NOMOR : SK-KH/18/VIII/2023
TENTANG
PEDOMAN MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN KLINIK
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di Pakisaji
Pada Tanggal : 01 Agustus 2023
Penanggung Jawab
Klinik Pratama Kauman Husada
BAB I
PEDOMAN MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN KLINIK
A. Latar Belakang
Fasilitas dan lingkungan dalam klinik harus aman, berfungsi baik, dan memberikan
lingkungan perawatan yang aman bagi pasien, keluarga, staf, dan pengunjung. Untuk
mencapai tujuan itu maka fasilitas fisik, bangunan, prasarana dan peralatan kesehatan serta
sumber daya lainya harus dikelola secara efektif untuk mengurangi dan mengendalikan
bahaya, resiko, mencegah kecelakaan, cidera dan penyakit akibat kerja. Dalam pengelolaan
fasilitas dan lingkungan serta pemantauan keselamatan klinik menyusun program untuk
pengelolaan fasilitas dan lingkungan serta program pengelolaan resiko untuk pemantauan
keselamatan diseluruh lingkungan klinik.
Pengelolaan yang efektif mencakup perencanaan, pendidikan, dan pemantauan
multidisiplin dimana pemimpin merencanakan ruang, peralatan, dan sumber daya yang
diperlukan untuk mendukung layanan klinis serta semua staf di edukasi mengenai fasilitas,
cara mengurangi resiko yang komprehensif di seluruh fasilitas yang dikembangkan dan
dipantau berkala.
Bila di klinik memiliki entitas non-klinik atau tenant/penyewa lahan (seperti restoran,
kantin, parkir, dan toko souvenir) maka klinik wajib memastikan bahwa tenant/penyewa
lahan tersebut mematuhi program pengelolaan fasilitas dan keselamatan, yaitu program
keselamatan dan keamanan, program pengelolaan bahan berbahaya dan beracun, program
penanganan bencana, dan kedaruratan, serta proteksi kebakaran. Klinik perlu membentuk
satuan kerja yang dapat mengelola, memantau dan memastikan fasilitas dan pengaturan
keselamatan yang ada tidak menimbulkan potensi bahaya dan resiko yang akan berdampak
buruk bagi pasien, staf dan pengunjung. Satuan kerja yang dibentuk dapat berupa petugas
K3 yang disesuaikan dengan kebutuhan, ketersediaan sumber daya dan beban kerja klinik.
Klinik harus memiliki program pengelolaan fasilitas dan keselamatan yang menjangkau
seluruh fasilitas dan lingkungan klinik. Klinik tanpa melihat ukuran dan sumber daya yang
dimiliki harus mematuhi ketentuan dan peraturan perundangan yang berlaku sebagai bagian
dari tanggungjawab mereka terhadap pasien, keluarga, staf, dan para pengunjung.
Keamanan adalah perlindungan terhadap property milik klinik, pasien, staf, keluarga, dan
pengunjung dari bahaya kehilangan, kerusakan, atau perusakan oleh orang yang tidak
berwenang. Contoh kerentanan dan ancaman yang terkait dengan resiko keamanan
termasuk kekerasan di tempat kerja, penculikan bayi, pencurian, dan akses tidak
terkunci/tidak aman ke area terlarang di klinik. Insiden keamanan dapat disebabkan oleh
individu baik dari luar maupun dari dalam klinik.
Area yang beresiko seperti unit gawat darurat, ruangan bayi, farmasi, ruang rekam medik,
ruangan IT harus diamankan dan dipantau. Anak-anak, orang dewasa, lanjut usia, dan
pasien rentan yang tidak dapat dilindungi dari bahaya. Area terpencil atau terisolasi dari
fasilitas dan lingkungan misalnya tempat parkir memerlukan kamera keamanan (CCTV).
Klinik Kauman Husada mempunyai 4 buah CCTV yang ditempatkan dibeberapa titik
strategis. Klinik Kauman Husada menerapkan proses untuk mengelola dan memantau
keamanan yang meliputi:
a) Menjamin lingkungan yang aman dengan memberikan identitas (badge nama sementara
atau tetap) pada pasien, staf, pekerja kontrak, keluarga pasien, atau pengunjung di luar
(tamu klinik) sesuai dengan regulasi klinik;
b) Melakukan pemeriksaan dan pemantauan keamanan fasilitas dan lingkungan secara
berkala dan membuat tindak lanjut perbaikan;
c) Pemantauan pada daerah berisiko keamanan sesuai penilaian risiko di klinik.
Pemantauan dapat dilakukan dengan penempatan petugas keamanan daerah setempat
dan atau memasang kamera sistem CCTV yang dapat dipantau oleh manajemen;
d) melindungi semua individu yang berada di lingkungan klinik terhadap kekerasan,
kejahatan dan ancaman; dan
e) menghindari terjadinya kehilangan, kerusakan, atau pengrusakan barang milik pribadi
maupun klinik.
