Anda di halaman 1dari 24

RUMAH SAKIT UMUM GRIYA MAHARDHIKA YOGYAKARTA

Alamat : Jl. Parangtritis Km. 4,5 Gg. Wijayakusuma 212 Yogyakarta


Telp. (0274) 445020, 445024, 445026. Fax. (0274) 445023

PERATURAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM GRIYA MAHARDHIKA YOGYAKARTA
NOMOR:

TENTANG
PEMBERLAKUAN PANDUAN KEAMANAN DIREKTUR RUMAH
SAKIT UMUM GRIYA MAHARDHIKA YOGYAKARTA

Menimbang : a. bahwa Keamanan dan keselamatan harus


diselenggarakan di semua tempat kerja yang
mempunyai risiko;
b. bahwa setiap orang lainnya yang berada di tempat
kerja perlu dijamin keselamatannya.
c. Bahwa keselamatan dan keamanan wajib diterapkan
ditempat kerja sebagai jaminan keamanan dan
keselamatan bagi pasien, pekerja lingkungan kerja,
gedung dan fasilitas di rumah sakit.

Mengingat : 1. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja


2. UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
3. Kepmenkes Nomor 432Menkes/SK/IV/2007 tentang
pedoman menejemen kesehatan dan keselamatan
kerja (K3)
4. Kepmekes Nomor 1087/Menkes/SK/VII/2010
tentang standar kesehatan dan keselamatan kerja di
rumah sakit;
5. Permenkes No. 7 Tahun 2019 Tentang Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit
6. Permenkes/No.1691/Menkes/PER/VIII/2011
Tentang keselamatan rumah sakit
MEMUTUS KAN
Menetapkan :
Pertama : PEMBERLAKUAN PANDUAN KEAMANAN DI
RUMAH SAKIT UMUM GRIYA MAHARDHIKA
YOGYAKARTA

Kedua : Panduan Keselamatan dan Keamana di RSU Griya


Mahardhika sebagaimana tercantum dalam lampiran
peraturan ini
Ketiga : Peraturan Direktur ini berlaku sejak tanggal
ditetapkannya, dan apabila dikemudian hari temyata
terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya

Ditetapkan di Bantul
Pada Tanggal 11 Agustus 2023

DIREKTUR UTAMA
RSU GRIYA MAHARDHIKA YOGYAKARTA

dr.R.A. Yohanes Indahyanto


LAMPIRAN : Peraturan Direktur RSU Griya Mahardhika
NOMOR :
TENTANG : Pemberlakuan Panduan Keamanan dan Keselamatan

PANDUAN KEAMANAN

RUMAH SAKIT UMUM GRIYA


MAHARDHIKA YOGYAKARTA

EDISI 1
KATA PENGANTAR

Assalamu' alaik um wr.wb.

Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan dan teknologi yang


semakin berkembang pesat, serta meningkatnya kesadaran klien/pasien akan hak-
haknya perlu kita sadari bersama bahwa pelayanan di rumah sakit menjadikan
suatu tantangan yang harus diantisipasi untuk mencapai peningkatan yang
menyeluruh.
Suatu upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan di rumah sakit, yaitu
dengan mewujudkan suatu pelaksanaan standar pelayanan yang memadai serta
perilaku yang benar, di setiap tindakan yang berhubungan dengan pelayanan
tersebut. Untuk mencapai tujuan di atas maka perlu diterbitkan Panduan
Keamanan dan Keselamatan Rumah Sakit Umum Griya Mahardhika
Yogyakarta.
Besar harapan kami buku ini dapat dipelajari, dipahami serta petugas
mampu melaksanakan setiap kebijakan dan prosedur yang telah ditentukan di
lingkungan RSU Griya Mahardhika sehingga Panduan Keamanan dan
Keselamatan Rumah Sakit Umum Griya Mahardhika Yogyakarta dapat berjalan
dengan lancar dan tertib sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Kami mengucapkan terima kasih untuk semua pihak yang terlibat dalam
penyusunan buku pedoman ini. Kami menyadari bahwa buku panduan ini
masih banyak kekurangannya, untuk itu saran dan masukan yang berharga
senantiasa kami harapkan.

