Anda di halaman 1dari 16

KEPUTUSAN DIREKTUR KLINIK UTAMA NEW

PUTROE PHANG NOMOR :


TENTANG
PROGAM MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK)

DI KLINIK UTAMA NEW PUTROE PHANG BANDA ACEH

DIREKTUR KLINIK UTAMA NEW PUTROE


PHANG,

Menimbang : a. Bahwa klinik harus menyediakan fasilitas yang aman,


berfungsi dan suportif bagi pasien, keluarga, staf dan
pengunjung, klinik juga harus menyediakan peralatan
kesehatan sesuai dengan ketenteuan Peraturan perundang-
undangan;
bahwa dalam rangka pengelolaan dan pengendalian risiko
yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja
untuk menciptakan kondisi fasilitas pelayanan kesehatan
yang sehat, aman, selamat, dan nyaman, perlu mennyusun
program manajemen resiko fasilitas;
b. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan
Direktur Klinik Utama New Putroe Phang tentang Program
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Klinik Utama New
Putroe Phang ;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063);
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana
telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua atas Undang- Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah(Lembaran Negara
Republik Indonesia tahun 2015 Nomor 58, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
3. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
11 Tahun 2017 Tentang Keselamatan Pasien;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 52 Tahun 2018
tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 25 Tahun 2019
tentang Penerapan Manajemen Resiko Terintegrsasi di
Lingkungan Kementrian Kesehatan;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 tahun 2014 tentang
Klinik ;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
34 Tahun 2022 Tentang Akreditasi Pusat Kesehatan
Masyarakat, Klinik, Laboratorium Kesehatan, Unit Tranfusi
Darah, Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik
Mandiri Dokter Gigi.

MEMUTUSKAN :
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR KLINIK UTAMA NEW PUTROE
PHANG TENTANG PROGRAM MANAJEMEN FASILITAS
DAN KESELAMATAN (MFK) DI KLINIK UTAMA NEW
PUTROE PHANG.

KESATU : Klinik yang merupakan suatu Unit Pelaksana Pelayanan Teknis


Dinas Kesehatan bertujuan untuk meningkatkan, memantapkan, dan
mempertahankan jangkauan dan pemerataan serta mutu pelayanan
kesehatan dasar melalui Upaya Kesehatan Masyarakat dan Upaya
Kesehatan Perorangan menuju peningkatan derajat kesehatan
masyarakat yang optimal.

KEDUA : Manajemen sarana (bangunan), prasarana, peralatan Klinik, dan


keselamatan dan keamanan lingkungan Klinik dilaksanakan sesuai
ketentuan peraturan perundangan- undangan.
KETIGA : Program Manajemen fasilitas dan Keselamatan di Klinik Utama New
Putroe Phang sebagaimana tercantum dalam lampiran yang
merupakan bagiat tidak terpisahkan dari keputusan ini.
KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan,

Ditetapkan di : Banda Aceh


Pada tanggal :
Direktur Klinik Utama New Putroe Phang

Dr. Muhammad Shanan Asyi


LAMPIRAN 1 : KEPUTUSAN DIREKTUR KLINIK UTAMA NEW PUTROE
PHANG BANDA ACEH
NOMOR :
TANGGAL :
TENTANG : PROGRAM MANAJEMEN FASILITAS
DAN KESELAMATAN (MFK) DI KLINIK
UTAMA NEW PUTROE PHANG BANDA
ACEH.

PROGRAM
MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN
KLINIK UTAMA NEW PUTROE PHANG
T A H U N 2023

A. PENDAHULUAN
Manajemen sarana (bangunan), prasarana, peralatan Klinik, dan keselamatan dan
keamanan lingkungan Klinik dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundangan- undangan.
Sarana (bangunan), prasarana, peralatan Klinik, dan keselamatan lingkungan dikelola dalam
Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan-
undangan dan dikaji dengan memperhatikan manajemen risiko Klinik yang merupakan suatu
Unit Pelaksana Pelayanan Teknis Dinas Kesehatan bertujuan untuk meningkatkan,
memantapkan, dan mempertahankan jangkauan dan pemerataan serta mutu pelayanan kesehatan
dasar melalui Upaya Kesehatan Masyarakat dan Upaya Kesehatan Perorangan menuju
peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Salah satu sasaran yang hendak dicapai adalah terwujudnya Klinik sebagai penggerak
masyarakat agar mampu melindungi, memelihara, dan meningkatkan kesehatan individu,
keluarga dan masyarakat. Dalam upaya menyediakan pelayanan yang bermutu maka Klinik
merumuskan salah satu misinya yaitu mewujudkan pelayanan yang berkualitas dan menjamin
keselamatan pasien dan menjadi pusat pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas dan beretika.
MFK di Klinik melaksanakan program Manajemen Fasilitas dan Keselamatan yang merupakan
bagian dari komponen keselamatan dan keamanan lingkungan fisik yang berupaya untuk
mengelola semua resiko-resiko yang mungkin terjadi di dalam pelayanannya dan
mempertahankan kondisi aman bagi pasien, keluarga, staf dan pengunjung.

