Anda di halaman 1dari 14

PANDUAN PENGELOLAAN UNIT

KESELAMANTAN DAN KEAMANAN

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR


UPT DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT SUMBERGLAGAH
LEMBAR PENGESAHAN

PENGESAHAN DOKUMEN RUMAH SAKIT SUMBERGLAGAH


Panduan Pengelolaan Keselamatan dan Keamanan

NAMA KETERANGAN TANDATANGAN TANGGAL

LUKAS, SKM 16-09-2018


Kepala Sub Bagian
PENATA Tata Usaha
NIP.19660702 199203 1 009
GUNTUR SUAJI, S.E.
Pengelola Tata 16-09-2018
PENATA
Naskah
NIP : 19640908 198502 1 001

dr. I G.N. Arya Sidemen, S.E., M.P.H. 16-09-2018


Pembina Tk.I Direktur Rumah Sakit
NIP.19630916 198903 1 008

i
PERATURAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT SUMBERGLAGAH
NOMOR 440/443/102.6/2018

TENTANG

PANDUAN PENGELOLAAN KESELAMATAN DAN KEAMANAN

Direktur Rumah Sakit Sumberglagah,

Menimban : a. Bahwa dalam upaya untuk meningkatkan mutu


g pelayanan dan menjamin keselamatan pasien, staf,
keluarga dan pengunjung di Rumah Sakit
Sumberglagah, maka diperlukan kegiatan pengelolaan
risiko di lingkungan Rumah Sakit Sumberglagah;
b. Bahwa agar pengelolaan risiko tersebut terlaksana den-
gan baik dan terstandarisasi maka perlu suatu Panduan
Pengelolaan Keselamatan dan Keamanan sebagai lan-
dasan seluruh komponen rumah sakit untuk memini-
malkan dampat terjadinya risiko;
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana butir
a, perlu ditetapkan Panduan Pengelolaan Keselamatan
dan Keamanan di lingkungan Rumah Sakit
Sumberglagah dengan Peraturan Direktur.
Mengingat : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun
2004 tentang Praktik Kedokteran;
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun
2009 tentang Kesehatan;
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun
2009 tentang Rumah Sakit;
4. PeraturanMenteriKesehatan Republik Indonesia
Nomor24 tahun 2016tentangPersyaratan Teknis
Bangunan dan Prasarana Rumah Sakit;
5. PeraturanMenteriKesehatan Republik Indonesia
Nomor66 tahun 2016tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Rumah Sakit;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 11 Tahun 2017TentangKeselamatan Pasien;
7. Peraturan Gubernur Nomor 123 Tahun 2016 tentang
Peraturan Internal Rumah Sakit Sumberglagah;
8. Keputusan Gubernur Nomor 821.2/1667/204/2017
tentang Pengangkatan dalam Jabatan dr. I G.N. Arya
Sidemen, S.E., M.P.H.sebagai Direktur Rumah Sakit
Sumberglagah.

ii
MEMUTUSKAN

Menetapka : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT


SUMBERGLAGAH TENTANG PANDUAN PENGELOLAAN
n KESELAMATAN DAN KEAMANAN
Pertama : Panduan Pengelolaan Keselamatan dan Keamanan
sebagaimana terlampir dalam Peraturan ini.
Kedua : Panduan Pengelolaan Keselamatan dan Keamanan
digunakan dalam pengelolaan risiko yang dapat terjadi
terhadap staf, pasien, keluarga, dan pengunjung di Rumah
Sakit Sumberglagah.
Ketiga : Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan
apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan
dalam ketetapan ini akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : MOJOKERTO
Pada Tanggal : 26 Desember 2018

DIREKTUR
RUMAH SAKIT SUMBERGLAGAH

dr. I G.N. Arya Sidemen, S.E., M.P.H.


Pembina Tk.I
NIP.19630916 198903 1 008

iii
Lampiran
Peraturan Direktur Rumah Sakit Sumberglagah
Nomor : 440/443/102.6/2018
Tanggal : 26 Desember 2018

