen Fasilitas dan Keselamatan dengan melaksanakan program MFK yang lebih kompre
hensif, mengutamakan identifikasi resiko untuk keselamatan dan safety dari fasilitas yan
g dimiliki Klinik ali dengan identifikasi risikonya.
Klinik perlu menyusun program manajemen fasilitas dan keselamatan (MFK) untuk m
enyediakan lingkungan yang aman bagi pasien, petugas, dan masyarakat.Program untuk
keselamatan dirancang untuk mencegah terjadinya cedera bagi pasien, petugas, pengunju
ng dan masyarakat akibat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3 /pmk 52 th 2018), seper
ti tertusuk jarum, tertimpa bangunan, kebakaran, gedung roboh, dan tersengat listrik.
Program keselamatan bagi petugas terintegrasi dengan program keselamatan dan kese
hatan kerja. Area-area yang berisiko keamanan dan kekerasan fisik perlu diidentifikasi da
n dibuatkan peta, dipantau untuk meminimalkan terjadinya insiden dan kekerasan fisik b
aik bagi pasien, petugas, maupun pengunjung yang lain . Program untuk keamanan deng
an menyediakan lingkungan fisik yang aman bagi pasien, petugas, dan pengunjung Klini
k perlu direncanakan untuk mencegah terjadinya kejadian kekerasan fisik maupun cedera
akibat lingkungan fisik yang tidak aman seperti penculikan bayi, pencurian, dan kekerasa
n pada petugas. Agar dapat berjalan dengan baik, maka program tersebut juga didukung
dengan penyediaan anggaran, penyediaan fasilitas untuk mendukung keamanan dan fasili
tas seperti penyediaan Closed Circuit Television (CCTV), alarm, APAR, jalur evakuasi, t
itik kumpul, rambu-rambu mengenai keselamatan dan tanda- tanda pintu darurat.
Bahan berbahaya beracun (B3) dan limbah B3 perlu diidentifikasi dan dikenda
likan secara aman. WHO telah mengidentifikasi bahan berbahaya dan beracun serta limb
ahnya dengan katagori sebagai berikut: infeksius; patologis dan anatomi; farmasi; bahan
kimia; logam berat; kontainer bertekanan; benda tajam; genotoksik/sitotoksik; radioaktif.
Klinik perlu menginventarisasi B3 meliputi lokasi, jenis, dan jumlah serta limbahnya disi
mpan. Daftar inventarisasi ini selalu mutahir (di-update) sesuai dengan perubahan yang t
erjadi di tempat penyimpanan. Penyediaan TPS limbah B3 dan IPAL sesuai dengan kete
ntuan peraturan perundang-undangan
Setiap fasilitas kesehatan termasuk Klinik mempunyai risiko terhadap terjadinya keba
karan. Jika terjadi kebakaran, pasien, petugas, dan pengunjung harus dievakuasi dan dija
ga keselamatannya. Yang dimaksud dengan sistem proteksi adalah penyediaan proteksi k
ebakaran baik aktif maupun pasif. Proteksi kebakaran aktif, contohnya APAR, sprinkler,
detektor panas, dan detektor asap, sedangkan proteksi kebakaran secara pasif, contohnya:
jalur evakuasi, pintu darurat, tangga darurat, tempat titik kumpul aman.
Merokok berdampak negatif terhadap kesehatan, dan dapat menjadi sumber terjadinya
kebakaran. Klinik harus menetapkan larangan merokok di lingkungan Klinik baik bagi p
etugas, pasien, dan pengunjung. Larangan merokok wajib dipatuhi oleh petugas, pasien d
an pengunjung, dan dilakukan perbaikan terhadap pelaksanaannya.