Klinik sebagai Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama yang memberikan pelayanan


kepada masyarakat mempunyai kewajiban untuk mematuhi peraturan perundangan yang terkait
dengan bangunan, prasarana, peralatan Klinik dan menyediakan lingkungan yang aman bagi
pasien, pengunjung, petugas, dan masyarakat.
B. LATAR BELAKANG
Selama ini Klinik telah melaksanakan program Manajemen Fasilitas dan
Keselamatan , terutama pemeliharaan gedung, pemeliharaan peralatan, pemeriksaan kesehatan
karyawan, kesehatan lingkungan, penanggulangan kebakaran, penanganan bahan dan limbah B3
dan lain-lain namun belum optimal dan pada umumnya tidak diawali dengan identifikasi
risikonya.

Pelaksanaan pemeliharaan fasilitas/peralatan sudah dilaksanakan, belum didasarkan


kepada pelaksanaan dan analisis resiko. Pemeriksaan fasilitas, uji fungsi dan identifikasi
resiko belum dilaksanakan secara optimal. Sehubungan hal-hal seperti di atas dirasakan perlu
untuk menyusun program Manajemen Fasilitas dan Keselamatan dengan melaksanakan program
MFK yang lebih komprehensif, mengutamakan identifikasi resiko untuk keselamatan dan
safety dari fasilitas yang dimiliki Klinik sesuai standar-standar yang ditetapkan akreditasi .

Klinik perlu menyusun program manajemen fasilitas dan keselamatan (MFK) untuk
m e n y e d i a k a n lingkungan yang aman bagi pasien, petugas, dan masyarakat.Program untuk
keselamatan dirancang untuk mencegah terjadinya cedera bagi pasien, petugas, pengunjung
dan masyarakat akibat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3 /pmk 52 th 2018), seperti tertusuk
jarum, tertimpa bangunan, kebakaran, gedung roboh, dan tersengat listrik.

Program keselamatan bagi petugas terintegrasi dengan program keselamatan dan


kesehatan kerja. Area-area yang berisiko keamanan dan kekerasan fisik perlu diidentifikasi dan
dibuatkan peta, dipantau untuk meminimalkan terjadinya insiden dan kekerasan fisik baik bagi
pasien, petugas, maupun pengunjung yang lain . Program untuk keamanan dengan menyediakan
lingkungan fisik yang aman bagi pasien, petugas, dan pengunjung Klinik perlu direncanakan
untuk mencegah terjadinya kejadian kekerasan fisik maupun cedera akibat lingkungan fisik yang
tidak aman seperti penculikan bayi, pencurian, dan kekerasan pada petugas. Agar dapat berjalan
dengan baik, maka program tersebut juga didukung dengan penyediaan anggaran, penyediaan
fasilitas untuk mendukung keamanan dan fasilitas seperti penyediaan Closed Circuit Television
(CCTV), alarm, APAR, jalur evakuasi, titik kumpul, rambu-rambu mengenai keselamatan dan
tanda- tanda pintu darurat.

Bahan berbahaya beracun (B3) dan limbah B3 perlu diidentifikasi dan dikendalikan
secara aman. WHO telah mengidentifikasi bahan berbahaya dan beracun serta limbahnya
dengan katagori sebagai berikut: infeksius; patologis dan anatomi; farmasi; bahan kimia; logam
berat; kontainer bertekanan; benda tajam; genotoksik/sitotoksik; radioaktif. Klinik perlu
menginventarisasi B3 meliputi lokasi, jenis, dan jumlah serta limbahnya disimpan. Daftar
inventarisasi ini selalu mutahir (di-update) sesuai dengan perubahan yang terjadi di tempat
penyimpanan. Penyediaan TPS limbah B3 dan IPAL sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan

Potensi terjadinya bencana di daerah berbeda antara daerah yang satu dan yang lain.
( Identifikasi bencana). Klinik sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) ikut
bertanggung jawab untuk berperan aktif dalam upaya mitigasi dan penanggulangan bila terjadi
bencana baik internal maupun eksternal. Strategi dan rencana untuk menghadapi bencana perlu
disusun sesuai dengan potensi bencana yang mungkin terjadi berdasarkan hasil penilaian
kerentanan bahaya (Hazard Vulnerability Assesment).