Wassalamu' alaikum wr.wb.

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Pengertian................................................................................................2
BAB II RUANG LINGKUP........................................................................3
BAB III KEBIJAKAN................................................................................5
BAB IV TATA LAKSANA.........................................................................7
A. Identifikasi Resiko...................................................................................7
B. Upaya Penanggulangan Resiko keamanan............................................14
C. Monitoring Evaluasi Staff Development...............................................15
D. Standar Prosedur Operasinal..................................................................15
BAB V DOKUMENTASI..........................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Rumah sakit memiliki kewajiban dalam menjamin kondisi dan
fasilitas yang kegiatannya aman, nyaman dan sehat bagi sumber daya
Rumah Sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung, maupun lingkungan
Rumah Sakit melalui pengelolaan fasilitas fisik peralatan medis dan
peralatan lainnya, teknologi medis secara efektif dan efisien.Secara khusus,
manajemen Rumah Sakit harus berusaha keras untuk mengurangi dan
mengendalikan bahaya dan risiko, mencegah kecelakaan dan cidera, dan
memelihara kondisi aman, dengan melibatkan multidisiplin dalam
merencanakan ruangan, peralatan dan sumber daya yang dibutuhkan, yang
aman dan efektif untuk menunjang pelayanan klinis yang diberikan,
mendidik seluruh staf tentang fasilitas, cara mengurangi risiko, dan
bagaimana memonitor dan melaporkan situasi yang dapat menimbulkan
risiko serta menggunakan kriteria kinerja untuk mengevaluasi sistem yang
penting dan untuk mengidentifikasi perbaikan yang diperlukan.
Peraturan perundangan dan pemeriksaan/inspeksi oleh yang
berwenang di daerah banyak menentukan bagaimana fasilitas dirancang,
digunakan dan dipelihara. Seluruh rumah sakit, tanpa memperdulikan
ukuran dan sumber daya yang dimiliki, harus mematuhi ketentuan yang
berlaku sebagai bagian dari tanggung jawab mereka terhadap Sumber Daya
Manusia Rumah Sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung, maupun
lingkungan Rumah Sakit.
Rumah Sakit harus mematuhi peraturan perundangan termasuk
mengenai bangunan dan proteksi kebakaran. Rumah sakit memahami
fasilitas fisik yang dimiliki dan secara proaktif mengumpulkan data dan
membuat strategi untuk mengurangi risiko dan meningkatkan keamanan
lingkungan pasien. Untuk itu RSU Griya Mahardhika Yogyakarta perlu
membuat perencanan di bidang pengaturan keamanan untuk mengantisipasi
berbagai hal yang tidak diinginkan.
B. Pengertian

Keselamatan dan keamanan mempunyai arti yang berbeda walaupun


masih ada yang menganggap sama. Keselamatan dalam standar ini adalah
memeberi jaminan bahwa gedung, property, teknologi medik dan informasi,
peralatan, serta sistem tidak berpotensi mendatangkan risiko terhadap
pasien, keluarga staf, dan pengunjung. Keamanan mempunyai arti
melindungi property milik rumah sakit, pasien, staf, keluarga, dan
pengunjung dari bahaya kehilangan, kerusakan, atau pengrusakan oleh orang
yang tidak berwenang.
BAB II
RUANG LINGKUP

