KEPUTUSAN
PENANGGUNG JAWAB KLINIK PRATAMA RAWAT INAP RIDAN MEDIKA CENTER
NOMOR: 006/SK/KMR/TKK/II/2023
TENTANG
PENANGGUNG JAWAB
KLINIK PRATAMA RAWAT INAP RIDAN
MEDIKA CENTER ,
MEMUTUSKAN
Menetapkan : Keputusan Penanggung jawab klinik Pratama Rawat Inap Ridan
Medika Center tentang pedoman manajemen fasilitas di klinik
Pratama Rawat Inap Ridan Medika Center.
1. Latar Belakang
a. Upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan
terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan.
Untuk itu, pengelola tempat kerja wajib melakukan segala bentuk upaya kesehatan melalui
upaya pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, penanganan penyakit, dan pemulihan
kesehatan pada pekerja.
b. Fasyankes sebagai institusi pelayanan kesehatan merupakan salah satu tempat kerja
yang memiliki risiko terhadap keselamatan dan kesehatan kerja baik pada SDM Fasyankes,
pasien, pendamping pasien, pengunjung, maupun masyarakat di sekitar lingkungan Fasyankes.
Potensi bahaya keselamatan dan kesehatan kerja di Fasyankes meliputi bahaya fisik, kimia,
biologi, ergonomi, psikososial, dan bahaya kecelakaan kerja. Potensi bahaya biologi penularan
penyakit seperti virus, bakteri, jamur, protozoa, parasit merupakan risiko kesehatan kerja yang
paling tinggi pada Fasyankes yang dapat menimbulkan penyakit akibat kerja. Selain itu adanya
penggunaan berbagai alat kesehatan dan teknologi di Fasyankes serta kondisi sarana dan
prasarana yang tidak memenuhi standar keselamatan akan menimbulkan risiko kecelakaan
kerja dari yang ringan hingga fatal.
2. Tujuan
a. Umum
b. Khusus. Menciptakan Fasyankes yang sehat, aman, dan nyaman bagi SDM Fasyankes,
pasien, pengunjung, maupun lingkungan Fasyankes melalui penyelenggaraan K3 secara
optimal, efektif, efisien dan berkesinambungan, sehingga proses pelayanan berjalan baik
dan lancar.
3. Sasaran Sasaran umum program Manajemen Fasilitas dan Keselamatan adalah semua area
pelayanan pasien, area wilayah kerja staf dan lingkungan Klinik Pratama Rawat Inap Ridan Medika
Center. Sasaran Pelaksanaan Kegiatan Manajemen Fasilitas dan Keselamatan adalah:
a. Meningkatkan keterlibatan para staf, pasien dan pengunjung klinik Pratama Rawat
Inap Ridan Medika Center terhadap program Manajemen Fasilitas dan Keselamatan
b. Meningkatkan kepedulian terhadap tanggap darurat bencana, dan kedaruratan lainnya.
c. Menyiapkan Fasilitas dan lingkungan Klinik Pratama Rawat Inap Ridan Medika
Center yang aman, berfungsi baik, dan memberikan lingkungan perawatan yang aman bagi
pasien, keluarga, staf, dan pengunjung.
BAB II
KEBIJAKAN
Kebijakan.
a. Kebijakan umum
Klinik menyediakan fasilitas ang aman, berfungsi dan suportif bagi pasien, keluarga, staf
dan pengunjung. Klinik juga harus menyediakan peralatan Kesehatan sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan
b. Kebijakan Khusus
1) Klinik Pratama Rawat Inap Ridan Medika Center menjaga fasilitas fisik dan lingkungan
yang dimiliki dengan melakukan inspeksi fasilitas secara berkala dan secara proaktif
mengumpulkan data serta membuat strategi untuk mengurangi risiko dan meningkatkan
kualitas fasilitas keselamatan, kesehatan dan keamanan lingkungan pelayanan dan
perawatan serta seluruh area klinik.
2) Klinik Pratama Rawat Inap Ridan Medika Center menerapkan hukum dan peraturan
perundangan, keselamatan gedung dan kebakaran, dan persyaratan lainnya, seperti
perizinan dan lisensi/sertifikat yang masih berlaku untuk fasilitas rumah sakit dan
mendokumentasikan semua buktinya secara lengkap.