KATA PENGANTAR

Bencana dapat terjadi kapan saja dan dimana saja, serta dapat menimpa
siapa saja, baik yang disebabkan oleh faktor alam, maupun kesengajaan
atau kelalaian manusia. Korban dan kerugian yang ditimbulkan dari bencana
dapat diantisipasi dan diminimalkan dengan menerapkan Pengelolaan
Keselamatan dan Keamanan akibat terjadinya bencana.
Rumah sakit dapat pula mengalami dampak akibat bencana tersebut,
maupun sebagai sarana pelayanan kesehatan yang menangani korban
akibat bencana. Panduan ini mengatur Pengelolaan Keselamatan dan
Keamanan yang perlu dilakukan oleh seluruh komponen yang berada di
rumah sakit, baik personil, logistik, maupun aktivasi darurat bencana.
Panduan ini masih perlu disempurnakan lagi terkait perkembangan yang
akan terjadi. Oleh karena itu masukan dari berbagai pihak sangat diharapkan

Mojokerto, 26 Desember 2018

iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................iv
DAFTAR ISI.............................................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
A. PENDAHULUAN........................................................................................................ 1
B. TUJUAN..................................................................................................................... 1
C. DEFINISI.................................................................................................................... 1
BAB II RUANG LINGKUP.........................................................................................2
BAB III TATA LAKSANA..........................................................................................3
A. KESELAMATAN DAN KEAMANAN GEDUNG/ BANGUNAN RUMAH SAKIT...........3
B. KESELAMATAN DAN KEAMANAN FASILITAS PERALATAN RUMAH SAKIT.........5
C. PENCEGAHAN TERHADAP PENCURIAN, TINDAK KEKERASAN DAN
PENCULIKAN..................................................................................................................... 6
D. PENCEGAHAN PASIEN JATUH................................................................................7
BAB IV DOKUMENTASI...........................................................................................8
A. PENCATATAN........................................................................................................... 8
B. PELAPORAN............................................................................................................. 8

v
BAB I PENDAHULUAN

A. PENDAHULUAN
Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.
Pengelolaan rumah sakit sebagai institusi pelayanan publik harus dikelola
secara aman untuk mencegah Terjadinya kecelakaan/insiden, tindak
kekerasan, pencurian dan lain-lain di lingkungan rumah sakit yang
diakibatkan oleh kondisi fasilitas fisik.
Bahwa rumah sakit sebagai institusi pelayanan publik yang memberikan
jasa pelayanan kesehatan adalah tempat dan sarana untuk
mengupayakan keselamatan dan keamanan seluruh penghuni rumah
sakit. Untuk dapat memberikan jasa kesehatan secara maksimal, rumah
sakit harus selalu dalam keadaan aman, nyaman dan terhindar dari
kecelakaan/insiden dan untuk itu harus didukung dengan fasilitas yang
aman dan siap pakai.
Dalam upaya untuk menjamin bahwa kegiatan operasional rumah sakit
selalu dalam keadaan aman, nyaman dan terhindar dari kecelakaan/
insiden pencemaran, maka perlu disusun panduan keselamatan dan
keamanan fasilitas fisik.

B. TUJUAN
1. Meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit dengan mewujudkan kondisi
fasilitas yang aman, nyaman baik bagi pasien, pengunjung, dokter dan
staf/ karyawan.
2. Tersedianya fasilitas rumah sakit yang memadai sesuai kebutuhan.
3. Kondisi fasilitas rumah sakit selalu dalam keadaan aman dan siap pakai.
4. Meminimalisasi kecelakaan/ insiden terkait fasilitas.

C. DEFINISI
1. Keselamatan adalah suatu tingkatan keadaan tertentu dimana
gedung, halaman dan peralatan rumah sakit tidak menimbulkan
bahaya atau risiko bagi pasien, staf, dokter dan pengunjung.
2. Keamanan adalah proteksi dari kehilangan, pengerusakan, atau akses
serta penggunaan oleh mereka yang tidak berwenang.
3. Fasilitas fisik adalah sarana rumah sakit berupa fasilitas
fisik/bangunan, peralatan medis dan peralatan lainnya untuk
mendukung dan memberikan kemudahan dalam pelaksanaan fungsi-
fungsi perumahsakitan.

