Anda di halaman 1dari 10

KLINIK PRATAMA Jl. Raya Sine-Ketanggung km.

04 Tulakan
Kec. Sine, Kab. Ngawi, Kode Pos 63264
RAWAT INAP ‘AISYIYAH SINE
Melayani Dengan Setulus Hati Email : klinikaisyiyahsine@gmail.com
WA : 085707224809

SURAT KEPUTUSAN
PIMPINAN KLINIK PRATAMA RAWAT INAP ‘AISYIYAH SINE
NOMOR: 015/SK.KPA/VIII/2023

TENTANG
PROGRAM MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN
DI KLINIK PRATAMA RAWAT INAP ‘AISYIYAH SINE

PIMPINAN KLINIK PRATAMA RAWAT INAP ‘AISYIYAH SINE


Menimbang : a. Bahwa klinik harus menyediakan fasilitas yang aman, berfungsi dan suportif bagi
pasien, keluarga, staf dan pengunjung.
b. Bahwa Klinik juga harus menyediakan peralatan kesehatan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
c. Bahwa dalam upaya meningkatkan keselamatan dan keamanan fasilitas maka klinik
menyusun manajemen risiko fasilitas
d. Bahwa untuk kepentingan tersebut diatas, maka perlu diterbitkan Surat
Keputusan Pimpinan Klinik tentang Prgram Manajemen Fasilitas dan Keselamatan
Mengingat : 1. Undang-undang RI no. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2. Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor KEP-186/MEN/1999 Tentang Unit
Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja
3. Undang-undang RI no 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
Peraturan Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri
Nomor188/MENKES/PB/I/2011
4. Tentang Pedoman Pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok.
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 tahun 2012 tentang Penerapan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
6. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor :
P.56/Menlhk-Setjen/2015 tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis Pengelolaan
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Keselamatan pasien;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2017 tentang
Pengendalian Penularan Penyakit
9. Peraturan Presiden Republik Indonesia No.17 tahun 2018 tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana Dalam Keadaan Tertentu;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 31 Tahun 2018 Tentang Aplikasi Sarana,
Prasarana, dan Alat Kesehatan
11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2018 tentang
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
12. Peraturan Pemerintah no. 88 tahun 2019 tentang Kesehatan Kerja
13. PMK no 14 tahun 2021 tentang standar kegiatan usaha dan produk pada
penyelenggaraan perizinan berusaha berbasis risiko sektor kesehatan
KLINIK PRATAMA Jl. Raya Sine-Ketanggung km.04 Tulakan
Kec. Sine, Kab. Ngawi, Kode Pos 63264
RAWAT INAP ‘AISYIYAH SINE
Melayani Dengan Setulus Hati Email : klinikaisyiyahsine@gmail.com
WA : 085707224809

MEMUTUSKAN
MENETAPKA : KEPUTUSAN PIMPINAN KLINIK PRATAMA RAWAT INAP ‘AISYIYAH
N SINE TENTANG PROGRAM MANAJEMEN FASILITAS DAN
KESELAMATAN KLINIK
KESATU : Memberlakukan Kebijakan Manajemen Fasilitas Dan Keselamatan sebagaimana
dalam terlampir dalam Keputusan ini
KEDUA : Segala biaya yang timbul akibat diterbitkannya Keputusan ini dibebankan pada
anggaran klinik.
KETIGA : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan/perubahan
sebagaimana mestinya

Ditetapkan di: Ngawi


Pada tanggal: 10 Januari 2023
PIMPINAN KLINIK PRATAMA RAWAT INAP ‘AISYIYAH SINE

dr. Rhea Auliya Anggareni


SIP: 440/012/404.102/IZIN/2021
KLINIK PRATAMA Jl. Raya Sine-Ketanggung km.04 Tulakan
Kec. Sine, Kab. Ngawi, Kode Pos 63264
RAWAT INAP ‘AISYIYAH SINE
Melayani Dengan Setulus Hati Email : klinikaisyiyahsine@gmail.com
WA : 085707224809