Dalam upaya meningkatkan keselamatan dan keamanan di RSU Griya


Mahardhika Yogyakarta dilakukan identifikasi terhadap risiko terjadinya ancaman
Keselamatan dan Keamanan baik terhadap staf, pasien maupun pengunjung :
a. Identifikasi Area Risiko
Jenis Risiko Keselamatan dan
No. Area Risiko
Keamanan di Rumah Sakit
1 Kedaruratan/ Bencana Ruang rawat inap, UGD,
a. Internal : Rawat jalan, Laboratorium,
1) Ledakan tabung gas OK, VK, IPAL, Dapur,
2) Keracunan gas Farmasi, Pergunakan,
3) Keracunan makanan Seluruh perkantoran.
4) Kebakaran
5) Gempa bumi
6) Ledakan bom
b. Eksternal
1) Gempa bumi
2) Ledakan
3) Kecelakaan lalu lintas
4) Keracunan makanan
5) Kebakaran
6) Wabah penyakit
7) Banjir
2 Penculikan bayi Ruang Perinatal, Ruang
Poliklinik, Ruang UGD
3 Pencurian Poliklinik, UGD, Rawat Inap,
Pergudangan
4 Kekerasan Fisik Poliklinik, UGD, Rawat Inap
5 Cedera Fisik Semua tempat
6 Pasien hilang / minggat Ruang Rawat inap
7 Tertusuk jarum / benda tajam Poliklinik, UGD, Ruang
rawat inap, laboratorium, OK,
Petugas kebersihan.

b. Blok Pemantauan Gedung


PENANGGUNG
No. BLOK AREA
JAWAB
1 A UGD, Poliklinik, OK, VK, Kepala UGD dan
OK
Ruang Rawat Inap, Perinatal,HCU Kepala Unit Rawat
2 B
Inap Maternal
Farmasi, Laboratorium, Rekam
3 C Kepala Unit Farmasi
Medis, Gizi, Personalia
Kepala Unit
4 D Kasir, Anggaran Keuangan dan
Akutansi
5 E Loundry, IPAL, TPS Kepala Unit PSRS

c. Koordinasi dan Kewenangan


Koordinasi dan kewenangan dilakukan oleh tim K3RS mengkoordinir
inspeksi dan pemeliharaan seluruh kemajuan dan pengelolaan resiko pada
aktivitas dan fungsi fasilitas rumah sakit. Kepemimpinan tim ini memastikan
bahwa dilakukan monitoring dan evaluasi dan memastikan sumber-sumber
untuk peningkatan fungsi fasilitas yang mendukung keselamatan bagi
masyarakat rumah sakit, pasien, keluarga pasien, karyawan rumah sakit, dan
pengunjung.
BAB III
KEBIJAKAN
1. Pimpinan rumah sakit menggunakan seluruh sumber daya yang ada untuk
menyediakan fasilitas yang aman, efektif dan efisien.
2. Pimpinan Rumah sakit melakuklan Pencegahan dan perencanaan penting untuk
menciptakan fasilitas pelayanan pasien yang aman dan mendukung, fasilitas Ini
meliputi keselamatan, seperti keamanan kebakaran, maupun risiko keamanan.
3. Pimpinan Rumah Sakit membuat program untuk mencegah kecelakaan dan
cidera, menjaga kondisi bagi keselamatan dan keamanan pasien, keluarga, staf
dan pengujung; serta mengurangi dan mengendalikan bahaya dan risiko selama
masa pembangunan atau renovasi.
4. Lokasi terpantau CCTV
5. Berbagai issue keamanan dapat di-manage dengan berbagai kebijakan yang
diberlakukan, antara lain:
a) Pengaktifan kode bila terjadi gangguan keamanan
 Pencurian (106)
 Penculikan (107)
 Perampokan (105)
b) Pembatasan Waktu Berkunjung
Jadwal Kunjungan di rawat
Inap
1) Jadwal kunjungan
 Siang Jam 10.00 sampai dengan Jam 13.00
 Sore Jam 16.00 sampai dengan jam 20.00
2) Jadwal Kunjungan diluar jam kunjung
Kunjungan di luar jam kunjung hanya bisa di berikan kepada
pengunjung yang memiliki kartu penunggu pasien.
3) Pembatasan Akses Masuk
c) Berdasarkan Jalan Masuk Area Rumah Sakit
Untuk area jalan Ngeksigondo selalu terbuka karena jalan utama
d) Pintu Masuk Rumah Sakit
Pintu Utama terbuka 24
iam UGD terbuka 24 iam
e) Penggunaan seragam dan ID card terhadap seluruh karyawan RSU Griya
Mahardhika
f) Pemberian pengumuman dan penjelasan kepada setiap pasien dan
pengunjung agar mengawasi barang-bamng berharga miliknya sendiri
BAB IV
TATA LAKSANA