3) Klinik Pratama Rawat Inap Ridan Medika Center merencanakan dan menganggarkan
untuk penggantian atau peningkatan fasilitas, sistem, dan peralatan yang diperlukan untuk
memenuhi persyaratan yang berlaku atau seperti yang telah diidentifikasi
berdasarkan pemantauan atau untuk memenuhi persyaratan yang berlaku dapat memberikan
bukti pemeliharaan dan perbaikan.
4) Klinik Pratama Rawat Inap Ridan Medika Center mampu mengelola bangunan,
prasarana, fasilitas, area konstruksi, lahan, dan peralatan klinik tidak menimbulkan bahaya
atau risiko bagi pasien, staf, atau pengunjung.
5) Klinik Pratama Rawat Inap Ridan Medika Center memberikan perlindungan dari
kehilangan, kerusakan, gangguan, atau akses atau penggunaan yang tidak sah.
6) Klinik Pratama Rawat Inap Ridan Medika Center menetapkan dan menerapkan
pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) serta limbah B3 sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
7) Klinik Pratama Rawat Inap Ridan Medika Center menerapkan proses untuk
pencegahan, penanggulangan bahaya kebakaran dan penyediaan sarana jalan keluar yang
aman dari fasilitas sebagai respons terhadap kebakaran dan keadaan darurat lainnya.
8) Klinik Pratama Rawat Inap Ridan Medika Center menetapkan dan menerapkan proses
pengelolaan peralatan medis/kesehatan.
9) Klinik Pratama Rawat Inap Ridan Medika Center menetapkan dan melaksanakan
proses untuk memastikan semua sistem utilitas (sistem pendukung) berfungsi efisien dan
efektif yang meliputi pemeriksaan, pemeliharaan, dan perbaikan sistem utilitas.
10) Klinik Pratama Rawat Inap Ridan Medika Center menerapkan proses penanganan
bencana untuk menanggapi bencana yang berpotensi terjadi di wilayah Pratama Rawat Inap
Ridan Medika Center.
11) Klinik Pratama Rawat Inap Ridan Medika Center melatih seluruh staf di klinik dan
yang lainnya sehingga memiliki pengetahuan tentang pengelolaan fasilitas klinik, program
keselamatan dan peran mereka dalam memastikan keamanan dan keselamatan fasilitas
secara efektif.
BAB III
TATA LAKSANA
Tata Laksana.
Pelaksanaan Manajemen Fasilitas Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
1) Keselamatan. Keselamatan klinik adalah kondisi fasilitas, sarana dan prasarana klinik
yang tidak menimbulkan bahaya atau rsiko bagi pasien, staf dan pengunjung. Untuk
melindungi keselamatan SDM di Klinik, pasien, pendamping pasien, pengunjung,
maupun masyarakat di sekitar lingkungan klinik, klinik wajib membentuk dan
mengembangkan SMK3 di klinik dengan:
h) Pengelolaan peralatan medis dari aspek keselamatan dan kesehatan kerja berupa
pengawasan terhadap proses pengelolaan sarana dan prasarana sesuai dengan aspek
keselamatan dan kesehatan kerja;
j) Pengelolaan bahan berbahaya dan beracun dan limbah bahan berbahaya dan
beracun dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
k) Pengelolaan limbah domestik dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
3) Keamanan. Keamanan Klinik adalah perlindungan terhadap kehilangan, ancaman serta
gangguan kenyamanan bagi pasien, staf dan pengunjung.
(2) Untuk mencegah terjadinya masalah keamanan pada Klinik maka semua
staf atau pengunjung di Klinik menggunakan label Identitas dan pakaian seragam
sesuai ketentuan Klinik pada setiap periode tugasnya baik pagi, siang.
(3) Untuk tamu rumah sakit seperti medical representative dan tamu Klinik
diberikan identitas tamu yang dikelola oleh petugas.