LAMPIRAN KEPUTUSAN PIMPINAN


KLINIK PRATAMA RAWAT INAP ‘AISYIYAH SINE
NOMOR : 015/SK.KPA/VIII/2023
TENTANG : PROGRAM MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN KLINIK

PROGRAM MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN KLINIK

A. KEPEMIMPINAN DAN PERENCANAAN


1. Klinik mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku dan ketentuan tentang pemeriksaan fasilitas
2. Klinik menyediakan fasilitas yang aman, berfungsi dan supportif bagi pasien, keluarga, staf dan
pengunjung
3. Klinik menerapkan manajemen fasilitas dan keselamatan yang efektif meliputi perencanaan, pendidikan
dan pemantauan yang multi disiplin meliputi ;
a. Merencanakan ruang, peralatan dan sumber daya yang dibutuhkan agar aman dan efektif untuk
menunjang pelayanan klinis yang diberikan
b. Seluruh staf dididik tentang fasilitas, cara mengurangi risiko, dan bagaimana memonitor dan
melaporkan situasi yang menimbulkan risiko
c. Kriteria kinerja digunakan untuk mengevaluasi sistem yang penting dan untuk mengidentifikasi
perbaikan yang diperlukan
d. Rencana keselamatan dan keamanan
e. Rencana penanganan bahan berbahaya
f. Rencana manajemen emergensi
g. Rencana pengamanan/penanggulangan kebakaran
4. Klinik menetapkan program rencana tahunan untuk mengelola risiko terhadap pasien, keluarga,
pengunjung dan staf meliputi :
a. Keselamatan dan keamanan
Keselamatan adalah kondisi fasilitas, sarana dan prasarana fasyankes tidak menimbulkan bahaya
atau resiko bagi pasien, staf dan pengunjung. Keamanan adalah perlindungan terhadap kehilangan,
ancaman serta gangguan kenyamanan bagi pasien, staf dan pengunjung. Keselamatan dan keamanan
yang baik didukung dengan menjaga kualitas lingkungan seperti pencahayaan, kelembapan, suhu,
dan kebisingan sesuai dengan standar.
b. Bahan berbahaya dan beracun (B3) serta limbah B3
Klinik menggunakan bahan yang dikategorikan sebagai B3 dan menghasilkan limbah B3
termasuk limbah medis. Klinik perlu memiliki prosedur dan sarana dalam penggunaan B3 dan
pengelolaan limbah B3 juga prosedur pencegahan dan pengurangan timbulan limbah B3, serta
memiliki kemampuan atau bekerja sama dalam melakukan pengelolaan limbah B3. Manajemen
Emergensi Tanggapan terhadap wadah, bencana dan keadaan emergensi direncanakan dan efektif
c. Penanggulangan Bencana
Klinik wajib memberikan upaya perlindungan keselamatan dan keamanan kepada pasien,
keluarga, pengunjung dan staf. Untuk itu, Klinik perlu menetapkan kebijakan dan prosedur respon
emergensi dalam menghadapi kondisi bencana (alam maupun bencana non alam) mencakup
identifikasi resiko, koordinasi respon dan evakuasi. Pengamanan kebakaran properti dan
penghuninya dilindungi dari kebakaran dan asap
d. Sistem proteksi kebakaran
Perlindungan terhadap fasilitas dan penghuni dari bahaya kebakara merupakan hal wajib yang
harus dilakukan oleh fasyankes
e. Peralatan medis
Dalam memberikan pelayanan yang aman dan berkualitas klinik menyediakan peralatan
kesehatan sesuai dengan kebutuhan dan dilakukan pemeliharaan secara berkala, kalibrasi dan uji
kesesuaian oleh lembaga yang berwenang.
KLINIK PRATAMA Jl. Raya Sine-Ketanggung km.04 Tulakan
Kec. Sine, Kab. Ngawi, Kode Pos 63264
RAWAT INAP ‘AISYIYAH SINE
Melayani Dengan Setulus Hati Email : klinikaisyiyahsine@gmail.com
WA : 085707224809

