Anda di halaman 1dari 8

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KUNINGAN

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS CIWARU
Jl. 11 April No. 479 Desa/Kec. Ciwaru
Hotline SMS : 082122763304 E-mail : pkmcwr@gmail.com
KUNINGAN
Kode Pos 45583

KEPUTUSAN
KEPALA UPTD PUSKESMAS CIWARU
Nomor : 440/SK.006/PKMCWR/2023

TENTANG
PELAKSANAAN SASARAN KESELAMATAN PASIEN
DI UPTD PUSKESMAS CIWARU

KEPALA UPTD PUSKESMAS CIWARU

Menimbang : a. bahwa sasaran keselamatan pasien diterapkan dalam


upaya keselamatan pasien;

b. bahwa puskesmas mengembangkan dan menerapkan


sasaran keselamatan pasien sebagai suatu upaya untuk
meningkatkan mutu pelayanan;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan pada point a dan b,


perlu ditetapkan Keputusan Kepala UPTD Puskesmas
Ciwaru tentang Sasaran Keselamatan Pasien.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan;

2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017


tentang Keselamatan Pasien;

3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019


tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
MEMUTUSKAN

Menetapkan :

KESATU : Menentukan Sasaran Keselamatan Pasien di UPTD


Puskesmas Ciwaru seperti yang tertera dalam lampiran
surat keputusan ini;

KEDUA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. dan


apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam
surat keputusan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan di Ciwaru
Pada tanggal : 02 Januari 2023
KEPALA UPTD PUSKESMAS CIWARU,

HUSEN NURJAMIN
LAMPIRAN 1 : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS CIWARU
NOMOR : 440/SK.006/PKMCWR/2023
TANGGAL : 02 Januari 2023
TENTANG : PELAKSANAAN SASARAN KESELAMATAN PASIEN

PELAKSANAANSASARAN KESELAMATAN PASIEN


DI UPTD PUSKESMAS CIWARU

Tujuan dari ditetapkannya sasaran keselamatan pasien adalah


untuk perbaikan-perbaikan dalam keselamatan pasien. Untuk meningkatkan
keselamatan pasien perlu dilakukan pengukuran terhadap sasaran-sasaran
keselamatan pasien. Indikator pengukuran sasaran keselamatan pasien antara
lain:

Indikator Sasaran Keselamatan Pasien

No Indikator Sasaran Keselamatan Pasien Target

1. Mengidentifikasi pasien dengan benar 100%

2. Meningkatkan komunikasi yang efektif 100%

3. Meningkatkan keamanan terhadap obat- 100%


obatan yang perlu diwaspadai

4. Memastikan tepat pasien, tepat prosedur 100%


dan tepat sisi pada pasien yang menjalani
tindakan medis

5. Menurunkan risiko infeksi yang terjadi saat 100%


pelayanan kesehatan
6. Mengurangi risiko pasien jatuh 100%

1. Mengidentifikasi pasien dengan benar


a. Maksud dan Tujuan
Kesalahan karena kekeliruan pasien sebenarnya terjadi di
semua aspek diagnosis dan pengobatan. Keadaan yang dapat
mengarahkan terjadinya error/kesalahan dalam mengidentifikasi
pasien, termasuk identifikasi pasien pada kondisi khusus, misalnya
pasien tidak dapat menyebutkan identitas, penurunan kesadaran,
koma, gangguan jiwa, datang tanpa identitas yang jelas, dan ada
dua tahu lebih pasien mempunyai nama yang sama atau mirip.
Tujuan dari sasaran ini adalah dapat mengidentifikasi
pasien sebagai individu yang dimaksudkan untuk mendapatkan
pelayanan atau pengobatan dan untuk mencocokan pelayanan atau
pengobatan terhadap individu tersebut.
Kebijakan dan atau prosedur yang secara kolaboratif
dikembangkan untuk memperbaiki proses identifikasi, khususnya
proses yang digunakan untuk mengidentifikasi pasien sebelum
dilakukan prosedur diagnostik, tindakan, pemberian obat,
pengambilan darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan klinis;
atau memberikan pengobatan atau tindakan lain. Kebijakan dan
atau prosedur memerlukan sedikitnya dua cara untuk
mengidentifikasi seorang pasien, seperti nama pasien, nomor
identifikasi menggunakan nomor rekam medis, tanggal lahir atau
cara lain.
b. Kegiatan yang Dilaksanakan
- Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas pasien yang tidak
berubah (Nama Lengkap & Tanggal Lahir)
- Pasien diidentifikasi sebelum pemberian pengobatan dan tindakan/
prosedur diagnostik
- Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat, cairan intravena
- Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah dan spesimen lain
untuk pemeriksaan klinis