Program persiapan bencana disimulasikan (disaster drill) setiap tahun secara internal
atau melibatkan komunitas secara luas, terutama ditujukan untuk menilai kesiapan sistem
program manajemen bencana /disaster. ( strategi komunikasi jika terjadi bencana, manajemen
sumber daya, penyediaan pelayanan dan alternatifnya, identifikasi peran dan tanggung
jawab tiap karyawan, dan manajemen konflik yang mungkin terjadi pada saat bencana).

Setiap karyawan wajib mengikuti pelatihan/ lokakarya dan simulasi dalam pelaksanaan
program tanggap darurat agar siap jika sewaktu-waktu terjadi bencana yang diselenggarakan
minimal setahun sekali. Debriefing adalah sebuah review yang dilakukan setelah simulasi
bersama peserta simulasi dan observer yang bertujuan untuk menindaklanjuti hasil dari simulasi.
Hasil dari kegiatan debriefing didokumentasikan.

Setiap fasilitas kesehatan termasuk Klinik mempunyai risiko terhadap terjadinya


kebakaran. Program pencegahan dan penanggulangan kebakaran perlu disusun sebagai wujud
kesiagaan Klinik terhadap terjadinya kebakaran. Jika terjadi kebakaran, pasien, petugas, dan
pengunjung harus dievakuasi dan dijaga keselamatannya. Yang dimaksud dengan sistem proteksi
adalah penyediaan proteksi kebakaran baik aktif mau pasif. Proteksi kebakaran aktif,
contohnya APAR, sprinkler, detektor panas, dan detektor asap, sedangkan proteksi kebakaran
secara pasif, contohnya: jalur evakuasi, pintu darurat, tangga darurat, tempat titik kumpul
aman.

Merokok berdampak negatif terhadap kesehatan, dan dapat menjadi sumber terjadinya
kebakaran. Klinik harus menetapkan larangan merokok di lingkungan Klinik baik bagi petugas,
pasien, dan pengunjung. Larangan merokok wajib dipatuhi oleh petugas, pasien dan pengunjung,
dan dilakukan perbaikan terhadap pelaksanaannya. Agar tidak terjadi keterlambatan atau
gangguan dalam pelayanan pasien, alat kesehatan harus tersedia, berfungsi dengan baik, dan
siap digunakan setiap saat diperlukan.

Program yang dimaksud meliputi kegiatan pemeriksaan dan kalibrasi secara berkala,
sesuai dengan panduan produk tiap alat kesehatan. Dalam melakukan pemeriksaan alat
kesehatan, petugas memeriksa antara lain: kondisi, ada tidaknya kerusakan, kebersihan, status
kalibrasi, dan fungsi alat. Alat esehatan dapat dilakukan recall oleh pemerintah dan/atau
produsen dan/atau distributor akibat adanya risiko keselamatan . Jika ada alat kesehatan yang
dilakukan recall, harus dilaksanakan penarikan agar tidak digunakan dan dipandu oleh prosedur
yang baku.