f.Sistem utilitas meliputi listrik, air dan gas medis serta sarana sanitasi dipelihara untuk
meminimalkan risiko kegagalan pengoperasian. Klinik menjamin keberlangsungan sistem utilitas
yang vital seperti listrik yang memadai, air dengan kuantitas yang cukup dan kualitas sesuai
standar, dan gas medis selama 24 jam sehari dan 7 hari dalam seminggu atau selama jam
operasional
g. Sampah domestik dan limbah
Kegiatan operasional dan pelayanan kesehatan menghasilkan sampah domestik dan air limbah
yang harus dikelola. Fasynkes harus memiliki prosedur dan sarana dalam melakukan pengelolaan
sampah domestik dan limbah. Fasyankes menyediakan Tempat Penyimpanan Sementara (TPS)
sampah domestik sebelum sampah dimanfaatkan/didaur ulang atau dibuang ke Tempat
Pemrosesan Akhir (TPA).
5. Tim Manajemen Fasilitas dan keselamatan klinik dibawah koordinasi koordinator bidang Umum yang
kompeten mengawasi perencanaan dan pelaksanaan program untuk mengelola risiko dilingkungan
pelayanan program. Pengawasan meliputi :
a. Merencanakan semua aspek dari program
b. Melaksanakan program
c. Mendidik staf
d. Memonitor dan mengevaluasi uji coba program
e. Melakukan evaluasi dan revisi program secara berkala
f. Memberikan laporan tentang pencapaian program.
g. Menyelenggarakan pengorganisasian dan pengelolaan secara konsisten dan terus menerus
6. Klinik membuat monitoring yang menyediakan data insiden, cidera dan kejadian lainnya yang
mendukung perencanaan dan pengurangan risiko lebih lanjut

B. KESELAMATAN DAN KEAMANAN


1. Tim Manajemen Fasilitas dan keselamatan klinik merencanakan dan melaksanakan program untuk
memberikan keselamatan dan keamanan lingkungan fisik
2. Tim Manajemen Fasilitas dan keselamatan klinik melakukan pemeriksaan seluruh gedung pelayanan
pasien dan mempunyai rencana untuk mengurangi risiko yang nyata serta menyediakan fasilitas fisik
aman bagi pasien, keluarga, staf dan pengunjung
3. Untuk menjamin keamanan, semua staf, pengunjung, vendor/pedagang dan lainnya di klinik diidentifikasi
dan diberi tanda pengenal (badge) yang sementara atau tetap atau langkah identifikasi lain, juga seluruh
area yang seharusnya aman, dan dipantau
4. Klinik merencanakan dan menganggarkan untuk meningkatkan atau mengganti sistem, bangunan atau
komponen berdasarkan hasil inspeksi terhadap fasilitas dan tetap mematuhi peraturan perundangan
5. Tim Manajemen Fasilitas dan keselamatan klinik menganalisa situasi, dengan melihat sumber daya yang
kita miliki, sumber dana yang tersedia dan bahan potensial apa yang mengancam keselamatan dan
keamanan bekerja di klinik.
6. Memonitor, mengendalikan, mengevaluasi dan merencanakan pengembangan K3 klinik.
7. Melaksanakan sosialisasi keselamatan dan keamanan kerja kepada seluruh karyawan dalam bentuk
pelatihan, leaflet, poster, penyuluhan dan lain – lain
8. Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib mematuhi ketentuan dalam K3 (Keselamatan dan
Kesehatan Kerja), termasuk penggunaan alat pelindung diri (APD), serta selalu mengacu pada
pencegahan dan pengendalian infeksi.
9. Seluruh staf klinik harus bekerja sesuai dengan standar profesi, pedoman/panduan dan standar prosedur
opersional yang berlaku, serta sesuai dengan etika profesi dan etika klinik yang berlaku.