A. IDENTIFIKASI RISIKO
1. Pendefinisian Area Berisiko
Area beresiko merupakan salah satu dasar perhitungan kebutuhan sistem
keamanan. Untuk itu pendefinisian area berisiko adalah sebagai berikut :
Suatu area (lantai atau unit) yang memiliki resiko keamanan dengan
keberadaaan pasien, aset RSU Griya Mahardhika nilai aset diatas 100
juta rupiah per unit, atau data penting perusahaan atau suatu area lantai
atau unit yang mana tidak dapat dilakukan pembatasan terhadap hilir
mudiknya orang, baik karyawan ataupun pengunjung
Resiko keamanan di RSU Griya Mahardhika dibagi menjadi :
a. Berdasarkan Jenis Korban
1) Karyawan
Karyawan dapat menjadi korban keamanan langsung, ataupun
aset milik karyawan dapat menjadi korban dari suatu ancaman
kemanan.Karyawan dapat menjadi korban penganiayaan yang
dilakukan pasien / pengunjung (misalkan petugas UGD saat
berhadapan dengan pasien mabuk, ataupun keluarga yang
marah-marah.Aset karyawan dapat juga menjadi korban
pencurian dsb.
a) Pengunjung
Kejadian juga dapat menimpa pengunjung yang berada
disekitar area RSU Griya Mahardhika ancaman itu
dikarenakan pencurian baik di ruang rawat inap atau area
parkir area RSU Griya Mahardhika.
b) Pasien
Keamanan terhadap pasien mungkin timbul dikarenakan
adanya pencurian di ranap, disebabkan tidak ada keluarga
yang menunggu, (misalkan pasien sedang istirahat,
pengunjung yang datang bukan dari keluarganya, padahal
untuk melihat kelengahan pasien yang sedang tidur)
c) Properti RSU Griya Mahardhika
Properti RSU Griya Mahardhika berupa equipment (medical
dan non medical), maupun data, baik elektronik maupun
paper.
d) Properti Karyawan, Pasien dan Pengunjung
Yang termasuk adalah properti karyawan meliputi benda
berharga (Laptop, tas, dompet berisi identitas dan uang),
kendaraan (mobil/motor). Walau telah dijelaskan bahwa
kehilangan merupakan tanggungjawab pribadi masing-
masing, Namun RSU Griya Mahardhika tetap mengupayakan
pengawasan terhadap properti karyawan, pasien dan
pengunjung.
b. Berdasarkan Lokasi
1) Unit – Unit Rawat Inap
2) Unit Gawat Darurat (UGD)
3) Mushola
4) Ruang Tunggu
5) Tempat Parkir
6) Ruang-ruang Sistem RSU Griya Mahardhika (Panel, Ruang
Server, Perkantoran, Farmasi, Rekam medis, Gizi, dll)
7) Kamar Operasi
c. Berdasarkan Jalan Masuk Area Rumah Sakit
1) Untuk area Jalan Ngeksigondo
Pintu Masuk Rumah Sakit
1) Pintu Utama
d. Berdasarkan Jenis Resiko Keamanan
1) Pencurian
Resiko yang paling besar yang terjadi di rumah sakit adalah
masalah tindak pencurian, sistem keamanan yang masih belum
terpenuhi menjadi kendala dalam monitoring pengawasan
dilapangan, minimnya SDM satpam mengakibatkan kontrolling
dilapangan sangat terbatas. Area yang menjadi sasaran pencurian
seperti : ruang rawat inap.
2) Perusakan
Fasilitas yang tampak diarea luar merupakan resiko perusakan yang
bisa terjadi kapan saja, seperti kendaraan dan fasilitas umum
lainnya, kejadian perusakan pun bisa terjadi di dalam gedung
seperti fasilitas umum yang tidak bisa dijaga keindahannya. Dalam
hal ini Satpam pun harus selalu memonitor area-area yang
kemungkinan terjadi perusakan.
3) Pelecehan
Keamanan pasien, pengunjung dan staff yang berada di RSU Griya
