Anda di halaman 1dari 21

KATA PENGANTAR

Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan dan teknologi yang semakin berkembang


pesat, serta meningkatnya kesadaran pasien akan hak-haknya perlu kita sadari bersama bahwa
pelayanan di rumah sakit menjadikan suatu tantangan yang harus diantisipasi untuk mencapai
peningkatan yang menyeluruh. Suatu upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan di rumah
sakit, yaitu dengan mewujudkan suatu pelaksanaan standar pelayanan yang memadai serta
perilaku yang benar, di setiap tindakan yang berhubungan dengan pelayanan tersebut. Untuk
mencapai tujuan di atas maka perlu diterbitkan Program Manajemen Risiko RSUD Sulaesi
Barat.
Besar harapan kami buku ini dapat dipelajari, dipahami serta petugas mampu
melaksanakan setiap kebijakan dan prosedur yang telah ditentukan di lingkungan RSUD
Sulawesi Barat sehingga upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien RSUD Sulawesi
Barat dapat berjalan dengan lancar dan tertib sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Kami mengucapkan terima kasih untuk semua pihak yang terlibat dalam penyusunan
buku pedoman ini. Kami menyadari bahwa buku pedoman ini masih banyak kekurangannya,
untuk itu saran dan masukan yang berharga senantiasa kami harapkan.

Mamuju, Januari 2019


Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...................................................................................................... i
Daftar Isi................................................................................................................ ii

PENDAHULUAN................................................................................................. 1
LATAR BELAKAN............................................................................................. 2
TUJUAN............................................................................................................... 3
KEGIATAN.......................................................................................................... 3
CARA PELAKSANAAN KEGIATAN................................................................ 5
SASARAN DAN TARGET.................................................................................. 5
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN.......................................................... 6
EVALUASI........................................................................................................... 7
PENCATATAN DAN PELAPORAN.................................................................. 7
MATRIKX ASSESSMENT.................................................................................. 8
TABLE ASESMEN RISIKO................................................................................ 9

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Pelayanan kesehatan merupakan sektor yang sangat cepat


berkembangnya. Di US terdapat 18 juta pekerja terlibat didalamnya, dan
wanita merupakan 80% darinya. Bahaya (Hazard) dan insiden yang terlibat
dalam aktifitas ini sangat beragam, seperti needlestick injuries, back injuries,
latex allergy, violence, dan stres. Walaupun hal ini sangat mungkin dicegah,
namun kejadian injury maupun infeksi tetap saja terjadi. Upaya pelayanan
kesehatan seperti pemeriksaan kesehatan selama bekerja belum banyak
dilakukan.
Menurut WHO, dari 35 juta petugas kesehatan, ternyata 3 juta
diantaranya terpajan oleh bloodborne pathogen, dengan 2 juta diantaranya
tertular virus hepatitis B, dan 170.000 diantaranya tertular virus HIV/AIDS.
Menurut NIOSH, untuk kasus-kasus yang non-fatal baik injury maupun
penyakit akibat kerja, sarana kesehatan sekarang semakin meningkat,
berbanding terbalik dengan sektor konstruksi dan agriculture yang dulu paling
tinggi, sekarang sudah sangat menurun.
Selain itu Infeksi nosokomial masih menjadi isu cukup signifikan
dikalangan pelayanan kesehatan, sehingga pengembangan program patient
safety sangat relevan untuk dilakukan.Karena itu pengembangan program
keselamatan dan kesehatan kerja di sarana kesehatan seperti rumah sakit dan
sarana kesehatan lainnya harus dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dalam
upaya melindungi baik tenaga kesehatan sendiri maupun pasien.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah suatu program yang
dibuat sebagai upaya mencegah timbulnya kecelakaan dan penyakit akibat
kerja dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan
kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta tindakan antisipatif apabila terjadi
kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Upaya penanganan faktor potensi berbahaya yang ada di rumah sakit
serta metode pengembangan program kesehatan dan keselamatan kerja perlu
dilaksanakan, seperti misalnya :

1
• perlindungan baik terhadap penyakit infeksi maupun non-infeksi,
• penanganan limbah medis,
• penggunaan alat pelindung diri dan lain sebagainya.