C. BAHAN BERBAHAYA BERACUN (B3) DAN LIMBAH B3


KLINIK PRATAMA Jl. Raya Sine-Ketanggung km.04 Tulakan
Kec. Sine, Kab. Ngawi, Kode Pos 63264
RAWAT INAP ‘AISYIYAH SINE
Melayani Dengan Setulus Hati Email : klinikaisyiyahsine@gmail.com
WA : 085707224809

1. Klinik mempunyai rencana tentang inventaris, penanganan, penyimpanan dan penggunaan bahan
berbahaya serta pengendalian dan pembuangan bahan dan limbah berbahaya
2. Klinik mengidentifikasi dan mengendalikan secara aman bahan dan limbah berbahaya sesuai rencana
3. Identifikasi dan pengendalian bahan berbahaya dan limbah diproses untuk :
a. Inventarisasi bahan dan limbah berbahaya,
b. Penanganan, penyimpanan dan penggunaan bahan berbahaya
c. Pelaporan dan investigasi dari tumpahan, paparan (exporuse) dan insiden lainnya
d. Pembuangan limbah berbahaya yang benar sesuai dengan SPO yang ada,
e. Peralatan dan prosedur perlindungan yang benar pada saat penggunaaan, ada tumpahan (spill) atau
paparan (exposure).
f. Pendokumentasian meliputi izin dan perizinan/lisensi atau ketentuan persyaratan lainnya.
g. Pemasangan label yang benar pada bahan dan limbah berbahaya.
4. Klinik memastikan bahwa setiap unit yang menggunakan bahan- bahan berbahaya harus mempunyai
lembar data pengaman.
5. Setiap bahan berbahaya dan beracun (B3) pada wadah atau kemasan harus dicantumkan penandaan yang
meliputi nama dagang, bahan aktif, isi berat netto, kalimat peringatan dan tanda atau simbol bahaya.
6. Klinik memastikan bahwa bahan berbahaya dan beracun tersebut terpisah dari bahan – bahan lain dan jauh
dari api.
7. Mengetahui sifat dan karakteristik dari penanganan, penyimpanan dan penggunaan B3 tersebut yang
meliputi :
a. Identifikasi Potensial Bahaya
1) Identifikasi dan penilaian resiko dilaksanakan oleh petugas yang berkompeten (Petugas terkait,
Gudang, Laboratorium, dan Apotik)
2) Penentuan penanganan bahan / material dilaksanakan secara manual atau mekanis
ditetapkan berdasarkan hasil identifikasi
b. Sistem Pengangkutan, Penyimpanan Dan Pembuangan
1) Sistem pengangkutan bahan material yang diterima untuk pemindahan dari pengangkutan ke
dalam gudang dilakukan secara manual yang dilaksanakan dengan perlakuan yang benar guna
menghindari tumpahan atau ceceran.
2) Pemindahan ini dilakukan dengan tenaga manusia dengan mempergunakan alat bantu troli.
Pemindahan secara mekanis pada umumnya tidak dilakukan mengingat berat bahan yang
diangkut tidaklah terlalu berat.
3) Penyimpanan
a) Untuk penyimpanan bahan kimia harus dipersiapkan tempat khusus menurut spesifikasi
(jenis)
b) Penyimpanan Bahan – bahan kimia tidak dibenarkan dicampur dengan bahan lainnya
(Gudang / penempatan harus terpisah dari bahan lain) dilengkapi dengan label B3 dan
MSDS yang sesuai
c) Setiap bahan material yang disimpan didalam gudang diberi label yang jelas sesuai dengan
spesifikasi, khusus dengan bahan–bahan B3 harus diberi label peringatan yang jelas untuk
diketahui bahaya dari masing – masing bahan dan cara penanganan.
c. Pemindahan dan Penggunaan
1) Dalam pengambilan bahan material dari gudang untuk dipergunakan dilokasi kerja harus
memperhatikan aspek K3 (menghindari tumpahan, kebocoran, ceceran dan kerusakan) sesuai
dengan petunjuk pedoman teknis yang berlaku
2) Petugas pelaksana yang menangani pemindahan dan penggunaan harusmemperhatikan aspek
K3 dan harus mengenakan APD, alat bantu yang memadai dan apabila terjadi tumpahan atau
KLINIK PRATAMA Jl. Raya Sine-Ketanggung km.04 Tulakan
Kec. Sine, Kab. Ngawi, Kode Pos 63264
RAWAT INAP ‘AISYIYAH SINE
Melayani Dengan Setulus Hati Email : klinikaisyiyahsine@gmail.com
WA : 085707224809