Mahardhika merupakan tanggung jawab Satpam yang bertugas,
pelecehan merupakan resiko keamanan angka kecil yang terjadi di
RSU Griya Mahardhika, akan tetapi antisipasi untuk menghindari
hal tersebut sangat diperlukan.
4) Kontak Fisik / kekerasan
Keamanan staff dan pengunjung harus selalu diutamakan, terutama
staff yang bekerja dalam keadaan mendapat complain harus selalu
diawasi, hal yang tidak terduga bisa saja terjadi, sepeti keluarga
pasien marah - marah yang pada ujungnya menimbulkan kontak
fisik.
5) Penganiayaan terhadap pasien
Rumah sakit benanggung jawab melindungi pasien terhadap
penganiayaan fisik dari pengunjung, pasien lain atau staff.
Tanggung jawab ini terutama atas bayi, anak-anak, lansia, dan
individu lain yang tidak dapat mempertahankan dirinya sendiri.
Rumah sakit berupaya untuk mencegah penganiyaan melalui proses
- proses seperti menyelidiki orang tanpa identitas dilingkungan
rumah sakit, memonitor area yang sepi atau terpencil, dan segera
bertindak jika ada seseorang yang diduga berada dalam bahaya atau
dianiaya. Proses pertama yang harus dilakukan satpam adalah
memonitor area-area yang bisa menimbulkan bahaya dan
memonitor pengunjung yang masuk ke area RSU Griya
Mahardhika dengan memperhatikan idenitas diri (name tag), setiap
pengunjung
yang memasuki area rumah sakit wajib memakai identitas diri,
terkecuali keluarga dan atau pasien dengan menggunakan Kartu
Tunggu. Memonitor area tidak terjangkau dengan menggunakan
CCTV, seperti area-area parkir, koridor dan area ruang tunggu.
6) Perlindungan terhadap barang-barang pasien dan keluarga
Rumah sakit memberitahu pasien dan keluarganya mengenai
tanggung jawab rumah sakit atas barang-barang milik pasien. Jika
rumah sakit bertanggungjawab atas seluruh barang yang dibawa
oleh pasien ke rumah sakit, ada proses untuk melaporkan barang
milik, serta memastikan barang yang dilaporkan tersebut tidak
hilang atau dicuri. Proses ini mempertimbangkan pasien dalam
keadaan gawat darurat, pasien one day surgery, pasien rawat inap,
dan pasien yang tidak dapat mengamankan barang-barangnya
sendiri, serta mereka yang tidak dapat mengambil keputusan atas
barang-barangnya sendiri. Rumah sakit tidak menyediakan tempat
untuk menyimpan barang-barang milik pasien dan keluarganya.
Untuk mengurangi angka pencurian di ruangan setiap pasien yang
mau masuk keruangan selalu diberitahu oleh Satpam, petugas di
rawat inap untuk menyimpan barang dan berhati-hati terhadap
barang yang di bawanya.
7) Perlindungan terhadap anak-anak, penderita cacat, lansia dan
indivisu lain yang berisiko
Rumah sakit mengidentifikasi kelompok pasien yang berisiko dan
menetapkan proses melindungi hak-hak mereka. Kelompok pasien
yang berisiko dan apa tanggung jawab rumah sakit atas mereka
diatur dalam peraturan perundangan. Staf mengetahui tanggung
jawab mereka dalam proses ini. Yang termasuk kelompok pasien
berisiko minimal meliputi anak-anak, penderita cacat fisik dan
mental, lansia, pasien koma atau tidak sadar.Perlindungan yang
diberikan meliputi perlindungan dari serangan fisik sampai pada
area keselamatan seperti perlindungan dari perawatan yang tidak
