Anda di halaman 1dari 6

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SLEMAN

DINAS KESEHATAN SLEMAN


PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT GAMPING I
Delingsari, Ambarketawang, Gamping, Sleman Yogyakarta
Telepon (0274) 6499870 Email:puskesmasgamping1@gmail.com
website:pkmgamping1.slemankab.go.id

KEPUTUSAN
KEPALA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT GAMPING I
Nomor : /

TENTANG
KESELAMATAN PASIEN DI PUSKESMAS GAMPING I

KEPALA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT GAMPING I

Menimbang : a. bahwa Pusat Kesehatan Masyarakat Gamping I harus


menyelenggarakan keselamatan pasien dengan menerapkan
standar, langkah keselamatan pasien dan sasaran
keselamatan pasien;

b. bahwa keselamatan pasien bertujuan untuk meningkatkan


mutu pelayanan fasilitas pelayanan kesehatan melalui
penerapan manajemen resiko dalam seluruh aspek
pelayanan yang disediakan di Pusat Kesehatan Masyarakat
Gamping I;

c. bahwa untuk melaksanakan maksud tersebut, perlu diatur


dan ditetapkan Keputusan Kepala Puskesmas;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 Praktik


Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3441);

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009


tentang Kesehatan, Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 144;

3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga


Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 298, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5607);

4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43


Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;

5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46


Tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama,
Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik Mandiri
Dokter Gigi;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2016 tentang
Fasilitas Pelayanan Kesehatan;

7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun 2015 tentang


Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama;

8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 39


Tahun 2016 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;

9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 Tahun 2016 tentang


Pedoman Manajemen Puskesmas;

10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017 tentang


Keselamatan Pasien;

11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 27 Tahun 2017 tentang


Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan;

12. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor


HK.01.07/MENKES/413/2020 tentang Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian COVID -19

13. Peraturan Bupati Sleman Nomor 60 Tahun 2016 Tentang


Pembentukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata
Kerja Pusat Kesehatan Masyarakat;

14. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Nomor 188/004 tentang


Pedoman Susunan Organisasi Pusat Kesehatan Masyarakat
di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Sleman
MEMUTUSKAN

Menetapkan :

Kesatu : Keputusan Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat Gamping


I tentang Keselamatan Pasien.

Kedua : Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat Gamping I


Menetapkan keselamatan pasien sebagaimana yang
dimaksud pada diktum kesatu seperti terlampir pada
keputusan ini.

Ketiga : Segala biaya yang dikeluarkan sebagai akibat pelaksanaan


keputusan ini dibebankan pada anggaran Pusat
Kesehatan Masyarakat Gamping I.

Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Kelima : Apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan


dalam penetapan keputusan ini, akan dilakukan
perubahan sebagaimana mestinya.
Keenam : Dengan berlakunya Surat Keputusan ini maka Keputusan
Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat Gamping I Nomor …
tahun… tentang Keselamatan Pasien Puskesmas Gamping
I

Ditetapkan di : Sleman
Pada tanggal :

KEPALA UPT PUSAT KESEHATAN


MASYARAKAT GAMPING I,

DENI ANDRIYANI
Lampiran : Keputusan Kepala
Puskesmas Gamping 1
Nomor :
Tanggal :

PENYELENGGARAAN KESELAMATAN PASIEN


Sistem pelayanan Kesehatan harus menjamin:
a) Asuhan pasien lebih aman, melalui upaya yang meliputi asesmen
risiko, identifikasi dan pengelolaan risiko pasien;
b) pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden, dan
tindak lanjutnya; dan
c) implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan
mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil.
Menerapkan standar keselamatan pasien yang meliputi :
1 Hak pasien;
2 pendidikan bagi pasien dan keluarga;
3 Keselamatan Pasien dalam kesinambungan pelayanan;
4 Penggunaan metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi
dan peningkatan Keselamatan Pasien;
5 Peran kepemimpinan dalam meningkatkan Keselamatan Pasien;
6 pendidikan bagi staf tentang Keselamatan Pasien; dan
7 komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai Keselamatan
Pasien.
Menerapkan 6 sasaran keselamatan pasien :
1 Identifikasi dilakukan dengan benar
1.1 Mengidentifikasi kesalahan yang mungkin terjadi di
Puskesmas Gamping I baik pada proses pelayanan karena
kelalaian petugas, kondisi kesadarn pasien, atau kondisi
lain yang menyebabkan salah identitas.
1.2 Membuat kebijakan dan prosedur identifikasi pasien ,
termasuk identifikasi pasien pada kondisi khusus misalnya
pasien tidak dapat menyebutkan identitas, penurunan
kesadaran, koma, gangguan jiwa, dating tanpa identitas
yang jelas, dua atau lebih pasien mempunyai nama yang
sama atau mirip
1.3 Identifikasi harus dilakukan minimal dengan du acara yang
relative yidak berubah antara lain : nama lengkap, tanggal
lahir, nomer rekam medis dan NIK.
1.4 Proses identifikasi dengan benar harus dilakukan mulai dari
skrining , pada saat pendaftaran, setiap akan melakukan
prosedur diagnostic, prosedur Tindakan , pemberian obat
dan pemberian diit.
2 Peningkatan komunikasi yang efektif
2.1 Membuat kebijakan dan prosedur komunikasi efektif dan
menerapkan dalam penyampaian pesan verbal, pesan verbal
lewat telpon, penyampaian nilai kritis hasil pemeriksaan
penunjang diagnostic, serah terima pasien baik serah terima
jaga maupun serah terima dari unit sat uke unit lain
2.2 Pelaporan kondisi pasien dalam komunikasi verbal atau lewat
telpon dapat dilakukan dengan Teknik SBAR ( situation,
Background, Assesment, Recommendation)
2.3 Pelaksanaan serah terima pasien dengan system SBAR
dengan system bertanya dan memberi penjelasan
menggunakan form baku yang berisi informasi kritikal :
status pasien, pengobatan, rencana asuhan, tindak lanjut ,
perubahan status/kondisi pasien. Dan resiko yang mungkin
dialami pasien .
2.4 Pelaksanaan komunikasi efektif verbal atau lewat telpon
ditulis lengkap, dibaca ulang oelh penerima perintah, dan
dikonfirmasikan ke pemberi perintah
2.5 Nilai kritis hasil pemeriksaan penunjang diagnostic yang
berasa di ruang rentang angka normal segera dilaporkan ke
tenaga Kesehatan atau dokter yang bertanggungjawab
dalam pelayanan tersebut sesuai waktu yang ditetapkan
Puskesmas.