ceceran pada saat pemindahan harus ditangani sesuai dengan instruksi kerja dan pedoman
kerja yang berlaku.
d. Pengendalian Barang – Barang Rusak Dan kadaluwarsa
Bahan – bahan yang diindentifikasi telah mengalami kerusakan dan kadaluwarsa ditempatkan di
tempat yang aman secara khusus, tidak dapat dipergunakan, tercatat dan penanganannya harus
sesuai dengan instruksi kerja
e. Pembuangan dan Penyimpanan Barang bekas yang dinyatakan tidak dapat dipergunakan lagi
harus disimpan sesuai ketentuan yang berlaku, ditempatkan secara khusus dan tercatat agar tidak
dipergunakan lagi.
1) Khusus wadah bekas bahan B3 harus di beri label dengan jelas sesuai sifat bahan tersebut
(beracun, iritasi, korosif dan lain–lain.
2) Wadah bekas bahan kimia cair disimpan dan tidak dibenarkan dipakai untuk kegiatan lain.
3) Penanganan limbah padat dan limbah cair sesuai dengan Peraturan Perundangan yang berlaku
(Peraturan Lingkungan Hidup).
4) Melaksanakan sosialisasi penanganan, penyimpanan dan penggunaan bahan berbahaya dan
beracun (B3) kepada seluruh karyawan dalam bentuk pelatihan, penyuluhan dan lain–lain
5) Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib mematuhi ketentuan dalam K3
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja), termasuk penggunaan alat pelindung diri (APD), serta
selalu mengacu pada pencegahan dan pengendalian infeksi
6) Seluruh staf klinik harus bekerja sesuai dengan standar profesi, pedoman/panduan dan standar
prosedur opersional yang berlaku, serta sesuai dengan etika profesi, visi misi, komitmen dan
tata nilai Klinik.

D. PENANGGULANGAN BENCANA
1. Klinik membuat rencana dan program penanganan kedaruratan dan program menanggapi bila terjadi
kedaruratan komunitas, wabah dan bencana alam atau bencana lainnya. Rencana tersebut berisikan
proses untuk :
a. Menetapkan jenis, kemungkinan dan konsekuensi dari bahaya, ancaman dan kejadian
b. Menetapkan peran Fasyankes dalam kejadian tersebut
c. Strategi komunikasi pada kejadian
d. Pengelolaan sumber daya pada waktu kejadian, termasuk alternatif tempat pelayanan
e. Pengelolaan kejadian klinis pada waktu kejadian, termasuk alternatif tempat pelayanan
f. Identifikasi dan penugasan peran dan tanggungjawab staf pada waktu kejadian
2. Klinik melakukan uji coba/simulasi penanganan/menanggapi kedaruratan, wabah dan bencana.
Rencana kesiapan menghadapi bencana diujicoba melalui uji coba tahunan seluruh rencana
penanggulangan bencana baik secara internal maupun sebagai bagian dan dilakukan bersama dengan
masyarakat.
3. Bila Fasyankes mengalami bencana secara nyata, mengaktifasi rencana yang ada, dan setelah itu diberi
pengarahan yang tepat, dan situasi ini digambarkan setara dengan uji coba tahunan.

E. SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN


1. Klinik melaksanakan program untuk memastikan bahwa seluruh penghuni di fasyankes aman dari
kebakaran, asap dan kedaruratan lainnya
2. Klinik menjamin penghuni tetap aman sekalipun terjadi kebakaran atau asap dengan melaksanakan
program antara lain :
a. Pencegahan kebakaran melalui pengurangan risiko kebakaran, seperti penyimpanan dan
penanganan secara aman bahan mudah terbakar, termasuk gas medik, seperti oksigen - Bahaya
KLINIK PRATAMA Jl. Raya Sine-Ketanggung km.04 Tulakan
Kec. Sine, Kab. Ngawi, Kode Pos 63264
RAWAT INAP ‘AISYIYAH SINE
Melayani Dengan Setulus Hati Email : klinikaisyiyahsine@gmail.com
WA : 085707224809