Prasarana atau sistem utilisasi meliputi air, listrik, gas medis dan sistem penunjang
lainnya seperti genset, panel listrik, perpipaan air dan lainnya. Dalam memberikan pelayanan
kesehatan pada pasien, dibutuhkan ketersediaan listrik, air dan gas medis, serta prasarana lain,
seperti Genset, panel listrik, perpipaan air, ventilasi, sistem jaringan dan teknologi informasi,
sistem deteksi dini kebakaran yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing Klinik. Program
pengelolaan sistem utilitas perlu disusun untuk menjamin ketersediaan dan keamanan dalam
menunjang kegiatan pelayanan Klinik. Sumber air adalah sumber air bersih dan air minum.
Sumber air dan listrik cadangan perlu disediakan untuk pengganti jika terjadi kegagalan air dan/
atau listrik. Prasarana air, listrik, dan prasarana penting lainnya, seperti genset, perpipaan air,
panel listrik, perlu diperiksa dan dipelihara untuk menjaga ketersediaannya untuk mendukung
kegiatan pelayanan pasien. Untuk prasarana air perlu dilakukan pemeriksaan air bersih,
termasuk pemeriksaan uji kualitas air secara periodik sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang- undangan.
Dalam rangka meningkatkan pemahaman, kemampuan, dan keterampilan dalam
pelaksanaan manajemen fasilitas dan keselamatan (MFK) perlu dilakukan pendidikan petugas
agar dapat menjalankan peran mereka dalam menyediakan lingkungan yang aman bagi pasien,
petugas, dan masyarakat. Pendidikan petugas dapat berupa edukasi, pelatihan, dan in house
training/workshop/lokakarya. Pendidikan petugas sebagaimana dimaksud tertuang dalam rencana
program pendidikan manajemen fasilitas dan keselamatan.

C. TUJUAN UMUM DAN KHUSUS


1. Tujuan Umum

Menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan aman bagi pasien dan karyawan dalam
lingkungan Klinik .

2. Tujuan Khusus
a. Menyediakan fasilitas yang aman, efektif dan efisien.
b. Mengendalikan secara aman bahan dan limbah berbahaya yang ramah lingkungan.
c. Menanggapi bila terjadi kedaruratan komunitas, wabah dan bencana.
d. Menjamin seluruh penghuni di Klinik aman dari kebakaran, asap atau kedaruratan
lainnya.
e. Menjamin ketersediaan dan berfungsi/laik pakainya peralatan medis.
f. Melindungi penghuni Klinik dari kejadian terganggunya, terkontaminasi atau
kegagalan sistem pengadaan air minum dan listrik.
D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
Kegiatan besar Manajemen Fasilitas dan Keselamatan yang melaksanakan program
Manajemen Fasilitas dan Keselamatan dibuat dengan rincian kegiatan sebagai berikut :
1. Keselamatan dan Keamanan

a. Melaksanakan identifikasi daerah yang berisiko dari aspek gedung dan fasilitas.

b. Melaksanakan pemberian identitas kepada staf, pengunjung, vendor dan area


beresiko.
c. Melakukan pencegahan kejadian cedera pada pasien, keluarga, staf dan
pengunjung.
d. Melaksanakan pengendalian lingkungan selama masa pembangunan dan renovasi.

e. Melaksanakan pemeriksaan seluruh gedung pelayanan pasien

f. Melaksanakan proteksi kehilangan dan kerusakan dari fasilitas.

g. Memastikan bahwa Klinik sebagai kawasan tanpa rokok.

h. Memastikan bahwa badan independen dalam fasilitas pelayanan mematuhi program


keselamatan dan keamanan, bahan berbahaya, manajemen keadaan darurat,
pengamanan kebakaran.
2. Perlindungan Kesehatan Karyawan :
a. Memeriksa kesehatan karyawan baru

b. Melakukan monitoring efek radiasi

c. Melakukan pemeriksaan tenaga kerja area pelayanan klinikal dan keperawatan

d. Melakukan imunisasi dan vaksinisasi

e. Menangani kesehatan akibat kerja :

 Kecelakaan akibat benda tajam

 Kecelakaan akibat B3

 Kecelakaan akibat lainnya


3. Menangani kesehatan lingkungan tempat kerja

a. Mengelola lingkungan tempat kerja beresiko terhadap pencahayaan, kebisingan,


kualitas udara, dan sarana fisik penunjang kerja.

b. Menyusun rencana dan anggaran untuk meningkatkan atau mengganti sistem,


bangunan atau komponen untuk fasilitas fisik.
4. Bahan Beracun dan Berbahaya ( B3).

a. Melaksanakan identifikasi resiko bahan dan limbah berbahaya (B3).

b. Melaksanakan pengendalian bahan dan limbah berbahaya B3 (penanganan,


penyimpanan dan penggunaan).
c. Melaksanakan pelaporan dan investigasi dari tumpahan, paparan dan insiden
lainnya.

d. Menyiapkan alat dan prosedur perlindungan yang benar dalam penggunaan.


5. Manajemen Emergency/Kewaspadaan Bencana

a. Melaksanakan identifikasi bencana internal dan eksternal

b. Melaksanakan uji coba/pelatihan penanggulangan bencana/disaster.

