Anda di halaman 1dari 8

KLINIK PRATAMA MODERN MEDIKA CIKANDE

Jl. Raya Serang KM 68 Ruko B6-B7 Komplek Modern Industri Cikande


Kec. Kibin Kab. Serang, Banten
Telp. ( 0254 ) 400554, HP. 087889923908, Fax (0254) 400556
Email:klinikmmcikande@gmail.com

KLINIK PRATAMA MODERN MEDIKA CIKANDE


KEPUTUSAN PIMPINAN KLINIK MODERN MEDIKA CIKANDE
NOMOR:
TENTANG
IDENTIFIKASI PASIEN

Menimbang a. dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan dan mewujudkan


keselamatan pasien (Pasien Safety) di Klinik Modern Medika
Cikande, maka perlu dibuatkan tentang pedoman pelaksanaan
sistem identifikasi pasien guna mencegah terjadinya kekeliruan
dalam proses pemberian pelayanan;
b. bahwa agar pelaksanaan system identifikasi pasien dapat
berjalan dengan baik dan lancar maka diperlukan pedoman
pelaksanaan;
c. bahwa untuk maksud butir a dan b maka diperlukan Keputusan
Kepala klinik tentang berlakunya Pedoman Pelaksanaan
Sistem Identifikasi Pasien di Klinik Modern Medika Cikande.

Mengingat 1. Undang-Undang No 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan


2. Peraturan Menteri Kesehatan No 9 Tahun 2014 Tentang Klinik
3. Peraturan Menteri Kesehatan No 11 Tahun 2017 Tentang
Keselamatan pasien
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24
Tahun 2022 Tentang Rekam Medis
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 34 Tahun 2022 tentang
Akreditasi Pusat Kesehatan Masyarakat, Klinik, Laboratorium
Kesehatan, Unit Transfusi Darah, Tempat Praktik Mandiri
Dokter, dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi
6. Manual Rekam Medis atau E clinic
MEMUTUSKAN
Menetapkan SURAT KEPUTUSAN PIMPINAN KLINIK TENTANG PEDOMAN
PELAKSANAAN SISTEM IDENTIFIKASI PASIEN DI KLINIK MODERN
MEDIKA CIKANDE
Kesatu Diberlakukannya Pedoman Tentang Pelaksanaan Sistem Identifikasi
Pasien maka menjadi acuan petugas identifikasi dalam
mengidentifikasi pasien;
Kedua Menugaskan petugas identifikasi harus memiliki kecermatan,ketelitian
dan ketepatgunaan dalam proses pengidentifikasian pada pasien.
Ketiga Petugas Identifikasi Pasien meliputi Keperawatan, Rekam Medis,
Dokter;
Keempat Surat Keputusan Ini berlaku sejak tanggal ditetapkan;

Kelima Apabila terdapat kekeliruan dalam surat keputusan ini akan dilakukan
pembetulan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Serang
Pada Tanggal : 10 Januari 2023
Pimpinan Klinik Pratama Modern Medika Cikande

dr. Sri Lestari, MS, SpOk


LAMPIRAN
KEPUTUSAN PIMPINAN
KLINIK MODERN MEDIKA CIKANDE
NOMOR :
TENTANG : PELAYANAN KLINIS

PELAYANAN KLINIS KLINIK MODERN MEDIKA CIKANDE

A. PENDAFTARAN PASIEN
1. Pendaftaran pasien harus dipandu dengan prosedur yang jelas.
2. Pendaftaran dilakukan oleh petugas yang kompeten yang memenuhi kriteria
sebagai berikut:
a. Syarat Kepribadian

- Mampu berkomunikasi dengan baik


- Sopan
- Ramah
- Sabar
- Penampilan diri yang baik.

b. Syarat Keahlian

- Mampu mengoprasikan komputer


- Mampu menyusun laporan
- Mampu berkorespondensi
- Tata penyimpanan arsip
- Teknik berkomunikasi dengan telpon
- Teknik mengetik surat.

3. Pendaftaran pasien memperhatikan keselamatan pasien.


4. Identitas pasien harus dipastikan minimal dengan cara identifikasi sebagai berikut:
a) Nama pasien
b) Umur/Tanggal Lahir
c) Alamat
5. Informasi tentang jenis pelayanan klinis yang tersedia dan informasi lain yang
dibutuhkan masyarakat yang meliputi :
a) Jenis pelayanan
b) Tarif pelayanan
c) Informasi tentang kerjasama dengan fasilitas keschatan lain harus dapat
disediakan ditempat pendaftaran.
6. Hak dan kewajiban pasien harus diperhatikan pada keseluruhan proses pelayanan
yang di mulai dari pendaftaran.
7. Hak dan Kewnjiban pasien sesuai dengan Undang Undang Nomor 36 Tahun 2009.
8. Hak pasien meliputi:
a) Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis
b) Menerima pendapat dokter atau dokler gigi lain
c) Mendapatkan pelayanan sesuai kebutuhan medis
d) Menolak tindakan medis
e) Mendapatkan isi rekam medis
f) Memilih tenaga medis sesuai dengan keinginan (bila memungkinkan).
9. Kewajiban pasien meliputi :
a) Memberi informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah kesehatannya
b) Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter dan dokter gigi
c) Mematuhi ketentuan yang berlaku disarana pelayanan kesehatan
d) Memberi imbalan jasa atas pelayanan yang diterima
e) Membawa kartu identitas dan kartu jaminan kesehatan.
10. Kendala fisik, bahasa dan budaya serta penghalang lain wajib diidentifikasikan dan
ditindak lanjuti.