C. PENANGGULANGAN BENCANA
Keadaan darurat yang terjadi, epidemi, atau bencana alam akan berdampak pada klinik.
Proses penanganan bencana dimulai dengan mengidentifikasi jenis bencana yang mungkin
terjadi di wilayah klinik berada dan dampaknya terhadap klinik yang dapat berupa
kerusakan fisik, peningkatan jumlah pasien/korban yang signifikan, morbiditas dan
mortalitas tenaga Kesehatan, dan gangguan operasionalisasi klinik. Untuk menanggapi
secara efektif maka klinik perlu menetapkan proses pengelolaan bencana yang meliputi:
a) Menentukan jenis yang kemungkinan terjadi dan konsekuensi bahaya, ancaman,
dan kejadian;
b) Menentukan integritas struktural dan non struktural di lingkungan pelayanan pasien
yang ada dan bagaimana bila terjadi bencana;
c) Menentukan peran klinik dalam peristiwa/kejadian tersebut;
d) Menentukan strategi komunikasi pada waktu kejadian;
e) Mengelola sumber daya selama kejadian termasuk sumber-sumber alternatif;
f) Mengelola kegiatan klinis selama kejadian termasuk tempat pelayanan alternat if
pada waktu kejadian;
g) Mengidentifikasi dan penetapan peran serta tanggung jawab staf selama kejadian dan;
dan
h) Proses mengelola keadaan darurat ketika terjadi konflik antara tanggung jawab
pribadi staf dan tanggung jawab klinik untuk tetap menyediakan pelayanan pasien
termasuk kesehatan mental dari staf
Klinik memiliki potensi terjadinya kebakaran, lokasi pusat titik api di Klinik : genset, panel
listrik (di ruang tindakan, Poli Umum & KIA, Poli Gigi dan di IPAL, gas medis, dapur,
alkes (laboratorium).
E. PERALATAN MEDIS
Untuk menjamin peralatan medis dapat digunakan dan layak pakai maka klinik perlu
melakukan pengelolaan peralatan medis dengan baik dan sesuai standar serta peraturan
perundangan yang berlaku.
Proses pengelolaan peralatan medis (yang merupakan bagian dari progam Manajemen
Fasilitas dan Keselamatan meliputi:
F. SISTEM UTILITAS
Sistem Utilitas adalah sistem dan peralatan untuk mendukung layanan penting bagi
keselamatan pasien. Sistem utilitas disebut juga sistem penunjang yang mencakup jaringan
listrik, air, ventilasi dan aliran udara, gas medik dan uap panas. Sistem utilitas yang
berfungsi efektif akan menunjang lingkungan asuhan pasien yang aman.
Yang termasuk sistem utilitas di Klinik: listrik, air, gas medik dan sistem utilitas lainnya.
Sistem utilitas di Klinik sangat penting, karena jika terjadi kegagalan operasional maka
akan menyebabkan ancaman keselamatan pasien dan karyawan. Penanggulangan jika
terjadi kegagalan operasional, pemeliharaan sistem utilitas. Daya Listrik di Klinik Kauman
Husada yaitu 3.500 kva, serta mempunyai sebuah Genset dengan daya 5.000 kva.
Dalam pengelolaan bahan dan limbah B3 (Bahan Berbahaya Dan Beracun) dan sampah
domestik di Klinik Kauman Husada dilakukan pendokumentasian meliputi:
Dokumentasi pengadaan bahan berbahaya dan beracun (B3) untuk memenuhi kebutuhan
Klinik dilaksanakan oleh petugas Instalasi Farmasi sesuai ketentuan yang berlaku sebagai
berikut :
1. Pengadaan bahan berbahaya dan beracun harus dilengkapi dokumen ijin/sertifikat dari
rekanan/suplier yang mengadakan B3.
2. Wajib menyertakan Lembar Data Keselamatan Bahan (MSDS )
3. Diberikan simbol dan label
4. Setiap bahan berbahaya dan beracun harus diberi wadah dan dikemas dengan baik
serta aman.
5. Pada wadah harus dicantumkan penandaan :
a. Nama sediaan/nama dagang
b. Nama bahan aktif
c. Isi/berat netto
d. Kalimat peringatan dan tanda atau simbol bahaya, petunjuk pertolongan pertama
pada kecelakaan
e. Penandaan ini harus mudah dilihat, dibaca, dimengerti, tidak mudah lepas dan
luntur.
6. B3 ditempatkan, disimpan dan diberikan simbol dan label dan dilengkapi sistem
tanggap darurat.
B. Penyimpanan Limbah B3
Pemusnahan limbah B3 harus dilengkapi dokumen ijin pemusnahan dan ijin transportasi
limbah B3 dari rekanan.
Ditetapkan di Pakisaji
Pada Tanggal : 01 Agustus 2023
Penanggung Jawab
Klinik Pratama Kauman Husada