(8) Pengaturan parkir dan lalu lintas diatur untuk menjaga alur lalu lintas
berjalan dengan aman tanpa mengganggu pejalan kaki yang ada di sekitarnya.
b). Toilet yang dilengkapi pegangan. Pegangan di toilet bertujuan untuk menjaga
pasien agar memudahkan pasien saat berada dalam toilet dan bila terjadi suatu
hal/keadaan emergency bel dapat digunakan pasien untuk memanggil
pertolongan. Kelayakan sarana pegangan dan bel ini harus dikontrol agar
kondisinya tetap terjaga dan dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
c). Pintu dapat dibuka dari luar. Pintu yang dimaksud adalah pintu ruangan, baik
ruang rawat inap, kamar mandi (toilet) dan lainnya agar keadaan emergency
dapat dengan mudah dibuka dari luar oleh petugas, dimana cara membuka pintu
tersebut digerakkan/ dibuka mengarah keluar ruangan bukan kearah dalam.
d). Tempat tidur dilengkapi penahan pada tepinya. Penahan tempat tidur
selayaknya digunakan setiap tempat tidur, dengan tujuan menghindari
terjatuhnya pasien dari tempat tidur. Penahan tempat tidur ini hendaknya dengan
mudah dapat dinaikan atau diturunkan.
(4) Sumber listrik mempunyai penutup/penahan. Sumber listrik/stop kontak dengan
penutup dipasang di seluruh ruangan, terutama ruang anak-anak. Hal ini bertujuan agar
dapat menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan
(6) Tenaga listrik pengganti di ruang dan peralatan medis yang vital. Jaminan
ketersediaan suplai listrik cadangan sangat dibutuhkan saat aliran listrik dari PLN
terputus, terutama di ruang-ruang dan pada peralatan medis yang vital, dimana suplai
listrik tidak boleh terputus. Tenaga listrik pengganti berupa Genset, di mana
ketersediaannya harus memiliki persyaratan.
Keselamatan dan keamanan yang baik didukung dengan menjaga kualitas lingkungan
seperti pencahayaan, kelembaban, suhu dan kebisingan sesuai dengan standart.
b. Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan limbahnya. Pengelolaan bahan berbahaya dan
beracun B3 dan limbahnya secara aman dan sehat sesuai standart dan peraturan yang ada
meliputi:
b) Limbah patologis dan anatomi merupakan limbah yang berasal dari jaringan
tubuh manusia, seperti organ tubuh, janin, darah, muntahan, urin dan cairan tubuh lain.
d) Limbah kimia merupakan limbah yang mengandung zat kimia yang berasal dari
aktifitas diagnostic, pemeliharaan, kebersihan dan pemberian desinfektas seperti:
formaldehid, solven.
e) Limbah logam berat merupakan limbah yang mengandung logam berat dalam
konsentasin tinggi termasuk dalam sub kategori limbah berbahaya dan sangat toxic,
missal lombah logam merkuri yang berasal dari bocoran peralatan kedokteran
(thermometer), alat pengukur tekanan darah.
g) Limbah benda tajam merupakan materi padat yang memiliki sudut kurang dari
90 derajat dan dapat menyebabkan luka iris atau tusuk seperti: jarumsuntik, kaca
sediaan (preparate glass), infuse set, ampul/vial obat.
(2) Muntahan, urine, atau tinja pasien yang diterapi dengan mengunakan
obat-obatan sitotoksik, zat kimia maupun radioaktif.
DAFTAR INVENTARISASI B3
GUDANG
2 Betadhin 1L
FARMASI
Alkohol 70% 1L
2). Memastikan adanya penyimpanan, pewadahan, dan perawatan bahan sesuai dengan
karekteristik, sifat, dan jumlah.
Penyimpanan limbah B3 harus dilakukan jika limbah B3 tersebut belum dapat diolah
dengan segera, Limbah B3 harus disimpan dalam kemasan dengan simbol dan label yang
jelas.
c. Prosedur dan sarana dalam penggunaan b3 dan pengelolaan limbah B3 dan limbah
medis meliputi
f) Timbangan
g) TPS sampah medis
h) Tersedianya dan digunakannya alat pelindung diri APD (sepatu sarung tangan,
apron, masker dan topi) oleh petugas pelaksana sesuai dengan prosedur baik pada
tahap pewadahan pengangkutan maupun pengelolaan.
d. Tersediannya lembar data keselamatan sesuai dengan karakteristik dan sifat bahan
dan limbah B3.