Selain terhadap pekerja di fasilitas medis/klinik maupun rumah sakit,


kesehatan dan keselamatan kerja di rumah sakit juga “concern” keselamatan
dan hak-hak pasien, yang masuk kedalam program patient safety. Dalam
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2003 tentang Kesehatan, Pasal 23
dinyatakan bahwa upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) harus
diselenggarakan di semua tempat kerja, khususnya tempat kerja yang :
mempunyai risiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau
mempunyai karyawan paling sedikit 10 orang.
Jika memperhatikan isi dari pasal di atas maka jelaslah bahwa Rumah
Sakit (RS) termasuk ke dalam kriteria tempat kerja dengan berbagai ancaman
bahaya yang dapat menimbulkan dampak kesehatan, tidak hanya terhadap para
pelaku langsung yang bekerja di RS, tapi juga terhadap pasien maupun
pengunjung RS. Sehingga sudah seharusnya pihak pengelola RS menerapkan
upaya-upaya penanganan risiko-risiko di Rumah Sakit.
Rumah Sakit Umum Daerah Sulawesi Barat merupakan suatu organisasi yang
memberikan layanan kesehatan pada pasien, dalam hal ini adalah memberikan
usaha jasa kesehatan yang akan berhadapan dengan tantangan yang setara antara
pertumbuhan pendapatan dan pengelolaan risiko, sebab setiap keputusan usaha
yang diambil mengandung elemen risiko didalamnya.
Terdapat risiko yang saling meniadakan satu sama lain, ada juga yang
tidak saling terkait, namun ada yang saling menguatkan. Untuk dapat
mengelola risiko secara efektif, maka kita tidak hanya harus mengenali risiko-
risiko yang mendasar, tetapi juga keterkaitan antar risiko-risiko tersebut. Pada
dasarnya risiko (potensi risiko klinik – non klinik) tidak dapat dihindari dari
setiap aktivitas kegiatan perumahsakitan, oleh karenanya diperlukan suatu
manajemen risiko yang cukup komprehensif untuk mengelolanya karena
Rumah Sakit sebagai corporat dan sebagai pengelola pasien, penuh dengan
risiko.
Oleh karena itu Rumah Sakit Umum Daerah Sulawesi Barat
melaksanakan program manajemen risiko di tiap Instalasi dilingkup Rumah
Sakit melalui tahapan : Identifikasi Daftar Risiko, Penyusunan Prioritas Risiko,
Melakukan Analisis, pengelolaan risiko Instalasi dan evaluasi, Pengumpulan
laporan managemen Risiko Instalasi ke komite PMKP dan Rapat koordinasi
dengan komite PMKP, PPI dan K3 mengenai risiko di rumah sakit.

B. TUJUAN

Tujuan dilakukannya manajemen risiko antara lain:


1. Mengembangkan pelaksanaan manajemen risiko yang diintegrasikan
dengan Clinical Governance sehingga memberi kepastian diberlakukannya
Corporate Governance dengan baik.
2. Kebijakan dan strategi ini akan memperjelas peran, tugas, dan tanggung
jawab staf RS dalam hal pelaksanaan manajemen risiko.
3. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian yang tidak diharapkan.
4. Meminimalisir risiko yang mungkin terjadi di masa mendatang. Dengan
adanya antisipasi risiko, apabila terjadi insiden sudah terdapat alternatif
penyelesaiannya.
5. Melindungi pasien, karyawan, pengunjung dan pemangku kepentingan
lainnya.
6. Terciptanya budaya keselamatan pasien di RSUD Sulawesi Barat
7. Meningkatkan akuntabilitas.
8. Menurunnya Kejadian Tidak Diharapkan (KTD).
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENDEKATAN PROAKTIF PELAKSANAAN MANAJEMEN RISIKO


1. Identifikasi risiko.
Proses sistematis dan terstruktur untuk menemukan-dan mengenali risiko,
kemudian dibuat daftar risiko. Daftar risiko dilengkapi dengan deskripsi risiko
termasuk menjelaskan kejadian dan persitiwa yang mungking terjadi dan dampak
yang ditimbulkannya.
Identifikasi dilakukan pada: sumber risiko, area risiko, peristiwa dan
penyebabnya dan potensi akibatnya. Metode identifikasi risiko dilakukan dengan
proaktif melalui self- assessment, incident reporting system dan clinical audit dan
dilakukan menyeluruh terhadap medis dan non medis.

