Anda di halaman 1dari 8

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS LEMBANG
JL.Raya Lembang Kp.Lekor RT.03 RW.01 Desa.Lembang Kecamatan Leles
Kabupaten Garut Kode Pos 44152
email : pkmlembang91@gmail.com

KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS LEMBANG

NOMOR: 062/SK/PKM-LMB/VI/2023

TENTANG
SASARAN KESELAMATAN PASIEN
DI LINGKUNGAN UPT PUSKESMAS LEMBANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA UPT PUSKESMAS LEMBANG,

Menimbang : a. bahwa dalam upaya peningkatan mutu layanan klinis perlu


ditetapkan ukuran-ukuran mutu layanan klinis yang menjadi
sasaran peningkatan layanan klinis;
b. bahwa sehubungan dengan butir a tersebut diatas ditetapkan
sasaran keselamatan pasien;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a dan b diatas, perlu ditetapkan dengan Surat
Keputusan Kepala Puskesmas Lembang;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 Praktik Kedokteran


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3441);
2. Peraturan Menteri Kesehatan nomor
269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis;
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 298, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5607);
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017 Tentang
Keselamatan Pasien
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1438/ MENKES/ PER/X/2010 tentang Standar Peleyanan
Kedokteran (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor
464);
6. Permenkes No.43 tahun 2019 tentang Puskesmas;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 34 Tahun 2022 tentang
Akreditasi Pusat Kesehatan Masyarakat, Klinik, Laboratorium
Kesehatan, Unit Tranfusi Darah, Tempat Praktek Mandiri Dokter, Tempat
mandiri Praktik Dokter Gigi.

8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomer 165 Tahun 2023 Tentan


Akreditasi Pusat Kesehatan Masyarakat

9. Keputusan Direktur Jendral Pelayanan Kesehatan Nomor


HK.02.02/D/4871/2023 Tentang Instrumen Survey Akreditasi Pusat
Kesehatan Masyarakat

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS LEMBANG


TENTANG SASARAN KESELAMATAN PASIEN DI
LINGKUNGAN UPT PUSKESMAS LEMBANG

KESATU : Menentukan sasaran-sasaran keselamatan pasien seperti yang


tertera dalam lampiran surat keputusan ini ;

KEDUA : Asesmen Pasien Jatuh


Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila
ternyata kemudian hari terdapat perubahan, maka surat
keputusan ini akan ditinjau kembali.

Ditetapkan di : Garut
Pada Tanggal : 19 Juni 2023

KEPALA UPT PUSKESMAS


LEMBANG

Lia Sriwati Waluya, SKM


Penata Tk I
NIP. 19660423 198903 2 005

Salinan sesuai dengan


Aslinya
KASUBBAG TATA
USAHA

Fathiah Choeriah, SKM


Penata Muda Tk I
NIP. 19820214 201409 2 002
LAMPIRAN I
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
LEMBANG
NOMOR: 062/SK/PKM-LMB/VI/2023
TENTANG SASARAN KESELAMATAN
PASIEN
UPT PUSKESMAS LEMBANG

SASARAN KESELAMATAN PASIEN


DI UPT PUSKESMAS LEMBANG

1. Puskesmas menyelenggarakan keselamatan pasien


2. Penyelenggaraan keselamatan pasien dilakukan melalui pembentukan sistem
pelayanan yang menerapkan:
a. Standar Keselamatan pasien
1) Hak Pasien
2) pendidikan bagi pasien dan keluarga;
3) Keselamatan Pasien dalam kesinambungan pelayanan;
4) Penggunaan metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan
peningkatan Keselamatan Pasien;
5) Peran kepemimpinan dalam meningkatkan Keselamatan Pasien
6) Pendidikan bagi staf tentang Keselamatan Pasien: dan
7) Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai Keselematan
Pasien.
b. Sasaran keselamatan pasien
1) Mengidentifikasi pasien dengan benar;
2) Meningkatkan komunikasi yang efektif;
3) Meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus diwaspadai;
4) Memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang benar,
pembedahan pada pasienyang benar;
5) Mengurangi risiko infeksi akibat perawatan kesehatan; dan
6) Mengurangi risiko cedera pasien akibat terjatuh.
c. Tujuh langkah menuju keselamatan
1) Membangun kesadaran akan nilai Keselamatan Pasien;
2) Memimpin dan mendukung staf;
3) Mengintegrasikan aktivitas pengelolaan risiko;
4) Mengembangkan sistem pelaporan;
5) Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien;
6) Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan
pasien;
7) Mencegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien.