1
BAB II RUANG LINGKUP

Ruang lingkup Panduan Keselamatan dan Keamanan Fasilitas Fisik,


mencakup :
1. Organisasi dan uraian tugas
a. Organisasi
b. Uraian tugas
2. Keselamatan dan keamanan gedung/ bangunan rumah sakit
a. Melakukan identifikasi risiko keselamatan dan keamanan pasien, staf
serta pengunjung dari kemungkinan insiden yang diakibatkan kondisi
fasilitas gedung dan bangunan meliputi: lantai, dinding, ventilasi, atap,
langit – langi, kontruksi, pintu/jendela dan jaringan instalasi listrik dan
air.
b. Pengontrolan dan pengecekan kondisi bangunan dari aspek kesela-
matan dan keamanan fasilitas gedung/ bangunan.
c. Melaksanakan pemeliharaan bangunan rumah sakit secara rutin, peri-
odik dan berkelanjutan.
d. Perbaikan terhadap setiap kerusakan yang ditemukan.
e. Melakukan pengamanan terhadap kegiatan pembangunan dan reno-
vasi bangunan sesuai ketentuan.
3. Keselamatan dan keamanan halaman dan lahan parkir
a. Pengadaan lahan parkir, marka dan sarana lalulintas sesuai kebu-
tuhan dan ketentuan yang berlaku.
b. Pengamanan halaman dan lahan parkir rumah sakit dari kehilangan,
kerusakan dan pencurian kendaraan.
c. Penanaman tanaman peneduh dan penghijauan untuk menunjukkan
green hospital.
4. Keselamatan dan keamanan peralatan rumah sakit
a. Pemeriksaan dan pemeliharaan alat kesehatan dan alat umum
b. Perbaikan setiap peralatan rumah sakit yang rusak.
c. Pencegahan terhadap kejadian kehilangan dan kerusakan dan
penyalahgunaan peralatan rumah sakit.
d. Pengadaan fasilitas keamanan untuk peralatan rumah sakit.
5. Pencegahan terhadap pencurian, tindak kekerasan dan penculikan
a. Identifikasi pengunjung rumah sakit
b. Pemasangan CCTV
c. Pemasangan kunci pengaman otomatis
d. Diklat pencegahan dan penanggulangan pencurian, tindak kekerasan
dan penculikan.
e. Melakukan koordinasi secara intensif dengan instansi keamanan
setempat
6. Pencegahan pasien jatuh
a. Pemasangan dan pengadaan penahan tempat tidur anak
b. Pengawasan pembersihan lantai sesuai ketentuan
c. Pengadaan dan pengawasan ram / melandai
d. Pemasangan pegangan pasien di tangga dan jalan yang menurun/
menanjak

2
BAB III TATA LAKSANA

A. KESELAMATAN DAN KEAMANAN GEDUNG/ BANGUNAN RUMAH


SAKIT
1. Melakukan identifikasi risiko dan pengaman keselamatan pasien, staf
dan pengunjung
Rumah sakit menetapkan area berisiko terhadap keselamatan dan
keamanan antara lain: incenerator, genset, dapur, IPAL, radiologi,
laboratorium, dan gudang obat. Pengawasan dan pengamanan area
berisiko harus dilaksanakan secara ketat dan berkelanjutan.
2. Melaksanakan pemeliharaan dan perbaikan bangunan rumah sakit
Rumah sakit membuat rencana untuk pemeliharaan dan perbaikan
bangunan rumah sakit meliputi pemeliharaan dan perbaikan lantai,
dinding, plafond dan jendela dan dilakukan oleh petugas yang
kompeten dibidangnya.
3. Pengontrolan dan pengecekan kondisi bangunan
Dilaksanakan oleh urusan dalam dan ada ceklis pengontrolan dan
pengecekan. Untuk lantai :
a. Lantai ruangan dari bahan yang kuat, kedap air, rata, tidak licin,
mudah dibersihkan dan berwarna terang.
b. Lantai KM/ WC dari bahan yang kuat, kedap air, tidak licin, mudah
dibersihkan, mempunyai kemiringan yang cukup dan tidak ada
genangan air.
c. Khusus ruang operasi, lantai rata, tidak mempunyai pori atau
lubang untuk berkembang biaknya bakteri, menggunakan bahan
vynil anti elektrostatik dan tidak mudah terbakar.

Untuk dinding (Mengacu pada KepMenKes No. 1204 tahun 2004


tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit) :
a. Dinding berwarna terang, rata, cat tidak luntur dan tidak
mengandung logam berat.
b. Sudut dinding dengan dinding, dinding dengan lantai, dinding
dengan langit-langit membentuk conus (tidak membentuk siku).
c. Dinding KM/ WC dari bahan yang kuat dan kedap air.
d. Permukaan dinding keramik rata, sisa permukaan keramik dibagi
sama ke kanan dan ke kiri.
e. Khusus ruang radiologi dinding dilapis Pb minimal 2 mm atau
setara dinding bata ketebalan 30 cm serta dilengkapi jendela kaca
anti radiasi.
f. Dinding ruang laboratorium dibuat dari porselin atau keramik
setinggi 1,5 m dari lantai.