Agar tidak terjadi keterlambatan atau gangguan dalam pelayanan pasien, alat kesehata
n harus tersedia, berfungsi dengan baik, dan siap digunakan setiap saat diperlukan. Progr
am yang dimaksud meliputi kegiatan pemeriksaan dan kalibrasi secara berkala, sesuai de
ngan panduan produk tiap alat kesehatan. Dalam Melakukan pemeriksaan alat kesehatan,
petugas memeriksa antara lain: kondisi, ada tidaknya kerusakan, kebersihan, status kalibr
asi, dan fungsi alat. Alat kesehatan dapat dilakukan recall oleh pemerintah dan/atau prod
usen dan/atau distributor akibat adanya risiko keselamatan, Jika ada alat kesehatan yang
dilakukan recall, harus dilaksanakan penarikan agar tidak digunakan dan dipandu oleh pr
osedur yang baku
Prasarana atau sistem utilisasi meliputi air, listrik, gas medis dan sistem penunjang lai
nnya seperti genset, panel listrik, perpipaan air dan lainnya. Dalam memberikan pelayana
n kesehatan pada pasien, dibutuhkan ketersediaan listrik, air dan gas medis, serta prasara
na lain, seperti Genset, panel listrik, perpipaan air, ventilasi, sistem jaringan dan teknolog
i informasi, sistem deteksi dini kebakaran yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing
Klinik. Program pengelolaan sistem utilitas perlu disusun untuk menjamin ketersediaan d
an keamanan dalam menunjang kegiatan pelayanan Klinik. Sumber air adalah sumber air
bersih dan air minum. Sumber air dan listrik cadangan perlu disediakan untuk pengganti j
ika terjadi kegagalan air dan/ atau listrik. Prasarana air, listrik, dan prasarana penting lain
nya, seperti genset, perpipaan air, panel listrik, perlu diperiksa dan dipelihara untuk menj
aga ketersediaannya untuk mendukung kegiatan pelayanan pasien. Untuk prasarana air p
erlu dilakukan pemeriksaan air bersih, termasuk pemeriksaan uji kualitas air secara perio
dik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
Dalam rangka meningkatkan pemahaman, kemampuan, dan keterampilan dalam pelak
sanaan manajemen fasilitas dan keselamatan (MFK) perlu dilakukan pendidikan petugas
agar dapat menjalankan peran mereka dalam menyediakan lingkungan yang aman bagi p
asien, petugas, dan masyarakat. Pendidikan petugas dapat berupa edukasi, pelatihan, dan
in house training/workshop/lokakarya. Pendidikan petugas sebagaimana dimaksud tertua
ng dalam rencana program pendidikan manajemen fasilitas dan keselamatan
3 PENANGGULANGAN BENCANA
a. Melaksanakan identifika Identifikasi benc Jenis bencana internal dan eksterna
si bencana internal dan e ana internal dan l teridentifikasi
ksternal eksternal
b. Melaksanakan uji coba / Pelatihan bencan Karyawan Klinik siaga sesuai kon
pelatihan penanggulanga a gempa bumi da disi tanggap darurat
n bencana n penanggulanga
n kebakaran
4. SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN
a. Melaksanakan identifika Identifikasi resi Pengaman kebakaran, teridentifika
si resiko kebakaran ko sinya resikonya
b. Melaksanakan pencegah Identifikasi baha Data bahan-bahan yang mudah ter
an kebakaran terhadap b n yang mudah te bakar
ahan mudah terbakar rbakar
Membuat SOP p Ada SOP
enyimpanan bah
an mudah terbak
ar
c. Melaksanakan pelatihan Pelatihan simula Semua karyawan Klinik mengikuti
penanggulangan kebakar si, peragaan pen pelatihan tersebut
an anggulangan keb
akaran
d. Melaksanakan pemeriksa Pemeriksaan dan Pemeriksaaan dan pemeliharaan te
an uji fungsi peralatan ke pemeliharaan pe rlaksana sesuai jadwal
bakaran (APAR) dan pe ralatan kebakara
meliharaan peralatan n
5. PERALATAN MEDIS
a. Melaksanakan identifika Identifikasi resik Peralatan medis teridentifikasi resi
si resiko dari peralatan m o peralatan medi konya
edis s
b. Melaksanakan pemeriksa Melaksanakan uj Indikator kelayakan kalibrasi sesua
an dan uji fungsi peralata i fungsi, uji kiner i alat masing-masing
n medis ja dan sertifikasi
c. Melaksanakan pemelihar Melakukan pem Pemeliharaan terlaksana sesuai jad
aan dan perbaikan perala eriksaan dan per wal
tan medis baikan
d. Pelatihan cara pengguna Teori dan prakte Seluruh karyawan pengguna alat m
an peralatan medis k (uji fungsi alat edis tahu cara menggunakan perala
medis) tan medis
6. SISTEM UTILITAS
a. Melaksanakan identifika Monitoring Sumber listrik dan air bersih teride
si terhadap resiko kegaga ntifikasi resikonya
lan listrik dan air
b. Melaksanakan uji fungsi Memeriksa sum Data kelayakan sumber alternatif d
dari sumber alternatif da ber alternatif dan an sistem utilitas lainnya
n sistem utilitas lainnya sistem utilitas lai
nnya
7. SAMPAH DOMESTIK
a. Melaksanakan identifika Monitoring Proses pengelolaan limbah padat
si tata laksana pengolaha
n limbah domestik padat
E. SASARAN
Sasaran umum program Manajemen Fasilitas dan Keselamatan adalah semua area pe
layanan pasien, area wilayah kerja staf dan lingkungan Klinik
Sasaran Pelaksanaan Kegiatan Manajemen Fasilitas dan Keselamatan adalah ;
1. Meningkatkan keterlibatan para Karyawan , Pasien dan Pengunjung Klinik terha
dap program Manajemen Fasilitas dan Keselamatan
2. Meningkatkan kepedulian terhadap tanggap darurat Bencana, dan Darurat penan
ganan Medis
3. Menurunkan angka kejadian resiko kebakaran menjadi nihil kejadian
4. Menurunkan angka kejadian kecelakaan kerja < 10%