2. Meningkatkan Komunikasi yang Efektif


a. Maksud dan Tujuan
Komunikasi yang efektif, tepat waktu, akurat, lengkap, jelas,
dan yang dipahami oleh penerima, akan mengurangi kesalahan,
dan menghasilkan peningkatan keselamatan pasien. Komunikasi
yang rentan menimbulkan kesalahan antara lain: pemberian
perintah secara verbal, penyampaian hasil kritis pemeriksaan
penunjang diagnosis, serah terima antar giliran (shift) dan
pemindahan psien dari unit layanan satu ke unit layanan lain.
Pelaporan kondisi pasien dalam komunikasi verbal dapat
dilakukan dengan teknik SBAR (situation, background, asessment,
recommendation). Sedangkan saat menerima instruksi lewat telepon
dapat menggunakan metode readback (write down, readback and
confirmation) atau TBaK (Tulis, Baca, Konfirmasi). Pelaksanaan
serah terima pasien dengan teknik SBAR, menggunakan formulir
baku dan berisi informasi kritikal yang harus disampaikan
( status/kondisi pasien, pengobatan, rencana asuhan, tindak lanjut
yang harus dilakukan, adanya perubahan status/kondisi pasien
yang signifikan, dan keterbatasan atau risiko yang dialami pasien).
Nilai kritis hasil pemeriksaan penunjang yang berada diluar rentang
angka normal secara mencolok harus ditetapkan dan segera
dilaporkan oleh tenaga kesehatan yang bertanggung jawab kepada
Dokter penanggungjawab pasien menggunakan metode
readback/TBaK.
b. Kegiatan yang Dilaksanakan
- Perintah lisan atau hasil pemeriksaan dituliskan secara lengkap
oleh penerima hasil pemeriksaan tersebut.
- Perintah lisan atau hasil pemeriksaan secara lengkap dibacakan
kembali oleh penerima hasil pemeriksaan tersebut.
- Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh individu yang
memberi perintah atau hasil pemeriksaan tersebut.

3. Meningkatkan keamanan terhadap obat-obatan yang perlu diwaspadai


a. Maksud dan Tujuan
Pemberian obat kepada pasien perlu dikelola dengan baik
dalam upaya keselamatan pasien. Kesalahan penggunaan obat yang
perlu diwaspadai dapat menimbulkan cedera pada pasien.
Obat yang perlu diwaspadai (high alert medications) adalah
obat-obatan yang memiliki risiko menyebabkan cedera serius pada
pasien jika digunakan dengan tidak tepat. Obat high alert meliputi
Obat risiko tinggi (obat dengan zat aktif yang dapat menimbulkan
kematian atau kecacatan bila terjadi kesalahan dalam
penggunaannya), obat yang terlihat mirip dan kedengarannnya
mirip (Nama Obat Rupa dan Ucapan Mirip/NORUM atau Look Alike
Sound Alike/LASA) dan elektrolit konsentrat.
Pengelolaan obat yang perlu diwaspadai meliputi
penyimpanan, penataan, peresepan, pelabelan, penyiapan,
penggunaan, dan evaluasi penggunaan obat yang perlu diwaspadai
termasuk obat psikotropika, narkotika dan obat LASA.

b. Kegiatan yang dilaksanakan


- Petugas menyusun daftar obat yang perlu diwaspadai dan obat
LASA;
- Petugas melakukan pelabelan dan penataan obat yang perlu
diwaspadai dan obat LASA;
- Melakukan pengawasan dan pengendalian penggunaan obat-obatan
psikotropika/narkotika dan obat-obatan lain yang perlu diwaspadai.