Untuk pintu/jendela :
a. Pintu harus cukup tinggi minimal 210 cm dan lebar minimal 120
cm.
b. Pintu dapat dibuka dari luar
c. Ambang bawah jendela minimal 1 m dari lantai.

3
d. Khusus jendela yang berhubungan langsung keluar, memakai
jeruji.
e. Khusus ruang operasi, pintu terdiri dari dua daun, mudah dibuka
tetapi harus menutup sendiri (dipasang penutup pintu/ door close).
f. Khusus ruang radiologi, pintu terdiri dari dua daun pintu dan
dilapisi Pb minimal 2 mm atau setara dinding bata ketebalan 30 cm
dilengkapi dengan lampu merah tanda bahaya radiasi serta
dilengkapi jendela kaca anti radiasi.

Untuk plafond :
a. Rangka plafond kuat dan anti rayap.
b. Permukaan plafond berwarna terang, mudah dibersihkan dan tidak
menggunakan bahan asbes.
c. Langit-langit dengan ketinggian minimal 2,8 m dari lantai.
d. Langit-langit menggunakan cat anti jamur.
e. Khusus ruang operasi, harus disediakan gelagar (gantungan)
lampu bedah
Untuk ventilasi :
a. Pemasangan ventilasi alamiah dapat memberikan sirkulasi udara
yang cukup, luas minimum 15 % dari luas lantai.
b. Ventilasi mekanik disesuaikan dengan peruntukan ruangan, untuk
ruang operasi, kombinasi antara exhaust fan dan AC harus dapat
memberikan sirkulasi udara dengan tekanan positif.
c. Ventilasi AC dilengkapi dengan filter bakteri.

Untuk sanitasi :
a. Closet, urinoir, wastafel dan bak mandi dari bahan kualitas baik,
utuh dan tidak cacat serta mudah dibersihkan.
b. Urinoir dipasang/ ditempel pada dinding, kuat, dan berfungsi
dengan baik.
c. Wastafel dipasang rata, tegak lurus dinding, kuat, tidak
menimbulkan bau, dilengkapi dengan disinfektan dan tisu yang
sekali buang.
d. Indek perbandingan jumlah tempat tidur pasien dengan jumlah
toiletnya dan kamar mandi 10 : 1.
e. Indek perbandingan jumlah pekerja dengan jumlah toiletnya dan
kamar mandi 20 : 1.
1. Perbaikan terhadap setiap kerusakan yang ditemukan
Untuk menghidari terjadinya insiden maka perlu dilakukan perbaikan
setiap kerusakan baik berupa peralatan maupun sarana gedung
2. Melakukan pengamanan terhadap kegiatan pembangunan dan
renovasi bangunan
Pengamanan terhadap kegiatan renovasi dengan menggunakan ICRA
(Infection Control Risk Assessment) bekerjasama dengan bagian PPI
(Perawat Pengendali Infeksi)

Keselamatan dan Keamanan Halaman dan Lahan Parkir


1. Perluasan lahan parkir sesuai kebutuhan

4
Area parkir harus tertata dengan baik dan apabila jumlah kendaraan
semakin bertambah, direncanakan untuk penambahan lahan parkir.
2. Penambahan marka dan sarana lalu lintas
Dilakukan penambahan marka dan pengecatan marka jalan yang sudah
tidak layak, diberi rambu untuk penyandang cacat yang bisa
membedakan untuk mempermudah dan membedakan dengan fasilitas
parkir bagi umum.Untuk parkir basement dilengkapi dengan exhauster
yang memadai untuk menghilangkan udara tercemar di dalam ruang
basement, dilengkapi petunjuk arah dan disediakan tempat sampah yang
memadai serta APAR (Alat Pemadam Api Ringan).
3. Penambahan tanaman peneduh dan penghijauan
Tanaman tertata dengan baik dan tidak menutup rambu-rambu yang ada,
dipelihara dan berfungsi memberikan keindahan, kesejukan, kenyamanan
bagi pengunjung maupun pekerja dan pasien rumah sakit.
4. Pengamanan halaman dan lahan parkir rumah sakit
Pintu gerbang masuk dan keluar berbeda dan dilengkapi dengan gardu
jaga.
5. Jalan di area parkir pada kedua belah tepinya dilengkapi dengan kansten
dan di rawat. Dilakukan pemeliharaan dan perbaikan paving blok agar
lahan parkir terlihat rapi.