2. Menetapkan Prioritas Risiko


Penetapan prioritas risiko dengan urutkan prioritas risiko dengan mengukur
tingkat risiko. Pengelolaan risiko diawali dengan menilai konsekuensi yang dapat
diakibatkan sebuah insiden dan kemungkinan terjadinya risiko setelah teridentifikasi.
Kemudian risiko dievaluasi lalu diberikan skor untuk menentukan bobot dan prioritas
risiko yang telah terjadi. Sesuai dengan bobotnya ditentukan tindakan yang akan
diberlakukan terhadap masing- masing risiko. Bila bobotnya ringan dan tidak prioritas
tindakannya dapat hanya mentoleransi saja dan menjadikannya catatan. Namun bila
risiko yang terjadi memiliki bobot besar dan mengganggu pencapaian tujuan RS, maka
ditentukan sebagai prioritas utama dan harus diatasi atau ditransfer, atau bahkan
menghentikan kegiatan yang meningkatkan terjadinya risiko.
Tujuan menentukan prioritas risiko adalah membantu proses pengambilan
keputusan berdasarkan hasil analisis risiko.
Menentukan prioritas risiko dengan menggunakan Risk Grading Matrix:

PROBABILITAS /FREKUENSI /LIKELIHOOD

LEVEL FREKUENSI KEJADIAN AKTUAL


1 Sangat Jarang Dapat terjadi dalam lebih dari 5 tahun
2 Jarang Dapat terjadi dalam 2 – 5 tahun
3 Mungkin Dapat terjadi tiap 1 – 2 tahun
4 Sering Dapat terjadi beberapa kali dalam setahun
5 Sangat Sering Terjadi dalam minggu / bulan
DAMPAK KLINIS / CONSEQUENCES / SEVERITY
LEVEL DESKRIPSI CONTOH DESKRIPSI
1 Insignificant Tidak ada cedera
Cedera ringan
2 Minor Dapat diatasi dengan pertolongan
pertama,
Cedera sedang
Berkurangnya fungsi motorik /
3 Moderate sensorik / psikologis atau intelektual
secara reversibel dan tidak
berhubungan dengan penyakit yang
mendasarinya
Setiap kasus yang memperpanjang
perawatan
Cedera luas / berat
4 Major Kehilangan fungsi utama permanent
(motorik, sensorik, psikologis,
intelektual)/ irreversibel, tidak
berhubungan dengan penyakit yang
mendasarinya
5 Cathastropic Kematian yang tidak berhubungan
dengan perjalanan penyakit yang
mendasarinya

RISK GRADING MATRIX


Dampak
Probabilitas
1 2 3 4 5
5 Moderat Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim
4 Moderat Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim
3 Rendah Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim
2 Rendah Rendah Moderat Tinggi Ekstrim
1 Rendah Rendah Moderat Tinggi Ekstrim
3. Pelaporan tentang Risiko
Risiko dilaporkan oleh semua unit melalui form Risk Register (seperti terlampir)

4. Manajemen Risiko
Manajemen risiko menurut The Joint Commission On Acreditation of Healthcare
Organizations adalah aktivitas klinik dan administratif yang dilakukan oleh RS untuk
melakukan identifikasi, evaluasi dan pengurangan risiko terjadinya cedera atau
kerugian pada pasien, pengunjung dan institusi RS.
Manajemen risiko dapat digambarkan sebagai proses berkelanjutan dari
identifikasi secara sistemik, evaluasi dan penatalaksanaan risiko dengan tujuan
mengurangi dampak burukbagi organisasi maupun individu.
Manajemen risiko dilakukan berdasarkan Risk Management Logic
(Dwipraharso, 2004), yaitu:
What are the hazards

Probability, severity, exposure

Level of risk
Level of risk

Acceptable
Yes No
Aceept the risk Can it be eliminated?
Eliminated Can it be reduced?
Reduced Cancel the mission

Manajemen risiko merupakan upaya yang proaktif untuk mencegah masalah


dikemudian hari, dilakukan terus menerus dan dalam suasana no blame culture.
Tahapan manajemen risiko adalah:
1. Risk Awareness
Seluruh staf RS harus menyadari risiko yang mungkin terjadi di unit kerjanya
masing-masing, baik medis maupun non medis. Metode yang digunakan
untuk mengenali risiko antara lain: self-assessment, sistem pelaporan kejadian
yang berpotensi menimbulkan risiko (laporan insiden) dan audit klinis.
2. Risk control (and or Risk Prevention
Langkah-langkah yang diambil manajemen untuk mengendalikan risiko.
Mencari jalan untuk menghilangkan risiko (engineering solution)
a. Mengurangi risiko (control solution) baik terhadap probabilitasnya
maupun terhadap derajat keparahannya.
b. Mengurangi dampaknya.