d. Identifikasi Pasien pada Kondisi Khusus


1) Hambatan Bahasa menggunakan bahasa daerah di Indonesia maka
berkoordinasi dengan pendamping pasien /keluarga
2) Pasien dengan Kendala Fisik Terdiri dari : Tuli, Buta, Bisu, Pincang, Pasien
Lansia. Jika pasien datang dengan kondisi kebutuhan khusus maka koordinasi
antara petugas pelayanan dan keluarga pasien untuk mendampingi selama
pelayanan.
3) Pasien dengan penurunan kesadaran
4) Pasien dengan gangguan mental dan jiwa
3. Keselamatan Pasien adalah suatu sistem yang membuat asuhan pasien lebih aman,
meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan risiko pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, serta implementasi solusi
untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan
oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil.

4. Insiden Keselamatan Pasien yang selanjutnya disebut Insiden, adalah setiap kejadian yang
tidak disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera
yang dapat dicegah pada pasien.
5. Tujuan dari ditetapkannya sasaran keselamatan pasien adalah untuk mendorong perbaikan
spesifik dalam keselamatan pasien.
6. Indikator sasaran keselamatan pasien di Puskesmas Lembang antara lain :

NO INDIKATOR SASARAN KESELAMATAN PASIEN TARGET

1. Ketepatan Identifikasi Pasien 100%


2 Peningkatan komunikasi yang efektif 100%
3 Peningkatan keamanan pelayanan obat 100%
4. Kepastian lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang
100%
benar dan pembedahan pada pasien yang benar
5. Pengurangan resiko infeksi akibat perawatan 100 %
kesehatan
6. Pengurangan resiko pasien Jatuh 100%

7. Pengukuran sasaran keselamatan pasien menggunakan metode perhitungan sebagai


berikut :
1. Ketepatan Identifikasi Pasien
Identifikasi pasien yang tepat meliputi yaitu : nama, tanggal lahir dan alamat
pasien. Kegiatan identifikasi pasien dilakukan pada saat pendaftaran
pelayanan klinis, pelayanan farmasi, pengambilan spesimen atau pemberian
Tindakan. Pengukuran indikator dilakukan dengan cara menghitung jumlah pasien
yang teridentifikasi tepat yang disurvei pada suatu unit pelayanan dibagi jumlah
seluruh pasien yang dilayani pada unit pelayanan tersebut,

Jumlah pasien yang teridentifikasi tepat


X 100%
Jumlah seluruh pasien yang dilayani

2. Peningkatan komunikasi yang efektif


Membangun komunikasi yang efektif diantara pemberi layanan agar
meminimalisir kesalahan- kesalahan yang terjadi akibat komunikasi yang tidak
efektif. Komunikasi efektif akan mengurangi kesalahan dan meningkatkan
keselamatan pasien.Pengukuran indikator dilakukan dengan cara menghitung
jumlah komunikasi efektif diantara semua komunikasi yang disurvei pada unit
pelayanan tersebut.

Jumlah komunikasi yang teridentifikasi efektif


X 100%
Jumlah seluruh komunikasi yang ada

3. Peningkatan keamanan pemberian obat


Ketepatan pemberian obat kepada pasien dimaksudkan agar tidak terjadi
kesalahan identifikasi pada saat memberikan obat kepada pasien. Pengukuran
indikator dilakukan dengan cara menghitung jumlah pasien yang dilayani oleh
bagian farmasi dikurangi kejadian kesalahan pemberian obat dibagi jumlah
seluruh pasien yang mendapat pelayanan obat.