B. PENGKAJIAN, KEPUTUSAN DAN RENCANA LAYANAN


1. Kajian awal dilakukan secara paripurna oleh tenaga yang kompeten melakukan
pengkajian.
2. Kajian awal meliputi kajian medis, kajian keperawatan, kajian kebidanan dan kajian
lain oleh tenaga profesi kesehatan sesuai dengan kebutuhan.
3. Proses kajian dilakukan mengacu standar profesi dan standar asuhan.
4. Proses kajian dilakukan dengan memperhatikan tidak terjadinya pengulangan yang
tidak perlu baik dalam pemeriksaan penunjang maupun pemberian terapi.
5. Informasi kajian baik medis, keperawatan, kebidanan dan profesi kesehatan lain
wajib diidentifikasi dan dicatat dalam rekam medis.
6. Proses kajian dilakukan sesuai dengan langkah-langkah standar prosedur
operasional/SOAP.
7. Proses koordinasi dan komunikasi dalam pelayanan klinis antar praktisi baik pada
wakta transfer maupun pergantian shift, maupun pelaporan kasus dan instruksi
tindakan sesuai dengan standar prosedur operasional.
8. Pasien prioritas dilayani sesuai dengan SOAP.
9. Pasien dengan kondisi gawat darurat dan berisiko tinggi harus diprioritaskan dalam
pelayanan.
10. Kajian dan perencanaan asuhan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan profesional
yang kompeten.
11. Jika dilakukan pelayanan secara tim, tim kesehatan antar profesi harus tersedia,
terdiri dari dokter, perawat, dan bidan.
12. Pendelegasian wewenang baik dalam kajian maupun keputusan layanan harus
dilakukan melalui proses pendelegasian wewenang.
13. Pendelegasian wewenang diberikan kepada tenaga kesehatan profesional yang
memenuhi persyaratan.
14. Proses kajian, perencanaan dan pelaksanaan layanan dilakukan dengan peralatan
dan tempat yang memadai.
15. Peralatan dan tempat pelayanan wajib menjamin keamanan pasien dan petugas.
16. Rencana layanan dan pelaksanaan layanan dipandu oleh prosedur klinis yang
dibakukan.
17. Jika dibutuhkan rencana layanan terpadu, maka kajian awal, rencana layanan dan
pelaksanaan layanan disusun secara kolaboratif dalam tim layanan yang terpadu.
18. Rencana layanan disusun untuk tiap pasien dan melibatkan pasien.
19. Penyusunan rencana layanan mempertimbangkan kebutuhan biologis, psikologis,
sosial, spiritual dan memperhatikan tata nilai budaya pasien.
20. Rencana layanan disusun dengan hail dan waktu yang jelas dengan memperhatikan
efisiensi sumber daya.
21. Resiko yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan layanan harus didentifikasikan.
22. Efek samping dan resiko pelaksanaan layanan dan pengobatan harus
diinformasikan kepada pasien.
23. Rencana layanan harus dicatat dalam rekam medis.
24. Rencana layanan harus memuat pendidikan/penyuluhan pasien.