B. KESELAMATAN DAN KEAMANAN FASILITAS PERALATAN RUMAH


SAKIT
1. Pemeriksaan dan pemeliharaan alat kesehatan dan alat umum
Agar semua peralatan di rumah sakit selalu dalam kondisi aman dan
siap pakai maka dilakukan pemeriksaan, pemeliharaan, memiliki
perizinan, dan di kalibrasi secara berkala oleh Balai Pengujian
Fasilitas Kesehatan dan atau institusi pengujian fasilitas kesehatan
yang berwenang. Peralatan yang menggunakan sinar pengion harus
memenuhi ketentuan dan harus diawasi oleh lembaga yang
berwenang. Penggunaan peralatan medis dan non medis di rumah
sakit harus dilakukan sesuai dengan indikasi medis pasien.
2. Perbaikan setiap peralatan rumah sakit yang rusak
Peralatan rumah sakit yang rusak diperbaiki oleh teknisi internal dan
jika tidak mampu laksana, diperbaiki oleh teknisi eksternal.
3. Pencegahan terhadap kejadian kehilangan dan kerusakan asset
rumah sakit
Untuk pencegahan terhadap kehilangan dan kerusakan asset rumah
sakit, setiap petugas piket yang bertugas wajib menanyakan kepada
semua tamu/ pengunjung tentang maksud dan tujuan berkunjung ke
rumah sakit. Apabila kunjungan tersebut berkaitan dengan penugasan
maka petugas yang menerima tamu wajib menanyakan surat tugas
yang bersangkutan. Tamu/ pengunjung wajib meninggalkan tanda
pengenal di pos jaga untuk diganti dengan tanda pengenal/ kartu
tamu. Petugas mencatat nama dan alamat tamu/ pengunjung sesuai
dengan identitas yang dimiliki (KTP, SIM, PASPORT). Setelah selesai
berkunjung, tamu/ pengunjung kembali ke pos jaga untuk
menyerahkan kartu tamu dan mengambil identitasnya. Petugas
keamanan juga melakukan patrol pengaman secara rutin dan

5
berkelanjutan serta mewujudkan budaya sadar keamanan di
lingkungan rumah sakit.
4. Pengadaan fasilitas untuk keamanan ruangan
Untuk pengamanan ruangan, dipasang CCTV, kunci pengaman dan
lampu penerangan dan dilakukan pemantauan oleh petugas terkait.
C. PENCEGAHAN TERHADAP PENCURIAN, TINDAK KEKERASAN DAN
PENCULIKAN
1. Identifikasi pengunjung rumah sakit
Untuk pencegahan terhadap pencurian, tindak kekerasan dan
penculikan di rumah sakit, Setiap petugas piket yang bertugas wajib
menanyakan kepada semua tamu/pengunjung tentang maksud dan
tujuan berkunjung ke rumah sakit. Apabila kunjungan tersebut
berkaitan dengan penugasan maka petugas yang menerima tamu
wajib menanyakan surat tugas yang bersangkutan. Tamu/pengunjung
wajib meninggalkan tanda pengenal di pos jaga untuk diganti dengan
tanda pengenal/kartu tamu. Petugas mencatat nama dan alamat
tamu/pengunjung sesuai dengan identitas yang dimiliki (KTP, SIM,
PASPORT). Setelah selesai berkunjung, tamu/pengunjung kembali ke
pos jaga untuk menyerahkan kartu tamu dan mengambil identitasnya.
Untuk mencegah penculikan bayi khususnya di Kamar bayi Baru Lahir
(KBBL) perlu dilakukan :
a. Tentukan siapa saja yang boleh masuk KBBL (Perawat/ Bidan/
Dokter/ Ibu yang melahirkan).
b. Pengunjung hanya boleh melihat bayi dari luar KBBL.
c. KBBL dilengkapi dengan fasilitas berupa pintu pangaman (pintu
dibuka dengan kode khusus), dan CCTV.
d. Lakukan pengamanan secara rutin dan periodik oleh petugas
piket.
e. Apabila ditemukan ada pengunjung yang mencurigakan, perawat
KBBL segera melaporkan kepada kepala perawat untuk ditindak
lanjuti sesuai ketentuan yang berlaku. Perawat KBBL harus selalu
melakukan pengecekan dan identitas bayi yang ada di KBBL.
Apabila terjadi kecurigaan ada bayi hilang di KBBL, perawat KBBL
segera melaporkan kepada kepala perawat petugas keamanan.
Atas dasar laporan tersebut perawat memberi kode “Code Pink”.
Perawat segera menghubungi pos keamanan dipintu masuk/
keluar untuk mengecek melalui monitor CCTV dan mengambil
tindakan pencegahan/ pengamanan terhadap kemungkinan bayi
dibawa keluar dari rumah sakit melalui pintu tersebut.
2. Pemasangan CCTV
Perangkat CCTV dipasang di daerah yang rawan dan strategis KBBL,
Ruang tunggu, Perawatan objek/ sarana vital dll.
3. Pemasangan kunci pengaman otomatis
Kunci pengaman otomatis dipasang di area Kamar Bayi Baru Lahir
(KBBL) dapat dibuka dengan menggunakan kode tertentu.
4. Diklat pencegahan dan penanggulangan terhadap pencurian, tindak
kekerasan dan penculikan.