4. Memastikan tepat pasien, tepat prosedur dan tepat sisi pada pasien yang
menjalani tindakan medis
a. Maksud dan Tujuan
Memastikan tepat pasien, tepat prosedur, dan tepat sisi
pada pasien yang menjalani operasi/tindakan medis. Tindakan
operatif, tindakan invasif dan prosedurnya yang meliputi semua
tindakan yang meliputi sayatan/insisi atau tusukan, pengambilan
jaringan, pencabutan gigi, pemasangan implan, dan tindakan atau
prosedut invasif yang lain yang menjadi kewenangan Puskesmas.
Proses verifikasi sebelum pelaksanaan tindakan bertujuan
untuk verifikasi benar orang, benar prosedur, benar sisi,
memastikan semua dokumen, persetujuan tindakan medis, rekam
medis, hasil pemeriksan penunjang tersedia dan diberi label.
Memastikan obat-obatan, cairan intravena, serta jika ada produk
darah yang diperlukan, peralatan medis atau implan tersedia dan
siap digunakan.
Penandaan sisi jika memungkinkan dapat dilkukan dengan
tanda yang langsung dapat dikenali oleh pasien dan tidak
membingungkan. Tanda harus dilakukan secara seragam dan
konsisten. Penandaan dilakukan pada semua organ. Untuk
tindakan di Poli Gigi seperti pencabutan gigi, penandaanya
dilakukan menggunakan hasil rontgen gigi atau odontogram.
Penandaan harus dilakukan oleh petugas yang akan melakukan
tindakan dan seluruh prosedur serta tetap bersama pasien selama
prosedur berlangsung.
Jeda (time out) merupakan peluang untuk menjawab
seluruh pertanyaan yang belum terjawab atau meluruskan
kerancuan. Jeda dilakukan di lokasi tempat prosedur akan
dilakukan, tepat sebelum memuali prosedur, dan melibatkan
seluruh tim yang akan melakukan tindakan operasi atau invasif.
Kegiatan yang Dilaksanakan:
- Petugas melakukan penandaan sisi operasi/tindakan medis secara
konsisten;
- Petugas melakukan verifikasi sebelum operasi/tindakan medis
untuk memastikan bahwa prosedur telah dilakukan dengan benar;
- Petugas melakukan timeout sebelum operasi/tindakan medis untuk
memastikan semua pertanyaan sudah terjawab atau meluruskan
kerancuan.

5. Menurunkan risiko infeksi yang terjadi saat pelayanan kesehatan


a. Maksud dan Tujuan
Infeksi umumnya dijumpai disemua bentuk pelayanan
kesehatan. Pokok dari eliminasi infeksi ini maupun infeksi lain adalah
cuci tangan (hand hygiene) yang tepat. Kebersihan tangan diterapkan
untuk menurunkan risiko infeksi yang terkait dengan pelayanan
kesehatan.
b. Kegiatan yang dilaksanakan
- Menempelkan prosedur kebersihan tangan disetiap tempat yang
mudah dibaca;
- Melakukan edukasi kebersihan tangan kepada seluruh karyawan
Puskesmas, pasien, dan keluarga pasien;
- Melakukan kebersihan tangan sesuai dengan standar WHO.

6. Mengurangi risiko pasien jatuh


a. Maksud dan Tujuan
Cedera pada pasien dapat terjadi karena jatuh di fasilitas
kesehatan. Risiko terjatuh dapat terjadi pada pasien dengan riwayat
jatuh, penggunaan obat, minuman beralkohol, gangguan
keseimbangan, gangguan visus, gangguan mental, dan sebab lain.
Penapisan dilakukan untuk meminimalkan terjadinya risiko
jatuh pada pasien rawat jalan dan pengkajian risiko jatuh pada pasien
di ruang tindakan Puskesmas. Penapisan risiko jatuh yang
dilakukanpada pasien rawat jalan dengan mempertimbangkan kondisi
pasien, diagnosis, situasi dan lokasi.
Kriteria untuk melakukan penapisan kemungkinan
terjadinya risiko jatuh harus ditetapkan dan dilakukan upaya untuk
mencegah atau meminimalkan kejadian jatuh di fasilitas kesehatan.

b. Kegiatan yan Dilaksanakan


- Melakukan penapisan pasien dengan risiko jatuh dirawat jalan
dengan menggunakan get up dan go test;
- Melakukan evaluasi dan tindak lanjut untuk mengurangi risiko
terhadap situasi dan lokasi yang diidentifikasi berisiko terjadi
pasien jatuh.

KEPALA UPTD PUSKESMAS CIWARU

dr. HUSEN NURJAMIN


NIP. 19740118 201001 1 002

Anda mungkin juga menyukai