6. Pengamanan Kebakaran

a. Melaksanakan identifikasi pengurangan resiko kebakaran.

b. Melaksanakan pencegahan kebakaran terhadap bahan mudah terbakar

c. Melaksanakan pelatihan penanggulangan kebakaran

d. Melaksanakan pemeriksaan,uji fungsi peralatan kebakaran dan pemeliharaan


peralatan.
7. Peralatan Medis

a. Melaksanakan identifikasi resiko dari peralatan medis.

b. Melaksanakan pemeriksaan dan uji fungsi peralatan medis.

c. Melaksanakan pemeliharaan dan perbaikan peralatan medis.


8. Sistem Utilitas.

a. Melaksanakan identifikasi terhadap resiko kegagalan listrik dan air.

b. Melaksanakan uji fungsi dari sumber alternatif dan sistem utility lainnya.

c. Melaksanakan pemeriksaan dan perbaikan peralatan sistem pendukung lainnya.


E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN DAN INDIKATOR
KEBERHASILAN PROGRAM.

No Program Pelaksanaan Indikator


1. KESELAMATAN DAN
KEAMANAN
a. Melaksanakan identifikasi Monitoring Gedung, fasilitas dan area
daerah yang berisiko dari beresiko teridentifikasi
aspek gedung dan fasilitas resikonya
b.Melaksanakan pemberian Monitoring pelaksan an Semua staf, Pasien , keluarga
identitas kepada staf, yang berkunjung
pengunjung. menggunakan identitas
c. Melakukan pencegahan Menyiapkan rambu- rambu Rambu-rambu peringatan dan
kejadian cedera pada pasien, peringatan dan peta di area peta, tanda-tanda khusus B3
keluarga, staf dan pengunjung. beresiko, tanda-tanda telah terpasang di area
khusus B3 beresiko
d.Melaksanakan pengendalian Monitoring tata udara dan Meminimalisir kebisingan dan
lingkungan selama masa kebisingan. tata udara di area sekitar
pembangunan dan renovasi. lokasi yang terdekat dari
renovasi
e.Melaksanakan pemeriksaan
seluruh gedung.
f. Melaksanakan proteksi Mengadakan pelatihan, Menurunkan angka
kehilangan dan kerusakan dari simulasi, peragaan pada 4 kehilangan di dalam ruang
fasilitas. aspek tersebut Pelayanan
g.Memastikan bahwa Klinik Tidak ditemukannya puntung
sebagai kawasan tanpa rokok rokok dan orang yang
merokok di dalam area Klinik
h.Memastikan bahwa badan Semua staf penyewa atau
independen dalam fasilitas badan independen telah
pelayanan mematuhi program mengikuti pelatihan tersebut
keselamatan dan keamanan,
bahan berbahaya, kesiapan
menghadapi bencana,
pengamanan kebakaran.
i. Memeriksa kesehatan Pemeriksaan kesehatan Rapid test , Hep B dan C
karyawan baru. Negatif
Penyakit paru negatif Sehat
jasmani dan rohan
j. Melakukan imunisasi dan Pemeriksaan berkala Titer anti HbsAg
vaksinisasi. 0-10 miu/ml vaksin 3 kali
10-100 miu/ml vaksin 1 kali
> 100 miu/ml tidak perlu
vaksin
Imunisasi diberikan seluruh
karyawan area beresiko di
pelayanan
k. Menangani kesehatan akibat Pemantauan Pencatatan Nihil Kejadian
kerja : Pelaporan kecelakaan kerja Kecelakaan
1) Kecelakaan akibat benda Kerja
tajam.
2) Kecelakaan akibat B3.
3) Kecelakaan akibat lainnya.
l. Menyiapkan APD dan prosedur Pemantauan penggunaan Kepatuhan
perlindungan yang benar dalam APD Penggunaan
penggunaan dan terpelihara. APD 100%
m. Pengendalian mutu kebersihan Pemeriksaan kesehatan
dapur, makanan dan penjamah berkala Pemeriksaan
makanan. sampel makanan
1) Penjamah makanan. Swab alat masak dan alat
2) Makanan
3) Peralatan masak dann saji
peralatan saji. Pengawasan harian
4) Pengendalian serangga dan Pelaksanaan kegiatan
tikus. sanitasi harian
5) Sanitasi lingkungan dapur
2. BAHAN BARANG
BERBAHAYA (B3)
a. Melaksanakan identifikasi Monitoring B3 Jenis, dampak dan lokasi
bahan dan limbah berbahaya B3 terindentifikasi