yang terkait dengan setiap pembangunan didalam atau berdekatan dengan bangunan yang dihuni
pasien.
b. Jalan keluar yang aman dan tidak terhalang bila terjadi kebakaran
c. Sistem peringatan dini
3. Klinik secara teratur melakukan uji coba pengamanan kebakaran meliputi setiap peralatan yang terkait
untuk deteksi dini dan penghentian (suppression) dan mendokumentasikan hasilnya
4. Rencana pengamanan kebakaran Klinik mengidentifikasi :
a. Frekuensi pemeriksaan, uji coba dan pemeliharaan sistem perlindungan dan pengamanan
kebakaran, sesuai ketentuan.
b. Rencana evakuasi yang aman dari fasilitas bila terjadi kebakaran atau ada asap
c. Proses untuk melakukan uji coba semua bagian dari rencana, dalam jangka waktu 12 bulan
d. Pendidikan yang perlu bagi staf untuk dapat melindungi secara efektif dan mengevakuasi pasien
bila terjadi kedaruratan
e. Partisipasi semua staf dalam uji coba pengamanan kebakaran sekurang kurangnya setahun sekali.
5. Seluruh pemeriksaan, uji coba dan pemeriksaan didokumentasikan
6. Larangan merokok
a. Klinik membuat larangan merokok dengan menggunakan stiker – stiker disetiap ruangan dan
membuat larangan merokok diperaturan Klinik.
b. Klinik menyusun dan mengimplenmentasikan kebijakan larangan merokok terhadap pasien,
keluarga, staf dan pengunjung tanpa terkecuali
c. Klinik secara teratur melakukan monitoring larangan merokok kepada setiap pasien, keluarga, staf
dan pengunjung yang kedapatan merokok disekitar lingkungan Fasyankes. Lingkungan Klinik
adalah semua Ruang Unit Kerja yang ada didalam batas Pagar Fasyankes.
d. Bagi pasien, keluarga, staf dan pengunjung yang kedapatan merokok akan diberikan pengarahan
dan masukan oleh tim Manajemen Fasilitas dan Keamanan
e. Klinik melindungi kesehatan masyarakat, sudah seharusnya bebas dari asap rokok karena asap
rokok dapat menimbulkan penyakit yang fatal dan penyakit yang dapat menurunkan kualitas hidup
akibat penggunaan rokok
f. Tempat kerja adalah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap dimana
tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan
dimana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya.

F. PERALATAN MEDIS
1. Pengadaan Alat Medis
a. Klinik merencanakan dan mengimplementasikan program untuk pengadaan alat medis untuk
menjamin ketersediaan dan berfungsi/layak pakainya peralatan medis tersebut
b. Fasilitas yang rusak atau sudah tidak dapat diperbaiki kembali segera di mutasi kebagian logistik
dan dibuat berita acara pergantian barang oleh bagian teknis medis.
c. Untuk penambahan (pengadaan) alat medis baru disebabkan oleh :
1) Adanya alat baru yang diperlukan pada pelayanan medis
2) Kurangnya fasilitas alat medis yang diperlukan, sehingga mengajukan penambahan alat medis
yang baru kepada bagian umum dan manajer pelayanan. Bagian umum melakukan koordinasi
dengan unit kerja untuk menentukan spesifikasi alat yang ingin diadakan.
3) Bagian umum mengajukan permohonan kepada pimpinan klinik melalui manajer pelayanan dan
bagian administrasi & keuangan untuk pengadaan alat medis yang baru.
d. Untuk penggantian alat yang lama :
KLINIK PRATAMA Jl. Raya Sine-Ketanggung km.04 Tulakan
Kec. Sine, Kab. Ngawi, Kode Pos 63264
RAWAT INAP ‘AISYIYAH SINE
Melayani Dengan Setulus Hati Email : klinikaisyiyahsine@gmail.com
WA : 085707224809