C. PELAKSANAAN LAYANAN
1. Pelaksanaan layonan dipandu dengan pedoman dan prosedur pelayanan klinis.
2. Pedoman dan prosedur layanan klinis meliputi : pelayanan medis, keperawatan.
kebidanan dan pelayanan profesi keschatan yang lain
3. Pelaksanaan layanan dilakukan sesuai rencana layanan.
4. Pelaksanaan yang terintegrasi dari seluruh layanan.
5. Pelaksanaan layanan dan perkembangan pasien harus dicatat dalam rekam medis.
6. Jika dilakukan perubahan rencana layanan harus dicatat calam rekam medis.
7. Tindakan medis/pengobatan yang beresiko wajib diinformasikan pada pasien
sebelum mendapatkan persetujuan.
8. Pemberian informasi dan persetujuan pasien (informed consent) wajib
didokumentasikan.
9. Pelaksanaan layanan klinis harus dimonitor, dievaluasi dan ditindak lanjut.
10. Evaluasi harus dilakukan terhadap pelaksanaan kegiatan dan tindak lanjut.
11. Pasien lansia diprioritaskan dalam pelayanan klinis.
12. Pasien dengan diagnosa TB harus di tangani sesuai dengan prosedur pelayanan
kasus.
13. Kasus-kasus gawat darurat harus diprioritaskan dan dilaksanakan sesuai prosedur
pelayanan pasien gawat darurat.
14. Kasus-kasus berisiko tinggi harus ditangani sesuai dengan prosedur pelayanan
kasus berisiko tinggi.
15. Kasus-kasus yang perlu kewaspadaan universal terhadap terjadinya infeksi harus
ditangani dengan memperhatikan prosedur pencegahan (kewaspadaan universal).
16. Pemberian obat/cairan intra vena haras dilaksanakan dengan prosedur pemberian
obat/cairan yang baku dan mengikuti prosedur aseptic.
17. Kinerja pelayanan klinis harus dimonitor dan dievaluasi dengan indikator yang jelas.
18. Hak dan kebutuhan pasien harus diperhatikan pada saat pemberian layanan.
19. Keluhan pasien/keluarga wajib diidentifikasi, didokumentasikan dan ditindak lanjuti.
20. Penulisan Rekam Medis harus lengkap dan terencana untuk menghindari
pengulangan yang tidak perlu.
21. Petugas kesehatan lain wajib memberitahu petugas yang bersangkutan jika terjadi
pengulangan yang tidak perlu seperti pemeriksaan penunjang diagnostik, tindakan
atau pemberian obat.
22. Petugas kesehatan lain wajib memberitahu petugas yang bersangkutan jika terjadi
pengulangan yang tidak perlu sepertu pemeriksaan penunjang diagnostik, tindakan
atau pemberian obat.
23. Pelayanan mulai dari pendaftaran, pemeriksaan fisik. pemeriksaan penunjang,
perenconoon layonan, pelaksanaan layonan, pemberian obat/tindakan, sampai
dengan pasien pulang atou dirujuk harus dijamin kesinambungannya.
24. Pasien berhak untuk menolak pengobatan.
25. Pasien berhak untuk menolak jika dirujuk ke sarana keschatan lain.
26. Penolakan untuk melanjutkan pengobatan maupun untuk rujukan dipandu oleh
prosedur yang baku.
27. Jika pasien menolak untuk pengobatan alau rujukan, wajib diberikan informasi
tentang hak pasien untuk membuat keputusan, akibat dari keputusan dan tanggung
jawab mereka berkenaan dengan keputusan tersebut.
28. Pelayanan anastesi dan pembedahan harusdipandu dengan prosedur baku.
29. Jenis anastesi yang dilakukan adalah anastesi lokal, anastesi blok mandibular,
anastesi infiltrasi dengan obat Lidocaine Compusitum 2% dan Pehacain.
30. Pelayanan anastesi dan pembedahan harus dilaksanakan oleh petugas yang
kompeten.
31. Sebelum melakukan anastesi dan pembedahan harus mendapatkan informed
consent.
32. Status pasien wajib dimonitor setelah pemberian anastesi dan pembedahan.
33. Pendidikan/penyuluhan keschatan pada pasien dilaksanakan sesuai dengan rencana
layanan.
34. Daftar Kasus Gawat Darurat dan Beresiko Tinggi yang biasa ditangani :
Gawat Darurat:
- Luka lecet, sayat, robek, bakar
- Cidera kepala ringan
- Acute Abdomen
- Kejang Demam
- Cedera kepala ringan
- Hiperemesis gravidarum
- Serangan asma (ringan)
Beresiko Tinggi :
- Tuberculosis paru

D. RENCANA RUJUKAN
1. Pemulangan pasien sesuai prosedur yang baku.
2. Dokter yang menangani bertanggung jawab untuk melaksanakan proses
pernulangan/rujukan.
3. Umpan balik dari fasilitas rujukan wajib ditindak lanjuti oleh dokter yang menangani.
4. Jika pasien tidak mungkin dirajuk. klinik wajib memberikan alternatif pelayanan.
5. Rujukan pasien harus disertai dengan resume klinis.
6. Resume klinis meliputi: nama pasien, kondisi klinis, prosedur/tindakan yang telah
dilakukan. dan kebutuhan akan tindak lanjut.
7. Pasien diberi informasi tentang hak untuk memilih tempat rujukan.
8. Pasien dengan kebutuhan khusus perlu didampingi oleh petugas yang kompeten.
9. Kriteria merujuk pasien sesuai dengan pedoman pelayanan.
10. Pada saat pemulangan, pasien/keluarga pasien harus diberi informasi tentang tindak
lanjut layanan.

E. PENGELOLAAN OBAT LASA DANOBAT HIGH ALERT


1. Petugas membuat daftar obat LASA dan Obat High Alert
2. Berikan label obat yang beresiko tinggi
3. Memperbaharui daftar obat.

Mengetahui,
Pimpinan Klinik Modern Medika Cikande

dr. Sri Lestari, MS, SpOk

Anda mungkin juga menyukai