6
5. Berkoordinasi dengan bagian Diklat untuk memberikan bekal kepada
petugas dilapangan agar selalu siap dan terlatih apabila ada kejadian
pencurian, tindak kekerasan dan penculikan.
6. Melakukan koordinasi secara intensif dengan instansi keamanan
setempat
Rumah Sakit Sumberglagah melakukan koordinasi dengan Polsek,
Polres, Koramil dan Kodim agar setiap permasalahan yang
menyangkut keamanan pasien, pengunjung dan staf dapat dapat
diatasi dengan cepat dan tepat.

D. PENCEGAHAN PASIEN JATUH


1. Pemasangan dan pengawasan anti slip pada anak tangga
Persyaratan keamanan untuk tangga antara lain :
a. Dipasang anti slip pada bibir anak tangga
b. Lebar tangga minimum 120 cm jalan searah dan 160 cm jalan dua
arah.
c. Lebar injakan minimum 28 cm.
d. Tinggi injakan maksimum 21 cm.
e. Tidak berbentuk bulat/spiral.
f. Memiliki dimensi pijakan dan tanjakan yang seragam.
g. Memiliki kemiringan injakan < 90°.
h. Dilengkapi pegangan, minimum pada salah satu sisinya.

Dilakukan ceklis dan apabila ada kerusakan segera dilaporkan ke


pimpinan untuk segera dilakukan perbaikan.
2. Pemasangan dan pengawasan railing tangga
Railing tangga mudah dipegang, ketinggian 60-80 cm dan bebas
hambatan.
3. Pengawasan terhadap penahan tempat tidur anak
Tempat tidur anak dilengkapi dengan penahan pada kedua tepinya
agar tidak berisiko jatuh.
4. Pengawasan terhadap pembersihan lantai
Lantai yang akan di lakukan pembersihan, diberi tanda “lantai licin”
agar semua orang yang melintas melihat tanda tersebut dan tidak
melewati lantai tersebut, sehingga terhindar dari insiden terpeleset/
terjatuh. Pengawasan dilakukan oleh Tim pengawas yang ditunjuk.
5. Pengadaan dan pengawasan terhadap ram/ jalan melandai. Jalan
melandai dipasang alas anti slip agar setiap orang yang lewat tidak
terpeleset/ terjatuh. Ram dilengkapi dengan pegangan rambatan, kuat
dan ketinggian 80 cm.

7
BAB IV DOKUMENTASI

A. PENCATATAN
1. Inventarisasi seluruh peralatan medis, peralatan umum dan bangunan
gedung untuk mempermudah pemeliharaan dan perbaikan.
2. Kegiatan pengawasan fasilitas terkait dengan pengelolaan risiko.
3. Dokumen atau ceklist yang terkait dengan keselamatan dan
keamanan fasilitas fisik dan bangunan.
4. Kegiatan pemeliharaan/ perbaikan sarana fasilitas fisik di Rumah Sakit
Sumberglagah.

B. PELAPORAN
1. Setiap kegiatan keselamatan dan keamanan fasilitas rumah sakit yang
terkait dengan pengelolaan risiko dilaporkan kepada Direktur Rumah
Sakit.
2. Hasil pengawasan dan evaluasi serta rencana tindak lanjut dilaporkan
kepada Direktur Rumah Sakit.

DIREKTUR
RUMAH SAKIT SUMBERGLAGAH

dr. I G.N. Arya Sidemen, S.E., M.P.H.


Pembina Tk. I
NIP.19630916 198903 1 008

Anda mungkin juga menyukai