Anda di halaman 1dari 5

DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH MATARAM

PEMBERI PELAYANAN KESEHATAN KLINIK UNRAM

KEPUTUSAN KEPALA KLINIK UNIVERSITAS


MATARAM
Nomor : 17 / KEP / PPK / PMKP / I

/2023 tentang

SASARAN-SASARAN KESELAMATAN PASIEN

KEPALA KLINIK UNIVERSITAS MATARAM

Menimbang : a. bahwa dalam upaya peningkatan mutu layanan klinis perlu


ditetapkan ukuran-ukuran mutu layanan klinis yang menjadi
sasaran peningkatan layanan klinis;
b. bahwa sehubungan dengan butir a tersebut diatas ditetapkan
sasaran-sasaran keselamatan pasien.

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999


Tentang Perlindungan Konsumen, Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 42;
2. Undang-Undang Republik Indonesia No 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan, Lembaran Negara Republic Indonesia Tahun 2009
Nomor 144
3. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2016 Tentang Fasilitas
Pelayanan Kesehatan;
4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2012
Tentang Sistem Kesehatan Nasional, Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 193;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71
Tahun 2013 Tentang Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan
Kesehatan Nasional;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9
Tahun 2014 Tentang Klinik;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46
Tahun 2015 Tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama,
Tempat Praktik Mandiri Dokter, Dan Tempat Praktik Mandiri
Dokter Gigi;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11
Tahun 2017 Tentang Keselamatan Pasien;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 34
Tahun 2022 Tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik, Laboratorium
Kesehatan, Unit Teranspusi Darah, Tempat Praktik Mandiri
Dokter, Dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA KLINIK UNIVESITAS MATARAM TENTANG


SASARAN-SASARAN KESELAMATAN PASIEN.

Kesatu : Sasaran-sasaran keselamatan pasien seperti yang tertera dalam


lampiran

Kedua :
Surat Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan
dengan catatan apabila dikemudian hari ternyata terdapat
kekeliruan dalam Surat Keputusan ini, akan diadakan
pembetulan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Mataram
pada tanggal :

Kepala Klinik Universitas Mataram

dr.

NIP
Lampiran Kep Kepala klinik Universitam
Mataram
Nomor : 17/KEP/PPK/PMKP/I/2022
Tanggal : 09 Januari 2022

SASARAN KESELAMATAN PASIEN

Tujuan dari ditetapkannya sasaran keselamatan pasien adalah untuk


mendorong perbaikan spesifik dalam keselamatan pasien. Sasaran menyoroti
bagian-bagian yang bermasalah dalam pelayanan kesehatan dan menjelaskan bukti
serta solusi dari konsensus berbasis bukti dan keahlian atas permasalahan ini.

Untuk meningkatkan keselamatan pasien perlu dilakukan pengukuran


terhadap sasaran-sasaran keselamatan pasien.

Indikator pengukuran sasaran keselamatan pasien seperti pada tabel berikut ini :

NO INDIKATOR SASARAN KESELAMATAN PASIEN TARGET


1. Mengidentifikasi Pasien Dengan Benar 100%

2. Meningkatkan Komunikasi Yang Efektif 100%

3. Meningkatkan Keamanan Obat-Obatan Yang Harus 100%


diwaspadai

4. Memastikan Lokasi Pembedahan Yang Benar, 100%


Prosedur Yang Benar, Pembedahan Pada Pasien Yang
Benar

5. Mengurangi Resiko Infeksi Akibat Perawatan 100%


Kesehatan

6. Mengurangi Resiko Cedera Pasien Akibat Jatuh 100%

Tabel 1. Indikator Sasaran Keselamatan Pasien

1. MENGIDENTIFIKASI PASIEN DENGAN BENAR


a. Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas pasien, tidak boleh
menggunakan nomor kamar atau lokasi pasien.
b. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat, darah, atau produk darah.
c. Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah dan spesimen lain untuk
pemeriksaan klinis pasien diidentifikasi sebelum pemberian pengobatan dan
tindakan/ prosedur.
2. MENINGKATKAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF
a. Perintah lisan dan yang melalui telepon ataupun hasil pemeriksaan dituliskan
secara lengkap oleh penerima perintah atau hasil pemeriksaan tersebut.
b. Perintah lisan dan melalui telepon atau hasil pemeriksaan secara lengkap
dibacakan kembali oleh penerima perintah atau hasik pemeriksaan tersebut.
c. Perintah atau hasil pemerilsaan dikonformasi oleh individu yang memberi
perintah atau hasil pemeriksaan tersebut
d. Kenijakan dan prosedur mendukung praktek yang konsisten dalam melakukan
verifikasi terhadap akurasi dari komunikasi lisan melalui telepon.

3. MENINGKATKAN KEAMANAN OBAT-OBATAN YANG HARUS DIWASPADAI


a. Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan agar memuat proses identifikaasi,
lokasi, pemberi label, dan penyimpanan obat-obat yang perlu diwaspadai.
b. Kebijakan dan prosedur diimplemetasikan.
c. Elektrolit konsentrat tidak berada di unit pelayanan pasien kecuali jika
dibutuhkan secara klinis dan tindakan diambil untik mencegah pemberian
yang tidak sengaja di area tersebut, bila diperkenankan kebijakan.
d. Elektrolit konsentrat yang didimpan di unit pelayanan pasien harus diberi label
yang jelas, dan disimpan pada area yang dibatasi ketat (restricted).

4. MEMASTIKAN LOKASI PEMBEDAHAN YANG BENAR, PROSEDUR YANG


BENAR, PEMBEDAHAN PADA PASIEN YANG BENAR
a. Fasilitas kesehatan menggunakan suatu checklist atau proses lain untuk
memverifikasi dasar preoperasi tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien
dan semua dokumen serta peralatan yang diperlukan tersedia, tepat, dan
fungsional.
b. Tim operasi yang lengkap menerapkan dan mencatat prosedur “sebelum
insisi/time-out” tepat sebelum dimualainya suatu prosedur/tindakan
pembedahan.
c. Kebijakan dan prosedur dikembangkan untuk mendukung keseragaman
proses untuk memastikan tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien,
termasuk prosedur medis dan tindakan pengobatan gigi/dental yang
dilaksanakan diluar kamar operasi.
5. MENGURANGI RESIKO INFEKSI AKIBAT PERAWATAN KESEHATAN
a. Fasilitas pelayanan kesehatan mengadopsi atau mengadaptasi pedoman
hand hygiene terbaru yang diterbitkan dan sudah diterima secara umu (al. dari
WHO Patient Safety).
b. Fasilitas pelayanan kesehatan menerapkan program hand hygiene yang
efektif.
c. Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan untuk mengarahkan
pengurangan secara berkelanjutan risiko infeksi yang terkait pelayanan
kesehatan.

6. MENGURANGI RESIKO CEDERA PASIEN AKIBAT TERJATUH


a. fasilitas pelayanan kesehatan menerapkan proses asesmen awal resiko
pasien jatuh dan melakukan asesmen ulang terhadap pasien bila diidikasikan
terjadi perubahan kondisi atau pengobatan.
b. Langkah-langkah diterapkan untuk mengurangi resiko jatuh bagi mereka yang
pada hasil asesmen dianggap beresiko

Kepala Klinik Universitas Mataram

Dr. Bayu Tirta


Dirja,Ph.D,Sp.KL,SubspKP
NIP:

Anda mungkin juga menyukai