1) Pergantian alat medis harus diajukan oleh pengguna kepada Bagian umum dan manajer
pelayanan yang menyatakan bahwa alat tersebut sudah tidak layak pakai dan tidak dapat
dipergunakan lagi.
2) Mengajukan permohonan pergantian alat yang lama oleh pengguna kepada pimpinan klinik
melalui manajer pelayanan dan bagian administrasi keuangan.
e. Setiap pergantian dan pengadaan barang yang dilakukan pencatatan ke inventaris alat
2. Pemeliharaan Alat Medis
a. Klinik merencanakan dan mengimplementasikan program untuk pemeriksaan, uji coba dan
pemeliharaan peralatan medis dan mendokumentasikan hasilnya. Untuk menjamin ketersediaan dan
berfungsi / layak pakainya peralatan medis
1) Melakukan inventarisasi peralatan medis
2) Melakukan pemeriksaan peralatan medis secara teratur
3) Melakukan uji coba peralatan medis sesuai dengan penggunaan dan ketentuaannya
4) Melaksanakan pemeliharaan preventif.
b. Klinik mengumpulkan data hasil monitoring terhadap program manajemen peralatan medis. Data
tersebut digunakan dalam menyusun rencana kebutuhan jangka panjang Klinik untuk peningkatan
dan penggantian peralatan
c. Setiap kerusakan pada fasilitas Klinik segera dibuat memo permintaan perbaikan barang atau memo
permintaan pergantian barang
d. Fasilitas yang sudah tidak dapat diperbaiki kembali dibuat berita acara pergantian barang.
e. Pemeriksaan hasil uji coba dan setiap kali pemeliharaan didokumentasikan.
f. Setiap pergantian dan pengadaan barang maka dilakukan pencatatan keinventarisan alat masing –
masing bagian
g. Untuk melaksanakan koordinasi dan evaluasi wajib dilaksanakan rapat rutin bulanan minimal
satu bulan sekali
h. Laporan dilakukan setiap bulan
3. Penggunaan Produk dan Peralatan yang dalam proses penarikan
a. Klinik mempunyai sistem penarikan kembali produk/peralatan
b. Klinik mempunyai proses identifikasi, penarikan dan pengembalikan atau pemusnahan produk dan
peralatan medis yang ditarik oleh pihak pabrik atau supplair
c. Klinik membuat prosedur yang mengatur penggunaan setiap produk atau peralatan yang ditarik
kembali
d. Pengendalian dalam penggunaan barang -barang rusak dan kadaluarsa harus diidentifikasi secara
benar, barang yang sudah rusak atau kadaluarsa disimpan ditempat yang aman secara khusus, tidak
dipergunakan, tercatat dan penanganannya harus sesuai dengan instruksi kerja
e. Pemeliharaan alat medis merupakan suatu upaya yang dilakukan agar peralatan kesehatan tersebut
dapat bertahan lebih lama
f. Untuk melaksanakan koordinasi dan evaluasi wajib dilaksanakan rapat rutin bulanan minimal satu
bulan sekali
g. Laporan dilakukan setiap bulan.

G. SISTEM UTILITITAS (SISTEM PENDUKUNG)


1. Air minum dan listrik yang tersedia 24 jam sehari, tujuh hari seminggu, melalui sumber reguler
atau alternatif, untuk memenuhi kebutuhan
2. Klinik memiliki proses emergensi untuk melindungi penghuni klinik dari kejadian terganggu,
terkontaminasi atau kegagalan sistem pengadaan air minum dan listrik
3. Klinik melakukan uji coba sistem emergensi dari air dan listrik secara teratur sesuai dengan sistem dan
hasilnya didokumentasikan untuk menghadapi keadaan emergensi tersebut, klinik :
KLINIK PRATAMA Jl. Raya Sine-Ketanggung km.04 Tulakan
Kec. Sine, Kab. Ngawi, Kode Pos 63264
RAWAT INAP ‘AISYIYAH SINE
Melayani Dengan Setulus Hati Email : klinikaisyiyahsine@gmail.com
WA : 085707224809