3. Risk containment
Dalam hal telah terjadi suatu insiden, baik akibat suatu tindakan atau kelalaian
ataupun akibat dari suatu kecelakaan yang tidak terprediksikan sebelumnya,
maka sikap yang terpenting adalah mengurangi besarnya risiko dengan
melakukan langkah-langkah yang tepat dalam mengelola pasien dan
insidennya. Unsur utamanya biasanya adalah respons yang cepat dan tepat
terhadap setiap kepentingan pasien, dengan didasari oleh komunikasi yang
efektif.
4. Risk transfer
Akhirnya apabila risiko itu akhimya terjadi juga dan menimbulkan kerugian,
maka diperlukan pengalihan penanganan risiko tersebut kepada pihak yang
sesuai, misalnya menyerahkannya kepada sistem asuransi.

Dari sisi sumber daya manusia, manajemen risiko dimulai dari pembuatan
standar (set standards), patuhi standar tersebut (comply with them), kenali bahaya
(identify hazards), dan cari pemecahannya (resolve them).
11

PENENTUAN KONTEKS
Konteks strategi
Konteks organisasi
Konteks manajemen risiko
Pengembangan kriteria
Struktur kebijakan

IDENTIFIKASI RISIKO
Apa yang bisa terjadi
Bagaimana itu bisa terjadi

ANALISIS RISIKO

Penentuan Alternatif-Alternatif Kontrol

PEMANTAUAN DAN REVIEW


KONSULT
ASI

Menentukan Menentukan
Kemungkina
n Konsekuensi

Perkiraan tingkat risiko


DAN
KOMUNI
KASI

EVALUASI RISIKO
Membandingkan kembali dengan kriteria standar
Penetapan prioritas risiko

Ya
Risiko diterima

Penilaian risiko Tidak

PENANGGULANGAN RISIKO
Identifikasi penanggulangan risiko
Evaluasi pilihan penanggulangan
Memilih penanggulangan
Menyiapkan rencana penanggulangan
Implementasi penanggulangan

Gambar. Alur Manajemen Risiko

8
Respon RS ditentukan melalui asesmen risiko atau pengelolaan risiko, yang meliputi:
a. Identifikasi potensial risiko dan hazard.
b. Menelusuri siapa dan apa yang dapat dirugikan serta bagaimana caranya.
c. Evaluasi temuan risiko, analisa apakah pengelolaannya sudah cukup atau perlu
diubah untuk mencegah terjadinya insiden.
d. Catat temuan lalu buat rencana pengelolaanya.
e. Evatuasi pengelolaan secara menyeluruh dan perbaiki bila perlu.
Proses menganalisa risiko yang perlu dipertimbangkan adalah dampak dari risiko
tersebut bila benar terjadi. Risiko yang dampaknya besar harus segera ditindaklanjuti
dan mendapat perhatian dari pimpinan. Risiko yang dampaknya medium-rendah akan
dikelola oleh Komite PMKP bersama Pimpinan Unit Kerja untuk membuat rencana
tindak lanjut dan pengawasan.

5. Penyelidikan Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)


Penyelidikan KTD dilakukan berdasarkan tingkat (grading) kejadian seperti
dalam tabel berikut:
PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN RISIKO

NO TINGKAT TINDAKAN
1 Ekstrim Dilakukan root cause analysis (RCA) paling
lama
45 hari, membutuhkan tindakan segera dan
perhatian sampai ke Direktur
2 Tinggi Dilakukan root cause analysis (RCA) paling
lama
45 hari, analisis dengan detail dan
memerlukan
tindakan segera serta membutuhkan perhatian
top
manajemen
3 Moderate Dilakukan investigasi sederhana paling lama
2
minggu. Manajer / pimpinan klinis menilai
dampak terhadap biaya dan kelola risiko

9
4 Rendah Dilakukan investasi sederhana paling lama 1
minggu, yang diselesaikan dengan prosedur rutin.