3 Peningkatan keamanan obat yang perlu di waspadai


Perlu ditetapkan dan dilaksanakan kebijakan dan prosedur
pengelolaan obat yang perlu di waspadai dan obat dengan
nama dan rupa mirip meliputi penyimpanan, penataan,
peresepan, pelabelan, penyiapan, penggunaan, evaluasi
penggunaan obat psikotropika, narkoba dan obat dengan
nama dan rupa mirip.

4 Proses memastikan tepat pasien, tepat prosedur dan tepat sisi pada
pasien yang menjalani Tindakan medis
4.1 Puskesmas menetapkan prosedur Tindakan operatif,
Tindakan invasive yang meliputi insisi/ sayatan/tusukan,
pengambilan jaringan , pencabutan gigi, pemasangan
impalan.
4.2 Puskesmas mengembangkan system beanr pasien , benar
prosedur dan benar sisi jika melakukan Tindakan yang
meliputi :
a) Proses verifikasi sebelum dilakukan Tindakan
b) Penandaan sisi yang akan dilakuakn
Tindakan/prosedur
c) Time out yang dilakukan segera sebelum dimulainya
prosedur.

5 Pengurangan Resiko infeksi terkait pelayanan Kesehatan


5.1 Pembuatan kebijakan dan prosedur program Pencegahan dan
pengandalian infeksi
5.2 Monitoring dan evaluasi kegiatan PPI dan tindak lanjutnya
6 Pengurangan resiko pasien jatuh
6.1 Dilakukan penapisan resiko jatuh dengan
mempertimbangkan kondisi pasien, diagnosis pasien,
situasi pasien dan lokasi atau area di puskesmas yang
beresiko terjadi pasien jatuh seperti kurang penerangan,
ruang dengan penhalang, tangga.
6.2 Melakukan penapisan dengan get up and go test atau dengan
menanyakan 3 pertanyaan :
a) Apakah dalam 6 bulan terakhir pernah jatuh
b) Apakah menggunakan obat yang menganggu
keseimbangan
c) Apakah jika berdiri dan atau berjalan membutuhkan
bantuan orang lain . jika satu dari tiga pertanyaan
dijawab yam aka pasien dikatakan berresiko jatuh
6.3 Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut untuk mengurangi
resiko terhadap situasi dan lokasi yang diidentifikasi
beresiko terjadi pasien jatuh.
Penanganan insiden dalam pelayanan Kesehatan:
1. Puskesmas membentuk tim penanganan insiden.
2. Mengelola kejadian insiden yang meliputi
a. Kondisi Potensial Cedera (KPC) merupakan kondisi yang sangat
berpotensi untuk menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi
insiden.
b. Kejadian Nyaris Cedera (KNC) merupakan terjadinya insiden yang
belum sampai terpapar ke pasien.
c. Kejadian Tidak Cedera (KTC) merupakan insiden yang sudah
terpapar ke pasien, tetapi tidak timbul cedera.
d. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) merupakan Insiden yang
mengakibatkan cedera pada pasien.
e. Kejadian sentinel merupakan suatu Kejadian Tidak Diharapkan
(KTD) yang mengakibatkan kematian, cedera permanen, atau
cedera berat yang temporer dan membutuhkan intervensi untuk
mempetahankankehidupan, baik fisik maupun psikis, yang tidak
terkait dengan perjalanan penyakit atau keadaan pasien.
3. Puskesmas membuat prosedur dan alur penanganan insiden dan
disosialisasikan .
4. Tim penanganan insiden puskesmas melakukan kegiatan berupa
pelaporan, verifikasi, investigasi, dan analisis penyebab Insiden tanpa
menyalahkan, menghukum, dan mempermalukan seseorang.

Ditetapkan di : Sleman
Pada tanggal :

KEPALA UPT PUSAT KESEHATAN


MASYARAKAT GAMPING I,

DENI ANDRIYANI

Anda mungkin juga menyukai