e. Tersedianya sistem kedaruratan tumpahan/bocor bahan dan limbah B3.
f. Tersedianya sarana keselamatan bahan dan limbah B3 seperti spill kit, rambu dan
simbol B3, dan lain lain.
g. Mamastikan ketersediaan dan penggunaan alat pelindung diri sesuai karekteristik dan
sifat bahan dan limbah B3.
h. Tersedianya standar prosedur operasional yang menjamin keamanan kerja pada
proses kegiatan pengelolaan bahan dan limbah B3 (pengurangan dan pemilahan,
penyimpanan, pengangkutan, penguburan dan/atau penimbunan bahan dan limbah B3).
i. Jika dilakukan oleh pihak ke tiga wajib membuat kesepakatan jaminan keamanan
kerja untuk pengelola dan Fasyankes akibat kegagalan kegiatan pengelolaan bahan dan
limbah B3 y
(3) tumpahan bahan dan limbah bahan berbahaya dan beracun (b3).
(4) kegagalan peralatan medik dan non medik (kebocoran rontgen, gas meledak,
ac sentral).
(4) APAR
g) Simulasi kondisi darurat atau bencana Simulasi kondisi darurat atau bencana
berdasarkan penilaian analisa risiko kerentanan bencana dilakukan terhadap keadaan,
antara lain:
d. Proteksi Kebakaran. Perlindungan properti dan para penghuni Klinik dilindungi dari
bahaya kebakaran dan asap. Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran di Fasyankes
meliputi:
2) Proteksi kebakaran secara aktif, contohnya APAR, sprinkler, detektor panas dan smoke
detector.
c) Penyimpanan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang mudah terbakar dan gas
medis di tempat yang aman.
d) Larangan merokok.
e. Peralatan medis. Memastikan peralatan medis aman, peralatan dipilih, dipelihara dan
digunakan dengan cara sedemikian rupa agar mengurangi risiko. Penata laksanaan peralatan
medis. Proses pengelolaan peralatan medis (yang merupakan bagian dari program Manajemen
Fasilitas dan Keselamatan meliputi
f. Sistem utilitas.
Listrik, air dan sistem utilitas lainnya dipelihara sehingga resiko kegagalan dalam kegiatan
kerja dapat diminimalkan. Pengelolaaan sarana prasarana :
1. Pengelolaan Sarana meliputi :
a) Memastikan kemampuan bangunan gedung untuk mendukung beban muatan sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
b) Memastikan kemampuan bangunan gedung dalam mencegah dan menanggulangi
bahaya kebakaran dan bahaya petir.
(1) Dipasang pada dinding atau dalam lemari kaca disertai palu pemecah
dan dapat dipergunakan dengan mudah pada saat diperlukan.
(2) Dipasang sedemikian rupa sehingga bagian paling atas berada pada
ketinggian maksimum 120 cm dari permukaan lantai, kecuali untuk jenis CO2
dan bubuk kimia kering (dry powder) penempatannya minimum 15 cm dari
permukaan lantai.
(3) Tidak diperbolehkan dipasang di dalam ruangan yang mempunyai
temperatur lebih dari 490C dan di bawah 40C.
2) Tangga Darurat Setiap bangunan Fasyankes yang memiliki 2 (dua) lantai atau lebih,
harus memiliki tangga darurat. dengan ketentuan:
3) Pintu Darurat Beberapa ketentuan yang perlu dipenuhi untuk pintu darurat, antara lain
sebagai berikut:
(1) Setiap bangunan atau gedung yang bertingkat lebih dari 2 (dua) lantai harus
dilengkapi dengan pintu darurat.
(2) Lebar pintu darurat minimal 100 cm, membuka ke arah tangga penyelamatan, kecuali
pada lantai dasar membuka ke arah luar (halaman).
(3) Pintu darurat diutamakan harus tahan terhadap api.
(4) Ketentuan lebih lanjut tentang pintu darurat mengikuti ketentuan-ketentuan yang
diatur dalam standar yang dipersyaratkan.
(5) Keselamatan Lift Memastikan setiap lift harus memenuhi persyaratan sesuai dengan
peraturan perundang undangan.