b. Melaksanakan pengendalian Pemeriksaan limbah cair Limbah Cair :
bahan dan limbah berbahaya B3 1. BOD : 75 ppm
2. COD : 100 ppm
3. TSS : 100 ppm
4. pH : 6,0-9,0
5. Suhu : 30o C
6. TDS : 1000 ppm
7. DHL : 1.5625
µmhos/cm
c. Melaksanakan pelaporan Pemantauan B3 Pelaporan ;
dan investigasi dari 1. Perencanaan
2. Pengadaan
tumpahan, paparan dan 3. Penyimpanan
insiden lainnya 4. Distribusi
5. Pemakaian/penggunaan
6. Kecelakaan kerja akibat B3
3. MANAJEMEN
EMERGENCY
a. Melaksanakan identifikasi Jenis bencana internal dan
bencana internal dan eksternal eksternal terindentifikasi
b. Melaksanakan uji coba/  Identifikasi bahan yang Staf Klinik siaga sesuai
pelatihan penanggulangan mudah terbakar. kondisi tanggap darurat
bencana/ disaster  Membuat SOP
penyimpanan bahan
mudah terbakar
4. PENGAMANAN
KEBAKARAN
a. Melaksanakan identifikasi Identifikasi pengurangan Pengaman kebakaran
pengurangan resiko kebakaran resiko terindentifikasi resikonya
b. Melaksanakan pencegahan  Identifikasi bahan  Data bahan-bahan yang
kebakaran terhadap bahan yang mudah terbakar mudah terbakar
mudah terbakar  Membuat SOP  Ada SOP
penyimpanan bahan
mudah terbakar
c. Melaksanakan pelatihan Pelatihan, simulasi,  Semua staf Klinik telah
penanggulangan kebakaran peragaan mengikuti pelatihan
penanggulangan tersebut
kebakaran
d. Melaksanakan pemeriksaan,uji Pemeriksaan dan Pemeriksaan dan pemeliharaan
fungsi peralatan kebakaran dan pemeliharaan terlaksana sesuai jadwal
pemeliharaan peralatan peralatan kebakaran Fungsi alat deteksi dini
kebakaran, APAR berjalan
baik di semua gedung
5. PERALATAN MEDIS
a. Melaksanakan identifikasi Identifikasi resiko Peralatan
resiko dari peralatan medis. peralatan medis medis
terindetifikasi
resikonya
b. Melaksanakan pemeriksaan dan Melakukan Uji Fungsi, Uji Indikator kelayakan kalibrasi
uji fungsi peralatan medis. sesuai alat
Kinerja Alat dan
c. Melaksanakan pemeliharaan dan Sertifikasi Melakukan
perbaikan peralatan medis. pemeliharaan dan
perbaikan
d. Pelatihan cara penggunaan Teori dan praktek (uji Seluruh staf pengguna alat
peralatan medis. fungsi alat medis) medis tahu cara menggunakan
peralatan medis
6. SISTEM UTILITAS
a. Melaksanakan identifikasi Monitoring Sumber listrik dan air bersih
terhadap resiko kegagalan listrik teridentifikasi resikonya
dan air
b. Melaksanakan uji fungsi dari Memeriksa sumber Data kelaikan sumber
sumber alternatif dan sistem alternatif dan sistem alternatif dan sistem utiliti
utiliti lainnya utiliti lainnya lainnya
c. Melaksanakan pemeriksaan dan Membuat SOP Uji Ada SOP
perbaikan peralatan sistem Fungsi Pemantauan Air a. Fisika
pendukung lainnya Bersih  Bau : Tidak berbau
 Jumlah zat padat
terlarut (TDS) : 0-1000
mg/L
 3. Kekeruhan : 5 NTU
 Rasa : Tdk Terasa
 Suhu : 25.5 C
 Warna : 15 TCU
b. Kimia
 Arsen : 0.01 mg/L
 Flurida : 1.5 mg/L
 Kromium : 0,05 mg/L
 Kadmium mg/L
 Nitrit : 1 mg/L
 Nitrat : 50 mg/L
 Sianida : 0.07 mg/L
 Selenium : 0.01 mg/L
 Aluminium : 0.2 mg/L
 Besi : 0.3 mg/L
 Kesadahan: 500 mg/L
 Klorida : 250 mg/L
 Mangan : 0.1 mg/L
 PH : 6.5-8.5 mg/L
 Seng : 3 mg/L
 Sulfat : 250 mg/l
 Sulfida : 0.05 mg/l
 Tembaga : 2 mg/l
 Sisa Klor : 5 mg/l
 Amonia : 1.5 mg/l
 Zat Organik
(KMn04) :10 mg/l
 Mikrobiologi
 Ground Tank : E coli :
0
 Coli Form: 0
 Dapur Gizi E Coli : 0
7. PELATIHAN
Melakukan pendidikan dan pelatihan Sosialisasi Seluruh staf dan pengguna
seluruh program MFK ke seluruh staf pelayanan telah mengikuti
dan pengguna pelayanan RS lainnya pelatihan
sesuai kebutuhan