layak, penundaan pemberian pelayanan maupun bantuan saat
terjadi kebakaran.
8) Seluruh pasien , keluarga, pengunjung lainnya ( lansia, anak-anak,
penderita cacat fisik) mempunyai perlindungan yang sangat khusus,
utamakan keselamatan pengunjung dari situasi bahaya seperti
gempa dan huru hara lainnya.
9) Penculikan anak & bayi
Anak dan bayi merupakan populasi yang rentan terhadap kejadian
penculikan. untuk itu, RSU Griya Mahardhika menerapkan
berbagai sistem guna mencegah terjadinya penculikan anak & bayi
sebagai berikut :
 Bayi dengan BB maksimal 4500gr ditransport menggunakan
box bayi / inkubator, dan selalu ditemani oleh perawat, termasuk
saat akan pulang, akan diantar menggunakan boxbayi / incubator
hingga kekendaraan pasien, dengan ditemani oleh perawat.
 CCTV harus terawasi secara penuh.
 Kebijakan & Prosedur mengijinkan pasien anak / bayi dibawa
keluar ruang perawatan (orangtua memberitahu perawat
penanggungjawab pasien dengan bukti pelunasan dari Kasir /
Bank)
Selain upaya tersebut, jika terjadi suatu kecurigaan adanya penculikan
anak/bayi, kehilangan, maka prosedur yang dilakukan adalah:
Kecurigaan Perlu timbul jika :
 Ditemukan pasien anak / bayi tidak pada tempat seharusnya.
 Bayi ditransport tanpa menggunakan box bayi linkubator
 Pasien anak/bayi digendong keluar tanpa didampingi perawat
 Pasien anak bayi tidak ditemukan di ruang perawatan yang
semestinya.
 Pasien yang ijin keluar, namun belum kembali sampai batas
waktu yang ditentukan. (Maksimal 30 menit)
Prosedur Yang harus dilakukan :
a. Identifikasi secara visual adakah tanda - tanda bahwa anak / bayi
tersebut pasien RSU Griya Mahardhika / bukan
b. Bila tidak, lakukan konfirmasi langsung apakah anak / bayi
tersebut pasien RSU Griya Mahardhika / bukan
c. Bagi petugas yang bukan petugas Kamar Bayi, maka harus
melakukan konfirmasi ke ruang perawatan yang terkait, apakah
boleh anak-anak diijinkan ke luar.
e. Berdasarkan Jenis Pengunjung dan penghuni
1) Karyawan
Identifikasi untuk karyawan yaitu dengan memakai tanda
pengenal ( name tag ) dan seragam sesuai dengan peraturan yang
berlaku di RSU Griya Mahardhika.
2) Pengunjung
Pengunjung dibagi dibagi dua yaitu :
a) Keluarga Pasien
Setiap kegiatan jam kunjung keluarga / pembesuk melakukan
kunjungan tersebut dibatasi maksimal 3 orang atau bergantian.
Untuk penunggu pasien juga akan mendapatkan kartu tunggu
pasien yang berlaku untuk 1 orang dan boleh bergantian dengan
menukarkan formulir dari keperawatan.
b) Vendor atau kontraktor
Vendor atau kontraktor yang berkunjung ke bagian farmasi,
logistic umum dan maintenance harus memakai tanda pengenal
visitor, dengan menyimpan kartu identitas diri di Pos Satpam
dan mengisi buku tamu.
c) Pemantauan terhadap medical representatif danpengunjung luar
d) Memelihara kondisi yang aman selain program identifikasi
penghuni dan pengunjung dengan memakai kartu pengunjung
dan penunggu serta kartu visitor, kita memiliki pemantauan
yang sifatnya langsung dan menggunakan pemantauan CCTV.
Area berisiko dapat dibatasi / dilokalisir dengan menggunakan
peralatan keamanan
Berikut adalah matrik risiko keamanan dan lokasi :