6. Manajemen Pengelolaan risiko untuk meminimalkan kerugian (Risk


Control).
Perlakukan risiko adalah upaya untuk menyeleksi pilihan-pilihan yang
dapat mengurangi atau meniadakan dampak serta kemungkinan terjadi risiko.
Perlakuan yang dapat dipilih adalah;
a. Pengendalian : upaya-upaya untuk mengubah risiko yang merupakan
langkah-langkah antisipatif yang direncanakan dan dilakukan secara rutin
untuk mengurangi risiko.
b. Penanganan : langkah-langkah yang diambil untuk mengurangi risiko jika
tindakan pengendalian belum memadai. Dapat juga bermakna langkah-
langkah yang telah direncanakan dan akan dilakukan apabila risiko benar-
benar terjadi.
Sementara menurut NHS (National Health System) pengelolaan risiko
adalah:
a. Mengambil kesempatan dengan kondisi yang ada dengan
mempertimbangkan keuntungan lebih besar daripada kerugian
b. Mentoleransi risiko
c. Mentransfer risiko pada pihak ke 3 seperti asuransi
d. Menghentikan aktivitas yang menimbulkan risiko

Opsi Perlakuan Risiko

KLASIFIKASI JENIS PENGENDALIAN


Menghindari risiko Menghentikan kegiatan
Tidak melakukan kegiatan
Mengurangi risiko Membuat Kebijakan
Membuat SPO
Mengganti atau membeli alat
Mengembangkan sistem informasi

10
Melaksanakan prosedur pengadaan,
perbaikan dan pemeliharaan bangunan dan
instrumen yang sesuai dengan persyaratan;
pengadaan bahan habis pakai sesuai dengan
prosedur dan persyaratan; pembuatan dan
pembaruan prosedur, standar dan check-list;
pelatihan penyegaran bagi personil, seminar,
pembahasan kasus, poster, stiker
Mentransfer risiko Asuransi
Alihdayakan pekerjaan
Mengambil kesempatan dengan kondisi yang
Mengeksploitasi ada dengan mempertimbangkan keuntungan
risiko lebih besar daripada kerugian
Menerima risiko

7. Membangun upaya pencegahan.


Dalam hal ini adalah monitoring dan review.
a. Monitoring adalah pemantauan rutin terhadap kinerja aktual proses
manajemen risiko dibandingkan dengan rencana atau harapan yang
akan dihasilkan.
b. Review adalah peninjauan atau pengkajian berkala atas kondisi saat
ini dan dengan fokus tertentu

8. Kelola pembiayaan risiko (risk financing)


Biaya yang dikeluarkan untuk pengendalian atau penanganan
yang dilakukan.
C. JADWAL PELAKSANAAN KEGIAT

Tahun 2022
N Bulan
Kegiatan Penanggung jawab
O 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1
0 1 2
Identifikasi Daftar Risiko Instalasi dan koordinasi dengan
1 Ka.Instalasi IGD
komite PMKP, PPI dan K3 rumah sakit
Penyusunan Prioritas Risiko Instalasi koordinasi dengan
2 Ka.Instalasi IGD
komite PMKP, PPI dan K3 rumah sakit
Melakukan Analisis, pengelolaan risiko Instalasi dan
3 evaluasi Instalasi koordinasi dengan komite PMKP, PPI Ruang IGD
dan K3 rumah sakit
Pengumpulan laporan managemen Risiko Instalasi ke
Ruang IGD
4 komite PMKP
D. EVALUASI

Evaluasi program dilaksanakan pada tiap akhir tahun dan rapat koordinasi
tiap triwulan dengan komite PMKP rumah sakit

E. PENCATATAN DAN PELAPORAN


Hasil program dicatat dan hasilnya dilaporkan kepada komite PMKP RSUD
Sulawesi Barat setiap akhir tahun.
BAB II
PEMBAHASAN

MATRIKX GRADING RISIKO

Likelihood / Potencial Concequences / Impact


Probability
Insignificant Minor Moderate Major Catastropic
1 2 3 4 5
Almost certain Moderate Moderate High Extreme Extreme
(Tiap mgg /bln)
5
Likely (Bebrp x Moderate Moderate High Extreme Extreme
/thn)
4
Posible (1-2 Low Moderate High Extreme Extreme
thn/x)
3
Unlikely (2-5 Low Low Moderate High Extreme
thn/x)
2
Rare (>5 thn/x) Low Low Moderate high Extreme
1
Can be manage Clinical Manager / Lead Detailed review & Immediate review
by procedure Clinician should assess urgent treatment & action required
Accept risk the consequences should be undertaken at Board level.
againts cost of treating by senior management Director must be
the risk informed
TABLE ASESMEN RISIKO
Ruangan IGD 2020