a. Mengidentifikasi peralatan, sistem dan tempat yang potensial menimbulkan risiko tertinggi
terhadap pasien dan staf (sebagai contoh, mengidentifikasi area yang memerlukan pencahayaan,
pendinginan, dan air bersih untuk membersihkan dan mensterilkan perbekalan)
b. Melakukan asesmen dan meminimalisasi risiko dari kegagalan sistem pendukung di tempat-tempat
tersebut
c. Merencanakan sumber darurat listrik dan air bersih untuk tempat tersebut dan kebutuhannya
d. Melakukan uji coba ketersediaan dan keandalan sumber darurat listrik dan air
e. Mendokumentasikan hasil uji coba
f. Memastikan bahwa pengujian alternatif sumber air dan listrik dilakukan minimal/sekurang-
kurangnya setiap tahun.
4. Fasyankes melakukan identifikais sistem listrik, limbah, ventilasi, gas medis dan sistem kunci lainnya
secara teratur diperiksa, dipelihara, dan bila perlu ditingkatkan untuk menghindari bahaya.
5. Fasyankes mempunyai proses sistem pemeriksaan yang teratur dan melakukan pencegahan dan
pemeliharaan lainnya. Selama uji coba, perhatian ditujukan pada komponen kritis (sebagai contoh,
swiches dan relays) dari sistem tersebut.
6. Sumber listrik emergensi dan cadangan diuji coba dalam lingkungan yang direncanakan dan
mensimulasikan beban aktual yang dibutuhkan. Peningkatan dilakukan sesuai kebutuhan, misalnya
penambahan pelayanan listrik diarea yang punya peralatan baru.
7. Petugas yang ditetapkan memonitor mutu air secara teratur
8. Pemantauan dapat dilakukan oleh staf yang ditunjuk oleh Kepala Fasyankes, Fasyankes mengumpulkan
data hasil monitoring program manajemen sistem utiliti/pendukung.
9. Pemantauan sistem yang esensial/penting membantu Fasyankes mencegah terjadinya masalah dan
menyediakan informasi yang diperlukan untuk membuat keputusan dalam perbaikan sistem dan dalam
merencanakan peningkatan atau penggantian sistem utiliti/pendukung. Data hasil monitoring
didokumentasikan.

H. SAMPAH DOMESTIK DAN LIMBAH


Kegiatan operasional dan pelayanan kesehatan menghasilkan sampah domestik dan air limbah yang harus
dikelola. Klinik harus memiliki prosedur dan sarana dalam melakukan pengelolaan sampah domestik dan
limbah. Klinik menyediakan Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) sampah domestik sebelum sampah
dimanfaatkan/didaur ulang atau dibuang ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). Terdapat pemisahan sampah
domestik dan limbah menjadi 3 jenis:
1. Sampah organik
2. Sampah anorganik
3. Sampah B3 (Bahan berbahaya dan beracun )
KLINIK PRATAMA Jl. Raya Sine-Ketanggung km.04 Tulakan
Kec. Sine, Kab. Ngawi, Kode Pos 63264
RAWAT INAP ‘AISYIYAH SINE
Melayani Dengan Setulus Hati Email : klinikaisyiyahsine@gmail.com
WA : 085707224809

I. PENDIDIKAN STAF
1. Perencanaan
a. Fasyankes menetapkan Sumber Daya Manusia dengan berbagai kompetensi.
b. Fasyankes menetapkan pendidikan, keterampilan, pengetahuan dan persyaratan lain bagi seluruh
staf atau dalam menetapkan jumlah staf atau perpaduan staf yang mendukung Visi, Misi, Tujuan,
Nilai – Nilai serta Komitmen Fasyankes.
2. Orientasi dan pendidikan
Seluruh staf, baik klinis maupun non klinis diberikan orientasi tentang Fasyankes.
Adapun orientasi staf tersebut meliputi:
a. Visi, Misi, Komitmen, dan Tata nilai Fasyankes
b. Patien Safety
c. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
d. Keselamatan Kerja
e. Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana dan lain–lain

Ditetapkan di: Ngawi


Pada tanggal: 10 Januari 2023
PIMPINAN KLINIK PRATAMA RAWAT INAP ‘AISYIYAH SINE

dr. Rhea Auliya Anggareni


SIP: 440/012/404.102/IZIN/2021

Anda mungkin juga menyukai