Property pasien / staff /


Lokasi Security Method

Data/Rekam Medis

Pengunjung
pengunjung

Data Lain
Property

Petugas
Pasien
Pintu masuk Utama Security Guard, Manual + + - - + + +
RSU Griya Lock
Mahardhika dan
UGD
Parkiran Motor dan CCTV + - - - + + +
Mobil
Area Panel Listrik CCTV - + - + + - -
dan TPS
Ruang Tunggu CCTV + + - + + + +
Poliklinik Lantai 1
&2
Ruang Manajemen Manual Lock - + - + + - -
Ruang Rawat Inap Manual Key + + - - - + +
Ruang Rekam CCTV, Manual Key - + + - + - -
Medis
Maternity, Perinatal, CCTV, Manual Key - + + + + + -
Nurse Station
Ruang Server & IT Manual Lock - + - + + - -
B. UPAYA PENANGGULANGAN RESIKO KEAMANAN
1. Petugas
a. Jumlah
Jumlah tenaga yang dibutuhkan di setiap unit pelayanan disesuaikan
dengan tingkat hunian, jumlatr pengunjung, tingkat resiko keamanan
yang ada
b. Kualifikasi
Pelatihan BHD dan pelatihan penanggulangan kebakaran
2. Perlengkapan Monitor Keamanan
a. CCTV (Close Circuit TV)
Merupakan metoda surveillans yang dilakukan disetiap area beresiko
yang tidak terawasi penuh oleh petugas security.
CCTV area dalam gedung
CHANEL LANTAI RUANG
01 1 Parkiran Motor dan mobil
02 1 Ruang tunggu, poli
03 1 Ruang farmasi
04 1 Ruang rekam medis
05 1 Ruang perinatologi
06 1 Parkir karyawan belakang

b. Buku tamu
Buku ini diisikan oleh petugas Satpam di pintu masuk dengan
mencatatkan data visitor/tamu yang masuk disertai kartu visitor/tamu
yang ditukarkan dengan KTP visitor/tamu.
c. Sistem Kunci Pintu
Pintu dikunci dengan manual
d. Uniform & ID Card
Seluruh karyawan diwajibkan mengenakan tanda pengenal dan seragam
selama bekerja di lingkungan RSU Griya Mahardhika. Seluruh karyawan
outsourcing wajib mengenakan tanda pengenal dan seragam dari
perusahaan masing-masing selama bekerja.
e. Lemari Meja terkunci
3. Penanggulangan Risiko Keamanan Kendaraan Bermotor
1. Pemeriksaan karcis parkir
2. Kunci mobil ditinggal di pos satpam
Untuk kendaraan roda empat, yang parkir di halaman depan kunci wajib
ditinggalkan di pos stpam, kegiatan ini untuk mempermudah petugas
parkir memindah / menggeser jika sewaktu waktu diperlukan.

C. MONITORING EVALUASI STAFF DEVELOPMENT


1. Monitoring
Memonitor sistem keamanan RSU GRIYA MAHARDHIKA dilakukan
oleh manajemen dengan mengawasi berbagai indikator sesuai kerangka
keamanan yang ada di RSU GRIYA MAHARDHIKA.
PROSES OUTPUT
INPUT Patroli Pemeriksaan tas karyawan
Man AngkaInisiatif
kecurian Petugas
pada staff
Meth
od Angka kecurian pada tamu

Material

Angka gangguan
keamanan pada asset RSKIAPermata

Ada 3 Komponen yang dimonitor yaitu Input, Proses dan Output.


INDIKATOR UNTUK INPUT :
a. MAN
Angka kecukupan petugas keamanan RSU Griya Mahardhika

Target angka adalah : diatas


Jumlah100%
Petugas Satpam
b. METHOD
Jumlah area beresiko – area beresiko yang tidak memiliki
Jumlah revisis SPO dengan
systemmenggunakan RCA (Root Cause Analisis)
keamanan lain.
Minimal terdapat dua revisis SPO dengan menggunakan RCA.
c. MATERIAL
Jumlah kamera CCTV
Kualitas kamera dan CCTV system.

INDIKATOR UNTUK PROSES :


 Patroli
Frekuensi patrol yang diamati pada satu periode waktu tertentu pada
petugas – petugas yang memang berdasarkan uraian tugasnya harus
melakukan ronde / patrol keliling.
Judul Ketaatan kontrol area
Dimensi Mutu Keamanan
Tujuan Tergambarnya tingkat kemanan di RSU GRIYA
MAHARDHIKA

Definisi Ketaatan petugas dalam melakukan control area adalah


Operasional kegiatan control area yang dilakukan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku (setiap 3 jam), dilakukan
control di area UGD, Rawat Inap, Laboratorium,
Rekam Medis, Perinatal, Maternal, Ruang server dan
ruang panel.