F. SASARAN
Sasaran umum program Manajemen Fasilitas dan Keselamatan adalah semua area pelayanan
pasien, area wilayah kerja staf dan lingkungan Klinik Sasaran Pelaksanaan Kegiatan Manajemen
Fasilitas dan Keselamatan adalah ;

1. Meningkatkan keterlibatan para Karyawan , Pasien dan Pengunjung Klinik terhadap


program Manajemen Fasilitas dan Keselamatan.
2. Meningkatkan kepedulian terhadap tanggap darurat Bencana, dan Darurat penanganan
Medis.
3. Menurunkan angka kejadian resiko kebakaran menjadi nihil kejadian.
4. Menurunkan angka kejadian kecelakaan kerja < 10%.
G. JADWAL PELAKSANAAN PROGRAM MFK
No Rencana Kegiatan Tahunan K
Program Cara
Bulan Kegiatan E
Pelaksanaan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 T
1. KESELAMATAN DAN
KEAMANAN
a. Melaksanakan identifikasi
daerah yang berisiko dari
aspek gedung dan fasilitas
b. Melaksanakan pemberian
identitas kepada staf,
pengunjung
c. Melakukan pencegahan
kejadian cedera pada pasien,
keluarga, staf dan pengunjung
d. Melaksanakan pengendalian
lingkungan
selama masa pembangunan dan
renovasi
e. Melaksanakan pemeriksaan
seluruh gedung
f. Melaksanakan proteksi
kehilangan dan kerusakan dari
fasilitas
g. Memastikan bahwa Klinik
sebagai kawasan tanpa rokok
h. Memastikan bahwa Pasien ,
Masyarakat / independen dalam
fasilitas pelayanan mematuhi
program keselamatan dan
i. Menangani kesehatan
lingkungan tempat kerja
terhadap pencahayaan,
kebisingan, kualitas udara, dan
sarana fisik penunjang kerja
j. Menyiapkan APD dan prosedur
perlindungan yang benar dalam
penggunaan dan terpelihara
2. BAHAN BERACUN DAN
BERBAHAYA (B3)
a. Melaksanakan identifikasi
bahan dan limbah berbahaya
B3
b. Melaksanakan pengendalian
bahan dan limbah berbahaya
B3
c. Melaksanakan pelaporan dan
investigasi dari tumpahan,
paparan dan insiden lainnya.
3. MANAJEMEN EMERGENSI
a. Melaksanakan identifikasi
b. bencana internal dan
eksternal.
4. PENGAMANAN
KEBAKARAN
a. Melaksanakan identifikasi
pengurangan resiko
kebakaran
b. Melaksanakan pencegahan
kebakaran terhadap bahan
mudah terbakar
c. Melaksanakanpelatihan
d. penanggulangan kebakaran
e. Melaksanakan memeriksaan,
uji
f. fungsi peralatan kebakaran
dan pemeliharaan peralatan
5. PERALATAN MEDIS
a. Melaksanakan identifikasi
resiko dari peralatan medis
b. Melaksanakan pemeriksaan
dan uji fungsi peralatan
medis
c. Melaksanakan pemeliharaan
dan perbaikan peralatan
medis
d. Pelatihan cara penggunaan
peralatan medis
6. SISTEM UTILITAS
a. Melaksanakan identifikasi
terhadap resiko kegagalan
listrik dan air
b. Melaksanakan uji fungsi dari
sumber alternatif dan sitem
utility lainnya
c. Melaksanakan pemeriksaan
dan perbaikan peralatan
7. PELATIHAN
Melakukan pendidikan dan
pelatihan seluruh program MFK
ke seluruh staf dan pengguna
pelayanan.

Anda mungkin juga menyukai