EVALUASI
IDENTIFIKASI RISIKO ANALISIS RISIKO KELOLA RISIKO
RESIKO
SK PENGONTR Re
N OR OLAN ng
FREKUEN Pengendalian P Pela
O DAMPAK DAMPAK RE kin Rencana tindak
KATEGORI RESIKO SI (SKOR X yang telah I ksan
PENYEBAB SI g lanjut
KO RISIKO) dilakukan C aan
res
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 iko
1 Risiko terkait Air tidak Infeksi 1. Monitor 1. Usul K Janu
perawatan mengalir 2 stok air Pengisian air A ari
2 5 10 0 9
pasien ke R 2019
manajemen U
Hand rail tidak Jatuh 2 2. Usul hand 2.
3 3 9 7 6
ada rail
Kamar kecil Jatuh 3. Lapor 3.
terlalu jauh 1 4 4 8 kepihak
manajemen
Tidak tersedia Penurunan 4. Lapor 4.
obat emergency kualitas 5 3 15 6 1 kebagian
0
secara lengkap pelayanan apotik
Terminal listrik Keterlambatan 5. Lapor 5.
tidak tersedia Pelayanan kepihak
disemua bed yang manajemen
menggunakan 2 4 8 1 10
6
alat listrik
contoh
nebulisasi
Akses Privasi 1 5 5 1 16 6. Lapor 6. Pemasangan
pembatasan terganggu 0 kepihak tirai
pengunjung manajemen
tidak maksimal
Salah 7. Usul 7.
pemberian 2 4 8 1 11 penambaha
6
Pasien yang dosisi obat n karyawan
dating banyak, Salah 8. Usul 8.
jumlah tenaga pemberian 3 2 6 1 12 penambaha
2
medis yang jaga obat n karyawan
kurang Salah 9. Usul 9.
pemasangan 2 2 4 4 19 penambaha
gelang pasien n karyawan
2 Risiko terkatit Perawat jaga Risiko 1. Jadwal 1. Usul
staf medis sore dan malam kelelahan 3 2 6 1 jaga min lebih melakukan
2 13
hanya dua orang dari 2 orang tambahan
Menggunakan Risiko tertusuk 2. Lapor 2.
teknik recapping jarum 4 1 4 1 8 kepihak
2
manajemen
Akses Risiko tuntutan 3. Lapor 3.
pembatasan hokum 1 sekurity K Febr
1 1 1 21
pengunjung A uari
tidak maksimal R 2019
Kabel listrik Risiko 4. Hubun 4. U
computer tidak korsleting 2 gi IPSRS
5 1 5 0 3
teratur merapikan
kabel
Tidak Risiko terrtular 5. SPO 5. Usul APD
menggunakan penyakit 4 APD dilengkapi
4 3 12 8 2
APD lengkap disosialisasika
n
3 Risiko terkait Keluarga pasien Risiko 1. Edukasi 1.
karyawan tidak sabar kekerasan 1 kekeluarga
3 2 6 14
mengantri saat 2 pasien K Mar
rawat jalan A et
Akses Risiko 2. Lapor 2. R 2019
pembatasan kekerasan security U
2 2 4 4 20
pengunjung
tidak maksimal
4 Risiko terkait Apar tidak Risiko 3 1 3 6 17 1. Usul apar 1. K Apri
fasilitas tersedia disetiap kerusakan alat
ruangan
Listrik sering risiko 2. Lapor 2. Memakai
4
mati kerusakan alat 3 4 16 4 kepihak UPS
8
elektronik manajemen
Penyangga Oksigen 3. Lapor 3.
1
oksigen tidak terjatuh 3 3 6 7 IPSRS
8
ada
5 Risiko terkait Kerusakan alat Perbaikan alat 1. Lapor 1. Hubungi
keuangan 3 kemanajem vendor
3 4 12 5 A l
6 en inspeksi
berkala R 2019
Pasien umum Risiko 2. Lapor U
1
sering tidak kerugian 3 2 6 15 kemanajem
2
bayar en
Gangguan Risiko 3. Lapor
jaringan kerugian kemanajem
sehingga tidak en
dapat 3 1 3 6 18
melakukan
pengecekan
keaktivan
jaminan
6 Risiko Terkait
lingkungan

Anda mungkin juga menyukai