INDIKATOR UNTUK OUTPUT :


 Angka kecurian pada staf
Jumlah insiden absolut diharapkan tidak ada ( nol )
 Angka kecurian pada tamu
Jumlah insiden absolut diharapkan tidak ada ( nol )
 Angka gangguan keamanan pada aset RSU Griya Mahardhika

Jumlah insiden absolut diharapkan tidak ada ( nol )

2. EVALUASI
 Hasil Data Monitoring
Indikator diatas merupakan parameter yang dimonitor dan dilaporkan
oleh Supervisor Satpam terhadap performa Satpam di RSU GRIYA
MAHARDHIKA. Berdasarkan hasil monitoring tersebut, dibuat
suatu laporan bulanan Satpam yang terdiri atas angka dari semua
parameter tersebut diatas. Laporan tersebut dianalisis oleh Kepala
Bagian Umum, dan diteruskan ke Direksi yang membawahinya. Untuk
kejadian atau insiden keselamatan baik pasien, pengunjung maupun
staf, akan dilakukan grading oleh tim K3RS. Hasil analisa tersebut
berbuah pada kesimpulan / rekomendasi.
 Analisa Prospektif
Apabila RSU GRIYA MAHARDHIKA memiliki suatu program baru
atau rencana perubahan alur proses, maka dapat dilakukan analisa untuk
alur proses yang akan dibuat / diterapkan di bidang keamanan.

3. PENDIDIKAN STAF
Pelatihan yang dilakukan di RSU GRIYA MAHARDHIKA dibagi menjadi 2
kelompok yaitu sebagai berikut :
a. Internal (kepada karyawan RSU GRIYA MAHARDHIKA dan
outsourcing)
1) Pelatihan terhadap sistem keamanan CCTV yang dilakukan oleh unit
Satpam, dengan melakukan pengoprasian program keamanan terhadap
CCTV, password yang dipilih harus diketahui pula oleh anggota
Satpam di lapangan.
2) Pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD) diselenggarakan oleh Diklat
RSKIA Permata Bunda terhadap seluruh petugas Satpam, dan
dilakukan penyegaran sedikitnya setahun sekali.
3) Orientasi umum karyawan
4) Drill kasus (misalkan penculikan anak, pasien hilang maupun isu-isu
keamanan lain)

b. Eksternal (kepada non karyawan RSU GRIYA MAHARDHIKA dan


outsourcing)
Pendidikan yang langsung di lapangan dilakukan oleh Satpam , dengan
berbagai pengawasan terhadap monitor CCTV, selain itu pula cara
pengoprasian pun harus bisa dilaksanakan dengan baik. Secara kontinyu
pelatihan ini terus dilakukan, supaya kegiatan dilapangan pun semakin
lancar.
Pemberitahuan kepada pasien untuk tidak membawa barang berharga,
agar menjaga barang berharga yang dimiliki, agar selalu mengunci
kendaraan dan helm serta berbagai himbauan keamanan lain dilakukan di
seluruh penjuru RSU GRIYA MAHARDHIKA, baik di tempat publik,
maupun pemberitahuan saat pasien mendaftar.

D. Standar Prosedur Operasinal (SPO)


1. SPO pemberian tanda pengenal pada penunggu pasien
2. SPO pemberian tanda pengenal pada Tamu / Visitor
3. SPO penggunaan tanda pengenal atau ID Card karyawan
BAB V
DOKUMENTASI

1. Tersedianya CCTV
2. Karyawan menggunakan seragam dan ID Card Karyawan
3. Buku tamu di pos satpam untuk visitor / tamu
4. Penunggu pasien rawat inap diberikan kartu penunggu 2 orang
5. Untuk tamu / visitor diberikan kartu atau tanda pengenal untuk tamu / visitor

Anda mungkin juga menyukai