TENTANG
Menimbang : a. Bahwa dalam upaya peningkatan mutu pelayanan klinis tidak hanya ditentukan
oleh sistem pelayanan yang ada, tetapi juga perilaku pemberi pelayanan yang
mencerminkan budaya mutu dan keselamatan pasien;
b. Bahwa salah satu program yang harus dilaksanakan di Klinik adalah
penerapan International Patient Safety Goals (IPSG) atau 6 sasaran keselamatan
pasien (SKP);
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan;
4. Peraturan mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 269 Tahun 2008 tentang
Rekam Medis;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014 tentang
Klinik;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2015 tentang
Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter dan
Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Keselamatan Pasien;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2019 Tentang
Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan;
9. Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2022
tentang Rekam Medis Elektronik;
10. Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2022
Tentang Indikator Nasional Mutu
11. Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017tentang
keselamatan pasien
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Bekasi
Pada tanggal : Mei 2023
I. Pengertian :
1. Penerapan Sasaran Keselamatan Pasien adalah semua kegiatan yang mendukung
keselamatan pasien yang harus dikerjakan dan dilakukan olehseluruh karyawan Klinik
Pratama Polresta Bogor Kota untuk menyediakan perawatan kesehatan yang aman dan
berkualitas tinggi.
2. 6 (enam) Sasaran Keselamatan Pasien meliputi:
a. Mengidentifikasi Pasien Dengan Benar
b. Meningkatkan Komunikasi Yang Efektif
c. Meningkatkan Keamanan Obat-Obatan Yang Harus Diwaspadai
d. Memastikan Lokasi Pembedahan Yang Benar, Pembedahan Pada PasienYang
Benar
e. Mengurangi Resiko Infeksi Akibat Perawatan Kesehatan
f. Mengurangi Resiko Cedera Pasien Akibat Terjatuh
II. Tujuan :
1. Identifikasi pasien untuk mengidentifikasi dengan benar pasien sebelum dilakukan
prosedur pelayanan atau pengobatan untuk mencegah terjadinya salah pasien, salah
obat, salah tindakan dan untuk menjamin keselamatan pasien
2. Komunikasi yang efektif : untuk mengurangi kesalahan pasien, salah tindakan /
prosedur, salah terapi, salah penapsiran, dan meningkatkan penerimaan
pasien/keluarga tentang perawatan yang diberikan.
3. Keamanan Obat-obatan Yang Harus Di waspadai untuk meningkatkan keamanan
pengunaan obat-obat guna memastikan keselamatan pasien.
4. Memastikan Lokasi Pembedahan Yang Benar: Prosedur yang Benar, Pembedahan
Pada pasien yang Benar untuk mencegah terjadinya salah lokasi pembedahan, salah
prosedur dan salah pasien.
5. Resiko Infeksi Akibat Perawatan Kesehatan untuk mengurangi resiko infeksi akibat
perawatam kesehatan.
6. Resiko Cedera pasien akibat terjatuh untuk mengurangi resiko jatuh pada pasien dan
mengurangi resiko cedera akibat jatuh.
III. Kebijakan:
1. Penerapan Sasaran 1: Identifikasi Pasien
a. Klinik wajib melakukan identifikasi dengan benar bagi semua pasien yang mendapat
pelayanan di semua unit untuk mencegah salah pasien, salah obat dan salah
tindakan.
b. Identitas dengan benar yang dimaksud meliputi 2 identifikasi yaitu nama lengkap dan
tanggal lahir, apabila pasien tidak dapat menyebutkan tanggal lahir, pasien/keluarga
dapat menyebutkan alamat rumah, dan petugas mencocokan dengan nomor rekam
medis pada berkas rekam medis pasien.
c. Yang melakukan proses identifikasi adalah petugas Klinik yang terlibat dalam
pelayanan pasien .
d. Saat pasien mendaftar untuk pemeriksaan di Klinik, petugas pendaftaran
menanyakan nama lengkap pasien dan mencocokan dengan identitas diri yang berupa
KTP /SIM / Passport/ kartu pendaftaran Klinik/ kartu identitas yang lain.
e. Identifikasi pasien rawat jalan dan layanan penunjang dilakukan dengan cara
memanggil nama pasien setelah mendekat pasien ditanya denganpertanyaan terbuka
yang menanyakan nama lengkap pasien, tanggal lahir dan atau alamat serta
mencocokan dengan berkas rekam medis.
f. Untuk pasien tertentu ditambahkan tanda resiko yang ditempelkan padaDada kanan
atas:
1) Tanda resiko warna merah bertuliskan alergi untuk pasien yang mempunyai
riwayat alergi atau mengalami alergi
2) Tanda resiko warna kuning bertuliskan ResikoJatuh, untuk pasien yang beresiko
jatuh
g. Identifikasi pasien tidak boleh menggunakan no kamar pasien atau lokasi tempat
pelayanan / ruang rawat.
h. Semua pasien harus diidentifikasi dengan cara menanyakan nama lengkap pasien,
tanggal lahir, dan nomor rekam medis sebelum dilakukan:
1) Pemberian obat.