(6) Peringatan Bahaya/Sistem Alarm Pada Gedung Setiap bangunan gedung harus
dilengkapi dengan sarana penyelamatan berupa sistem alarm, yang dimaksudkan untuk
memberikan peringatan dini berkaitan dengan bahaya kebakaran, gempa dan lainlain.
Sistem ini dapat diintegrasikan dengan sistem instalasi lift, pressure fan untuk tangga
darurat. Persyaratan peringatan bahaya atau sistem alarm memiliki detektor panas asap
dan nyala api (heat detector). Penempatan dan pemasangan detektor tersebut mengacu
pada peraturan yang berlaku.
7) Proteksi Kebakaran Proteksi terhadap kebakaran gedung Fasyankes sesuai dengan
peraturan perundangan undangan dan minimal tersedia APAR.
8) Memastikan memantau berfungsinya prasarana yang meliputi instalasi listrik, sistem
pencahayaan dan sistem grounding (sistem pembumian), dan APAR.
a) Jumlah bukaan ventilasi alami tidak kurang dari 15% terhadap luas lantai ruangan
yang membutuhkan ventilasi. Khusus ventilasi dapur minimal 20% dari luas dapur (asap
harus keluar dengan sempurna atau dengan ada exhaust fan atau peralatan lain).
Sedangkan sistem ventilasi mekanis diberikan jika ventilasi alami yang memenuhi syarat
tidak memadai.
b) Penghawaan/ventilasi dalam ruang perlu memperhatikan 3 (tiga) elemen dasar, yaitu:
(1) Jumlah udara luar berkualitas baik yang masuk dalam ruang pada waktu tertentu.
(2) Arah umum aliran udara dalam gedung seharusnya dari area bersih ke area
terkontaminasi dan dipastikan terjadi pertukaran antara udara didalam ruang dengan
udara dari luar. Pemilihan sistem ventilasi yang alami, mekanik, atau campuran perlu
memperhatikan kondisi lokal, seperti struktur bangunan, lokasi/letak bangunan
terhadap bangunan lain, cuaca, biaya dan kualitas udara luar.
2. Pengelolaan Prasarana
(6) Lemari asam (fume hood) dilengkapi dengan exhaust ventilation system
(7) Pipetting aid, rubber bulb
(8) Kontainer khusus untuk insenerasi jarum, lanset.
(9) Pemancur air (emergency shower)
(10) Kabinet keamanan biologis kelas I, II, atau III (tergantung dari jenis
mikroorganisme yang ditangani dan diperiksa di laboratorium
(11) Penyediaan eye wash/shower dan body wash diperuntukkan yang
menggunakan bahan kimia atau bahan biologi dengan biosafety level 2 atau lebih
c) Sarana dan prasarana dalam penyimpanan vaksin menggunakan sistem rantai dingin
(cold chain) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
1) Penyediaan tempat sampah terpilah antara organik dan nonorganik dan dilengkapi oleh
tutup.
2) Tempat sampah dilapisi oleh kantong plastik hitam.
3) Penyediaan masker, sarung tangan kebun/ Rubber Gloves dan sepatu boots bagi petugas
kebersihan.
4) Cuci tangan memakai sabun setelah mengelola sampah.
5) Apabila terkena benda tajam atau cidera akibat buangan sampah, diharuskan untuk
melapor kepada petugas kesehatan untuk dilakukan investigasi kemungkinan terjadinya infeksi
dan melakukan tindakan pencegahan seperti pemberian vaksin Tetanus Toksoid (TT) kepada
petugas kebersihan.
BAB IV
DOKUMENTASI
6. Dokumentasi. Semua kegiatan yang dilakukan dalam pedoman manajemen fasilitas di Klinik
Pratama Rawat Inap Ridan Medika Center didokumentasikan dalam bentuk laporan kegiatan dan
foto-foto kegiatan.
BAB V
PENUTUP
7. Penutup. Demikianlah pedoman manajemen fasilitas di Klinik Pratama Rawat Inap Ridan
Medika Center ini disusun untuk dapat dijadikan acuan dalam program manajemen fasilitas di Klinik
Pratama Rawat Inap Ridan Medika Center.
Peanggung Jawab Megang Sakti, 03 Januarii 2023
Klinik Pratama Rawat Inap Ridan Medika
Center, Koordinator MFK,