4. Kepastian lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang benar dan pembedahan
pada pasien yang benar Dalam melaksanakan tindakan medis dan keperawatan,
Petugas harus selalu melaksanakannya sesuai
prosedur yang telah ditetapkan. Identifikasi pasien yang akan mendapatkan
tindakan medis dan keperawatan perlu dilakukan sehingga tidak terjadi kesalahan
dalam pemberian prosedur. Pengukuran indikator dilakukan dengan cara
menghitung jumlah tindakan yang dilakukan dikurangi kejadian kesalahan
prosedur tindakan dibagi dengan seluruh tindakan medis yang dilakukan.

Jumlah tindakan medis dan keperawatan


yangdilakukan – kejadian kesalahan
prosedur
X
100%
Jumlah seluruh tindakan medis dan keperawatan yang
dilaksanakan
5. Pengurangan Risiko Infeksi akibat perawatan kesehatan
Agar tidak terjadi risiko infeksi, maka semua petugas wajib menjaga
kebersihan tangan dengan cara mencuci tangan 6 langkah dengan menggunakan
sabun dan air mengalir. Enam langkah Cuci tangan pakai sabun (CTPS) harus
dilaksanakan pada lima keadaan, yaitu:
a. Sebelum kontak dengan pasien
b. Setelah kontak dengan pasien
c. Sebelum tindakan aseptik
d. Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien
e. Setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien. Pengukuran terjadinya
risiko infeksi di Klinik dilakukan dengan cara menghitung
jumlah petugas yang melakukan cuci tangan pakai sabun (CTPS)
6 langkah pada 5 keadaan tersebut di atas yang disurvei dibagi dengan jumlah
petugas pelayanan klinis yang disurvei.

Jumlah petugas yang melakukan CTPS 6


langkahpada 5 keadaan
X 100%

Jumlah semua petugas pelayanan klinis yang disurvei

6. Pengurangan resiko jatuh


Setiap pasien yang berobat di Puskesmas dilakukan pengkajian
terhadap kemungkinan risiko jatuh untuk meminimalkan resiko jatuh.
Pencegahan terjadinya pasien jatuh dilakukan dengan cara:
a. Memberikan identifikasi resiko jatuh pada setiap pasien yang memiliki
resiko jatuh
b. Memberikan intervensi kepada pasien yang beresiko serta memberikan
lingkungan yang aman.
Pengukuran terhadap tidak terjadinya pasien jatuh dilakukan dengan cara
menhitung jumlah pasien yang berobat dikurangi kejadian pasien jatuh dibagi
dengan jumlah semua pasien yang berobat.
LAMPIRAN II
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
LEMBANG
NOMOR : 062/SK/PKM-LMB/VI/2023
TENTANG IDENTIFIKASI KESELAMATAN
PASIEN UPT PUSKESMAS LEMBANG

ASESMEN PASIEN JATUH

1. Semua pasien rawat jalan dan rawat inap (bersalin) harus dilakukan identifikasi
minimal dengan dua parameter, yaitu nama lengkap dan nomor rekam medis
2. Setiap petugas harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar prosedur
operasional yang berlaku, dan etika profesi serta menghormati hak pasien.
3. Semua pasien rawat jalan dan rawat inap (bersalin) dinilai risiko jatuh saat asesmen
awal dan dilakukan asesmen ulang jika terjadi perubahan kondisi atau pengobata.
4. Pengkajian risiko jatuh untuk pasien dewasa di unit bersalin menggunakan GET
UP AND GO TEST
5. Hasil pengukuran dimonitor dan ditindaklanjuti sesuai derajat risiko jatuh.
6. Pakaikan stiker kuning pada gelang identitas pada pasien jalan dan pasien unit
bersalin dengan kategori risiko tinggi.

Ditetapkan di : Garut
Pada Tanggal : 19 Juni 2023

KEPALA UPT PUSKESMAS


LEMBANG

Lia Sriwati Waluya, SKM


Penata Tk I
NIP. 19660423 198903 2 005

Salinan sesuai dengan


Aslinya
KASUBBAG TATA
USAHA

Fathiah Choeriah, SKM


Penata Muda Tk I
NIP. 19820214 201409 2 002

Anda mungkin juga menyukai