2) Prosedur tindakan
i. Semua pasien yang dinyatakan keluar dari Klinik dan siap pulang, Tanda Resiko
harus dilepas dengan cara Mencopotnya.
j. Pasien yang dirujuk ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan, Tanda resiko harus
tetap terpasang, dan dijelaskan kepada petugas yang menerima disana.
k. Pelaksanaan identifikasi dilakukan secara konsisten di Klinik Pratama Polresta
Bogor Kota
1) Penyimpanan
a) Setiap satelit farmasi dan poliklinik memiliki daftar obat high alert
b) Setiap tempat penyimpanan obat high alert diberi selotip merah disekeliling
tempat penyimpanan obat high alert yang terpisah dari obat lain.
c) Obat LASA disimpan dengan cara ditempatkan tidak bersebelahan dengan obat
lasa padanannya.
d) Obat LASA yang memiliki penulisan nama yang mirip ditulis dengan metode
TALLMAN lettering pada tempat penyimpanan obat, yang dimaksud dengan
metode TALLMAN lettering adalah cara menuliskan nama obat yang mirip,
dimana nama yang berbeda ditulis lebih besar dengan hurup kapital. Contoh:
PHENObarbital dengan PHENTObarbital.
e) Obat narkotka disimpan dilemari narkotika yang terkunci dengan baik. Anak
kunci di kuasai oleh penanggung jawab atau petugas lain yang dikuasakan.
2) Pelabelan
a) Obat high alert diberi label berbentuk segi delapan bertuliskan high alertwarna
putih dengan dasar merah per obat. Pelabelan juga dilakukan pada obat high
alert yang sudah dikeluarkan dari tempat aslinya, serta obat emergency di troly
emergensi.
b) Obat lasa diberi label warna dasar hijau berbentuk bulat bertuliskan LaSa
warna hitam, label di tempel pada tempat penyimpanan obat.
f. Setiap tindakan pengenceran elektrolit pekat dilakukan double check di
dokumentasikan, dan dikerjakan oleh petugas farmasi/petugas kesehatan yang
kompeten.
Ditetapkan di : Bekasi
Pada tanggal : Mei 2023
R T
R T
Label LASA
LASA
2. Alur penyiapan dan penyerahan obat high alert & LASA
DOKTER
Menulis resep obat hig alert
PETUGAS FARMASI
Melakukan verifikasi resep
TID YA
PENYIAPAN OBAT
PEMBERIAN
ETIKET
PENGECEKAN
KEMBALI
TID YA
PENYERAHAN OBAT
PENGECEKAN OLEH
PERAWAT
SELESAI
Lampiran -5
HIGHALERT
No. NamaObat Merk Kekuatan
1. Epinefrin inj 1 mg/ml
2. Glibenclamid 5 mg
3. Glimepiride Glamarol 2 mg
4. Lidocain, epinefrininj Pehacaininj
5. Metformin Eraphage 500 mg
Sebelum tindakan
aseptik
Setelah kontak
cairan tubuh
Setelah kontak
lingkungan pasien
Lampiran -7
Anak Dewasa
a. Pengkajian
No Penilaian / pengkajian Ya Tidak
A Cara berjalan (salah satu atau lebih)
1. Tidak seimbang/ sempoyongan/limbung
2. Jalan dengan menggunakan alat bantu (kruk, tripot,kursi
roda,orang lain)
B Menopang saat akan duduk: tampak memegang pinggiran
meja atau kursi/ benda lain sebagai penopang saat akan
duduk
b. Hasil
No Hasil Penlaian/pengkajian Keterangan
1 Tidak berisiko Tidak ditemukan a & a
2 Resiko rendah Ditemukan salah satu dari a
&b
3 Resiko tinggi Ditemukan a & b
c. Tindakan
No Hasil kajian Tindakan Ya Tidak TTD/namapetug
as
1 Tidak berisiko Tiadak ada
tindakan
2 Resiko rendah Edukasi
3 Resiko tinggi Pasang pita
kuning
edukasi
5. Chek list Sarana atau Prasarana yang Mengakibatkan Resiko Jatuh
No Sarana/peralatan Kondisi sarana/peralatan Ya Tidak
1 Kursiroda Reem: aman untuk digunakan
Bagian kaki:mudah diatur Pedal
kaki: dapat dilipat
dengan mudah sehingga
pasien dapat berdiri
Dapat berdiri: tidak
melengkung
Hanya digunakan untuk
kebutuhan mobilitas
2 Brankard Rem :aman digunakan
Penghalang:mudah dibukajika
diperlukan untuk transfer Roda
: stabil dan dapat
bergerak bebas
Hanya digunakan untuk
kebutuhan mobiltas
Baut:terpasang bagus tidak
ada yang terlepas
Ditetapkan di : Bogor
Pada tanggal : 16 Januari 2023